Anda di halaman 1dari 16

Definisi Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu

insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram .

Sectio caesarea atau bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan
sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu (laparotomi) dan uterus
(hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih.

Proses persalinan operasi caesar umumnya berlangsung sekitar satu jam. Pada pasien dengan
pembiusan total, kesadaran akan berlangsung pulih secara bertahap setelah penjahitan luka
operasi Sedangkan pada pembiusan regional, dengan anasthesi epidural atau spinal (memasukkan
obat bius melalui suntikan pada punggung), ibu bersalin akan tetap sadar hingga operasi selesai
dan hanya bagian perut ke bawah akan hilang sensasi rasa sementara

Klasifikasi Jenis Luka Sectio Caesarea :

a. Sectio Caesaria Transperitonealis Profunda Pembedahan yang paling banyak dilakukan


dengan insisi di segmen bawah uterus. Keunggulan: Perdarahan minimal, bahaya
peritonitis, rupture uteri.

b. Sectio Caesaria Klasik atau Sectio Caesaria Corporal insisi pada bagian tengah korpus
uteri sepanjang cm dengan ujung bawah di atas batas plika vesiko uterine Dilakukan
apabila ada halangan untuk melakukan sectio caesaria transperitonealis profunda. Ex:
Perlekatan uterus pada dinding abdomen coz sectio caesare sebelumnya, Plasenta previa:
bahaya perdarahan apabila dilakukan insisi bagian bawah uterus melalui Sectio Caesaria
Transperitonealis Profunda. Kelemahan bahaya peritonitis, 4x lipat bahaya rupture uteri
pada kehamilan yang akan datang.

c. Sectio Caesaria Ekstraperitoneal Sectio Caesaria ini dilakukan untuk mengurangi bahaya
infeksi puerperal Tidak lagi dilakukan Pembedahan tersebut sulit dalam tehniknya dan
pengobatan infeksi sudah mengalami kemajuan
A. Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria
1. Pengertian Luka Sectio Caesaria

a. Pengertian Sectio Caesaria

Sectio Caesaria secara umum adalah operasi yang

dilakukan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dengan

membuka dinding perut dan uterus (Wiknjosastro, 2005).

b. Luka

Luka adalah gangguan dalam kontinuitas sel-sel kemudian

diikuti dengan penyembuhan luka yang merupakan pemulihan

kontinuitas tersebut (Brunner dan Suddart, 2001). Pengertian luka

sectio caesaria adalah gangguan dalam kontinuitas sel akibat dari

pembedahan yang dilakukan untuk mengeluarkan janin dan

plasenta, dengan membuka dinding perut dengan indikasi tertentu.

2. Klasifikasi Jenis Luka Sectio Caesaria

Menurut Wiknjosastro (2005), luka Sectio Caesaria dapat

diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu:

a. Sectio Caesaria Transperitonealis Profunda

Merupakan pembedahan yang paling banyak dilakukan dengan insisi di

segmen bawah uterus. Keunggulan pembedahan ini adalah perdarahan

luka insisi tidak seberapa banyak. Bahaya tidak besar. Parut pada uterus

umumnya kuat sehingga bahaya rupture uteri dikemudian hari tidak besar

karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak

mengalami kontraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat sembuh

lebih sempurna.
b. Sectio Caesaria Klasik atau Sectio Caesaria Corporal

Merupakan pembuatan insisi pada bagian tengah korpus

uteri sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas batas plika

vesiko uterine. Insisi ini dibuat hanya diselenggarakan apabila ada

halangan untuk melakukan sectio caesaria transperitonealis

profunda (misalnya melekat eratnya uterus pada dinding perut

karena Sectio Caesaria yang dahulu, insisi di segmen bawah uterus

mengandung bahaya perdarahan banyak berhubungan dengan

letaknya plasenta pada plasenta previa). Kekurangan pembedahan

ini disebabkan oleh lebih besarnya bahaya peritonitis, dan kira-

kira 4 kali lebih bahaya rupture uteri pada kehamilan yang akan

datang. Sesudah Sectio Caesaria klasik sebaiknya dilakukan

sterilisasi atau histerektomi.

c. Sectio Caesaria Ekstraperitoneal

Sectio Caesaria ini dilakukan untuk mengurangi bahaya

infeksi puerperal, akan tetapi dengan kemajuan pengobatan

terhadap infeksi, pembedahan Sectio Caesaria ini sekarang tidak

banyak lagi dilakukan. Pembedahan tersebut sulit dalam

tehniknya.
3. Penyulit yang Biasa Terjadi pada Tindakan Operasi Sectio Caesaria

Menurut Wiknyosastro (2005), penyulit yang biasa terjadi

pada tindakan Operasi Sectio Caesaria antara lain :

a. Pada Ibu

1) Infeksi Purperalis

Pasien yang mengalami sectio caesaria karena plasenta previa

karena perdarahan dan karena ketuban pecah dini resikonya

lebih besar dari pada pasien yang mengalami sectio caesaria

elektif.

2) Perdarahan

Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika

cabang arteri uterina ikut terbuka atau karena uterina uteri.

3) Komplikasi-komplikasi lain, seperti luka kandung kemih,

embolisme paru, komplikasi ini jarang terjadi.

4) Suatu komplikasi baru yang tampak kemudian, ialah kurang

kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan

berikutnya terjadi rupture uteri.

4. Komplikasi Luka

a. Hematoma

Balutan dilihat terhadap perdarahan (hemoragi) pada

interval yang sering selama 24 jam setelah pembedahan. Setiap

perdarahan dalam jumlah yang tidak semestinya dilaporkan.


Pada waktunya, sedikit perdarahan terjadi pada bawah kulit.

Hemoragi ini biasanya berhenti secara spontan tetapi

mengakibatkan pembentukan bekuan didalam luka. Jika bekuan

kecil, maka akan terserap dan tidak harus ditangani. Ketika

lukanya besar dan luka biasanya menonjol dan penyembuhan

akan terhambat kecuali bekuan ini dibuang. Proses penyembuhan

biasanya dengan granulasi atau penutupan sekunder dapat

dilakukan.

b. Infeksi

Stapihylococcuss Aureus menyebabkan banyak infeksi

luka pasca operatif. Infeksi lainnya dapat terjadi akibat

escherichia coli, proteus vulgaris. Bila terjadi proses inflamatori,

hal ini biasanya menyebabkan gejala dalam 36 sampai 48 jam.

Frekwensi nadi dan suhu tubuh meningkat, dan luka biasanya

membengkak, hangat dan nyeri tekan, tanda-tanda lokal mungkin

tidak terdapat ketika infeksi sudah mendalam.

c. Dehiscene dan Eviserasi

Dehicence adalah gangguan insisi atau luka bedah dan eviserasi

adalah penonjolan isi luka. Komplikasi ini sering terjadi pada jahitan

yang lepas, infeksi dan yang lebih sering lagi karena batuk keras dan

mengeja
5. Proses Penyembuhan Luka

Menurut Moya, Morison (2003) proses fisiologis

penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 3 fase utama, yaitu:

a. Fase Inflamasi (durasi 0-3 hari)

Jaringan yang rusak dan sel mati melepaskan histamine dan

mediator lain, sehingga dapat menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh

darah sekeliling yang masih utuh serta meningkatnya penyediaan darah

ke daerah tersebut, sehingga menyebabkan merah dan hangat.

Permeabilitas kapiler darah meningkat dan cairan yang kaya akan protein

mengalir ke interstitial menyebabkan oedema lokal.

b. Fase destruksi (1-6 hari)

Pembersihan terhadap jaringan mati atau yang mengalami

devitalisasi dan bakteri oleh polimorf dan makrofag. Polimorf

menelan dan menghancurkan bakteri. Tingkat aktivitas polimorf

yang tinggi hidupnya singkat saja dan penyembuhan dapat

berjalan terus tanpa keberadaan sel tersebut.

c. Fase Proliferasi (durasi 3-24 hari)

Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring

untuk sel-sel yang bermigrasi. Fibroblas melakukan sintesis

kolagen dan mukopolisakarida.


d. Fase Maturasi (durasi 24-365 hari)

Dalam setiap cedera yang mengakibatkan hilangnya kulit,

sel epitel pada pinggir luka dan sisa- sisa folikel membelah dan

mulai berimigrasi di atas jaringan granulasi baru.

6. Tipe Penyembuhan Luka

Menurut Moya, Morison (2003) proses penyembuhan luka akan

melalui beberapa intensi penyembuhan, antara lain:

a. Penyembuhan Melalui Intensi Pertama (Primary Intention)

Luka terjadi dengan pengrusakan jaringan yang minimum,

dibuat secara aseptic, penutupan terjadi dengan baik, jaringan

granulasi tidak tampak, dan pembentukan jaringan parut minimal.

b. Penyembuhan Melalui Intensi Kedua (Granulasi )

Pada luka terjadi pembentukan pus atau tepi luka tidak

saling merapat, proses penyembuhannya membutuhkan waktu

yang lama.

c. Penyembuhan Melalui Intensi Ketiga (Secondary Suture)

Terjadi pada luka yang dalam yang belum dijahit atau

terlepas dan kemudian dijahit kembali, dua permukaan granulasi

yang berlawanan disambungkan sehingga akan membentuk

jaringan parut yang lebih dalam dan luas.


7. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Sectio Caesaria

Menurut Craven dan Hirnle (2000), yang mempengaruhi

penyembuhan luka dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Faktor Luka

1) Kontaminasi Luka

Tehnik pembalutan yang tidak adekuat, bila terlalu kecil

memungkinkan invasi dan kontaminasi bakteri, jika terlalu

kencang dapat mengurangi suplay oksigen yang membawa

nutrisi dan oksigen.

2) Edema

Penurunan suplay oksigen melalui gerakan meningkat

tekanan intersisial pada pembuluh darah.

3) Hemoragi

Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel

mati yang harus disingkirkan.

b. Faktor Umum

1) Usia

Makin tua pasien, makin kurang lentur jaringan.

2) Nutrisi
Pada penyembuhan luka kebutuhan akan nutrisi meningkat seiring

dengan stress fisiologis yang menyebabkan defisiensi protein,


nutrisi yang kurang dapat menghambat sintesis kolagen dan

terjadi penurunan fungsi leukosit.

3) Obesitas

Pada pasien obesitas jaringan adiposa biasanya mengalami

avaskuler sehingga mekanisme pertahanan terhadap mikroba

sangat lemah dan mengganggu suplay nutrisi kearah luka,

akibatnya penyembuhan luka menjadi lambat.

4) Medikasi

Pada beberapa obat dapat mempengaruhi penyembuhan luka,

seperti steroid, anti koagulan, anti biotik spektrum luas.

c. Faktor lokal

1) Sifat injuri

Kedalaman luka dan luas jaringan yang rusak mempengaruhi

penyembuhan luka, bahkan bentuk luka.

2) Adanya infeksi

Jika pada luka terdapat kuman patogen penyebab infeksi, maka

penyembuhan luka menjadi lambat.

3) Lingkungan setempat

Dengan adanya drainase pada luka. PH yang harusnya antara

7,0 sampai 7,6 menjadi berubah sehingga mempengaruhi

penyembuhan luka. Selain itu, adanya tekanan pada area luka

dapat mempengaruhi sirkulasi darah pada daerah luka.


8. Perawatan Luka Operasi

Luka perlu ditutup dengan kasa steril, sehingga sisa darah dapat

diserap oleh kasa. Dengan menutup luka itu kita mencegah terjadinya

kontaminasi (kemsukan kuman), tersenggol, dan memberi kepercayaan pada

pasien bahwa lukanya diperhatikan oleh perawat.

Sehabis operasi, luka yang timbul langsung ditutup dengan kasa steril selagi

dikamar bedah dan biasanya tidak perlu diganti sampai diangkat jahitannya,

kecuali bila terjadi perdarahan sampai darahnya menembus diatas kasa,

barulahdiganti dengan kasa steril. Pada saat mengganti kasa yang lama perlu

diperhatikan tehnik asepsis supaya tidak terjadi infeksi. Jahitan luka dibuka

setengahnya pada hari kelima dan sisanya dibuka pada hari keenam atau

ketujuh (Oswari, 2005)


.

9. Status kesehatan yang mempengaruhi proses penyembuhan luka

Sectio caesaria

a. Sectio caesaria pada ibu hamil yang menderita Diabetes Melitus

Keadaan ini tidak berbeda dengan kehamilan non

diabetes. Penatalaksanaan diabetes lebih mudah, karena pasien

dapat makan karbohidrat peroral segera setelah periode pasca

bedah ketika kebutuhan insulin menurun dengan tajam.

Biasanya dipilih glukosa dan insulin intra vena untuk mengelola

periode pra dan intra bedah dalam kasus sectio caesaria

dibawah anestesi umum. Penderita Diabetes Melitus yang

melahirkan Sectio caesaria baik sebagai prosedur yang

direncanakan maupun tidak berada dalam peningkatan resiko

intra uterin pasca bedah dan infeksi luka menurut Diamond dan

rekan (1986) dikutip oleh Michael, (1996). Setiap perhatian

perlu ditujukan untuk menghindarkan infeksi, dan resiko

sangat tinggi . pemberian antibiotika profilaksis merupakan hal

yang sesuai (Michael, 1996).


b. Sectio caesaria elektif pada hipertensi kehamilan

Diagnosis preeklamsi berat sudah ditegakkan, kecendrungan

untuk kelahiran janin segera. Beberapa kekhawatiran, antara lain

serviks yang kurang siap sehingga induksi persalinan kurang

berhasil, adanya perasaan darurat karena keparahan preeklamsi,

dan perlunya mengkoordinasikan perawatan neonatal, mendorong

sebagian dokter untuk menganjurkan sectio caesaria elektif

(Cunningham, G, 2005).
JOB SHEET

PERAWATAN LUKA POST OPERASI SC / GANTI VERBAN

KESELAMATAN KERJA
1. Pastikan langkah-langkah dilakukan secara benar dan sisetematis
2. Tetap menjaga kesterilan alat dan bahan yang digunakan
3. Jaga pivacy pasien, sehingga pasien betul-betul merasa nyaman
4. Melakukan pencegahan infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan serta menggunakan sarung tangan
5. Letakkan semua alat ditempat yang mudah dijangkau

PEKERJAAN KLINIK
Peralatan :
1. Handuk kering
2. Bak instrumen ( Sepasang handscoon, 2 buah pinset, Kassa steril)
3. Bengkok
4. Salep luka
5. Perlak
6. Selimut
7. Kom 1 buah

Bahan
1. Air bersih dan sabun cuci tangan
2. Plester
3. Larutan antiseptik/NaCl
4. Supratul

PROSEDUR KERJA
NO LANGKAH KERJA CEKLIS
1. Beri salam dan perkenalkan diri
Key point :
Senyum, sapa dan sopan
2. Beri informasi kepada ibu, jelaskan tindakan yang akan
dilakukan sampai pasien menerti dan menyetujui tindakan
yang akan dilakukan
Lakukan informed consent
3. Persiapan alat
Persiapkan alat, bahan dan perlengkapan lainnya untuk
melkaukan tindakan ganti verban
1. Bak instrumen berisi :
a. Sepasang handscoon
b. 2buah pinset
c. Kassa steril
2. Bengkok
3. Salep luka
4. Perlak
5. Selimut
6. Kom 1 buah
7. Handuk kering
4. Atur posisi pasien snyaman mungkin, sebaiknya pasien
dalam posisi terlentang agar mempermudah perawatan
ganti verban
5. Cuci tangan sebelum tindakan dan keringkan, cuci tangan
sesuai prosedur dan keringkan dengan handuk kering
6. Buka bak instrumen dan emmakai handscoon
Key point :
Hal ini untuk mencegah infeksi
7. Membuka kassa dan plester pada luka dengan
menggunakan pinset
Key point :
- Jika plester sulit dilepaskan dapat diberikan alcohol
- Angkat balutan pada luka dengan pinset kemudian
buang bekas balutan kedalam bengkok
8. Kaji luka operasi
Key point :
Lihat dengan seksama keadaan lukaoperasi apakah ada
luka yang terbuka atau tidak dan tanda-tanda infeksi atau
tidak
9. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik/NaCl dari arah
atas kebawah/kanan kekiri hingga bersih
Key point :
- Gunakan NaCl atau betadine sebagai antiseptik
- Besihkan luka mulai dari bagian terjauh dari bidan
10. Tutup luka dengan kassa steril
Key point :
Untuk mencegah kontaminasi dan infeksi tutup kembali
luka dengan kasa steril
11. Pasang plester pada luka yang telah ditutup kassa steril
Key point :
Setelah selesai tutup kembali luka dengan plester
sepanjang luka operasi
12. Rapihkan pasien, lingkungan dan bersihkan peralatan
Key point :
- Atur kembali posisi pasien senyaman mungkin
- Rapihkan area sekitar tempat tidur pasien
13. Rendam peralatan yang telah digunakan dalam larutan
klorin
Key point :
Rendam selmaa 10 menit dalam larutan klorin
14. Cuci tangan setelah tindakan
Key point :
Cuci tangan sesuai prosedur dan keringkan dengan handuk
kering
15. Mengevaluasi
Key point :
Mengevaluasi hasil tindakan dan menginformasikan hasil
tindakan kepada ibu dan keluarga
16. Konseling
Key point :
Memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda infeksi,
dan menganjurkan ibu untuk segera memberitahu tenaga
medis bila ada keluhan
17. Dokumentasikan tindakan yang telah dlakukan
Key point :
Catat semua tindakan yang telah dilakukan secara benar
dan sistematis.
Melahirkan secara caesar tentunya meninggalkan bekas luka di perut. Luka pasca operasi
caesar tersebut harus benar-benar steril dan dirawat dengan baik. Bila tidak, bisa menimbulkan
berbagai komplikasi seperti infeksi, hematoma, dan terbukanya tepi luka.
Nah, agar terhindar dari berbagai kompilkasi tersebut, coba perhatikan beberapa hal-hal berikut
ini :

Hal yang Boleh dilakukan


1. Setelah pulang ke rumah, biasanya Anda diperbolehkan untuk mandi. Namun, jagalah
luka operasi tersebut agar teteap kering. Dokter biasanya akan menutup luka dengan
plester water proof.
2. Segera ganti balutan luka atau plester jika terbuka, terlihat rembesan, basah atau kotor.
Mengganti balutan luka bisa dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat atau bisa dilakukan
sendiri di rumah atas persetujuan dokter.
3. Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami gejala nyeri pada luka, demam luka
operasi bertambah merah, bengkak, keluar nanah, luka berbau, muncul kemerahan, gatal,
dan bintik-bintik seperti jerawat
4. Pastikan jenis benang apa yang digunakan untuk menjahit luka caesar. Umumnya, luka
operasi caesar dijahit menggunakan benang yang absorbale atau benang yang dapat
diserap oleh tubuh dan akan teruarai secara bertahap. Namun, apabila dokter
menggunakan jahitan dengan benang yang non-absorable, maka umumnya akan terlepas
dengan sendirinya setelah 7 hingga 10 hari atau dokter akan melepasnya saat Anda
kontrol kembali pasca melahirkan
5. Anda dapat menggunakan krim penghilang bekas luka setelah 3 minggu pasca operasi
caesar

Anda mungkin juga menyukai