Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Tatalaksana
Penatalaksanaan untuk SGB diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu terapi suportif dan
terapi imunomodulator.
Terapi suportif
Airway dan Breathing
Sekitar 30% pasien SGB membutuhkan pemakaian ventilator. Kelaianan pada sistem
respirasi dapat terjadi dengan cepat, untuk itu penialain terhadap sistem respirasi harus
diperhatikan. Petanda klinis untuk menilai kebutuhan terhadap pemasangan ventilator yaitu
kelemahan bulbar, ketidakmampuan mengangkat kepala dan takipnea.2,3
Pemantauan ketat tes fungsi pernapasan sangat penting. Kapasitas vital harus diukur
tiga kali per hari dan dapat dengan mudah dinilai di samping tempat tidur. Pengukuran kapasitas
vital menyediakan informasi tentang kecukupan pernapasan. Tekanan inspirasi dan ekspirasi
maksimal mungkin juga diukur dan memberikan informasi tentang kekuatan otot pernapasan.
Pemantauan ini sulit untuk menilai pasien dengan kelemahan bulbar. Gas darah arteri dapat
diukur untuk menilai fungsi pernafasan. Saturasi oksigen dengan mudah dipantau tetapi
desaturasi bisa menjadi tanda akhir.2
Indikasi klinis untuk intubasi dan ventilasi meliputi:
Kapasitas vital kurang dari 1L atau kurang dari 15 ml.kg-1
tekanan inspirasi maksimum kurang dari 30cmH2O
Tekanan ekspirasi maksimum kurang dari 40cmH2O
Keterlibatan bulbar dengan ketidakmampuan untuk batuk, menelan dan melindungi jalan napas
Bukti kegagalan pernafasan pada gas darah arteri dan ketidakstabilan otonom.3
Trakeostomi harus dipertimbangkan jika dukungan pernapasan berkepanjangan
kemungkinan akan diperlukan. Pernapasan fisioterapi dapat sangat diperlukan dalam membantu
pembersihan sekresi dan pencegahan pneumonia.3
Pertimbangan anestesi pada pasien SGB
Suksinilkolin merupakan kontraindikasi mutlak pada pasien dengan SGB. Ada
sejumlah kasus laporan hiperkalemia berat, aritmia yang mengancam nyawa, dan
serangan jantung setelah administrasinya.4
Kardiovaskular
Disfungsi otonom terjadi pada sekitar 70% pasien dan dapat mengancam jiwa.
Dianjurkan untuk dilakukan pemantauan EKG, tekanan darah dan keseimbangan
cairan. Aritmia yang paling umum terlihat adalah sinus takikardia namun
berbagai perubahan EKG lain telah diamati termasuk atrium dan ventrikel
takiaritmia, interval QT yang memanjang, blok atrioventrikular dan bahkan
detak jantung.3
Tekanan darah dapat berfluktuasi antara hipertensi berat dan hipotensi.
Hipotensi ortostatik sering terjadi pada pasien dengan SGB ini. Pemantauan
harus dilakukan secara ketat dalam pengobatan tekanan darah dengan obat
vasoaktif karena sebagian besar pasien sangat sensitif terhadap efek obat
ini. Pasien yang diintubasi dengan disfungsi otonom
dapat mengalami ketidakstabilan setelah dilakukan suction padatrakea.3
Gastrointestinal
Nutrisi yang baik sangat penting terutama untuk pasien-pasien dengan
kelemahan bulbar, dan orang-orang yang dibius dan menggunkan ventilasi
mekanik. Asupan oral yang buruk memerlukan tambahan asupan enteral atau
makan parenteral. Masukan ahli gizi ini berguna untuk memastikan cukup
kalori, mikronutrien, cairan dan asupan elektrolit.
Pasien dengan disfungsi otonom dapat mengalami ileus paralitik. Pada kasus
ini dapat diberikan obat prokinetik seperti metoclopramide atau ertiromisin.

Anda mungkin juga menyukai