Anda di halaman 1dari 41

AL-MATSURAT

KELOMPOK 3 B

Al Farel R Sulaiman (11161040000052)


Khielva Ramadhani Mula (11161040000058)
Ghina Ni’matul Fajriati (11161040000066)
Melani Fati Rahma (11161040000071)
Mutiara Juanda Putri (11161040000065)
Meitha Khairul U (11161040000067)
Opi Hopipah (11161040000064)
Ananda Febriana (11161040000068)
Meli Andani (11161040000078)
Mustapha Danso (11161040000088)
PENGERTIAN
Al-Matsurat adalah kumpulan doa-doa yang dibaca setiap pagi dan petang
sesui dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
(Sahih, 2015)
 Doa dan dzikir Al-Ma’tsurat karya Hasan Ahmad
Abdurrahman Al-Banna, adalah risalah kecil berupa wirid,
doa (dzikir), yang diambil dari sejumlah surah dalam Al-
Quran dan Sunnah.
 Kata Al-Ma’tsurat nerasal dari kata dasar “Atsara” yang
berarti “naqalal hadis “(mengutip ucapan atau sunnah
Rasul), tafsir (pengaruh). Secara umum, pengertian Al-
Ma’tsurat adalah kumpulan doa (dzikir) pilihan yang
matsur (ringkas), yang dipetik dari Al-Quran dan hadis
Nabi.
 Syeikh Yusuf Qardhawi berkata kitab “Al-Adzkar” karya
Imam Nawawi, dan kitab “Kalimah at-Thayyibah”
ternyata menjadi rujukan utama Hasan Al-Banna dalam
menyusun Al-Ma’tsurat.
 Dalam kitab Al-Ma’tsurat, Hasan Al-Banna menyusun lima pokok
pembahasan inti yaitu :
 Bagian pertama, diberi judukl“Al-Wazhiifah”, beriisikan wirid pagi dan
sore yang diambil dari Al-Quran dan Sunnah.
 Bagian kedua, diberi judul “Al-Wirid Al-Qur’aniy” (Wirid Al-Quran), yang
berisikan wirid pilihan dari Al-Quran,.
 Bagian keriga diberi judul “Ad’iyah al-yaum wa al-lailah” (doa-doa
harian siang dan malam) yang berisikan doa doa seperti doa mau ridur,
doa mau makan, doa hendak berpakaian dan lainnya.
 Bagian keempat, diberi judul “Al-Ad’iyah Al-Ma’tsurat fi Haalat
Mukhtalifah” (doa-doa Ma’tsur dalam berbagai keadaan)
 Bagian kelima, diberi judul “Wirid Al-Ikhwan”, yaitu wirid-wirid ma;tsur
yanng dianjurkan untuk dibaca oleh para aktifis Al-Ikhwan Al-
Muslimun. Didalamnya terdapat Doa Rabithah, yaitu doa yang disusun
oleh Hasan Al-Banna sendiri, bukan bagian dari doa ma’tsur.
 Kelima pembahasan inilah yang sebenarnya ada dalam kitab Al-Matsurat
itu.dalam kitab aslinya “Majmu’ah Rasali” yang diterbitkan oleh Maltabah
At-Taufiqiyah terdapat dari halaman 371-413. sedangkan Al-Ma’tsurat yang
beredar di masyarakat hanya mencakup bagian pertama, yang terkenal
dengan wazhifah sughra dan wazhifah kubra.

(Zainurrofieq, 2014)
PERBEDAAN AL-MA’SURAT KUBRA DAN SUGRA
Perbedaan antara dzikir Al-Ma’surat kubra dan sugra terletak pada bacaan
yang terdapat di dalamnya. Pada Al-ma’surat kubra bacaannya lebih banyak
daripada Al-ma’surat sugra. Al-ma’surat sugra itu 1/3 dari Al-ma’surat kubra.
Bacaan yang terdapat dalam Al-ma’surat kubra yang tidak ada dalam Al-
ma’surat sugra di antaranya adalah: QS. Ali Imran ayat 1-2; QS. Thaha ayat
111-112; QS. At-Taubah ayat 128-129; QS. Al-Isra ayat 110-111; QS. Al-
Mu’minun ayat 115-118; QS. Ar-Rum ayat 17-26; QS. Al-Mu’min ayat 1-3;
QS Al-Hasyr ayat 22-24; QS. Al-Zalzalah ayat 1-8; QS. Al-Kafirun ayat 1-6;
dan QS. An-Nasr ayat 1-3.
Jadi, Al-Ma'tsurat Sughro itu sudah se-ringan-ringannya dzikir, janganlah diringan-
ringankan lagi. Karena Al-Ma'tsurat Sugra itu sudah seperti sepertiganya Al-
Ma'tsurat Kubra yang seharusnya kita amalkan setiap hari di waktu pagi dan
petang. Jadi kalau diringankan lagi, berarti sama saja hanya seperenamnya.
MANFAAT MEMBACA
 Rumah terlindung dari gangguan setan Berdasarkan hadits
Nabi yang telah diriwayatkan oleh Thabrani menerangkan
bahwa barang siapa yang membaca 10 ayat dari surat Al-
Baqarah di dalam rumahnya maka setan tidak akan mampu
masuk kedalam rumah tersebut hingga keesokan harinya.
Kesepuluh ayat itu adalah empat ayat pertama surat Al-
baqarah, satu ayat kursi, dua ayat setelah ayat kursi, dan
ditutup dengan tiga ayat terakhir surat al-baqarah.

 Dicukupi segala kebutuhan di dunia. Berdasarkan hadits


Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi
dijelaskan bahwa barang siapa yang membaca bacaan surat
Al Ma’tsurat yaitu surat al-falaq dan an-nass dipagi dan sore
hari sebanyak tiga kali maka Allah SWT akan mencukupkan
segala kebutuhannya di dunia. Sehingga seseorang tidak
akan merasa kekurangan selama hidup di dunia.
 Disempurnakan nikmat Berdasarkan hadits Nabi yang
telah diriwayatkan oleh Ibnu Saunni telah dijelaskan
bahwa barang siapa yang membaca ‘Allahumma
inniasbahtu minka fi nikmati’ sebanyak tiga kali saat pagi
dan sore hari maka Allah SWT akan menyempurnakan
nikmat atas dirinya, sehingga seseorang akan mendapat
banyak limpahan kenikmatan baik itu dari segi rohani
maupun jasmani.

 Tanda syukur kepada Allah SWT. Berdasarkan hadits


Nabi yang telah diriwayatkan oleh Abu Dawud telah
diterangkan bahwa jika seorang muslim membaca
‘Allahumma ashbaha…’ pada sore hari maka sejatinya dia
telah bersyukur untuk kehidupan malamnya
 Mendapat keridhaan dari Allah SWT. Berdasarkan hadits Nabi yang
diriwayatkan oleh Turmudzi telah dijelaskan bahwa jika seorang
muslim membaca ‘radhitubillahi rabba…’ di waktu sore hari dengan
ikhlas maka Allah SWT akan memberikan keridhaan kepadanya atas
semua pekerjaan yang dilakukannya. Inilah salah satu manfaat dan
keutamaan dalam membaca doa Al Ma’tsurat.

 Mendapat pahala lebih banyak. Berdasarkan hadits Nabi yang telah


diriwayatkan oleh Muslim telah diterangkan bahwa Rosulullah
menemui Juwariyah yang berada dalam mushollanya. Beliau bertanya
kepadanya mengapa dia berlama-lama berada di dalam musholla,
padahal jika Juwariyyah membaca ‘Subhanallahu wabihandihi…’
sebanyak tiga kali maka pahalanya lebih berat dari apa yang telah
dilakukan Juwariyah yaitu berlama-lama berada dalam musholla.

 Terhindar dari segala bahaya yang dapat mengancam. Berdasarkan


hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Turmudzi telah diterangkan
bahwa jika seorang muslim membaca ‘Bismillahilladzi laa yaadzurru…’
sebanyak tiga kali di waktu pagi dan sore hari maka Allah SWT akan
menjaganya dari segala bahaya yang dapat datang kepadanya.
WAKTU MEMBACA
 Imam Al Banna juga meminta agar al ma’tsurat senantiasa
dibaca pada saat pagi, mulai dari waktu fajar hingga
zhuhur dan pada saat petang mulai dari waktu ashar
hingga setelah isya, baik secara berjama’ah maupun
sendirian. Beliau mengatakan,”Siapa yang tidak sempat
membaca seluruhnya hendaklah dia membaca
sebagiannya sehingga kelak ia tidak terbiasa melalaikan
dan meninggalkannya.”

 Imam Al Banna juga mengingatkan setiap anggotanya agar


senantiasa menyadari pentingnya mengingat Allah di
setiap waktu dan keadaan, keutamaan-keutamaannya dan
memperhatikan adab-adab didalam berdzikir.
 Dari Abu Hurairah ra. berkata, “Rasululloh saw. tatkala pagi hari
selalu membaca : asbahna wa asbahal mulku lillah …., dan
ketika sore hari berkata : amsaina wa amsal mulku lillah …..”
(Hadits riwayat Ibnu Sunni dan Al-Bazzar.

 Al-Baihaqi berkata ‘hadits ini sanadnya baik’) Dari Abi Salam ra.
– seorang pelayan Rasulullah saw. – dalam hadits marfu’, ia
berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa ketika pagi dan sore hari mengatakan : radiitu
billahi rabba ……, maka adalah wajib bagi Allah untuk
meridhainya.” (Hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-
Nasa’i dan Al-Hakim)

 Dari Utsman bin Affan ra. berkata, “Rasulullah saw. bersabda,


‘Tidaklah seorang hamba setiap pagi dan sore membaca :
bismillahilladzi la yadhurru ……, kecuali bahwa tidak ada sesuatu
yang membahayakannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud dan
Tirmidzi. Tirmidzi berkata, Hadits ini hasan Shahih)
 Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
menjelang sore membaca : a’uudzu bikalimatillahi …….. sebanyak
tiga kali, maka tidak akan membahayakan baginya racun yang ada
pada malam itu.” (Hadits riwayat Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-
nya)

 Dari Syaddad bin Aus ra., Rasulullah saw. Bersabda, “Sayyidul


Istighfar (do’a permohonan ampunan yang terbaik) adalah :
allahumma anta rabbi la-ilaha illa anta khalaqtani ……. barangsiapa
membacanya ketika sore hari dengan yakin akan kandungannya,
kemudian meninggal pada malam itu, maka ia pun akan masuk
surga. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari dengan yakin
akan kandungannya kemudian meninggal pada hari itu, maka ia
akan masuk surga.” (Hadits riwayat Bukhari dan yang lainnya)

 Dari Abu Darda’ ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda,


“Barangsiapa membaca shalawat kepadaku sepuluh kali ketika pagi
dan sepuluh kali ketika sore, maka ia akan memperoleh syafaatku
pada hari kiamat.” (Hadits riwayat Thabrani)
 Dari Ummu Hani’ ra., Rasulullah saw. bersabda
kepadanya, “Wahai Ummu Hani’, ketika pagi hari
bertasbihlah kepada Allah seratus kali, bacalah tahlil
seratus kali, bacalah tahmid seratus kali, dan
bertakbirlah seratus kali, maka sesungguhnya seratus
unta yang kau qurbankan, dan seratus tahlil itu tdak
akan menyisakan dosa sebelumnya dan sesudahnya.”
(Hadits riwayat Thabrani)

 Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar berkata, “Kami


meriwayatkan dalam kitab Hilyatul Auliya’ dari Ali ra.,
‘Barangsiapa suka mendapatkan timbangan kebajikan
yang sempurna, maka hendaklah di akhir majelisnya ia
membaca subhana rabbika raabil ‘izzati amma yasifuun
…………”
KEUTAMAAN MEMBACA DO’A AL MATSURAT

1. Allah swt. berfirman : “Maka jika kamu membaca Al-Qur’an, mintalah


perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.” Diriwayatkan oleh
Ibnu Sunni dari Anas ra. dari nabi saw. bahwa beliau bersabda. “Barangsiapa di
waktu pagi mengucapkan a’udzu billahis sami’il alim ....., dia akan dibebaskan dari
gangguan syetan hingga sore hari.”
2. Hadits Ubay bin Ka’ab ra. menceritakan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Demi
Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, tidaklah diturunkan dalam
Taurat, Zabur, Injil, atau Furqon yang sebanding dengan Al-Fatihah. Sesungguhnya
ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Qur’an yang agung yang
dianugerahkan kepada ku.” (HR. Tirmidzi dan ia mengatakan, ‘Hadits ini hasan
shahih.’) Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya dengan sanad dari
Ubay bin Ka’ab dari Nabi saw., bahwa beliau saw. bersabda, “Setiap pekerjaan yang
bermanfaat yang tidak dimulai dengan ‘Bismillahirrohmanir-rohim’, maka perkara
itu terputus.” Artinya, amal itu sedikit nilai berkahnya.
3. Diriwayatkan oleh Ad-Darami dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab dari ibnu
Mas’ud ra. bahwa dia berkata, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari surat Al-
Baqoroh di permulaan siang, maka ia tidak akan didekati oleh syetan hingga sore.
Dan jika membacanya sore hari, maka ia tidak akan didekati oleh syetan sampai
pagi hari dan ia tidak akan melihat sesuatu yang dibenci pada keluarga dan
hartanya.” Diriwayatkan juga oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-
Hakim dalam Shahih-nya, dari Ibnu Mas’ud ra. Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa
membaca sepuluh ayat; empat ayat dari awal surat Al-Baqoroh, ayat kursi dan dua
ayat sesudahnya, serta ayat-ayat terakhir dari Al-Baqoroh tersebut, maka rumahnya
tidak akan dimasuki oleh syetan sampai pagi.”

4. Dari Abdullah bin Hubaib ra., ia berkata, “(Suatu ketika) kami keluar pada
malam yang gelap gulita dan sedang hujan. Kami meminta kepada Rasululloh saw.
agar berkenan mendo’a-kan kami. Maka kami pun menjumpai beliau, lalu beliau
bersabda, ‘katakanlah !’ Saya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian beliau bersabda,
‘katakanlah !’ Saya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian saya bertanya, ‘apa yang
harus saya kataka, wahai Rasululloh ?’ Beliau bersabda, ‘Qulhuwallohu ahad dan
dua surat perlindungan (Al-Falaq dan An-Naas) tatkala sore dan pagi hari masing-
masing tiga kali, niscaya ia sudah mencukupi dari segala sesuatu.” (Hadits riwayat
Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i. At-Tirmidzi berkata, ini hadits hasan
shahih.”)
5. Dari Abu Hurairah ra. berkata, “Rasululloh saw. tatkala pagi hari selalu membaca :
asbahna wa asbahal mulku lillah ......., dan ketika sore hari berkata : amsaina wa amsal
mulku lillah .......” (Hadits riwayat Ibnu Sunni dan Al-Bazzar. Al-Baihaqi berkata ‘hadits
ini sanadnya baik’)

6. Dari Ubay bin Ka’ab ra. berkata, “Ketika pagi hari Rasululloh saw. Mengajarkan kepada
kami untuk membaca : asbahna ‘ala fitrotil islam ......., dan ketika sore hari juga
membaca do’a yang sama.” (Hadits riwayat Abdullah bin imam Ahmad ibnu Hambal
dalam zawaid-nya).

7. Dari ibnu Abbas ra., ia berkata, “Telah bersabda Rasululloh saw., ‘barangsiapa membaca
tiga kali : allahuma inni asbahtu mingka ......., maka wajib bagi Allah untuk
menyempurnakan nikmat-Nya kepada orang tersebut.” (Hadits riwayat Ibnu Sunni)

8. Dari Abdullah bin Ghannam Al-Bayadhi bahwa Rasulullah saw. bersabda,


“barangsiapa ketika pagi membaca : allahumma ma-asbaha bi ......., maka sesungguhnya ia
telah menunaikan syukur pada hari itu. Dan barangsiapa membacanya ketika sore hari,
maka ia telah menunaikan syukur pada malam harinya.” (Hadits riwayat Abu Dawud, An-
Nasa’i, dan Ibnu Hibban dalam shahih-nya)
9. Dari Abdullah bin Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw. bercerita
kepada mereka tentang seorang hambadari hamba Allah yang mengatakan :
ya rabbi lakal hamdu ......., maka dua malaikat merasa berat dan tidak tahu
bagaimana harus mencatat (pahalanya). Kemudian keduanya naik ke langit
seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hamba-Mu telah
mengatakan satu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana mencatat
(pahala)-nya.’ Allah swt. – Dia Mahatahu apa yang dikatakan hamba-Nya –
berfirman, ‘Apakah yang dikatakan hamba-Ku ?’ kedua malaikat
menjawab, ‘sesungguhnya ia mengatakan : ya rabbi lakal hamdu ........’
maka Allah swt berfirman, ‘Catatlah pahalanya sebagaimana yang
diucapkan oleh hamba-Ku tadi, sampai ia berjumpa dengan-Ku niscaya
Aku akan membalasnya.’” (Hadits riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan
para perawinya tsiqoh).
10. Dari Abi Salam ra. – seorang pelayan Rasulullah saw. – dalam hadits marfu’, ia
berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ketika pagi dan
sore hari mengatakan : radiitu billahi rabba .........., maka adalah wajib bagi Allah
untuk meridhainya.” (Hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Al-
Hakim)

11. Dari Abu Ayyub ra., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ketika pagi hari
membaca : la-ilaaha illallahu wahdahu la-syarika lahu ........ sepuluh kali, maka Allah
akan mencatat setiap kali itu dengan sepuluh kebaikan dan menghapus sepuluh
kejelekan, serta mengangkatnya dengan bacaan tadi sepuluh derajat. Bacaan tadi
(pahalanya) bagaikan memerdekakan sepuluh budak, dan ia bagi pembacanya sebagai
senjata bagi permulaan siang sampai menjelang sore, serta hari itu ia tidak akan
mengerjakan pekerjaan yang akan mengalahkannya. Dan barangsiapa membacanya
ketika sore hari, maka ia (pahalanya) seperti itu juga.” (Hadits riwayat Ahmad, Ath-
Thabrani, Sa’id bin Mansur, dan yang lainnya)
MAKNA SURAT AL-BAQARAH AYAT 255-257
Ayat Kursi dan 2 Ayat setelahnya (255-257)

Alloohu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuumu laa ta'khuzuhuu sinatuw walaa
naumun lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardhi man dzalladzii yasyfa'u
'indahu illa bi idznihi ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum wa laa
yuhiithuuna bisyai-in min 'ilmihi illaa bi maa syaa-a wasi'a
kursiyyuhussamawaati wal ardhi wa laa yauuduhu hifzuhuma wahuwal 'aliyyul
'azhiim. La ikroha fid-diini qot tabayyanar-rusydu minal ghoyyi famay yakfur
biththooghuuti wa yu' minu billahi faqodis tamsaka bil 'urwatil wutsqoo lan
fishooma laha wallohu samii'un aliim. Allohu waliyyul ladziina aamanuu
yukhrijuhum minazh-zhulumaati ilan-nuuri walladziina kafaruu awliyaa-u
humuth-thooghutu yukhri-juunahum minan-nuuri ilazh-zhulumaati ulaa-ika ash-
haabun-naarihum fiihaa khooliduun
(255) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apaapa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar.
(256) Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang
ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(257) Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindungpelindungnya ialah syaithan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya. (Al-Baqarah: 255-257)
KEUTAMAAN SURAT AL-BAQARAH 255-257

Diriwayatkan dari Thabrani dalam Al Kabir,begitu juga Hakim dan dia dishahihkan, dari
Ibnu Mas'ud RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa membaca sepuluh ayat; empat ayat diawal Al Baqarah, ayat kursi dan dua
ayat setelahnya; dan penghujung Surat Al Baqarah; maka syetan tidak akan masuk rumah
tersebut hingga subuh"

1. Hadits-hadits keutamaan ayat kursi


a. Hadis Pertama
Hadits Abi Hoerairah sabda Nabi saw
Artinya: Tiap-tiap perkara itu ada gumbulnya, dan bahwasanya gumbulnya Quran, itu
surat Baqoroh, dan didalamnya itu ada ayat Kursi, ialah rajanya sekalian ayat Quran

Di dalam tafsir Tamsijjatoel Moeslimien, hadits ini peruntutkan menjelaskan tentang


kelebihan ayat kursi yang dijadikan sebagai salah satu ayat yang paling agung dan
menjadi raja dari sebagian ayat al-Qur’an.
b. Hadis Kedua
Hadis Moeslim dari pada Oebajja bin Ka’ab, sabda Nabi s
Artinya : Hai! Abal-moendzir, apakah engkau tahu, manakah ayat Quran serta
engkau yang lebih besar? Maka aku berkata itu ayat Kursi, kemudian maka
Rosululloh pukulkan tangannya yang mulia didalam dadaku, serta ia bersabda
: Mudah2han di gampangkan ‘ilmu akan engkau Hai! Abal-moendzir.

Hadits yang kedua menjelaskan tentang kelebihan dari ayat kursi, yang
menjelaskan bahwa ayat kursi merupakan ayat yang paling agung yang akan
memberikan kemudahan bagi setiap yang membacanya.
c. Hadis ketiga
Hadits Abi Daoed dari Watsilah bin Asqo’
Artinya: Bahwasanya Nabi telah datang ditempat2 shohabat
Moehadjirin, kemudian maka ada seorang tanyakan
kepadanya, ayat manakah didalam Quran yang paling
besar? Maka bersabda Nabi, ayat Kursi, ialah ayat Allahu la
ila ha illa huwal-hayyul qoyyum, dan artinya ayat Kursi itu
lebih besar yaitu pahala bacanya itu lebih banyak

Hadits yang ketiga menjelaskan tentang kelebihan dari ayat


kursi yang terdapat dalam kitab Tafsir Tamsijjatoel
Moeslimien, yang menjelaskan bahwa ayat kursi merupakan
ayat yang paling agung dan siapapun yang 106
membacanya maka akan mendapat pahala yang besar
HADITS-HADITS KEUTAMAAN MEMBACA AYAT KURSI

a. Hadis Pertama
Hadits Tirmidzi dari Abie Hoerajroh sabda Nabi saw
Artinya : Barang siapa didalam pagi membaca ayat Kursi, dan dua ayat dari
permulaan surat Al-mumin, maka niscayalah ia dipeliharakan didalam harinya itu
sehingga sorenya, dan barang siapa membaca di dalam waktu sore, maka ia di
peliharakan di dalam malamnya itoe sehingga pagi.
Hadits pertama yang terdapat dalam keutamaan membaca ayat kursi menjelaskan
tentang keagungan ayat kursi sebagai ayat yang harus senantiasa dibaca baik di pagi
maupun di sore hari, karena siapapun yang membaca ayat kursi di waktu pagi
maupun sore Allah akan jaga dari segala gangguan syaitan sampai keesok harinya.
b. Hadis Kedua Hadits Bajhaqi dari pada Anas sabda Nabi saw
Artinya : Barang siapa membaca didalam ba’da tiap
sembahyang fardu ayat Kursi, niscayalah ia dipeliharakan
sampai sembahyang yang akan datang, dan tidak
memeliharakan atas membaca ayat Kursi melainkan Nabi
dan Shiddiqin dan Syuhada.

Hadits yang kedua dalam kitab tafsir Tamsijjatoel


Moeslimien ini menjelas barang siapa yang membaca ayat
kursi dalam shalat fardhu maka allah akan jaga dari segala
gangguan syaitan samapai shalat yang akan datang dan
Allah akan satukan dengan Nabi dan Shadiqin dan para
syuhada
AL-BAQARAH AYAT 285-286
َ‫ق بَيْنََ أَ َحد‬ َُ ‫ل َنُفَ ِر‬ ََّ ِ‫ن َربِ َِه َو ْال ُمؤْ ِمنُونََ ُكلَ آَ ََمنََ ب‬
ُ ‫اّللِ َو َم ََلئِ َكتِ َِه َو ُكتُبِ َِه َو ُر‬
َ َ ‫س ِل َِه‬ َْ ‫ل إِلَ ْي َِه ِم‬ ََ ‫ل بِ َما أ ُ ْن ِز‬َُ ‫سو‬ُ ‫الر‬ َّ ََ‫آَ َمن‬
‫ل ُو ْسعَ َها َلَ َها َما‬ َ َّ ِ‫سا إ‬ ً ‫ّللاُ نَ ْف‬
ََّ ‫ف‬ َُ ‫ل يُ َك ِل‬ َ َ (285) ‫ير‬ َُ ِ ْ
َِ ‫ْك َال َ َم‬ ََ ‫َك َربَّنَا َوإِلَي‬ََ ‫غ ْف َران‬
ُ ‫ط ْعنَا‬ َ َ‫س ِم ْعنَا َوأ‬ َ ‫س ِل َِه َوقَالُوا‬
ُ ‫ن ُر‬ َْ ‫ِم‬
ْ
ُ‫ص ًرا َك َما َح َملت َ َه‬ ْ ِ‫علَ ْينَا إ‬ َ َْ ‫ل تَ ْح ِم‬
‫ل‬ ْ
َ َ ‫طأنَا َربَّنَا َو‬َ ‫ن نَسِينَا َأ َْو أ ْخ‬ َْ ِ‫اخ ْذنَا إ‬
ِ ‫ل ت ُ َؤ‬
َ َ ‫ت َربَّنَا‬ َْ َ‫سب‬ َ َ‫علَ ْي َها َما ا ْكت‬َ ‫ت َو‬ َْ َ‫سب‬
َ ‫َك‬
ََ ‫ار َح ْمنَا أَ ْن‬
‫ت َم َْو َلنَا‬ ْ ‫عنَّا َوا ْغ ِف َْر لَنَا َو‬ َ ‫ْف‬ َُ ‫طاقَ َةَ لَنَا َبِ َِه َواع‬ َ ‫ل‬ ْ
َ َ ‫ل ت ُ َح ِملنَا َما‬ َ َ ‫ن قَ ْب ِلنَا َربَّنَا َو‬ َْ ‫علَى الَّذِينََ ِم‬ َ
286) ََ‫الكافِ ِرين‬ َ ْ َ ْ
‫الق ْو َِم‬ ‫على‬ َ َ ‫ِ ْرنَا‬ ْ
ُ ‫فَان‬
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang
pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:
“Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb
kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka
berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau
kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa
yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami;
dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 285-286)
Disebutkan dalam hadits dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu
‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫ورةَِ ْالبَقَ َرةَِ فِى َلَ ْيلَةَ َكفَتَا َه‬
َ ‫س‬ُ ‫آخ َِر‬
ِ ‫ن‬ َِ ‫ن قَ َرَأَ ِباآليَتَي‬
َْ ‫ْن ِم‬ َْ ‫َم‬
“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada
malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.”
(HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)

Hadits di atas menunjukkan tentang keutamaan dua ayat terakhir


surat Al-Baqarah.

Para ulama menyebutkan bahwa siapa yang membaca dua ayat


terakhir surat Al-Baqarah, maka Allah akan memberikan kecukupan
baginya untuk urusan dunia dan akhiratnya, juga ia akan dijauhkan
dari kejelekan. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa dengan
membaca ayat tersebut imannya akan diperbaharui karena di dalam
ayat tersebut ada sikap pasrah kepada Allah Ta’ala. Ada juga ulama
yang mengatakan bahwa ayat tersebut bisa sebagai pengganti dari
berbagai dzikir karena di dalamnya sudah terdapat do’a untuk
meminta kebaikan dunia dan akhirat. Lihat bahasan Prof. Dr.
Musthafa Al-Bugha dalam Nuzhah Al-Muttaqin, hal. 400-401.
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa makna hadits bisa jadi dengan membaca dua
ayat terakhir surat Al-Baqarah akan mencukupkan dari shalat malam. Atau orang
yang membacanya dinilai menggantungkan hatinya pada Al-Qur’an. Atau bisa
pula maknanya terlindungi dari gangguan setan dengan membaca ayat tersebut.
Atau bisa jadi dengan membaca dua ayat tersebut akan mendapatkan pahala yang
besar karena di dalamnya ada pelajaran tentang keimanan, kepasrahan diri,
penghambaan pada Allah dan berisi pula do’a kebaikan dunia dan akhirat. (Ikmal
Al-Mu’allim, 3: 176, dinukil dari Kunuz Riyadhis Sholihin, 13: 83).

Imam Nawawi sendiri menyatakan bahwa maksud dari memberi kecukupan


padanya –menurut sebagian ulama- adalah ia sudah dicukupkan dari shalat malam.
Maksudnya, itu sudah pengganti shalat malam. Ada juga ulama yang
menyampaikan makna bahwa ia dijauhkan dari gangguan setan atau dijauhkan
dari segala macam penyakit. Semua makna tersebut kata Imam Nawawi bisa
memaknai maksud hadits. Lihat Syarh Shahih Muslim, 6: 83-84.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan dua


ayat tersebut ketika dibaca di malam hari, “Ketahuilah para ikhwan sekalian,
kedua ayat ini jika dibaca di malam hari, maka akan diberi kecukupan. Yang
dimaksud diberi kecukupan di sini adalah dijaga dan diperintahkan oleh Allah,
juga diperhatikan dalam do’a karena dalam ayat tersebut terdapat doa untuk
maslahat dunia dan akhirat.” (Ahkam Al-Qur’an Al-Karim, 2: 540-541).
Doa al-matsurat
1. 2.

Kami berpagi hari (bersore hari) dan berpagi


hari (bersore hari) pula kerjaan milik Allah . Di waktu pagi (sore) kami memegang
Segala puji bagi allah, tiada sekutu bagi-Nya, agama islam, kalimat ikhlas, agama Nabi
tiada Tuhan melainkan Dia dan kepada- kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
Nya tempat kembali. sallam, dan agam ayah kami Ibrahim, yang
berdiri diatas jalan yang lurus, muslim dan
tidak tergolong orang- orang musyrik.
3. 4.

Ya Allah, sesungguhnya aku berpagi


hari (bersore hari) dari-Mu dalam
Ya Allah, kenikmatan yang aku atau salah
kenikmatan, kesehatan dan
seorang dari makhluk-Mu berpagi hari
perlindungan, maka sempurnakanlah
(bersore hari) dengannya adalah dari-u
untukku kenikmatan, kesehatan dan
semata; tiada sekutu bagi-Mu. Maka bagi-
perlindungan-Mu itu didunia dan
Mu segala puji dan rasa syukur.
akhirat.
5. 6.

Ya Tuhanku, segala puji bagiMu sebagaimana Maha Suci Allah dan Segala Puji bagiNya,
seyogyanya kemuliaan wajahMu dan sebanyak bilangan makhlukNya,seridha
keagungan kekuasaanMu diriNya, setimbangan ‘arsy-Nya, dan sebanyak
. tinta dari kata-kataNya.
Aku ridha Allah sebagai Rabb, islam sebagai
agama, dan Muhammad sebagai Rasul. Denaga nama Allah yang bersama NamaNya
sesuatu apa pun tidak akan celaka baik di bumi
dan dilangit. Dialah Maha Mendengar lagi maha
Mengetahui.
7. 8.

7. Ya Alah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan


sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampunanMu dari apa-apa yang tidak kami
ketahui.

Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kebutuhan apa-apa yang dia
ciptakan.

8. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan
kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dan dari lilitan hutang dan kesewenangan
wenagan orang.
9. 10.

9. Ya Allah berikanlah kesehatan bagi badanku, bagi pendengaranku, bagi penglihatanku,


dan tidak ada ilah kecuali engkau.
Ya Allah sungguh aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan ketafiran, Ya Allah
sungguh aku berlindnug kepadaMu dari kekufuran dari azab kubur, tidak ada ilah
kecuali engkau.

10. Ya Allah, engkau Tuhanku, tiada Tuhan kecuali engkau. Engkau ciptakan aku dan
aku adalah hambaMu. Aku berada diatas janjiMu, semampuku. Aku berlindung
kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat (yang
engkau anugrahkan) kepadaku dan zku mengakui dosadosaku, maka ampunilah aku.
Karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa melainkan engkau.
11. 12.

11. Aku memohon ampunan Allah yang tiada tuhan melainkan Dia, Yang Maha Hidup dan Maha
mengurus (makhluk-nya)
12. Ya Allah berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad,
sebagaimana telah Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Di alam
Engkaulah yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
13. 14.

13. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan
melainkan Allah dan Allah Maha Besar.
14. Tiada tuhan melainkan Allah semata, yang tiada sekutu bagi-
Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia berkuasa atas
segala sesuatu.
15. 16.

Maha Suci Engkau ya Allah,


dan segalapuji bagi- Mu.
Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan melainkan Engkau,
aku memohon ampun dan
bertaubat kepada-Mu.
Artinya.

Ya Allah berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad; hamba-


Mu, nabi-Mu, dan Rasul-Mu; Nabi yang ummi. Juga kepada
keluarga dan para sahabatnya serta berilah keselamatan
sebanyak yang terjangkau oleh ilmu-Mu yang tergores oleh
pena-Mu, dan yang terangkum oleh kitab-Mu, Ridhailah ya
Allah para peimpin kami, Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali,
semua sahabat, semua tabi’in dan orang-orang yang mengikuti
mereka sampai hari pembalasan.

Maha sucu Tuhan kemudiaan, dari apa-apa yang mereka sifatkan.


Keselamtan semoga tercurah kepada para utusan dan segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam.
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai