Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“KEBUTUHAN RASA NYAMAN AMAN”

Definisi
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari).
Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam
berespon terhadap suatu ransangan (Potter & Perry, 2006). Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik
dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan
baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi,
2008).

Menurut koziar (2010), mengatakan bahwa keamanan adalah keadaan bebas dari segalah fisik
fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Sedangkan kenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar
manusia meliputi kebutuhan akan ketentraman, kepuasan, kelegaan dan tersedia.
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti
dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh,
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial,
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo /
hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo / hipertermia merupakan kondisi
yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan
tanda pada pasien.
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2006). Pada
saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak dan thalamus, sistem
saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang
simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis yang menimbulkan gangguan
rasa nyaman aman.
Klasisfikasi

1. Klasifikasi Nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
1) Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat
burning (seperti terbakar). (contoh: terkena ujung pisau atau gunting)
2) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh Darah, tendon
dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama daripada cutaneous. (contoh: sprain sendi)
3) Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan
thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan
b. Berdasarkan penyebab:
1) Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (contoh: fraktur femur)
2) Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari
emosi/psikis dan biasanya tidak disadari. (contoh: orang yang marah-marah, tiba-tiba
merasa nyeri pada dadanya)
Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut
c. Berdasarkan lama/durasinya
1) Nyeri akut. Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera
spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal ini
menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita
untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan
tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan
dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan
biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai
nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.
2) Nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan
dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat
tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena
biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu
tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan
sendirinya.
d. Berdasarkan lokasi/letak
1) Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (contoh: cardiac
pain)
2) Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal dari
jaringan penyebab
3) Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (contoh: nyeri kanker maligna)
4) Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang (contoh: bagian tubuh
yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis
Nyeri secara esensial dapat dibagi atas dua tipe yaitu nyeri adaptif dan nyeri maladaptif.
Nyeri adaptif berperan dalam proses survival dengan melindungi organisme dari cedera atau
sebagai petanda adanya proses penyembuhan dari cedera. Nyeri maladaptif terjadi jika ada
proses patologis pada sistem saraf atau akibat dari abnormalitas respon sistem saraf. Kondisi ini
merupakan suatu penyakit (pain as a disease).
Pada praktek klinis sehari-hari kita mengenal 4 jenis nyeri:

a) Nyeri Nosiseptif
Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan. Pada umumnya, tipe
nyeri ini tidak memerlukan terapi khusus karena perlangsungannya yang singkat. Nyeri ini dapat
timbul jika ada stimulus yang cukup kuat sehingga akan menimbulkan kesadaran akan adanya
stimulus berbahaya, dan merupakan sensasi fisiologis vital. Intensitas stimulus sebanding dengan
intensitas nyeri. Contoh: nyeri pada operasi, nyeri akibat tusukan jarum, dll.
b) Nyeri Inflamatorik
Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan atau lesi
jaringan. Nyeri tipe II ini dapat terjadi akut dan kronik dan pasien dengan tipe nyeri ini, paling
banyak datang ke fasilitas kesehatan. Contoh: nyeri pada rheumatoid artritis.
c) Nyeri Neuropatik
Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer (seperti pada neuropati
diabetika, post-herpetik neuralgia, radikulopati lumbal, dll) atau sentral (seperti pada nyeri pasca
cedera medula spinalis, nyeri pasca stroke, dan nyeri pada sklerosis multipel).
d) Nyeri Fungsional
Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya abnomalitas perifer dan defisit
neurologis. Nyeri disebabkan oleh respon abnormal sistem saraf terutama hipersensitifitas
aparatus sensorik. Beberapa kondisi umum memiliki gambaran nyeri tipe ini yaitu fibromialgia,
iritable bowel syndrome, beberapa bentuk nyeri dada non-kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang.
Tidak diketahui mengapa pada nyeri fungsional susunan saraf menunjukkan sensitivitas
abnormal atau hiper-responsifitas (Woolf, 2004).
Nyeri nosiseptif dan nyeri inflamatorik termasuk ke dalam nyeri adaptif, artinya proses
yang terjadi merupakan upaya tubuh untuk melindungi atau memperbaiki diri dari kerusakan.
Nyeri neuropatik dan nyeri fungsional merupakan nyeri maladaptif, artinya proses patologis
terjadi pada saraf itu sendiri sehingga impuls nyeri timbul meski tanpa adanya kerusakan
jaringan lain. Nyeri ini biasanya kronis atau rekuren, dan hingga saat ini pendekatan terapi
farmakologis belum memberikan hasil yang memuaskan.

Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis

1. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa
aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi

. Pemeriksaan radiologik : untuk melihat ukuran rongga orbita, terjadinya kerusakan tulang,
terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optic.
2. Pemeriksaan ultrasonografi : untuk mendapatkan kesan bentuk tumor, konsistensi tumor,
teraturnya susunan tumor dan adanya infiltrasi tumor.
3. CT-scan/MRI orbita : untuk menentukan ganas atau jinak tumor, adanya vaskularisasi pada
tumor dan terjadinya perkapuran pada tumor.
4. Arteriografi : untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan bergesernya pembuluh darah
disekitar tumor, adanye pembuluh darah dalam tumor (Sidarta, 2005)

b. Menggunakan skala nyeri


1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik
2) Sedang= Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih
merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
3) Berat= Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang
klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan
klien merespon dengan cara memukul.

Penatalaksanaan Gangguan KDM

a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi
memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan
emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu
informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu
mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman
dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain.
Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton
televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi
pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgetik
Pemberian obat analgetik sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat
analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan
menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti decubitus
Pathaway

Faktor Keturunan Factor lingkungan (virus, zat


kimia Radiasi

Mutasi Gen

Gangguan citra Pertumbuhan sel abnormal


tubuh

Tumor Palpebra

Destruksi saraf Massa tumor Tumor menempati Mestastase


memenuhi vitrous macula perkembangan
Leukokoria penyakitit
Pengeluaran
substasi Peningkatan tekanan
bradikinin intraokular Mendesak sarap pengelihatan
(optikus dan okulomotorik) Ansietas
nosiseptor gangguan pergerakan bola
Terjadi glaucoma mata

Medulla spinalis
Penurunan lapang Strabismus
pandang
Korteks selebri
Penurunana fungsi
Risisko cedera pengelihatan

Intepretasi nyeri
Gangguan persepsi
sensorik pengelihatan
Gangguan rasa
nyaman

Pengkajian KDM

2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan klien
mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam
lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan
mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
b. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah menyebabkan
terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga
mengganggu rasa nyaman klien
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman.
Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit
sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
1. Aktivitas/ Istirahat
 Gejala perubahan aktivitas biasanya /pekeerjaan sehubungan dengan gangguan penglihatan
2. Makanan/ cairan
 Mual / muntah (glaucoma akut)
3. Neurosensori
 Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/ tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa di
ruang gelap. Penglihatan berawan/ kabur, tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar,
kehilangan penglihatan perifer, fotofobia. Perubahan kacamata / pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan.
 Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak). Pupil menyempit dan merah / mata
keras dengan kornea berawan (glaucoma akut). Peningkatan air mata.
4. Nyeri/ kenyamanan
 Gejala à Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/ berat menetap
atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut).

Diagnosa Keperawatan

1. risiko cedera berhubungan dengan Gangguan persepsi sensori


2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri
3. Gagguan citra tubuh berhubungan dengan
Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1 Risiko cedera Tumor palpebra Risiko cidera
berhubungan dengan
Massa tumor memenuhi
gangguan persepsi
vitrous
sensori : pengelihatan
Peningkatan tekanan
intraocular

Terjadi glaucoma

Penurunanan lapang
pandang

Risiko cedera

2 Gangguan Rasa Tumor Palpebra Gangguan rasa


nyaman Destruksi saraf nyaman aman
Nosiseptor (medulla berhubungan dengan
spinalis dan korteks nyeri
selebri)

Interpretasi nyeri

Gangguan rasa nyaman


aman
3 Gangguan citra tubuh Pertumbuhan sel abnormal Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
Tumor palpebral
disabilitas
Gangguan citra tubuh

Nursing Care Plan

No Diagnosa Tujuan Implementasi Rasional


1 Risiko cedera Fall risk Fall prevention

Pasien tidak jatuh saat Memberikan


berjalan pemahaman pada
pasien dan
Pasien tidak jatuh dari
keluarga untuk
tempat tidur
meminta bantuan
Tidak jatuh di kamar jika ingin
mandi berpindah

Menganjurkan
pasien untuk lebih
banyak
beristirahat

Membantu pasien
mencari posisi
yang nyaman saat
ingin melakukan
sesuatu

Environmental
management:
comport

Ciptakan
lingkungan yang
aman untuk klien
dengan
mengidentifikasi
hal-hal yang
membahayakan di
lingkungan baik
fisik, biologis,
kimiawi

Singkirkan bahan
atau benda yang
membahayakan
klien

Sediakan alat
bantu untuk
perlindungan
pasien seperti
pegangan untuk
berjalan baik di
toilet atau di
ruang perawatan
untuk membatasi
akses pada situasi
yang
membahayakan
2 Gangguan rasa Pain level Pain
nyaman management
TTV dalam batas
normal (120/80 mmhg) Kaji nyeri secara
komprehensif
Nadi 60-100x/menit
(lokasi,
Pain control karakteristik,
durasi, frekuensi,
Pasien mampu
kualitas dan
mengontrol nyeri
faktor presipitasi
Pasien mampu Observasi reaksi
melaporkan perubahan non verbal dari
ketidak
nyeri
nyamanan.

3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
klien sebelumnya
4. Kontrol faktor
lingkungan yang
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
5. Pilih dan
lakukan
penanganan nyeri
(farmakologis/non
farmakologis).
6. Ajarkan teknik
non farmakologis
(relaksasi,
distraksi dll) untuk
mengatasi nyeri.
7. Kolaborasi
pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri.
8. Evaluasi
tindakan
pengurang
nyeri/kontrol
nyeri.

9. Monitor TTV

3 Gangguan citra Adaptasi terhadap Peningkatan


tubuh disabilitas fisik citra tubuh

Pasiem mampu Bantu pasien


menyesuaikan dengan mendiskusikan
kondisi yang dialami perubahan-
perubahan bagian
Beradaptasi terhadap
tubuh disebabkan
keterbatasan
karena penyakit
Adanya peningkatan atau pembedahan
dalam kenyamanan
Bantu pasien
psikologis
mengidentifikasi
Tingkat kecemasanm tindakan-tindakan
social yang dapat

Pasien tidak meningkatkan


menghindari situasi penampilan
social Identifikasi

Pasien tidak kelompok


menghindari pergi pendukung yang
keluar rumah tersedia bagi
pasien
Pasien mampu
menerima persepsi diri Peningkatan
negatife dari orang lain harga diri

Dukung pasien
untuk
mengidentifikasi
kekuatannya

Dukung pasien
untuk
memberikan
pemikiran yang
positif terhadap
diri sendiri secara
verbal

Bantu pasien
untuk menerima
ketergantungan
terhadap orang
lain

Dukung pasien
untuk menerima
tantangan baru

Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jkarta: Salemba Medika.

Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik


Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta: Mediaction

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4.
Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • VARIABEL
    VARIABEL
    Dokumen1 halaman
    VARIABEL
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Pathway SNH Terbaru
    Pathway SNH Terbaru
    Dokumen2 halaman
    Pathway SNH Terbaru
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tentang Ekonomi Dan Investasi
    Makalah Tentang Ekonomi Dan Investasi
    Dokumen14 halaman
    Makalah Tentang Ekonomi Dan Investasi
    chairil syam
    Belum ada peringkat
  • Mpasi Leaflet
    Mpasi Leaflet
    Dokumen3 halaman
    Mpasi Leaflet
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Rika Wulandari PDF
    Rika Wulandari PDF
    Dokumen10 halaman
    Rika Wulandari PDF
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Mpasi Leaflet
    Mpasi Leaflet
    Dokumen3 halaman
    Mpasi Leaflet
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Katarak PDF
    Leaflet Katarak PDF
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Katarak PDF
    Tha Rachma
    Belum ada peringkat
  • Asam Urat PDF
    Asam Urat PDF
    Dokumen3 halaman
    Asam Urat PDF
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Jurnal
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Jurnal
    Ringkasan Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Ringkasan Jurnal
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Jurnal
    Ringkasan Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Ringkasan Jurnal
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Dapus Buk Mulia
    Dapus Buk Mulia
    Dokumen2 halaman
    Dapus Buk Mulia
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas Akhir
    Tugas Akhir
    Dokumen45 halaman
    Tugas Akhir
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hipertensi
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • WOC Ca Serviks
    WOC Ca Serviks
    Dokumen1 halaman
    WOC Ca Serviks
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • SAP Peregangan Statis Belum Fix
    SAP Peregangan Statis Belum Fix
    Dokumen16 halaman
    SAP Peregangan Statis Belum Fix
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • SAP Peregangan Statis Belum Fix
    SAP Peregangan Statis Belum Fix
    Dokumen16 halaman
    SAP Peregangan Statis Belum Fix
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Makalah Widia
    Makalah Widia
    Dokumen35 halaman
    Makalah Widia
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • TUAYU
    TUAYU
    Dokumen3 halaman
    TUAYU
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • TUAYU
    TUAYU
    Dokumen3 halaman
    TUAYU
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Definisi Pengertian
    Definisi Pengertian
    Dokumen14 halaman
    Definisi Pengertian
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Definisi Pengertian
    Definisi Pengertian
    Dokumen14 halaman
    Definisi Pengertian
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Dapus Buk Mulia
    Dapus Buk Mulia
    Dokumen2 halaman
    Dapus Buk Mulia
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Ispa
    Leaflet Ispa
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Ispa
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Renpra
    Renpra
    Dokumen6 halaman
    Renpra
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • Pathway Tumor Otak
    Pathway Tumor Otak
    Dokumen1 halaman
    Pathway Tumor Otak
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • SDM Widia
    SDM Widia
    Dokumen26 halaman
    SDM Widia
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • SPSK Nebulz+Terapi O2
    SPSK Nebulz+Terapi O2
    Dokumen8 halaman
    SPSK Nebulz+Terapi O2
    agus sugiartha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Jadi
    Daftar Isi Jadi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Jadi
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen1 halaman
    BBLR
    Dian Mirayanti
    Belum ada peringkat