Definisi
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan
yang terjadi akibat terkena/terpapar panas selama berjam - jam, dimana
hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan,
tekanan darah rendah dan kadang pingsan.
Etiologi
Suhu yang sangat panas bisa menyebabkan hilangnya banyak cairan
melalui keringat, terutama saat melakukan kerja fisik atau olahraga berat.
Bersamaan dengan cairan, garam ( elektrolit ) juga hilang sehingga terjadi
gangguan sirkulasi darah dan fungsi otak. Akibatnya terjadi heat
exhaustion.
HEAT EXHAUSTION
Penatalaksanaan Keperawatan
Istirahat didaerah yang teduh
Berikan minuman yang mengandung elektrolit atau larutan rehidrasi oral jika
klien sadar penuh dan tanda vital stabil.
Bila keadaan sudah tidak memungkinkan berikan terapi cairan RL hingga
elektrolit seimbang.
HEAT STROKE
Definisi
Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh
mencapai lebih dari 40°C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan
karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat
meningkatkan suhu tubuh.
Heat stroke disebabkan oleh kegagalan mekanisme pengaturan panas
tubuh dan merupakan gabungan dari hiperpireksia dan gejala neurologis.
Pasien tidak lagi mampu menghilangkan panas karena kegagalan
mekanisme termoregulasi sentral.Pasien yang mengalami heat stroke harus
dimasukkan ke unit perawatan intensive
HEAT STROKE
Etiologi
Kondisi suhu lingkungan yang terlalu tinggi
Kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh.
Tanda Gejala
Pada heat stroke awalnya klien klien menunjukan perilaku yang aneh atau
tidak stabil.Berkembang menjadi bingung,menyerang,mengigau dan koma.
Gangguan SSP seperti tremor,kejang
Suhu tubuh >40,60C
Hipotensi,takikardi,takipnea
Kulit tampak kemerahan,panas.Tahap awal heat stroke adalah kulit kering
karena tubuh kehilangan kemampuanya berkeringat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Definisi
Hipotermia adalah suatu keadaan di mana individu mengalami atau
beresiko untuk menderita penurunan suhu tubuh di bawah 35,5 ºC (90
ºF)/rectal disebabkan oleh peningkatan faktor-faktor eksternal.
KLASIFIKASI
Hipotermia di klasifikasikan melalui pengukuran suhu inti :
Ringan 33-36 C
Sedang 30-33 C
Berat 27-30 C
Sangat berat <30 C
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berlangsung dan tidak di ketahui
selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35c, orang yamg
mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan,
depresi, dan tidak mampu menilai.
Jika suhu tubuh di bawah 34,4c frekuensi jantung, pernafasan dan tekanan darah
turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung,
kehilangan kesadaran dan tidak responsive terhadap stimulus nyeri.
HIPOTERMIA
MANIFESTASI KLINIS HIPOTERMI
Gejala dan tanda hipotermia sedang :
Menggigil
Terasa melayang
Pernafasan cepat, nadi lambat
Gangguan penglihatan
Reaksi mata lambat
Gemetar
Gejala dan tanda hipotermia berat :
Pernafasan sangat lambat
Denyut nadi sangat lambat
Tidak ada respon
Manik mata melebar dan tidak bereaksi
Alat gerak kaku
HIPOTERMIA
PENATALAKSANAAN HIPOTERMIA
Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman
Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering
Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan
Pantau tanda penderita secara berkala
Pasien dengan hipotermi ringan dapat di terapi langsung dilapangan, yaitu
dengan melepas atau menjauhkan benda atau zat yang mendinginkan,
kemudian diberi penghangat seperti handuk dan selimut.
Hipotermia sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di rumah sakit
berupa rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh. Perawatan ini
berupa rewarming aktif yang diikuti rewarming pasif, rewarming aktif yaitu
mendekatkan benda hangat atau panas dari luar tubuh yang di tempelkan
pada tubuh pasien.
HIPOTERMIA
EFEK PAJANAN SUHU DINGIN TERHADAP KONDISI FISIOLOGIS MANUSIA
Terus menerus terpajan dengan dingin akan menyebabkan orang tersebut
menggigil sehingga menghasilkan panas dengan menaikkan kecepatan
metabolisme tubuh. Tubuh akan bereaksi dengan mulai memindahkan aliran
darah dari ekstrimitas tubuh dan kulit bagian luar menuju inti tubuh ( dada dan
perut ). Hal ini memungkinkan kulit yang terpajan dan ektrimitas untuk dingin
lebih cepat dan meningkatkan resiko fros bite dan hipotermia .
Hipotalamus bertanggungjawab untuk menjalankan system pertahanan suhu
tubuh untuk melawan dingin, yaitu vasokontriksi periberal dan menggigil. Tubuh
dapat mengatur suhu intinya dengan menurunkan hilangnya panas (
vasokontriksi periberal ).dan meningkatkan produksi panas (menggigil).
Memperbaiki aktivitas fisik juga dapat meningkatkan produksi panas.
Vasokontriksi periberal adalah respon yang dilakukan untuk menurunkan suhu
kulit .vasokontriksi mengarahkan darah menjauh dari permukaan kulit menuju
inti tubuh, dimana panas mudah dijaga.
Menggigil di hasilkan dari kontraksi otot volunteer dan menghasilkan
peningkatan produksi panas metabolic, yang dapat menggantikan panas
yang hilang. Ada hubungan antara kecepatan bernafas dan detak jantung .
Menggigil dapat meningkatkan metabolic rate 2-5 kali lipat.
HIPOTERMIA
Pemeriksaan penunjang
Rontgen.
Scan tulang atau tes pencitraan.
Magnetic resonance imaging (MRI).
Penatalaksanaan
Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untuk menurunkan
endapan; terapi ini masih kontroversial.
Antibiotik: tetrasiklin atau ampisilin untuk profilaksis, 250 mg po setiap 6 jam.
Analgesik narkotik : morphin 15 mg IM setiap 3 jam, atau
Analgesik antipiretik : aspirin, 600 mg po setiap 3 jam.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas
Identitas pasien
Identitas penanggung jawab
Keadaan pasien : baik,
Kesadaran : CM
Primer survey :
A : Airway
Tidak ada gangguan jalan nafas.
Tidak ada suara :
Snoring : suara seperti mendengkur
Gurgling : suara seperti terdapat cairan di saluran / jalan nafas
Stidor : suara seperti terdapat benda asing
Chocking : suara tambahan diantara scapula / tersedak karena masuknya benda asing
(makanan, dll)
Hempling : suara tambahan diantara px sternum dan pusar
ASUHAN KEPERAWATAN
B : Breathing
Alat bantu pernafasan : klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan.
C : Circulation
TD : 100/80 mmHg
N : 70 x / menit
S : 30 – 330C
RR : 15x/menit
Akral pasien dingin pada ujung jari tangan dan kaki. Terasa dingin pada ujung telinga /
ujung daun telinga, hidung,
Urin output : 500-600cc/hari
D : Disability
E4 , V5 , M4
E : Exposure + Hypotermi
Terdapat luka di ujung jari, hidung, ujung telinga, dll yang terdapat blister.
Terdapat tanda hypotermi suhu 30-330C
ASUHAN KEPERAWATAN
Sekundery Survey :
Keluhan utama
Klien mengeluh meraska nyeri pada bagian luka atau merasakan kulit berdenyut, sensitive terhadap
panas dan dingin.
Riwayat kesehatan
Klien mungkin mengeluh nyeri (rasa terbakar) atau berdenyut.
Sensitif terhadap dingin
SAMPLE
Sign and Symptom : kedigninan, kaku, nyeri,
Allergy : alergi dingin
Pengkajian nyeri
O (Onset) : kapan mulainya pasien mengalami sakit.
P (Provokes / Penyebab) : suhu dingin.
Q (Quality / kualitas) : seperti tertusuk-tusuk
R (Radiates / penyebaran) : area akral, hidung, ujung telinga, ujung jari tangan atau kaki.
S (Severety / keparahan) : nyeri sedang, skala 5
T (Time / waktu) :
ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan fisik
Frosbite Permukaan (superfisial), akandi dapatkan.
Area injuri berwarna putih, sepertililin; lunakdananestetic.
Pengisian kapiler (capillary refill) tidak ada.
Pada saat pencairan area injuri menjadi merah, edema, nyeri dan kemudian menjadi burik / belang atau
keungu-unguan.
Blister, dapat pecah, escharhitam dan kasar.
Area frostbite dapatmengeluarkankeringat yang berlebihan.
FrosbiteDalam, kemungkinanakandidapatkan :
Area injurikasardan padat, tetapdingin, burik/belangdanbiru /kelabusetelahpencairan.Blister
mungkintidakterbentuktetapidapat pula terbentuk
Edema.
Ketika blister kering, menjadihitamdanterbentukcekungan
Kaji pula adanyainfeksi, yang ditandaioleh :
Terdapat pus
Kemerahan
Bau
Demam
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d vasospasme vaskuler
2. Gangguan integritas kulit
3. Nyeri
Intervensi keperawatan
DX1:Gangguan perfusi jaringan perifer b.d vasospasme vaskuler
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-6 jam diharapkan, perfusi
jaringan adekuat dengan kriteria hasil:
TTV dalam batas normal
Akral hangat
Konjungtiva tidak anemis
Membrane mukosa merah muda
ASUHAN KEPERAWATAN
Intervensi
Rendam dalam air hangat dengan suhu 38° - 45° C selama 20 menit.
Instruksikan klien untuk tidak merokok agar terhindari dari vasokonstriksi.