A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan dara atau informasi tentang klien agar dapat mengidentifikasi kesehatannya, kebutuhan
keperawatan serta merumuskan masalah dan diagnosa keperawatan klien.
Pengkajian meliputi : Pengumpilan data, analisa data, diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data bertujuan untuk menilai status kesehatan klien dan kemungkinan masalah
keperawatan yang memerlukan intervensi dari perawat. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
subjektif dan data objektif. Data objektif adalah data yang ditemukan secara nyata, data ini didapatkan
secara observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat. Data subjektif adalah data yang disampaikan
secara lisan oleh klien dan keluarga , data ini didapat melalui wawancara kepada klien dan keluarga,
pengumpulan data ini mencakup :
Identitas klien meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, status
mental, suku bangsa, alamat, nomer medrek, ruang rawat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
hubungan dengan klien, alamat.
1) Faktor predisposisi
Faktor Biologis
Faktor Biologis juga merupakan salah satu factor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan
social. Organ tubuh yang jelas dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan social adalah otak.
Sebagai contoh : pada klien skizoprenia yang mengalami masalah dalam hubungan social terdapat
struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, perubahan ukuran dan sel-sel dalam limbic dan
daerah kortikal.
2) Faktor Presipitasi
1. Faktor Ekstrenal
Contohnya adalah sterssor social budaya, yaitu sress yang di timbulkan oleh faktor social budaya yang
antatra lain adalah keluarga.
2. Faktor Internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu sres terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi
akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan
individu.
3) Pengkajian Fisik
Pemeriksaan fisik mencakup semua system yang ada hubungannya dengan klien depresi berat di dapatkan
pada system integumen klien tampak kotor, kulit lengket di karenakan kurang perhatian terhadap
perawatan dirinya bahkan gangguan aspek dan kondisi klien
4) Status Mental
Penampilan
Biasanya pada pasien menarik diri klien tidak terlalu memperhatikan penampilan, biasanya penampilan
tidak rapi, cara berpakaian tidak seperti biasanya (tidak tepat).
Pembicaraan
Cara berpakaian biasanya di gambarkan dalam frekuensi, volume dan karakteristik. Frekuansi merujuk
pada kecepatan pasien berbicara dan volume di ukur dengan berapa keras pasien berbicara. Observasi
frekuensi cepat atau lambat, volume keras atau lambat, jumlah sedikit, membisu, dan di tekan,
karakteristik gagap atau kata-kata bersambungan.
Aktifitas Motorik
Aktifitas motorik berkenaan dengan gerakan fisik pasien. Tingkat aktifitas : letargik, tegang, gelisah atau
agitasi. Jenis aktifitas : seringai atau tremor. Gerakan tubuh yang berlebihan mungkin ada hubunganya
dengan ansietas, mania atau penyalahgunaan stimulan. Gerakan motorik yang berulang atau kompulsif
bisa merupakan kelainan obsesif kompulsif.
Alam Perasaan
Alam perasaan merupakan laporan diri pasien tentang status emosional dan cerminan situasi kehidupan
pasien. Alam perasaan dapat di evaluasi dengan menanyakan pertanyaan yang sederhana dan tidak
mengarah seperti “bagaimana perasaan anda hari ini” apakah pasien menjawab bahwa ia merasa sedih,
takut, putus asa, sangat gembira atau ansietas (cemas).
Afek
Afek adalah nada emosi yang kuat pada pasien yang dapat di observasi oleh perawat selama wawancara.
Afek dapat di gambarkan dalam istilah sebagai berikut : batasan, durasi, intensitas, dan ketepatan. Afek
yang labil sering terlihat pada mania, dan afek yang datar,tidak selaras sering tampak pada skizofrenia.
Persepsi
Ada dua jenis utama masalah perceptual : halusinasi dan ilusi. Halusinasi di definisikan sebagai kesan
atau pengalaman sensori yang salah. Ilusi adalah persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus
sensori. Halusinasi perintah adalah yang menyuruh pasien melakukan sesuatu seperti membunuh dirinya
sendiri, dan melukai diri sendiri.
Proses pikir
Proses pikir merujuk “ bagaimana” ekspresi diri pasien proses diri pasien di observasi melalui
kemampuan berbicaranya. Pengkajian dilakukan lebih pada pola atas bentuk verbalisasi dari pada isinya
Isi Pikir
Isi pikir mengacu pada arti spesifik yang di ekspresikan dalam komunikasi pasien. Merujuk pada apa
yang di pikirkan pasien walaupun pasien mungkin berbicara mengenai berbagai subjek selama
wawancara, beberapa area isi harus di catat dalam pemeriksaan status mental. Mungkin bersifat
kompleks dan sering di sembunyikan oleh pasien.
Tingkat Kesadaran
Pemeriksaan status mental secara rutin mengkaji orientasi pasien terhadap situasi terakhir. Berbagai
istilah dapat di gunakan untuk menguraikan tingkat kesadaran pasien seperti bingung, tersedasi atau
stupor.
Memori
Pemeriksaan status mental dapat memberikan saringan yang cepat tehadap masalah-masalah memori yang
potensial tetapi bukan merupakan jawaban definitive apakah terdapat kerusakan yang sfesifik. Pengkajian
neurologis di perlukan untuk menguraikan sifat dan keparahan kerusakan memori. Memori di definisikan
sebagai kemampuan untuk mengingat pengalaman lalu.
Penilaian
Penilaian melibatkan perbuatan keputusan yang konstruktif dan adaftif termasuk kemampuan untuk
mengerti fakta dan menarik kesimpulan dari hubungan
Data Objektif:
· Klien berbicara dan tertawa sendiri.
· Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
· Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
· Disorientasi