Anda di halaman 1dari 74

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat dari 12,7 juta
kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah
kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta orang pada
tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13%
setelah penyakit kardiovaskular. Kanker pada wanita, termasuk kanker payudara dan
kanker leher rahim, setiap tahunnya menyumbangkan angka kematian yang tinggi.
Menurut WHO pada tahun 2014, 528.000 kasus baru kanker serviks yang didiagnosis
di seluruh dunia dan lebih dari 270.000 wanita meninggal setiap tahunnya akibat kanker
serviks sekitar 85%-nya terjadi di negara berkembang. Alasan utama penyebab
tingginya persentase tersebut adalah kurangnya pengetahuan atas pencegahan dan
deteksi dini serta kurangnya program penapisan yang efektif dengan tujuan untuk
mendeteksi keadaan sebelum kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk
pengobatan sebelum proses invasif yang lebih lanjut. 1-3
Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer
(IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 48.998 (30,5%) dengan
perbandingan 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim sebesar 20.928 (13%)
dengan perbandingan 17 per 100.000 perempuan dan angka kematian akibat kanker
payudara sebesar 19.750 (21,5%) dan kanker leher rahim sebesar 9.495 (10,3%).
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, kasus rawat inap kanker
payudara sebesar 12.014 kasus (28,74%) dan kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8).4
Kanker serviks adalah kanker pada leher rahim, yaitu area bagian bawah
rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina yang disebabkan oleh Human
Papiloma Virus (HPV). Virus tersebut memiliki banyak tipe hampir 100 tipe HPV
yang sampai saat ini berhasil diidentifikasi. Untuk perkembangan dari infeksi HPV
hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama yaitu 10 sampai 20
tahun.3 Mayoritas perempuan yang didiagnosis kanker serviks biasanya tidak
melakukan screening test atau tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukannya
adanya hasil yang tidak normal. Untuk itu, diperlukan upaya peningkatan kesadaran

1
masyarakat sehingga dapat mencegah faktor risiko tersebut dan peningkatan program
pencegahan dan penanggulangan yang tepat.2
WHO merekomendasikan berbagai metode dalam melakukan deteksi dini,
salah satu diantaranya adalah metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Dalam dua
dekade terakhir, IVA dinyatakan sama atau lebih sensitif dari pap smear untuk
mendeteksi lesi pra kanker. Sedangkan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara
dapat dilakukan dengan menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE)
dan edukasi mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).4
Di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh leher rahim menempati urutan
kedua dari kanker pada wanita setelah kanker payudara, menurut data Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
adalah 1,4 per 1000 penduduk. .2
Program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di Kabupaten
Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007 memiliki target Wanita Usia Subur
(WUS) yaitu wanita berusia 30-50 tahun yang telah ditetapkan yaitu sebanyak
187.627 orang, dan selama 5 tahun yang berhasil ditapis untuk mendeteksi dini dan
pencegahan kanker leher rahim melalui program IVA sebanyak 52.114 yang meliputi
31 kecamatan, sehingga telah mampu menapiskan sebesar 27,8% dari seluruh wanita
usia subur dengan target sebesar 85%. Sedangkan pada tahun 2016 di kabupaten
Karawang didapatkan cakupan program penegahan dan deteksi dini kanker leher
.
Rahim dan payudara sebesar 39,87% dari target sebesar 85% Masih terdapat
kesenjangan yang tinggi antara target yang telah yang ditetapkan dengan hasil
cakupan penapisan program deteksi dini ini. 5
Untuk wilayah kerja Puskesmas Cikampek, dari data Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang didapatkan jumlah WUS sebanyak 17.151 orang dengan target
penapisan sebanyak 14.578 untuk periode 5 tahun. Di UPTD Puskesmas Cikampek
sendiri tahun 2016 cakupan program pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim
dan payudara sebesar 29,9% dari target yang ditetapkan yaitu 85%. Angka penapisan
diharapkan mencapai target 85% secara keseluruhan pada tahun terakhir program
IVA berjalan pada Puskesmas Cikampek.5
Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi kembali untuk program ini karena
belum diketahuinya permasalahan pelaksanaan dan cara penyelesaian permasalahan
program pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di
Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus

2
2016 sampai dengan Juli 2017 dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan
kematian perempuan akibat kanker leher rahim atau kanker payudara.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya adalah :
1.2.1 Kanker pada wanita, termasuk kanker payudara dan kanker leher rahim, setiap
tahunnya menyumbangkan angka kematian yang tinggi. Menurut WHO pada
tahun 2014, 528.000 kasus baru kanker serviks yang didiagnosis di seluruh
dunia dan lebih dari 270.000 wanita meninggal setiap tahunnya akibat kanker
serviks.
1.2.2 Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012,
Tingginya, insidens kanker payudara sebesar 48.998 (30,5%) dengan
perbandingan 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim sebesar 20.928
(13%) dengan perbandingan 17 per 100.000 perempuan dan angka kematian
akibat kanker payudara sebesar 19.750 (21,5%) dan kanker leher rahim sebesar
9.495 (10,3%).
1.2.3 Di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh leher rahim menempati urutan
kedua dari kanker pada wanita setelah kanker payudara, berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di
Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk.
1.2.4 Melihat perkembangan jumlah penderita dan kematian akibat kanker serviks,
mayoritas perempuan yang didiagnosis kanker serviks biasanya tidak
melakukan screening test atau tidak melakukan tindak lanjut setelah
ditemukannya adanya hasil yang tidak normal.
1.2.5 Di Kabupaten Karawang, terdapat kesenjangan yang tinggi antara target yang
telah yang ditetapkan dengan hasil cakupan penapisan program pencegahan
dan deteksi dini kanker leher rahim serta kanker payudara. Pada tahun 2016 di
kabupaten Karawang didapatkan cakupan program pencegahan dan deteksi
dini kanker leher Rahim dan payudara sebesar 39,87% dari target sebesar 85%
1.2.6 Di UPTD Puskesmas Cikampek sendiri tahun 2016 cakupan program deteksi
dini kanker leher Rahim dan payudara sebesar 29,9% dari target yang
ditetapkan yaitu 85%.

3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Program pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara di Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang dilakukan supaya pencegahan dapat dilakukan masyarakat agar
penyakit tidak berkembang menjadi kanker leher rahim ataupun kanker
payudara sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat diberikan
pengobatan sejak dini. Program ini juga dilakukan untuk menurunkan angka
kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) serta banyaknya komplikasi
dari penyakit kanker leher rahim dan kanker payudara yang dapat dicegah.

1.3.2 Tujuan khusus


1.3.2.1 Diketahuinya cakupan konseling wanita usia subur (WUS) berusia
30-50 tahun di Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli
2017.
1.3.2.2 Diketahuinya cakupan penyuluhan kelompok wanita usia subur
(WUS) berusia 30-50 tahun di Puskesmas Cikampek, Kecamatan
Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai
dengan Juli 2017.
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan penapisan kanker leher rahim pada wanita
usia subur (WUS) berusia 30-50 tahun di Puskesmas Cikampek,
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016
sampai dengan Juli 2017.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan perempuan dengan hasil positif dari tes
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada penapisan kanker leher
rahim di Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017.
1.3.2.5 Diketahuinya cakupan perempuan yang dilakukan krioterapi pada
penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif di Puskesmas

4
Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode
Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017.
1.3.2.6 Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker
leher rahim di Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli
2017.
1.3.2.7 Diketahuinya cakupan penapisan kanker payudara pada wanita usia
subur (WUS) berusia 30-50 tahun di Puskesmas Cikampek,
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016
sampai dengan Juli 2017.
1.3.2.8 Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker
payudara di Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli
2017.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1.4.1.1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat
kuliah.
1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu
program khususnya program deteksi dini kanker leher rahim
dengan metode IVA.
1.4.1.3 Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
1.4.1.4 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi


1.4.2.1 Merealisasikan Tridarma Perguruan Tinggi dalam
melaksanakan fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai
lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian bagi masyarakat.

5
1.4.2.2 Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam
peran sertanya di bidang kesehatan.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi


1.4.3.1 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan
program IVA disertai dengan usulan atau saran sebagai
pemecahan masalah.
1.4.3.2 Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan
membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan
program IVA secara optimal.
1.4.3.3 Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih
mengaktifkan program IVA sehingga dapat memenuhi tolok
ukur cakupan program.

1.4.4 Bagi Masyarakat


1.4.4.1 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader
dalam kegiatan IVA.
1.4.4.2 Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu khusunya bagi
perempuan yang berisiko dan perempuan dengan IVA positif.
1.4.4.3 Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan
oleh kanker leher rahim dan kanker payudara dengan
pencegahan dan deteksi dini.

1.5 Sasaran
Semua wanita usia subur (WUS) yang sudah menikah atau sudah melakukan
hubungan seksual, berusia 30-50 tahun, yang berada di Puskesmas
Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus
2016 sampai dengan Juli 2017.

6
Bab II

Materi dan Metode

2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai program pencegahan dan deteksi dini kanker leher
rahim dan kanker payudara di Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017 yang berisi
kegiatan:6

1. Konseling
2. Penyuluhan kelompok
3. Penapisan kanker leher rahim
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
dengan IVA positif
6. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim
7. Penapisan kanker payudara
8. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara

2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pencegahan dan
deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Cikampek,
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan
Juli 2017 yang kemudian dibandingkan dengan tolok ukur yang ditetapkan dengan
mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data
dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada
dari pelaksanaan program dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan
masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur
sistem.

7
Bab III
Kerangka Teori

3.1 Kerangka Teoritis

Lingkungan

Masukan Proses Keluaran Dampak

Umpan Balik

Gambar 1. Unsur Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang


saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah
satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan.7
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi.
Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai
beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan
membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk
mencapai kesatuan.7
Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu:7
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari
tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metode (method).

8
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Terdiri dari perencanaan (planning), organisasi (organization),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.2 Tolok Ukur Keberhasilan


Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses,
keluaran, lingkungan, umpan balik, dan dampak. Digunakan sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai dalam program pencegahan dan
deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara.

9
Bab IV
Penyajian Data

4.1 Sumber Data


4.1.1 Data Primer
Wawancara dengan petugas program UPTD Puskesmas Cikampek,
Kabupaten Karawang dan petugas Dinas Kesehatan bagian P2PL
(PTM).

4.1.2 Data Sekunder


 Data demografi Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek tahun
2016.
 Data geografis Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek tahun
2016.
 Laporan bulanan pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim
dan payudara UPTD Puskesmas Cikampek periode Agustus 2016
sampai dengan Juli 2017.
 Laporan bulanan pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim
dan payudara Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang periode
Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017.

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografis
1. Lokasi Puskesmas
Lokasi gedung Puskesmas Kecamatan Cikampek yang terletak di
jalan A.Yani no.50, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang
yang berada pada ketinggian ± 24 meter dpl (di atas permukaan
laut).
2. Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang:
- Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Tirtamulya

10
- Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Klari
- Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Purwasari
- Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Kotabaru

3. Luas wilayah kerja


Puskesmas Cikampek memiliki wilayah kerja 4.638 Ha dengan
kondisi wilayah sebagian besar merupakan dataran rendah dan
bersifat agraris yang terdiri dari tanah sawah seluas 492 Ha dan
sisanya merupakan tanah darat dengan berbagai peruntukan seluas
4.146 Ha.
Luas tanah di Wilayah Kecamatan Cikampek secara terperinci dapat
dilihat dalam tabel berikut : 11
Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Cikampek Tahun 2016

Tanah Sawah Tanah Darat Jumlah


No. Nama Desa
( ha ) ( ha ) ( ha )
1 Cikampek Kota 0 97 97
2 Cikampek Barat 21 173 194
3 Cikampek Timur 5 107 112
4 Cikampek Selatan 26 96 122
5 Cikampek Pusaka 35 339 374
6 Kamojing 4 923 927
7 Dawuan Timur 118 175 293
8 Dawuan Tengah 77 245 322
9 Dawuan Barat 168 196 364
10 Kalihurip 38 1.795 1.833
Kecamatan 492 4.146 4.638
Sumber: Profil Wilayah Kerja Puskesmas Cikampek Tahun 2016

11
4.2.2 Data Demografis
1. Jumlah penduduk Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang
tanun 2016 adalah 109.353 jiwa.
2. Terdiri dari 10 desa dengan jumlah kepala keluarga 30.661
Kepala Keluarga (KK).
3. Klasifikasi penduduk di Kecamatan Cikampek adalah laki-laki
sebanyak 56.097 jiwa, dan perempuan sebanyak 53.256 jiwa.
Jumlah penduduk terbanyak yaitu Desa Cikampek Barat dengan
jumlah 20.626 jiwa.
4. Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Cikampek adalah
pengrajin industri kecil sebanyak 16.060 penduduk atau sebesar
34,1%.
5. Tingkat kepercayaan terbesar penduduk di Kecamatan Cikampek
yang terbanyak adalah Islam dengan presentase 95,7%.
6. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Cikampek yang
terbanyak adalah tamat SMA sebanyak 57,19%.
7. Pada Kecamatan Cikampek didapatkan proporsi penduduk
miskin sebanyak 22.588 orang atau sebesar 20,83% dan keluarga
miskin sebanyak 6553 KK atau 21,37%. Ini merupakan bukti
cukup banyaknya penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas
Cikampek, Kecamatan Cikampek, sehingga harus menjadi
perhatian dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
8. Jumlah posyandu adalah 92 posyandu (56 madya, 12 purnama,
24 mandiri).
9. Jenis fasilitas kesehatan yang ada antara lain:
Tabel 2. Jenis Sarana Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Cikampek

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Puskesmas UPTD 1
2 Rumah Sakit Umum Swasta 4
3 Praktek Perorangan
a. Dokter Umum 11
b. Dokter Spesialis 5

12
c. Dokter Gigi 2
d. Bidan 34
4 Balai Pengobatan 6
5 Rumah Bersalin 2
6 Klinik 24 jam 19
7 Klinik Kecantikan 1
8 Klinik Gigi 1
9 Apotek 20
10 Toko Obat 2
11 Optik 3
12 Pengobatan Tradisional 1
Total 112
Sumber: Profil kesehatan Puskesmas Cikampek Tahun 2016
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
A. Tenaga
Dokter Umum (terlatih) : 1 orang
Bidan Puskesmas (terlatih) : 5 orang
Bidan Desa (terlatih) : 8 orang
B. Dana
APBD : Cukup
C. Sarana
Medis :
i. Tes IVA
 Meja peralatan (trolley) : 1 buah
 Wadah peralatan dengan tutup : 2 buah
 Meja pemeriksaan : 1 buah
 Lampu sorot sumber cahaya : 1 buah
 Senter (bila listrik mati) : 1 buah
 Baterai kering untuk senter : 2 buah/bulan
 Bivalved spekulum :25 (12 buah
ukuran

13
kecil, 8 buah
sedang,dan
5 buah besar)
 Kain perlak untuk meja ginekologi : 10 buah
 Kain penutup perut pasien : 1 buah
 Kursi pemeriksa : 1 buah
 Gallipots antikarat : 24 buah
 Kapas lidi kassa : Jumlah cukup
 Sarung tangan disposable : Jumlah cukup
 Spatula kayu : Jumlah cukup
 Asam asetat 3-5% : Jumlah cukup
 Masker : Jumlah cukup
 Atlas IVA : 1 buah

ii. Krioterapi
 Unit Krioterapi : 1 buah
 Krioterapi tip : 2 buah (1 untuk
cadangan)
 Karet penahan untuk krio unit : 1 per unit
 Tabung CO2 : 1 buah
 Kereta dorong untuk tabung CO2 : 1 buah
 Tang/ spanner : 1 buah
 Mur/ baut Washers krio machine : Ada
 Pengatur waktu/Timer : 1 buah

iii. Pencegahan Infeksi


 Ember plastik dekontaminasi : 3 buah
 Larutan klorin 0,5% : Jumlah cukup
 Sabun bubuk : Jumlah cukup
 Sikat gigi (untuk cuci alat) : 1 buah
 Sarung tangan rumah tangga : 2 pasang
 Tempat sampah plastik : Ada
 Kantung plastik : Jumlah cukup

14
iv. Antibiotik untuk IMS : Jumlah cukup

Non-Medis :
 Tinta stempel : 1 buah
 Spanduk : Ada
 Poster : Ada
 Catatan Medik Pemeriksaan Panggul/ IVA dan Payudara :
Ada
 Stempel untuk persetujuan ibu di kartu status ibu :
Ada
 Buku acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara : Ada

D. Metode
1. Konseling
Pemahaman yang jelas tentang kanker leher rahim dan kanker
payudara merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
program pencegahan kanker leher rahim dan payudara. Oleh
karena itu, konseling/ anamnesis/ penyuluhan/ edukasi
dilakukan perorangan sebelum, semasa dan sesudah menjalani
pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat terhadap
setiap perempuan yang menjalani tes IVA ini.
a. Sebelum tindakan IVA
Sebelum menjalani tes IVA, pasien diberikan
wawancara, edukasi dan konseling perorangan.Pada
anamnesis perorangan dicari faktor risiko baik kanker
leher rahim atau payudara. Dilakukan sesuai dengan
lembar Catatan Medik Pemeriksaan Panggul/ IVA dan
Payudara (dapat dilihat di Lampiran) yang tercantum
dalam lembar dan status pemeriksaan seperti:
 Menstruasi <12 tahun
 Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun

15
 Sering keputihan
 Merokok
 Terpapar asap rokok >1 jam sehari
 Kurang konsumsi buah dan sayur
 Sering konsumsi makanan berlemak dan
berpengawet
 Kurang aktivitas fisik (30 menit/hari)
 Pernah pap smear
 Riwayat keluarga kanker dan jenis kanker
 KB hormonal (pil >5 tahun atau suntik >5 tahun)
 Riwayat tumor jinak payudara
 Riwayat operasi kandungan
 Menopause >50 tahun
 Kehamilan pertama >35 tahun
 Pernah atau tidak menyusui
 Pernah atau tidak melahirkan
b. Semasa tindakan IVA
c. Setelah tindakan IVA
 Jika hasil tes IVA negatif, beritahu ibu untuk datang
menjalani tes kembali 5 tahun kemudian dan
ingatkan ibu tentang faktor-faktor resiko.
 Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan
pentingnya pengobatan dan tindak lanjut dan
didiskusikan langkah-langkah selanjutnya yang
dianjurkan.
 Jika telah siap menjalani krioterapi, beritahukan
tindakan yang akan dilakukan lebih baik pada hari
yang sama atau hari lain bila pasien inginkan.
 Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal
pertamuan yang perlu.
 Pada semua kasus, khususnya jika pengobatan
diberikan segera, konseling harus selengkap
mungkin untuk memastikan agar ibu dapat

16
membuat keputusan berdasarkan informasi yang
didapatkan (informed consent).
2. Penyuluhan kelompok
Pada sesi penyuluhan kelompok yang diadakan pada
kelompok masyarakat dibahas beberapa topik dengan tujuan
memberikan informasi tentang kanker leher rahim dan kanker
payudara. Pada saat penyuluhan dalam kelompok selama 10
hingga 15 menit, topik-topik berikut harus dibahas:
 Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor
tentang IVA dan krioterapi
 Sifat dari kanker leher rahim atau payudara sebagai
sebuah penyakit
 Faktor- faktor risiko terkena penyakit tersebut
 Pentingnya penapisan dan pengobatan dini
 Konsekuensi bila tidak menjalani penapisan
 Mengkaji pilihan pengobatan bila hasil tes IVA
abnormal
 Peran pasangan pria dalam penapisan dan keputusan
menjalani pengobatan
 Pentingnya pendekatan kunjungan tunggal sehingga ibu
siap menjalani krioterapi pada hari yang sama jika
mereka mendapat hasil IVA abnormal
 Arti tes IVA positif atau negatif
 Pentingnya membersihkan daerah genital/kemaluan
sebelum menjalani tes IVA
3. Penapisan kanker leher rahim
Upaya penapisan merupakan upaya pemeriksaan atau tes
sederhana dan mudah dilaksanakan pada populasi masyarakat
yang sehat yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat yang
sakit atau berisiko terkena penyakit di antara masyarakat yang
sehat. Dalam hal ini dilakukan Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA) untuk pemeriksaan lesi prakanker leher rahim.
Tindakan sesuai prosedur tepat dan etis.

17
Tes IVA dilakukan dengan prosedur pasien berada dalam
posisi litotomi, kemudian dengan penerangan yang cukup,
dilakukan inspeksi genitalis eksternal dan lihat apakah terjadi
discharge pada mulut uretra. Setiap abnormalitas yang
ditemukan, bila ada dicatat. Katakan pada pasien spekulum
akan dimasukkan dan mungkin ibu akan merasakan beberapa
tekanan. Dengan hati-hati masukan spekulum sepenuhnya atau
sampai terasa ada tahanan lalu secara perlahan buka bilah
untuk melihat serviks. Atur spekulum sehingga seluruh leher
rahim dapat terlihat. Serviks diamati apakah ada infeksi
(cervicitis) seperti discharge/cairan keputihan (mucopus),
ektropion (ectropion), kista Nabothian, nanah dan lesi
‘strawberry’ (infeksi Trichomonas). Kapas lidi yang bersih
digunakan untuk membersihkan cairan yang keluar, darah atau
mukosa serviks dan dilakukan indentifikasi ostium servikalis
dan SSK serta daerah di sekitarnya. Kapas lidi dibasahi
dengan larutan asam asetat dan dioleskan pada serviks dan
didiamkan selama kurang lebih 1 menit agar diserap dan
memunculkan reaksi. Periksa SSK dengan teliti dan apakah
serviks mudah berdarah dan dicari apakah ada bercak putih
yang tebal atau epitel aceto white yang menandakan IVA
positif. Leher rahim yang normal akan tetap bewarna merah
muda sementara hasil positif bila ditemukan area, plak atau
ulkus yang bewarna putih. Bila pemeriksaan visual pada
serviks telah selesai, gunakan kapas lidi yang baru untuk
menghilangkan sisa asam asetat dari serviks dan vagina.
Spekulum dilepaskan secara perlahan.
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan
kanker leher rahim
Hasil daripada pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat dibagi menurut kategori klasifikasi IVA seperti tabel
berikut:

18
Tabel 3. Klasifikasi IVA menurut kriteria klinis

Klasifikasi Kriteria Klinis


IVA
Tes Negatif Halus, berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur,
ektropion, cervicitis, ovula Nabothian dan lesi
acetowhite tidak singnifikan
Tes Positif Bercak putih (acetowhite epithelium sangat jelas terlihat)
dengan batas yang tegas dan meninggi, tidak mengkilap
yang terhubung atau meluas dari SSK (squamocolumnar
junction)
Dicurigari Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah
kanker berdarah atau luka bernanah/ ulcer

5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker


leher rahim dengan IVA positif
Bila ditemukan IVA positif, dilakukan krioterapi,
elektrokauterisasi atau eksisi Loop Electrosurgical Excision
Procedure (LEEP) / Large Loop Excision of the
Transformation Zone (LLETZ). Krioterapi dilakukan oleh
dokter umum bidan terlatih di Puskesmas, dokter spesialis
osbtetri dan ginekologi atau konsultan onkologi ginekologi.
Elektrokauterisasi, LEEP/LLETZ dilakukan oleh dokter
spesialis obstetri dan ginekologi atau konsultan onkologi
ginekologi.1

Tabel 4. Klasifikasi lesi yang dapat dilakukan krioterapi di Puskesmas3

Lesi yang dapat dilakukan Krioterapi yang tidak dapat


krioterapi di Puskesmas dilakukan oleh tenaga dokter
umum/bidan di Puskesmas
1. Lesi aceto white yang 1. Lesi aceto white yang
menutupi serviks kurang menutupi serviks lebih dari
dari 75% (jika lebih dari 75% permukaan leher rahim.
75% serviks tertutup harus 2. Lesi aceto white meluas

19
dilakukan oleh seorang sampai ke dinding vagina
ginekolog). atau lebih dari 2 mm di luar
2. Tidak lebih dari 2 mm di kriotip.
luar daerah kriotip. 3. Klien menginginkan
3. Lesi tidak meluas sampai pengobatan lain selain dari
dinding vagina. krioterapi atau meminta tes
4. Tidak dicurigai kanker. diagnosis lebih lanjut.
4. Dicurigai kanker
5. Pada pemeriksaan bimanual,
dicurigai adanya massa
ovarium (ovarium mass).

Proses pembekuan leher Rahim baik menggunakan CO2


terkompresi atau NO2 sebagai pendingin (pendinginan terus-
menerus selama 3 menit untuk membekukan, diikuti pencairan
selama 5 menit kemudian 3 menit pembekuan kembali). Tindakan
sesuai prosedur lege artis. . Prosedur tindakan krioterapi:
a) Katakan kepada ibu bahwa spekulum akan dimasukan dan
kemungkinan akan merasakan tekanan.
b) Dengan lembut masukan spekulum sepenuhnya atau sampai
terasa ada tahanan lalu perlahan-lahan buka spekulum agar
serviks dapat terlihat. Sesuaikan spekulum sampai seluruh
serviks dapat terlihat.
c) Bila serviks dapat terlihat seluruhnya, kunci spekulum dalam
posisi terbuka sehingga tetap berada di tempatnya.
d) Gerakkan lampu / senter agar leher rahim dapat terlihat dengan
jelas.
e) Gunakan kapas lidi untuk menghilangkan discharge, darah atau
mukosa dari serviks. Identifikasi ostium uteri, SSK, serta lokasi

20
dan ukuran lesi. Bila perlu, oleskan asam asetat sehingga lesi
dapat terlihat.
f) Tes alat krio dengan mengarahkan probe ke langit-langit
ruangan. Tekan tombol “freeze” selama 1 detik kemudian tekan
tombol “defrost” selama 1 detik untuk mengeluarkan gas melalui
lubang metal tipis. Alat berfungsi baik bila ujung kriotrip terlihat
berembun.
g) Pasang kriotrip yang terbalut sleeve pada ujung probe.
Kencangkan hanya menggunakan tangan. Jangan gunakan alat
lain untuk mengencangkan kriotip pada probe.
h) Tempelkan kriotip pada serviks, pastikan ujung tip telah masuk
dalam ostium uteri dan letakan secara seimbang pada permukaan
serviks. Tidak perlu memegang serviks dengan tenaculum atau
forceps. Pastikan dinding vagina lateral tidak bersentuhan dengan
kriotip. Ingatkan ibu bahwa mesin/ unit tersebut akan
mengeluarkan suara bising selama tindakan.
i) Gunakan teknik “freeze-clear’freeze”. Setelah 15 detik, tekan
tombol “defrost” tidak lebih dari 1 detik. Segera tekan tombol
“freeze” kembali. Tekan tombol “defrost” setiap 15 detik selama
3 menit proses pembekuan.
j) Seletah melakukan pembekuan selama 3 menit, kriotrip akan
menempel pada serviks karena bola es. Jangan menarik kriotrip!
Tunggu sampai mencair (defrost) dan alat terepas dengan
sendirinya dari serviks.
k) Letakkan alat krio pada tempatnya.
l) Tunggu 5 menit dan ulangi kembali proses pembekuan
menggunakan teknik freeze-clear-freeze. Mungkin perlu
menambah waktu pembekuan sampai 5 menit jika bola es tidak
terbentuk sampai 4 mm di luar tepi probe.
m) Di akhir tindakan, periksa serviks secara hati-hati untuk
memastikan apakah sudah terbentu “bola es” yang putih, keras,
benar-benar beku. Jika tidak ulangi langkah h-k minimal sekali
dengan menambahkan tekanan pada serviks.
n) Periksa serviks apakah terjadi perdarahan, tekan area perdarahan
dengan kapas lidi bersih.

21
o) Lepaskan spekulum dan taruh ke dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit dekontaminasi.

6. Pelayanan Rujukan pada penapisan kanker leher rahim


Bidan dan dokter umum harus merujuk pasien yang
mengalami kondisi-kondisi di bawah ini ke tingkat fasilitas
perawatan yang lebih tinggi:
 Lesi aceto-white lebih dari 75% permukaan serviks
 Lesi aceto-white meluas sampai dinding vagina atau
melebihi 2 mm dari tepi luar prob krioterapi.
Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim juga
dilakukan sesuai temuan IVA seperti tabel di bawah:
Tabel 5. Pelayanan rujukan penapisan kanker leher rahim sesuai dengan
temuan IVA

Temuan IVA Tindakan Rujukan

Bila ibu dicurigari menderita Segera rujuk ke RS Kab/ Kota atau Propinsi yang
kanker leher rahim dapat memberikan pengobatan kanker yang
memadai.

Ibu dengan hasil tes positif yang Rujuk untuk penilaian dan pengobatan di fasilitias
lesinya menutupi rahim lebih dari terdekat yang menawarkan LEEP atau cone
75%, meluas ke dinding vagina biopsy. Jika tidak mungkin atau dianggap tidak
atau lebih luas 2 mm dari probe akan pergi ke fasilitas lain, beritahu tentang
krioterapi. kemungkinan besar resistensi lesi dalam waktu 12
bulan dan tentang perlunya pengobatan ulang.

Ibu dengan hasil tes positif yang Beritahu mengenai kelebihan dan kekurangan
memenuhi kriteria untuk semua metode pengobatan. Rujuk ke RS
mendapat pengobatan segera tetapi Kab/Kota atau Propinsi terdekat yang
meminta diobati dengan tindakan menawarkan pengobatan sesuai keinginan pasien.
lain, bukan dengan krioterapi.

Ibu dengan hasil tes positif yang Rujuk ke fasilitas tersier (RS Propinsi/ Pusat)
meminta tes lebih lanjut (diagnosis yang menawarkan klinik ginekologi (bila

22
tambahan), yang tidak tersedia di diindikasi).
Puskesmas.

Ibu dengan hasil tes positif yang Beritahu tentang kemungkinan pertumbuhan
menolak menjalani pengobatan penyakit dan prognosisnya. Anjurkan untuk
datang kembali setelah setahun untuk menjalani
tes IVA kembali untuk menilai status lesinya.

7. Penapisan kanker payudara


Terdiri dari skrining kanker payudara (Clinical Breast
Examination) dan edukasi masyarakat tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan sesuai prosedur
yang tepat. Penapisan pada kanker payudara yang dilakukan
oleh petugas kesehatan dapat dilakukan dengan pelbagai cara,
antara lain adalah Clinical Breast Examination (CBE). Pada
perempuan berumur 20-40 tahun, CBE dianjurkan untuk
dilakukan tiga tahun sekali. Untuk perempuan yang
mendapatkan kelainan pada saat SADARI dianjurkan untuk
melaksanakan CBE sehingga dapat lebih dipastikan apakah
ada kemungkinan keganasan. Pada perempuan berusia di atas
40 tahun, dilakukan CBE setiap tahun.
8. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
Bidan dan dokter umum harus merujuk klien yang mengalami
kondisi-kondisi di bawah ini ke tingkat fasilitas perawatan
yang lebih tinggi (RS kabupaten/kota): benjolan pada
payudara, dicurigai kanker atau kondisi ginekologis lainnya.
Selanjutnya dokter obgyn yang akan melakukan pemeriksaan
dan terapi lanjutan atau perawatan paliatif sesuai indikasi.
Kasus yang tidak dapat ditangani di rumah sakit
kabupaten/kota, dapat dirujuk ke rumah sakit provinsi yang
ditunjuk. Rumah sakit rujukan harus memberikan umpan balik
kepada rumah sakit atau puskesmas asal.

23
4.3.2 Proses
A. Perencanaan
1. Konseling
Dilakukan pada hari pelayanan IVA yaitu senin sampai kamis
oleh bidan di Puskesmas dengan memberikan sesi konseling
perorangan kepada setiap wanita yang datang untuk menjalani
pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat di
Puskesmas. Konseling perorangan dilakukan sebelum, semasa
dan sesudah pemeriksaan IVA dilakukan. Dilakukan juga
konseling dan sosialisasi kepada pasien yang menjadi sasaran
yang datang ke Balai Pengobatan Umum dengan
menganjurkan kepada mereka untuk menjalani pemeriksaan
IVA.
2. Penyuluhan Kelompok
Dilakukan berkelompok satu kali setiap bulan di setiap desa
oleh bidan-bidan desa saat IVA keliling.
3. Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai kamis oleh bidan di gedung
KIA Puskesmas atau di tempat lain secara berkelompok oleh
bidan desa serta satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan
kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai kamis oleh bidan di gedung
KIA Puskesmas atau di tempat lain secara berkelompok oleh
bidan desa serta satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim
Single Visit Approach yaitu dilakukan krioterapi untuk IVA
positif pada saat itu juga. Dilakukan pada hari Senin sampai
kamis oleh dokter atau bidan terlatih di gedung KIA
Puskesmas atau tempat lain secara berkelompok serta satu
bulan diadakan satu kali di setiap desa.
6. Pelayanan Rujukan pada Penapisan kanker leher rahim

24
Dilakukan pada hari Senin sampai kamis oleh dokter maupun
bidan di gedung KIA Puskesmas, berupa sistem rujukan bagi
pasien dengan efek samping maupun komplikasi yang berat
yang tidak dapat ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas.
Rujukan diberikan ke RSUD Karawang atau rumah sakit yang
berkenaan bagi pasien.
7. Penapisan kanker payudara
Dilakukan pada hari Senin sampai kamis oleh bidan di gedung
KIA Puskesmas atau tempat lain secara berkelompok oleh
bidan desa serta satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.
8. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
Dilakukan pada hari Senin sampai kamis oleh dokter maupun
bidan di gedung KIA Puskesmas, berupa sistem rujukan bagi
pasien dengan efek samping maupun komplikasi yang berat
yang tidak dapat ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas.
Rujukan diberikan ke RSUD atau rumah sakit yang bekenaan
bagi pasien.
9. Pencatatan dan pelaporan
Setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas, berupa kegiatan
pencatatan hasil kegiatan program pencegahan kanker rahim
dan payudara di Puskesmas setempat dan dilaporkan setiap
bulan.

B. Pengorganisasian
Struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya.

25
Kepala UPTD
Puskesmas: dr. H.
Deddy Ferry Rachmat,
MKM

Ka. Subag Tata Usaha:


Tuti Susilowati, S

Upaya Kes. Masy Upaya Kes. Perorangan Jejaring Fasilitas Yan-


(UKM) (UKP) Kes

Pengobatan: dr.
UKM Esensial Pusling
Hadidjah

PromKes: Enny Kesgimul: drg. Neni


Bidan Desa
Tasrini, AMK Munijah

Kesling: Nurida KIA/KB: Hj.


Bina Jaringan
Rukmina, SKep Martinawati, Am.Keb

KIA/KB: Hj. IGD: dr. Mukminatur


Martinawati, Am.Keb Rasyid

Gizi: Moh. Isa Gizi: Moh. Isa

Persalinan: dr.
P2M: H. Ade Ruhyana
Darwinshah Amril

Apotek: Nurhasanah

Bagan 1. Struktur Organisasi Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten


Karawang

26
C. Pelaksanaan
1. Konseling
Dilakukan kepada semua pasien hanya pada hari Senin sampai
Jumat oleh bidan di Puskesmas dan konseling dilakukan kepada
sasaran perorangan sebelum, semasa dan sesudah pemeriksaan
IVA dilakukan. Sosalisasi kepada pasien yang menjadi sasaran
di Balai Pengobatan Umum belum dilaksanakan.
2. Penyuluhan kelompok
Dilakukan berkelompok satu bulan diadakan satu kali di setiap
desa tetapi belum rutin dilakukan 1x/bulan oleh bidan desa. dan
tidak didapatkan data yang melaporkan mengenai kegiatan
penyuluhan ini.
3. Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Jumat di Puskesmas oleh
bidan di Puskesmas. Pelaksanaan penapisan kanker leher rahim
di tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa satu bulan
satu kali di setiap desa, namun belum secara rutin dilakukan.
Pada pelaksanaan penapisan kanker leher rahim, hanya
dilaksanakan oleh bidan desa dan kader.
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker
leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Jumat di Puskesmas oleh
bidan di Puskesmas. Dibuat data tertulis mengenai penapisan
dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim di
tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa satu bulan satu
kali di setiap desa.
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Jumat oleh dokter umum
terlatih atau bidan terlatih di Puskesmas. Sebagian pasien yang
datang sendiri, harus mengajak suaminya pada kedatangan
selanjutnya atau membawa pulang kertas informed consent
untuk ditandatangan jika mau dilakukan krioterapi. Jika pasien

27
tersebut tidak datang pada pertemuan selanjutnya, pasien
tersebut tidak dapat dilakukan tindakan krioterapi.

6. Penapisan Rujukan pada Penapisan kanker leher rahim


Dilakukan pada hari Senin sampai Jumat di Puskesmas oleh
dokter maupun bidan di Puskesmas untuk kasus yang harus
dirujuk.
7. Penapisan kanker payudara
Dilakukan pada hari Senin sampai Jumat di Puskesmas oleh
bidan tetapi belum secara rutin satu kali setiap desa. Pada
pelaksanaan penapisan kanker payudara, hanya dilaksanakan
oleh bidan desa dan kader.
8. Pelayanan rujukan kanker payudara
Dilakukan pada hari Senin sampai Jumat oleh dokter maupun
bidan di Puskesmas.
9. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas.

D. Pengawasan
 Pencatatan dan pelaporan bulanan: dilakukan oleh bidan
penanggung jawab program IVA di Puskesmas Cikampek
setiap bulan diawasi oleh Kepala Puskesmas Cikampek.
Laporan tertulis yang telah dibuat dilaporkan oleh Kepala
Puskesmas Cikampek dan bidan penanggung jawab program
IVA ke Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang setiap bulan.
 Rapat: dilakukan setiap bulan. Rapat dipimpin oleh Kepala
Puskesmas Cikampek kemudian bidan penanggung jawab
program IVA melaporkan kejadian atau penemuan selama
sebulan tentang deteksi dini kanker leher rahim dan payudara.
Hasil rapat kemudian dilaporkan oleh Kepala Puskesmas
Cikampek dan bidan penanggung jawab program IVA ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang.

28
4.3.3 Keluaran
Perkiraan target sasaran
Data Dinas Kesehatan Karawang tahun 2016 bulan Agustus hingga
Desember dan tahun 2017 bulan Januari sampai Juli, jumlah sasaran
penapisan Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek (wanita usia
subur 30-50 tahun) = 14.275 orang perempuan.
Target penapisan = 85% x 14.275
= 12.133 perempuan
Target yang akan ditapis tiap tahun = 12.133 : 5 = 2427 perempuan/tahun
Target yang akan ditapis tiap bulan = 2427 : 10 = 243 perempuan/bulan

1) Cakupan Konseling
Persentase konseling
= Jumlah penapisan kanker leher rahim dan payudara x 100%
Jumlah perempuan yang mendapatkan konseling

= 572 x 100%
572
= 100%

2) Cakupan Penyuluhan Kelompok


Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan penyuluhan kelompok.

29
3) Cakupan Penapisan Kanker Leher Rahim
Tabel 6. Jumlah Penapisan Kanker Leher Rahim Puskesmas Cikampek,
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016
sampai Juli 2017
IVA Curiga
Bulan Diperiksa (+) Ca Krioterapi Rujukan
Agustus 2016 37 0 0 0 0
September 2016 18 0 0 0 0
Oktober 2016 15 1 0 1 0
November 2016 47 0 0 0 0
Desember 2016 28 0 0 0 0
Januari 2017 31 0 0 0 0
Februari 2017 56 0 0 0 0
Maret 2017 135 0 0 0 0
April 2017 73 0 0 0 0
Mei 2017 50 2 1 1 1
Juni 2017 3 0 0 0 0
Juli 2017 57 0 0 0 0
Total 572 3 1 2 1

Persentase penapisan kanker leher rahim


Pencapaian penapisan kanker leher rahim
= x 100%
Jumlah target penapisan kanker leher rahim per tahun

= 572 x 100%
2427
= 23,56 %
Besarnya masalah = 85% - 23,56% x 100% = 72,28%
85%

30
4) Cakupan Penapisan dengan Hasil IVA Positif
Persentasi penapisan dengan hasil IVA positif
Penapisan dengan hasil IVA positif
= x 100%
Pencapaian penapisan kanker leher rahim

= 3 x 100%
572
= 0,52 %
Besarnya masalah = 5% - 0,52% x 100% = 89,6 %
5%

5) Cakupan Penanganan dengan Krioterapi pada Penapisan Kanker Leher


Rahim
Persentase penanganan dengan krioterapi
= Penanganan dengan krioterapi x 100%
Penapisan dengan hasil IVA positif
= 2 x 100 %
3
= 66,6 %
Besarnya masalah = 85% - 66,6% x 100% = 21,64%
85%

6) Cakupan Pelayanan Temuan Kasus Rujukan Penapisan Kanker Leher


Rahim
a) Cakupan temuan kasus rujukan kanker leher rahim
Persentase temuan kasus rujukan kanker leher rahim
Temuan kasus rujukan kanker leher rahim
= x 100%
Penapisan dengan hasil IVA positif

= 1 x 100 %
3
= 33,3 %

31
b) Cakupan Pelayanan rujukan Kanker Leher Rahim
Cakupan pelayanan rujukan kanker leher rahim
=
Jumlah temuan kasus rujukan kanker leher rahim
x 100%
Jumlah pelayanan kasus kanker leher rahim yang harus dirujuk

= 1 x 100 %
1
= 100%

7) Cakupan Penapisan Kanker Payudara


Tabel 7. Jumlah Penapisan Kanker Payudara Puskesmas Cikampek,
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016
sampai Juli 2017
Bulan Clinical Breast Examination Benjolan (+) Rujukan
Agustus 2016 37 0 0
September 2016 18 0 0
Oktober 2016 15 0 0
November 2016 47 2 2
Desember 2016 28 0 0
Januari 2017 31 0 0
Februari 2017 56 0 0
Maret 2017 135 1 1
April 2017 73 0 0
Mei 2017 50 0 0
Juni 2017 3 0 0
Juli 2017 57 0 0
Total 572 3 3

32
7) Persentase penapisan kanker payudara
Pencapaian penapisan kanker payudara
= x 100%
Jumlah target penapisan kanker payudara pertahun

= 572 x 100%
2427
= 23,56%
Besarnya masalah = 85% - 23,56% x 100% = 72,28%
85%

8) Cakupan Pelayanan Rujukan pada Penapisan Kanker Payudara


a) Cakupan temuan kasus rujukan kanker payudara
Persentase temuan kasus rujukan kanker payudara
Temuan kasus rujukan pada penapisan kanker payudara
= x 100%
Penapisan dengan hasil benjolan positif

= 3 x 100 %
3
= 100 %

b) Cakupan pelayanan rujukan kanker payudara


Persentase pelayanan kasus rujukan kanker payudara
Jumlah temuan kasus rujukan kanker payudara
= x 100%
Jumlah pelayanan kasus kanker payudara yang harus dirujuk

= 3 x 100%
3
= 100%

33
4.3.4 Lingkungan
4.3.4.1 Fisik
a) Lokasi Puskesmas
Lokasi puskemas mudah dijangkau oleh masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Cikampek, Kabupaten Karawang.
b) Transportasi
 Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah
seperti mobil angkutan umum.
 Jalur jalan raya yang rata dan tidak sulit untuk dilalui oleh
prasarana trasportasi darat.
 Di Puskesmas terdapat 3 ambulans yang siap pakai.
c) Fasilitas kesehatan
Adanya kerjasama yang baik antara Puskesmas dengan fasilitas
kesehatan yang lain seperti Rumah Sakit Bersalin (RSB) dan
Bidan Praktek Swasta (BPS).
4.3.4.2 Non Fisik
- Pendidikan : Mayoritas berpendidikan dengan tamat SMA
sebanyak 57,19%. Masih terdapat angka yang cukup banyak pada
penduduk dengan tamat pendidikan SMP 25,81% dan SD
12,74%.
- Sosial Ekonomi : Mayoritas bekerja sebagai pengrajin industri
kecil dengan jumlah 16.060 penduduk atau sebesar 34,1%.
- Agama : Mayoritas beragama Islam sebanyak 95,5%.
- Dukungan suami: Mayoritas istri akan meminta persetujuan
suami untuk setiap tindakan.

34
4.3.5 Umpan Balik
A. Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan akan dapat digunakan Ada
sebagai masukan
B. Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap
bulannya untuk mengevaluasi program yang telah Ada
dijalankan

4.3.6 Dampak
A. Langsung
1.Menurunkan jumlah kesakitan Belum dapat dinilai
2.Menurunkan jumlah kematian Belum dapat dinilai

B. Tidak Langsung
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Belum dapat dinilai

35
Bab V
Pembahasan

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran


Tabel 8. Tabel Masalah Menurut Variabel Keluaran

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1 Cakupan penyuluhan 100% Tidak ada data (+)
2 kelompok 85% 23,56% 72,28%
Persentase penapisan kanker
3 leher rahim 5% 0,52 % 89,6%
Persentase penapisan dengan
4 hasil IVA positif 85% 66,6% 21,64%
Persentase penanganan dengan
5 krioterapi 85% 23,56% 72,28%
Persentase penapisan kanker
payudara

36
5.2 Masalah Menurut Variabel Proses
Tabel 9. Tabel Masalah Menurut Variabel Proses
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
A. Pelaksanaan

1. Konseling Dilakukan Senin – Jumat Dilakukan Senin-Kamis di (+)


di Puskesmas dengan Puskesmas. Belum ada
memberikan sesi konseling sosialisasi kepada pasien
perorangan secara yang menjadi sasaran
wawancara atau anamnesis yang datang ke Balai
Pengobatan Umum.

2. Penyuluhan Dilakukan satu kali pada Dilakukan oleh bidan (+)


kelompok satu bulan di setiap desa. Puskesmas, tetapi belum
rutin dilakukan 1x/bulan
oleh bidan desa. Tidak ada
data tertulis mengenai
pelaksanaan penyuluhan
kelompok.
3. Penapisan Dilakukan Senin – Jumat Dilakukan oleh bidan di (+)
kanker leher oleh bidan di Puskesmas Puskesmas hari Senin-
rahim atau tempat lain secara Kamis. Pelaksanaan
berkelompok oleh bidan penapisan kanker leher
desa dengan diadakan satu rahim secara berkelompok
bulan satu kali di setiap di desa belum rutin di
desa. lakukan.
4. Penanganan Single Visit Approach yaitu Jika ditemukan IVA (+)
dengan dilakukan krioterapi untuk positif, pasien seharusnya
Krioterapi IVA positif pada saat itu mendapat tindakan
pada penapisan juga. Dilakukan Senin - krioterapi di Puskesmas
kanker leher Jumat oleh dokter atau hari Senin-Kamis dengan
rahim bidan terlatih di terlebih dahulu dimintakan
Puskesmas. informed consent.
Beberapa pasien tidak

37
kembali datang ke
Puskesmas untuk
mendapat tindakan
tersebut.
5. Penapisan Dilakukan Senin - Jumat Dilakukan hari Senin - (+)
kanker oleh bidan di Puskesmas Kamis oleh bidan di
payudara atau tempat lain secara Puskesmas tetapi belum
berkelompok oleh bidan secara rutin dilakukan
desa dengan diadakan satu 1x/bulan di setiap desa.
bulan satu kali di setiap
desa.
B. Pengorganisasian
1. Pembagian Setiap dokter dan bidan Tidak terdapat pembagian (+)
tugas kerja terlatih memiliki tugas secara teratur dalam
pembagian kerja yang melaksanakan tugasnya
teratur dan sistematis (tugas programmer
dalam melaksanakan overlap).
tugasnya.

38
5.3 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
Tabel 10. Tabel Masalah Menurut Variabel Lingkungan

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Sosial budaya Tidak menjadi Masih menjadi faktor (+)
faktor penghambat penghambat karena masih
ada budaya malu dan tabu.
2 Dukungan suami Tidak menjadi Mayoritas istri akan (+)
faktor penghambat. meminta persetujuan
suami untuk setiap
tindakan
3 Sosial ekonomi Tidak menjadi Mayoritas penduduk (+)
masyarakat faktor penghambat. bermata pencaharian
sebagai pengrajin industri
kecil. Hal tersebut akan
mempengaruhi waktu
seorang wanita usia subur
untuk melakukan
pemerikaan iva.

39
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah Menurut Keluaran (masalah sebenarnya):
A. Penyuluhan kelompok di tiap desa tidak dilakukan secara rutin, tidak
ada data tertulis (0%) dari target sebesar 100%.
B. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (23,56%) dari
target sebesar 85%.
C. Cakupan penapisan IVA positif sebesar 0,52% dari target sebesar 5%.
D. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher
rahim sebesar 66,6% dari target sebesar 85%.
E. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (23,56%) dari
target sebesar 85%.

6.2 Masalah Proses


1. Solialisasi pada sasaran yang datang ke Balai Pengobatan Umum
belum dilakukan.
2. Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan
penyuluhan kelompok.
3. Kurangnya kerjasama lintas program untuk melakukan penyuluhan
kelompok di tiap desa.
4. Masih kurangnya jangkauan pemeriksaan IVA yang seharusnya satu
kali dalam sebulan untuk tiap desa, namun pelaksanaannya belum
rutin dilaksanakan oleh bidan desa.
5. Belum adanya dukungan dari lintas sektoral saat pelasanaan
penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara, saat di lapangan
hanya ada bidan desa dan kader, tanpa didampingi perwakilan dari
kelurahan.
6. Penapisan hasil positif seharusnya mendapatkan tindakan krioterapi,
terlebih dahulu dimintakan informed consent. Beberapa pasien tidak
kembali datang ke Puskesmas untuk mendapat tindakan tersebut.
Karena masih ingin mempertimbngkan lagi dan meminta izin suami

40
7. Masih kurangnya pengetahuan, kesadaran dan minat dari masyarakat
sendiri terutama WUS sebagai sasaran program ini akan pentingnya
deteksi kanker leher rahim dan kanker payudara
8. Pada pengorganisasian tidak sesuai dengan kegiatan yang seharusnya
dikerjakan, beberapa bidan yang terlatih memiliki tanggung jawab
program masing-masing yang berbeda sehingga terdapat overlap
dalam hal pelaksanaan tugas. Masih terdapat ego program dari
masing-masing pemegang program untuk mensukseskan programnya
masing-masing. Belum adanya keterpaduan antara program yang satu
dengan yang lain.

6.3 Masalah Lingkungan


1. Sosial budaya masih menjadi faktor penghambat karena masih ada
budaya malu dan tabu.
2. Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk setiap
tindakan
3. Sosial ekonomi masyarakat masih menjadi faktor penghambat,
mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai pengrajin industri
kecil. Hal tersebut akan mempengaruhi waktu seorang wanita usia
subur untuk melakukan pemerikaan iva

41
Bab VII
Prioritas Masalah

Masalah Menurut Keluaran:


A. Penyuluhan kelompok di tiap desa tidak dilakukan secara rutin, tidak ada data
tertulis (0%) dari target sebesar 100%.
B. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (23,56%) dari target
sebesar 85%.
C. Cakupan penapisan IVA positif sebesar 0,52% dari target sebesar 5%.
D. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
sebesar 66,6% dari target sebesar 85%.
E. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (23,56%) dari target
sebesar 85%.
Prioritas Masalah:

Masalah
No Parameter
A B C D E
1 Besarnya masalah 5 5 5 5 5
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 4 5 3 3 5
3 Keuntungan sosial yang diperoleh 4 5 3 3 5
4 Teknologi yang tersedia 4 4 3 2 4
5 Sumber daya yang tersedia 4 5 4 4 4
Total 21 24 18 17 23

Keterangan derajat masalah:


5 = Sangat penting 3 = Cukup penting 1 = Sangat kurang
penting
4 = Penting 2 = Kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah:


1 Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang yaitu sebanyak 23,56% dari
target yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 85%.
2 Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang yaitu sebanyak 23,56% dari
target yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 85%.

42
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

Masalah:

1. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (23,56%) dari


target sebesar 85%.
Penyebab:
 Proses:
o Puskesmas Cikampek belum mampu melakukan penapisan kanker
leher rahim sebanyak yang ditargetkan yaitu 2427 orang per tahun
o Masyarakat tidak mau datang untuk dilakukan penapisan oleh karena
banyaknya fasilitas kesehatan di luar puskesmas, misalnya seperti
klinik atau tempat praktek bidan
o Penyuluhan yang dilakukan di dalam gedung mayoritasnya adalah
perorangan, yang seharusnya dilakukan secara berkelompok terlebih
dahulu dan diikuti dengan penyuluhan perorangan. Tidak ada
pencatatan dari kegiatan penyuluhan ini.
o Masih kurangnya jangkauan pemeriksaan IVA yang seharusnya satu
kali dalam sebulan untuk tiap desa, namun pelaksanaannya belum rutin
dilaksanakan oleh bidan desa.
o Penapisan kanker rahim hanya dilakukan pada hari senin hingga kamis
oleh Bidan di Puskesmas
o Tidak adanya perencanaan materi penyuluhan dalam program serta
jadwal yang teratur setiap bulannya untuk melakukan penyuluhan.
o Belum ada dukungan dari lintas program dan lintas sektor dalam
melakukan penyuluhan dan penapisan kanker leher rahim dan kanker
payudara di desa-desa.
o Kurangnya motivasi kader dan bidan-bidan desa dalam melakukan
penyuluhan sekali dalam sebulan untuk tiap-tiap desa.
o Tidak ada pembagian tugas yang jelas dalam organisasi sehingga
banyak yang overlap dalam melaksanakan tugas.
 Lingkungan:

43
o Masih banyak wanita yang merasa malu untuk dilakukan pemeriksaan
IVA karena berhubungan dengan daerah intim.
o Kewaspadaan masyarakat tentang penyakit kanker leher rahim masih
rendah.
o Kebanyakan istri akan meminta persetujuan suami untuk setiap
tindakan.
o Sosial ekonomi masyarakat masih menjadi faktor penghambat,
mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai pengrajin industri
kecil. Hal tersebut akan mempengaruhi waktu seorang wanita usia
subur untuk melakukan pemerikaan iva.

Penyelesaian:
 Menambah hari pelayanan konseling dari senin-jumat sehingga lebih
banyak kesempatan melakukan konseling untuk istri dan suaminya
mengenai kepentingan pemeriksaan untuk penapisan kanker leher rahim.
 Sosialisasi oleh dokter saat melakukan pelayanan di BPU kepada sasaran
megenai penapisan kanker leher rahim dengan IVA. Selain di BPU,
sosialisasi diperluas lagi ke MTBS dan lansia jika ditemukan wanita sesuai
dengan kriteria sasaran untuk pemeriksaan program penapisan kanker
leher rahim.
 Memberikan secara rutin penyuluhan sesuai dengan perencanaan awal
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara. Penyuluhan
yang diberikan tidak hanya untuk kelompok wanita, namun juga dilakukan
untuk kelompok pria atau suami untuk meningkatkan pengetahuan akan
pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara sehingga diharapkan adanya dukungan dari pihak pria atau suami
terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim. Penyuluhan sebaiknya
diadakan dengan sistem terbuka melalui kerjasama dari Puskesmas dengan
pihak luar seperti media massa, tokoh agama, atau sponsor bakti sosial
yang dilakukan secara rutin.

44
 Penyuluhan yang diadakan harus lebih bersifat interaktif dan dinamis
dengan mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang menderita
kanker leher rahim sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat seiring
peningkatan pengetahuan.
 Penyuluhan mengenai penapisan kanker leher rahim dengan metode IVA
menggunakan cara penyampaian yang positif, media seperti poster
bergambar lebih digunakan dan dengan menggunakan tutur bahasa yang
benar sehingga masyarakat menjadi berminat untuk menjalankan
pemeriksaan IVA.
 Bekerjasama dengan lintas program, yaitu KIA supaya saat para bidan
melakukan pemasangan KB atau melakukan pemeriksaan ANC,
masyarakat yang menjadi sasaran juga bisa dilakukan pemeriksaan IVA
sehingga masyarakat tidak perlu merasa malu atau kurang nyaman untuk
menanggalkan pakaiannya.
 Saat pelaksanaan kegiatan penapisan kanker leher rahim di lapangan,
sebaiknya bukan hanya bidan desa dan kader saja yang hadir, namun
kegiatan ini membutuhkan dukungan dari lintas program seperti promkes
dan lintas sektoral seperti dari kelurahan atau kecamatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dari
kanker leher rahim.
 Melengkapi dengan data tertulis baik perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
dari kegiatan penyuluhan, sehingga kegiatan penyuluhan dapat dinilai
manfaatnya.
 Bidan-bidan desa berperan dalam memberikan edukasi mengenai
penapisan kanker leher rahim di tempat prakteknya masing-masing serta
melakukan pendataan bagi sasaran yang dilakukan penapisan kanker leher
rahim.
 Bidan-bidan desa harus melakukan pelaporan secara tertulis akan setiap
kegiatan di lapangan/ desa yang dilakukan dengan membuat daftar nama
dan laporan kegiatan yang dilakukan.
 Dokter, bidan puskesmas, bidan desa, dan kader bekerjasama untuk
melakukan program seperti IVA keliling di desa-desa.

45
 Agar para bidan desa dan kader termotivasi lebih lagi, mereka dapat
diberikan penghargaan bagi yang melalukan penyuluhan kelompok secara
rutin.
 Membuat tahapan tahapan alur kegiatan dan perencanaannya beserta job
desc setiap kegiatan dilakukan kapan, di mana, oleh siapa saja, dan harus
bagaimana.

2. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (23,56) dari target


sebesar 85%.
Penyebab:
 Proses
o Puskesmas Cikampek belum mampu melakukan penapisan kanker
payudara sebanyak yang ditargetkan yaitu 2427 orang per tahun
o Penyuluhan yang dilakukan di dalam gedung mayoritasnya adalah
perorangan, yang seharusnya dilakukan secara berkelompok
terlebih dahulu dan diikuti dengan penyuluhan perorangan. Karena
hal ini, pasien kurang mendapat informasi yang jelas dan tidak
bersedia untuk dilakukan penapisan dengan metode SADANIS.
o Kurangnya jangkauan ke desa-desa untuk menarik minat penduduk
setempat supaya melakukan pemeriksaan SADANIS. Di mana
kegiatan ini seharusya dilakukan 1 bulan sekali secara rutin di
setiap desa.
 Lingkungan
o Masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang kanker
payudara dan pemeriksaaan SADARI.
o Masih banyak wanita yang merasa malu dan kurang nyaman untuk
dilakukan SADANIS oleh para tenaga medis.
o Kebanyakan istri akan meminta persetujuan suami untuk setiap
tindakan.
o Sosial ekonomi masyarakat masih menjadi faktor penghambat,
mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai pengrajin
industri kecil. Hal tersebut akan mempengaruhi waktu seorang
wanita usia subur untuk melakukan pemerikaan ke Puskesmas.

46
Penyelesaian:
 Menambah hari pelayanan konseling dari senin-jumat sehingga lebih
banyak kesempatan melakukan konseling untuk istri dan suami mengenai
kepentingan SADANIS dan SADARI untuk mencegah dan mendeteksi
dini kanker payudara.
 Memberikan penyuluhan secara rutin sesuai dengan perencanaan awal
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
pencegahan dan deteksi dini kanker payudara. Penyuluhan dilakukan
untuk kelompok wanita dan pria (para suami) untuk meningkatkan
pengetahuan akan pentingnya pencegahan kanker payudara sehingga
diharapkan adanya dukungan dari pihak pria atau suami terhadap kegiatan
pencegahan payudara. Penyuluhan sebaiknya diadakan dengan sistem
terbuka melalui kerjasama dari Puskesmas dengan pihak luar seperti media
massa, tokoh agama, dan sponsor bakti sosial yang dilakukan secara rutin.
 Melengkapi kegiatan penyuluhan dengan data tertulis baik perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil dari kegiatan penyuluhan tersebut sehingga
kegiatan penyuluhan dapat dinilai apakah ada manfaatnya atau tidak.
 Bidan-bidan desa berperan dalam memberikan penyuluhan mengenai
penapisan kanker payudara di tempat prakteknya masing-masing serta
melakukan pendataan bagi sasaran yang dilakukan penapisan kanker
payudara.
 Bidan-bidan desa harus melakukan pelaporan secara tertulis akan setiap
kegiatan di lapangan/ desa yang dilakukan dengan membuat daftar nama
dan laporan kegiatan yang dilakukan.
 Bekerjasama dengan lintas program, yaitu KIA supaya saat para bidan
melakukan pemasangan KB atau melakukan pemeriksaan ANC,
masyarakat yang menjadi sasaran juga bisa dilakukan pemeriksaan
SADANIS sehingga masyarakat tidak perlu merasa malu atau kurang
nyaman untuk menanggalkan pakaiannya.

47
Bab IX
Kesimpulan dan Saran

9.1. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan kanker
payudara yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem Puskesmas
Cikampek, Kabupaten Karawang periode Agustus 2016 sampai dengan Juli
2017 didapatkan :
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Tidak terdapat data pelaksanaan penyuluhan kelompok.
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim 23,56%.
4. Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif 0,52%.
5. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim 66,6%.
6. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 100%.
7. Cakupan penapisan kanker payudara 23,56%.
8. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara 100%.

Dipilih dua prioritas masalah, yaitu:


1. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang sebanyak 23,56% dari
target sebesar 85%.
2. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang sebanyak 23,56% dari
target sebesar 85%.

9.2. Saran
Apabila saran dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan kedua
masalah ini tidak akan kembali muncul di Puskesmas Cikampek, Kabupaten
Karawang sebagai pokok masalah, yaitu:

 Diharapkan kegiatan IVA dapat berjalan dari hari Senin-Jumat di


Pukesmas Cikampek.
 Sosialisasi kepada sasaran mengenai program program penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara di BPU, MTBS, dan lansia jika
ditemukan wanita sesuai dengan kriteria sasaran untuk pemeriksaan
program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara ini.

48
 Mengadakan penyuluhan tidak hanya untuk kelompok perempuan, namun
juga dilakukan pada kelompok pria atau suami untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadarn, serta dukungan akan pentingnya pencegahan dan
deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara lewat pemeriksaan
IVA dan SADANIS.
 Penyuluhan harus lebih interaktif dan dinamis dengan mengikutsertakan
narasumber dokter atau mereka yang menderita kanker leher rahim atau
kanker payudara sehingga kesadaran masyarakat meningkat seiring
peningkatan pengetahuan masyarakat.
 Perlunya evaluasi cara penyampaian penyuluhan dan konseling di antara
dokter, bidan dan kader sehingga penuturan bahasa yang benar dapat
membantu menarik minat masyarakat untuk melaksanakan penapisan
kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas atau di desa-desa.
 Melatih bidan desa dan kader untuk melakukan penyuluhan kelompok di
setiap desa.
 Diharapkan agar bidan membuat data tertulis di dalam sebuah buku
mengenai penyuluhan kelompok mengenai desa mana dilakukan
penyuluhan, waktu pelaksanaan, materi yang diberikan, hasil pelaksanaan
sehingga kegiatan penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.
 Perlunya bekerjasama dengan lintas program yaitu KIA agar masyarakat
tidak perlu merasa malu dan tidak nyaman saat pemeriksaan

49
Daftar Pustaka

1. Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Rancangan awal


rencana pembangunan jangka menengah nasional 2015–2019. Jakarta: Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional; 2014.h.149-52.
2. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyeharan Lingkungan. Kementrian Kesehatan RI, 2015.
3. WE, Putri. Pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara. Universitas Sumatera Utara, 2015. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52135/5/Chapter%20I.pdf. 8
September 2016.
4. Ferlay J, Shin HR, Bray F, Forman D, Mathers C and Parkin DM.
GLOBOCAN 2008v2.0, Cancer incidence and mortality worldwide: IARC
CancerBase No 10. (Internet). Lyon, France: International Agency for
Research on Cancer. Diunduh dari http://globocan.iarc.fr. 8 September 2016.
5. Data Program Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara Kabupaten Karawang, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa
Barat. 2017.
6. Situasi Penyakit Kanker. Kementrian Kesehatan RI, 2015. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buleti
nkanker.pdf. 11 September 2016.
7. HS, Djap. Pedoman evaluasi program. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran UKRIDA. 2011.

50
Lampiran

51
Lampiran 1. Data Demografis dan Geografis Kecamatan Cikampek Tahun 2016

Tabel 6. Jumlah Penduduk per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Cikampek 2016

No Nama Desa KK Jumlah Penduduk L+P


Lelaki Perempuan
1 Cikampek Kota 3,329 7,463 6,572 14.035
2 Cikampek Barat 3,326 11,862 8,764 20.626
3 Cikampek Timur 2,393 4,979 4,981 9.960
4 Cikampek Selatan 2,848 5,879 5,752 11.631
5 Cikampek Pusaka 2,838 5,902 5,758 11.660
6 Kamojing 2,540 2,890 3,553 6.443
7 Dawuan Timur 2,568 5,479 5,386 10.865
8 Dawuan Tengah 1,778 3,159 3,972 7.131
9 Dawuan Barat 2,047 4,525 4,544 9.069
10 Kalihurip 1,796 3,959 3,974 7933
Total 27,066 56.097 53.256 109.353
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Cikampek 2016

Tabel 7. Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Cikampek sampai dengan


Akhir Tahun 2016

Luas Jumlah Jumlah Tingkat


No Nama Desa
(km2) Rumah Penduduk Kepadatan

52
Tangga Penduduk/km2
1 Cikampek Kota 0,97 1.491 7.237 7.237
2 Cikampek Barat 1,94 4.156 21.368 10.693
3 Cikampek Timur 1,12 2.122 10.389 9.275
4 Cikampek Selatan 1,22 2.310 11.149 9.138
5 Cikampek Pusaka 3,74 975 4.419 1.104
6 Kamojing 9,27 833 3.843 427
7 Dawuan Timur 2,93 2.824 12.420 4.140
8 Dawuan Tengah 3,22 4.262 20.193 8.077
9 Dawuan Barat 3,64 2.988 13.719 3.864
10 Kalihurip 18,33 946 4.808 267
Total 46,38 22.907 109.353 2.357
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Cikampek 2016
Tabel 8. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kepala Keluarga
di Kecamatan Cikampek Tahun 2016
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Petani 5.810 12,33 %
2 Buruh industri 1.794 3,8 %
3 Pengrajin industri kecil 16.060 34,1 %
4 Pedagang 12.790 27,16 %
5 Buruh Angkut 2.670 5,67 %
6 Peternak 7.670 16,28%
7 PNS 273 0,57 %
8 ABRI 20 0,042 %
Total 47.087 100 %
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Cikampek 2016
Tabel 9. Jumlah Sarana Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Cikampek

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH

53
1 PUSKESMAS 1
2 POSYANDU 92
3 APOTIK 17
4 OPTICAL 6
5 BP.SWASTA 6
6 KLINIK 24 JAM 4
7 RUMAH SAKIT SWASTA 3
8 RUMAH BERSALIN 1
9 PRAKTEK DOKTER SWASTA 9
10 PRAKTEK DOKTER SPESIALIS 5
11 PRAKTEK drg.SWASTA 2
12 PRAKTEK BIDAN SWASTA 28
13 PENGOBATAN TRADISIONAL 29
14 POSYANDU MADYA 56
15 POSYANDU PURNAMA 12
16 POSYANDU MANDIRI 24
17 POSKESDES 0
18 DESA SIAGA AKTIF 3
19 DESA SIAGA AKTIF MADYA 1
20 POS UKK 1
21 POS BINDU 5
22 PUSLING 1
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Cikampek 2016

Denah Peta Wilayah Puskesmas Cikampek, Kabupaten Karawang

54
Peta Kabupaten Karawang 2016

55
Peta Wilayah Kecamatan Kabupaten Karawang 2016

56
Peta Wilayah Kecamatan Cikampek

Lampiran 2. Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan

57
Tabel 10. Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan

No. Variabel Tolok Ukur


1. Masukan
1.1. Tenaga
 Dokter 1 orang
 Bidan 5 orang
1.2. Dana
 APBD Ada
1.3. Sarana (untuk 24 klien)
IVA test
 Meja peralatan (trolley) 1 buah
 Wadah peralatan dengan tutup 1 buah
 Meja pemeriksaan 1 buah
 Lampu sorot sumber cahaya 1 buah
 Senter bila listrik mati 1 buah
 Baterai kering untuk senter 2 buah/bulan
 Bivalved speculum 24 (12 buah ukuran kecil, 8 buah sedang dan
4 buah besar)
 Kain perlak untuk meja ginekologi 12 buah
 Kain penutup perut klien 12 buah
 Kursi pemeriksa 1 buah
 Gallipots antikarat 24 buah
 Kapas lidi kassa 100/bulan
 Sarung tangan disposable 700 (14 boks @ 50)
 Spatula kayu 200/bulan atau 1 boks
 Asam asetat 3-5% 12 botol ukuran 750 ml/bulan
 Masker 2 buah
 Atlas IVA 2 buah
Krioterapi
 Unit Krioterapi 1 buah
 Krioterapi tip 2 buah
 Karet penahan untuk krio unit 1 buah

58
 Tabung CO2 1 buah
 Kereta dorong untuk tabung CO2 1 buah
 Tang/ spanner 1 buah
 Mur/ baut Washers krio machine 5 buah
 Pengatur waktu/Timer 1 buah
Pencegahan Infeksi
 Ember plastik dekontaminasi 2 buah
 Larutan klorin 0,5% 12 L/bulan
 Sabun bubuk 1 kotak
 Sikat gigi (untuk cuci alat) 1 buah
 Sarung tangan rumah tangga 2 pasang
 Tempat sampah plastik 1 buah
 Kantung plastik 60 buah/bulan

Antibiotik untuk IMS Ada

Non-medis
 Tinta stempel Ada
 Leaflet Ada
 Poster Ada
 Stempel untuk persetujuan ibu di Ada
kartu status ibu
 Buku acuan Pencegahan Kanker Ada
Leher Rahim dan Payudara

No. Variabel Tolak Ukur

59
1.4. Metode
1. Konseling Wawancara atau anamnesa perorangan
kepada sasaran dilakukan sebelum
(mengenai faktor resiko), semasa dan
sesudah (mengenai hasil yang ditemukan)
pemeriksaan dilakukan.

2. Penyuluhan kelompok Penyuluhan yang diadakan pada kelompok


masyarakat dengan tujuan memberikan
informasi tentang kanker payudara dan
kanker leher rahim, faktor- faktor resiko,
serta pentingnya tindakan skrining.

3. Penapisan kanker leher rahim Upaya pemeriksaan atau tes yang sederhana
dan mudah dilaksanakan pada populasi
masyarakat yang sehat yang bertujuan untuk
mengetahui masyarakat yang sakit atau
beresiko terkena penyakit di antara
masyarakat yang sehat, dilakukan Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk
pemeriksaan lesi prakanker leher rahim.

4. Penapisan dengan hasil IVA positif Jika hasil IVA positf jelaskan artinya, dan
pada penapisan kanker leher rahim pentingnya pengobatan dan diskusikan
langkah-langkah selanjutnya yang
dianjurkan kepada klien.

5. Penanganan kasus IVA positif dengan Proses pembekuan leher rahim baik
krioterapi menggunakan CO2 terkompresi atau NO2

60
sebagai pendingin (pendinginan terus-
menerus selama 3 menit untuk
membekukan, diikuti pencairan selama 5
menit kemudian 3 menit pembekuan
kembali).
6. Pelayanan rujukan pada penapisan
kanker leher rahim Pada setiap kasus berat yang menunjukkan
tanda bahaya yang tidak dapat diatasi serta
pada setiap kasus yang dicurigai adanya
tanda-tanda keganasan.
7. Penapisan kanker payudara
Skrining kanker payudara (Clinical Breast
Examination) dan edukasi masyarakat
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI).
8. Pelayanan rujukan pada penapisan
kanker payudara Pada setiap kasus berat yang menunjukkan
tanda bahaya yang tidak dapat diatasi serta
pada setiap kasus yang dicurigai adanya
tanda-tanda keganasan.

No. Variabel Tolak Ukur


2. Proses
2.1. Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai :
1. Konseling Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas

61
dengan memberikan sesi konseling perorangan
kepada setiap wanita yang datang untuk menjalani
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di
Puskesmas. Konseling perorangan dilakukan
sebelum, semasa dan sesudah pemeriksaan IVA
dilakukan.

2. Penyuluhan kelompok Dilakukan berkelompok satu kali setiap bulan di


setiap desa oleh bidan pada saat IVA keliling.

3. Penapisan kanker leher Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas


rahim atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan
(satu bulan diadakan satu kali di setiap desa).

4. Penapisan dengan hasil IVA Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas
positif pada penapisan atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan
kanker leher rahim (satu bulan diadakan satu kali di setiap desa).

5. Penanganan dengan Single Visit Approach yaitu dilakukan krioterapi


krioterapi pada penapisan untuk IVA positif pada saat itu juga. Dilakukan
kanker leher rahim Senin - Jumat oleh dokter atau bidan terlatih di
Puskesmas.

6. Penapisan kanker payudara Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas


atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan
desa (satu bulan diadakan satu kali di setiap desa).

7. Pelayanan rujukan kanker Dilakukan Senin – Jumat oleh dokter maupun


leher rahim dan payudara bidan di puskesmas, berupa sistem rujukan bagi
pasien dengan efek samping maupun komplikasi
yang berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga
medis di puskesmas.

62
2.2. Pengorganisasian Setiap dokter dan bidan terlatih memiliki
pembagian kerja yang teratur dan sistematis dalam
melaksanakan tugasnya

2.3. Pelaksanaan
1. Konseling Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas
dengan memberikan sesi konseling perorangan
kepada setiap wanita yang datang untuk menjalani
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di
Puskesmas. Konseling perorangan dilakukan
sebelum, semasa dan sesudah pemeriksaan IVA
dilakukan.

2. Penyuluhan kelompok Dilakukan berkelompok satu kali setiap bulan di


setiap desa oleh bidan pada saat IVA keliling.

3. Penapisan kanker leher Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas


rahim atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan
(satu bulan diadakan satu kali di setiap desa).

4. Penapisan dengan hasil IVA


Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas
positif pada penapisan
atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan
kanker leher rahim
(satu bulan diadakan satu kali di setiap desa).

5. Penanganan dengan
Single Visit Approach yaitu dilakukan krioterapi
krioterapi pada penapisan
untuk IVA positif pada saat itu juga. Dilakukan
kanker leher rahim
Senin - Jumat oleh dokter atau bidan terlatih di
Puskesmas.

6. Penapisan kanker payudara


Dilakukan Senin - Jumat oleh bidan di Puskesmas
atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan
desa (satu bulan diadakan satu kali di setiap desa).

63
7. Pelayanan rujukan kanker Dilakukan Senin – Jumat oleh dokter maupun
leher rahim dan payudara bidan di puskesmas, berupa sistem rujukan bagi
pasien dengan efek samping maupun komplikasi
yang berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga
medis di puskesmas.

2.4. Pengawasan
a. Laporan Bulanan
b. Rapat Bulanan

64
3. Keluaran
3.1.Konseling 100%
3.2. Penyuluhan kelompok 1x/bulan di setiap desa
3.3.Penapisan kanker leher rahim 85%
3.4.Penapisan dengan hasil IVA positif 5%
3.5.Penanganan dengan krioterapi 85%
3.6.Penapisan kanker payudara 85%
3.7.Pelayanan rujukan dan temuan 100%
kasus rujukan kanker leher rahim
dan kanker payudara

4. Lingkungan
4.1. Fisik
a. Lokasi Mudah dijangkau
b. Transportasi Tersedia sarana transportasi
c. Fasilitas kesehatan lain Ada, dapat dijalin kerjasama yang baik
4.2. Non fisik
a. Pendidikan Tidak menjadi faktor penghambat
b. Sosial ekonomi Tidak menjadi faktor penghambat
c. Agama Tidak menjadi faktor penghambat
d. Dukungan suami Tidak menjadi faktor penghambat

5. Umpan balik
5.1. Pelaporan yang lengkap dan sesuai Adanya pelaporan setiap bulan secara lengkap
dengan waktu yang ditentukan akan dapat mengenai pencapaian target program.
digunakan sebagai masukan dalam
pencapaian target program pencegahan
kanker leher rahim dan payudara
5.2. Rapat kerja yang membahas laporan
kegiatan setiap bulannya untuk Ada hasil rapat kerja
mengevaluasi program yang telah
dijalankan.
Dampak

65
6. 6.1. Langsung
a. Menurunkan angka kesakitan dan
kecatatan kanker leher rahim dan Diharapkan penurunan jumlah kesakitan kanker
payudara leher rahim dan payudara
b. Menurunkan angka kematian
akibat kanker leher rahim dan Diharapkan penurunan jumlah kematian akibat
payudara kanker leher rahum dan payudara

6.2. Tidak langsung


Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Diharapkan derajat kesehatan masyarakat
meningkat

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Tahun 2016

66
Laporan Hasil Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara
Puskesmas Klinik IVA Kabupaten Karawang
Agustus 2016- Juli 2017

BULAN : Agustus

67
TAHUN : 2016
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 37
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 37
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : September
TAHUN : 2016
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 18
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 18
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang
1 tahun 0

BULAN : Oktober
TAHUN : 2016
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 14
Hasil IVA Positif (+) 1
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 15
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0

68
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : November
TAHUN : 2016
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 47
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 45
Hasil Payudara Benjolan 2
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : Desember
TAHUN : 2016
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 28
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 28
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

69
BULAN : Januari
TAHUN : 2017
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 31
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 31
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : Februari
TAHUN : 2017
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 56
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 56
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : Maret
TAHUN : 2017
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 135
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 134
Hasil Payudara Benjolan 1
Curiga Ca 0
Lain-lain 0

70
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : April
TAHUN : 2017
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 73
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 73
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : Mei
TAHUN : 2017
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 47
Hasil IVA Positif (+) 2
Curiga Ca 1
Lesi Besar 0
Normal 50
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : Juni
TAHUN : 2017

71
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 4
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 3
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

BULAN : Juli
TAHUN : 2017
Jumlah yang diperiksa Usia 30-50 thn
Negatif (-) 57
Hasil IVA Positif (+) 0
Curiga Ca 0
Lesi Besar 0
Normal 57
Hasil Payudara Benjolan 0
Curiga Ca 0
Lain-lain 0
Hari yang sama 0
Krioterapi ≤ 1 bulan 0
≥ 3 bulan 0
Ada keluhan 0
Kunjungan 3 bulan 0
Ulang 1 tahun 0

72
73
74

Anda mungkin juga menyukai