Anda di halaman 1dari 17

DANA DESA DI DESA PASURUHAN

Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang

Laporan Field Study

Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu:

Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc

Disusun Oleh:

Kelompok

1. Cleo Yunita 16.0102.0006


2. Vira Syavilla Tanalo 16.0102.0045
3. Maulida Rifka Annisa 16.0102.0061

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

JULI 2019
Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa
kami menyatakan bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”

Nama : Cleo Yunita


NPM : 16.0102.0006
Mata Ajaran : Akuntansi Sektor Publik
Judul Makalah/tugas : Dana Desa di Desa Pasuruhan
Tanggal :
Dosen : Nur Laila Yuliani, S.E.,M.Sc

Nama : Vira Syavilla T


NPM : 16.0102.0045
Mata Ajaran : Akuntansi Sektor Publik
Judul Makalah/tugas : Dana Desa di Desa Pasuruhan
Tanggal :
Dosen : Nur Laila Yuliani, S.E.,M.Sc

Nama : Maulida Rifka A


NPM : 16.0102.0061
Mata Ajaran : Akuntansi Sektor Publik
Judul Makalah/tugas : Dana Desa di Desa Pasuruhan
Tanggal :
Dosen : Nur Laila Yuliani, S.E.,M.Sc
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa adalah desa dan adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Definisi tersebut berasal dari Permendagri No.20/2018 tentang
pengelolaan keuangan desa.
Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh pemerintahan desa yang terdiri dari
kepala desa dengan dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa. Dalam pengelolaan keuangan dana desa juga dibantu dan diawasi
oleh BPD yaitu Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa.
Untuk melakukan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa,
pemerintah pusat mendistribusikan dana desa ke setiap desa yang berada di indonesia.
Dana desa yaitu dana yang bersumber dari angaran pendapatan dan belanja negara yang
diperunntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBDesa kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayaai penyelanggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Desa yang kami gunakan untuk melakukan penelitian terkait dana desa yaitu
desa pasuruhan kecamatan mertoyudan kabupaten magelang. Dana desa yang berada
pada desa pasuruhan bersumber dari empat sumber yaitu pemerintahan pusat, retribusi
dan bagi hasil pajak dari kabupaten, ketahanan masyarakat dari provinsi, dan yang
terakhhir yaitu anggota dewan dari aspirasi.
Dana desa pada desa pasuruhan pada saat pencairan dibagi menjadi tiga tahap
yaitu tahap pertama sebesar 20%, tahap kedua sebesar 40%, dan tahap ketiga sebesar
40%. Dana desa tersebut diaokasikan oleh pemerintahan desa ke dua bidang yaitu
bidang pembangunana infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat desa.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari tugas makalah penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. alur dari perencanaan dan penganggaran dana desa pada desa pasuruhan sesuai
dengan apa yang kami pelajari.
2. Alur dan tahap pelaporan dan pertanggung jawaban dana desa pada desa
pasuruhan.
3. Alur transfer dan penyaluran dana desa
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Dana Desa


Definisi desa pada UU No.06 tahun 2014 adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal – usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah melakukan pembangunan desa untuk memajukan kesejahteraan
masyarakat desa untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya
yang berada pada desa tersebut seperti sumber daya manusia untuk menciptakan
kecerdasan bangsa. Dalam pembangunan desa tersebut pemerintah mengalokasikan
dana nya kepada desa, atau disebut dengan dana desa.
Sesuai dengan peraturan menteri keuangan republik indonesia
no.49/PMK.07/2016, definisi dari dana desa yaitu dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten / kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat.
Dana desa dicairkan dengan cara bertahap sesuai dengan peraturan UU No.6
Tahun 2014. Pemerintahan yang berada pada desa yang menerima dana desa tersebut
diwajibkan untuk menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDesa dan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa. Laporan tersebut disusun yang
terdiri dari beberapa siklus pengelolaan keuangan desa, berikut ini siklus pengelolaan
keuangan desa:
1. Tahap perencanaan dan penganggaran
2. Tahap pelaksanaan dan penatausahaan
3. Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa
B. Tahap – Tahap Pengelolaan Dana desa
Tahap pertama yang dilakukan untuk pengelolaan keuangan dana desa, yaitu
tahap Perencanaan dan Penganggaran. Pada tahap ini pemerintahan desa diwajibkan
untuk melibatkan masyarakat desa yang diwakilkan oleh Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), untuk menyusun rancangan program kerja dan kegiatan sehingga dapat
mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa. Setelah itu pemerintah
desa melakukan pencatatan atas transaksi keuangannya untuk menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan dan penatausahaan. Pada tahap ini pemerintah
desa melakukan realisasi atas anggaran dana yang sudah dicairkan yang dikelola oleh
bendahara pemerintahan desa.
Tahap ketiga yaitu pelaporan dan pertanggungjawaban dana desa, pemerintah
desa dalam tahap ini yaitu melakukan penyusunan laporan atas realisasi anggaran dana
desa yang sudah digunakan.
C. Penganggaran dana desa
Dalam melakukan penganggaran dana desa, sudah diatur dalam peraturan
menteri keuangan republik indonesia no.49/PMK.07/2016 tentang cara pengalokasian,
penyaluran, penggunaan, pemantauan dan evaluasi dana desa, sbb:

DJPK menyusun DJPK melakukan penghitungan Rincian berdasarkan


indikasi kebutuhan dan rincian dana desa setiap alokasi dasar dan
pengeluaran dana kabupaten/kota alokasi formula

Rincian dana desa


Rincian dana desa Bila disetujui rincian dana disampaikan ke DPR
ditetapkan melalui menjadi dasar untuk mendapat
peraturan presiden penganggaran dana desa persetujuan
D. Pengalokasian Dana Desa
Dalam pengalokasian dana desa dibagi menjadi dua alokasi yaitu, alokasi dasar
dan alokasi formula. Alokasi dasar adalah alokasi minimal dana desa yang akan
diterima oleh setiap desa, yang dihitung dengan cara 90% dari anggaran dana desa
dibagi dengan jumlah desa secara nasional. Alokasi formula adalah alokasi yang
dihitung berdasarkan jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah
desa, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap kabupaten / kota.
E. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Pemerintah desa melakukan perencanaan pembangunan desa dengan disusun
secara berjangka, sebagai berikut:
1. Rencana pembangunan jangka menengah desa untuk jangka waktu 6 tahun.
2. Rencana kerja pemerintah desa, yang merupakan penjabaran dari rencana
pembangunan jangka menengah desa untuk jangka waktu 1 tahun.
Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan desa. APBDes disusun dengan cara sebagai berikut:
1. Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa berdasarkan
RKPDesa tahun berkenaan.
2. Sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APBDesa kepada
kepala desa.
3. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa disampaikan oleh kepala desa kepada
badan permusyawaratan desa (BPD) untuk dibahas dan disepakati bersama.
4. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa disepakati bersama paling lambat
bulan oktober bulan tahun berjalan.
5. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa yang telah disepakati bersama,
disampaikan oleh kepala desa kepada bupati / walikota melalui camat paling lambat
tiga hari sejak disapakati untuk dievaluasi.
6. Bupati / walikota menetapkan hasil evaluasi rancangan APBDesa paling lama 20
hari kerja sejak diterimanya rancangan peraturan desa tentang APBDesa.
7. Dalam hal bupati / walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud peraturan desa tersebut berlaku sendirinya.
8. Dalam hal bupati / walikota menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan desa
tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang
– undangan yang lebih tinggi, kepala desa melakukan penyempurnaan paling lama
7 hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
9. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh kepala desa dan kepala desa tetap
menetapkan rancangan peraturan desa tentang APBDesa menjadi peraturan Desa,
Bupati/walikota membatalkan peraturan desa dengan keputusan bupati / walikota.
10. Pembatalan peraturan desa sebagaimana dimaksud sekaligus menyatakan
berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya.

Skema Perencanaan APBDesa


Pasal 20-23 Permendagri Nomor 113 Tahun 2014

Sekretaris desa menyusun Rancangan Kepala desa menyampaikan


rancangan peraturan desa diserahkan kepada ranacangan kepada Badan
tentang APBDesa kepala desa permusyawaratan desa

1. Apabila hasil evaluasi Bupati / walikota Disampaikan untuk dievaluasi


menunjukkan perlu revisi, menetapkan hasil evaluasi oleh walikota / bupati melalui
kepala desa akan APBDesa camat
melakukan perbaikan.
2. Apabila hasil evaluasi tidak
perlu revisi, maka akan
Walikota / bupati dapat
ditetapkan.
mendelegasikan kewenangan
untuk evaluasi kepada camat
BAB III

Hasil Observasi

Dana desa pada desa pasuruhan pertama kali dialokasikan ke desa pasuruhan
kabupaten magelang yaitu pada tahun 2015. Dana desa tersebut di alokasikan ke pada
desa pasuruhan dengan mekanisme pencairannya sesuai dengan peraturan Menteri
Keuangan PMK 225/PMK.07.2017 tentang pencairan dana desa. Pencairan dana desa
dilakukan secara tiga tahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertama yaitu sebesar 20%
Pada tahap ini syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pencairan dana
desa pemerintah desa pasuruhan harus menyusun peraturan desa tentang APBDesa,
peraturan daerah mengenai APBD, dan peraturan kepala daerah mengenai tata cara
pengalokasian dan rincian dana desa per desa.
2. Tahap kedua yaitu sebesar 40%
Pada tahap kedua ini yaitu pemerintahan desa pasuruhan harus telah
menyusun laporan realisasi penyaluran dana desa tahun sebelumnya dan laporan
konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output pelaksanaan dana desa tahun
sebelumnya.
3. Tahap ketiga yaitu sebesar 40%
Pada tahap terakhir ini pemerintah desa pasuruhan diwajibkan melaporkan
laporan realisasi penyaluran dana desa tahun ini minimal 75%, dan laporan
konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output dana desa sampai dengan
tahap ke dua.
Jumlah besaran dana desa pada desa pasuruhan pada tahun 2019 yaitu sebesar
1.383.223.000. Dari sejumlah dana desa tersebut dialokasikan menjadi kedua bidang
yaitu, sbb:
1. Pembangunan infrastruktur
2. Pemberdayaan sumber daya manusia
Sedangkan APBDesa di desa pasuruhan dialokasikan menjadi lima bidang yaitu, sbb:
a. Bidang pemerintahan
Pada bidang pemerintahan dana nya berasal dari ADDesa yaitu alokasi dana
desa yang berasal dari kabupaten magelang dan di alokasikan untuk membayar gaji
perangkat desa dan kegiatan kegiatan yang dilakukan di desa pasuruhan, dan
perawatan gedung, atau pembelian ATK.
b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan
Pada bidang pelaksanaan pembangunan, dana yang digunakan berasal dari
anggaran dana desa.
c. Bidang Pembinaan
Pada bidang pembinaan, dana yang digunakan tidak berasal dari dana desa
tapi ADD yaitu alokasi dana desa yang berasal dari kabupaten magelang. Seperti
retribusi pajak dan bagi hasil pajak.
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pada bidang pemberdayaan masyarakat desa terdapat beberapa organisasi
yang dibentuk yaitu seperti BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) dan KPMD
(Kelompok Pemberdayaan Masyarakat Desa).
e. Bidang Tak terduga
Pada bidang ini pemerintah desa mengalokasikan sebagian dana nya untuk
kejadian – kejadian yang tidak terduga seperti bencana alam banjir, longsor dll.
Sumber dana desa pada desa pasuruhan kabupaten magelang terdiri dari
beberapa sumber, yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah pusat.
2. ADD dan retribusi bagi hasil pajak dari Kabupaten.
3. Ketahanan masyarakat desa dari provinsi.
4. Anggota dewan dari aspirasi.
Jumlah dana desa yang diterima pada desa pasuruhan setiap tahun jumlah besaran
dana desanya selalu meningkat sebesar 30%. Alasan dari dana desa yang diterima oleh
pemerintahan desa pasuruhan dikarenakan perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh
desa selalu bertambah, seperti pada tahun 2019 pemerintah desa pasuruhan dan
lembaga perwakilan masyarakat desa pasuruhan mengadakan kegiatan berbagi dengan
anak – anak yatim piatu yang berada di desa pasuruhan tersebut, dan telah direalisasikan
pada tanggal 5 juli 2019. Dana yang digunakan untuk kegiatan tersebut berasal dari
dana desa, dan dana yang digunakan yaitu sebesar 10 juta rupiah, yang telah
dianggarkan pada APBDesa.
Pengelolaan dana desa di balai desa pasuruhan:

a. Perencaanaan: Keselarasan Perencanaan dalam RPJM dan RKP Desa


b. Penganggaran:
1) Penyusunan APB Desa
2) Harmonisasi Kepala Desa & BPD
3) Evaluasi APB Desa oleh Kecamatan
c. Pelaksanaan:
1) Pengadaan Barang/Jasa
2) Kewajiban Perpajakan
3) Kewenangan Kepala Desa yang besar

Penatausahaan balai desa pasuruhan telah menggunakan Sistem Keuangan Desa


(SisKeuDes) yang dibantu oleh staff, dimulai dengan memasukkan saldo awal setiap
ada pencairan yang dicatat sesuai tanggal pencairan, kemudian dicatat pengambilan
tanggal berapa, setelah data masuk ke aplikasi tinggal menyusun hardcopy, balai desa
membuat membuat hardcopy dari data yang ada di aplikasi. Kepala desa menjadi
penanggung jawab semua kegiatan, sebelumnya kegiatan diverifikasi oleh sekertaris
desa.

Mekanisme Pencairan dana desa dimulai dengan membuat rancangan APBDes


ambil dari RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) jangka
menengah dalam waktu 3 bulan kedepan dirumuskan ke RKPDes (Rencana Kerja
Pemerintah Desa), APBDes (sebelumnya dimusyawarahkan ke kepala dusun, BPD,
tokoh masyarakat, kelembagaan (KPMD, LPMD, PKK, dsb) pemberdayaan
masyarakat desa.

Ketika sudah menjadi rancangan itu di evaluasi oleh Camat, setelah itu
ditetapkan menjadi APBDes penetapan, kecamatan ke BPD ke arsip sendiri. Setelah
masuk ke kabupaten dinas pemberdayaan masyarakat desa dari pusat mentransfer ke
RKD di rekening daerah, surat pencairan dana / rekomendasi pencairan dana. 20%,
40%, 40% dana desa. 20% masuk di rkd, membuat spt pembayaran, kepada Bapas, dari
Bapas disetujui bpd bendahara dan kepala desa

Sebelum ada pencairan kembali ke tupoksi masing masing (pelayanan,


pemerintahan, kasi umum, kasi perencanaan) dalam bentuk cek, Sekdes memverifikasi
mana yang akan dicairkan kemudian disetujui kepala desa masuk spt surat tembusan
BPD dan kecamatan. Sebelum SPT pencairan melakukan pengadaan barang dan jasa,
tidak boleh mengambil uang sebelum ada kegiatan jika belum bias mencairkan desa
harus punya dana talang/tastis, atau kerjasama fihak ketiga (yang memiliki rekening
RKUD).
Dokumen yang terdapat di Laporan Keuangan Desa Pasuruhan adalah :

1. Anggaran pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)


Anggaran desa adalah rencana keuangan tahunan yang diselenggarakan oleh
pemerintahan desa yang dibahas dan disepakati antara pemerintahan desa dan
badan permusyawarahan desa, serta ditetapkan oleh peraturan desa.
2. Buku kas.
a. Buku kas umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas yang
menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas, baik secara tunai maupun kredit,
digunakan juga untuk mencatat mutasiperbankan atau kesalahan dalam
pembukuan. Buku kas umum dapat dikatakan sebagai sumber dokumen
transaksi.
b. Buku kas harian pembantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat
transaksi pengeluaran dan pemasukan yang berhubungan dengan kas saja
3. Buku pajak.
4. Buku bank.
5. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPAP menyajikan informasi realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
Pengawasan dana desa dilakukan oleh BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan
juga pendamping desa dengan cara menampung dan menyalurkan aspirasi dari
masyarakat, melakukan pengawasan kinerja kepala desa, sekretaris desa, dan perangkat
desa, lalu menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa di akhir tahun
anggaran, membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa.
Di balai desa pasuruhan setiap tahunnya pasti di temukan permasalahan yang mana
permasalahan tersebut hnya mengacu pada permasalahan administrasi yang tidak ada
kaitannya dengan uang ataupun terkait dengan dana desa. Permasalahan administrasi
tersebut berupa kesalahan dalam penulisan, pencatatan ataupun kesalahan dalam
mencantumkan atau meng-upluoad data di aplikasi. Cara balai desa pasuruhan
mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan pembinaan dengan Inspektorat
agar kedepannya permasalahan dapat di minimalisir. Menurut bapak Catur selaku Carik
di kantor balai desa pasuruhan permasalahan tersebut setiap tahunnya pasti selalu ada
temuan yang mana temuan tersebut dapat dijadikan koreksi untuk balai desa pasuruhan
agar kedepannya dapat lebih baik lagi dalam hal administrasi.
Sosialisasi di masyarakat ada yang dilakukan setiap bulan dan ada pula yang
dilaksanakan hanya setahun sekali. Contoh kegiatan yang sudah di laksanakan di tahun
ini yaitu kegiatan kerukunan beragama, lalu kegiatan yang dilakukan setiap bulan puasa
di setiap desa yang berada di dusun pasuruan dimana terdapat 14 desa keseluruhannya.
Dan juga ada kegiatan dengan anak yatim dan piatu dimana kegiatan ini dilakukan
setiap setahun sekali yang mana pihak balai desa memberi berupa barang kepada 43
anak yatim dan piatu. Selain itu, untuk tahun ini sedang dipersiapkan dengan adanya
Pemilihan Kepala Desa yang akan dilaksanakan anatara bulan Agustus dan September,
dimana untuk mepersiapkan adanya pemilihan tersebut pada pertengahan bulan juli
akan diadakan sosialisasi dengan masyarakat yang bekerjasama dengan KPU dan BPK
selaku pihak yang bertanggung jawab.

LAPORAN DANA DESA (APBDESA)


PASURUHAN Kec. Mertoyudan
Kab. Magelang

TAHUN ANGGARAN 2019

Keterangan Jumlah Presentase


Penyelenggaraan Pemerintah Rp. 721.134.608 32.08%
Desa
Pembangunan Desa Rp. 1.034.750.150 46.03%
Pembinaan Masyarakat Rp. 419.005.195 18.64%
Pemberdayaan Masyarakat Rp. 59.797.000 2.66%
Tak Terduga Rp. 13.442.861 0.60%

BELANJA

Rp. 2.248.137.814.00

LAPORAN PENDAPATAN

Keterangan Jumlah
Pendapatan Asli Desa Rp. 23.008.000
Dana Desa Rp. 1.383.223.000
ADD Rp. 537.196.000
Bagi Hasil Pajak Rp. 44.050.000
Bagi Hasil Retribusi Rp. 6.120.000
Bangub Rp. 55.000.000
Swadaya Rp. 76.680.000
Pendapatan Lain-Lain Rp. 6.860.000

LAPORAN PEMBIAYAAN
(penerimaan pembiayaan)

Rp. 116.000.814.00

DANA YANG SUDAH TERPAKAI DI TAHUN 2019

Pembangunan atau Kegiatan


Dana Desa Desa
Rp. 1.383.223.000 276.000.000

Kegiatan kerukunan Kegiatan masing-masing


Pemerintah Desa 4 Bidang yang Beragama desa (14 desa)
terdapat di Balai
30% 136.000.000 1.400.000
Desa

70%
Kegiatan untuk anak
yatim piatu

10.000.000

Yang diberikan berupa


barang. Tidak
berbentuk uang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan data yang telah dijelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa dana desa yang diberikan kepada Balai Desa Pasuruhan, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun awal diturunkan dana desa pada tahun 2015.
Untuk tahun anggaran 2019, dana desa yang diturunkan sebesar Rp. 1.383.223.000.
dimana 30% dari dana desa tersebut di berikaan kepada pihak pemerintah desa
sedangkan yang 70% diberikan kepada 4 bidang yang terdapat di Balai Desa Pasuruhan.
Dari 70% tersebut diambil 20% yang telah digunakan untuk anggaran kegiatan desa,
seperti kegiatan kerukunan beragama dan kegiatan pada masing-masing desa yang
mana jumlah keseluruhan desa tersebut terdapat 14 (dusun).
Untuk dokumen Laporan Keuangan yang terdapat pada Balai Desa Pasuruhan
ada RAPBDes, APBDes, Buku Kas, Buku Pajak, Buku Bank dan Laporan Realisasi
Anggaran (LRA). Mekanisme pencairan dana sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Untuk penatusahaan Balai Desa Pasuruhan pun sudah menggunakan system yang
dinamakan SisKeuDes atau Sistem Keuangan Desa.
B. Saran
Terkait permasalahan yang terjadi di Balai Desa Pasuruhan untuk lebih di
perhatikan lagi pada Administrasi karena untuk yang keuangan sudah baik dan tidak
ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Kesalahan administrasi yang terjadi
seperti kesalahan penulisan, pencatatan maupun yang lain diharapkan dapat
diperhatikan lagi dan lebih teliti lagi agar ditahun-tahun berikutnya tidak ada ditemukan
kesalahan yang sama lagi atau kesalahan tersebut dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa. (2014). Jakarta


Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa. (2018). Jakarta.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07.2016 tentang Tata Cara Pengalokasian,
Penyaluran, Penggunaan, Monitoring dan Evaluasi Dana Desa. (2016). Jakarta
Lampiran - Lampiran

Anda mungkin juga menyukai