Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia menerapkan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan


kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal sebagai pusat
kesehatan masyarakat (puskesmas). Sehingga puskesmas menjalankan kedua
pelayanan tersebut secara bersamaan. Upaya kesehatan yang ada di puskesmas
mencakup upaya kuratif, rehabilitatif, preventif dan promotif. Dalam
perkembangannya, Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit
terkecil dari masyarakat. keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan
keluarga akan sangat menentukan tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat.

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 39 Tahun 2016


tentang "Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari
program ini adalah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmaslah
sebagai ujung tombak dan penentu keberhasilan program ini. Adapun area
prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui program ini
adalah penurunan Angka Kematian Ibu/Angka Kematian Bayi (AKI dan
AKB), penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. Pelaksanaannya
melalui pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Melalui pendekatan keluarga, diharapkan puskesmas
dapat menangani masalah-masalah kesehatan individu secara siklus hidup (life
cycle). Ini artinya penanganan masalah kesehatan dilakukan sejak fase dalam
kandungan, proses kelahiran, tumbuh kembang masa bayi-balita, usia sekolah
dasar, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Fokusnya adalah pada kesehatan
individu-individu dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019 dimana penerapan pelayanan
kesehatan harus terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care).
Kementerian Kesehatan RI dalam menetapkan pendekatan keluarga
untuk mencapai keberhasilan pembangunan kesehatan. Pendekatan keluarga
sebagai satuan terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi
berbagai persoalan kesehatan seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran
penyakit menular seperti tuberkolusis, HIV/AIDS, malaria serta pengendalian
penyakit tidak menular seperti obesitas, darah tinggi, diabetes dan lain-lain.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang
hidup dalam lingkungan yang sehat. Menurut Friedman (1998), terdapat lima
fungsi keluarga yang salah satunya adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan
kesehatan (The Health Care Function). Fungsi ini adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya
masing-masing untuk mempertahankan kondisi kesehatan di dalam keluarga.
Kondisi kesehatan yang dipertahankan mencakup pencegahan, perawatan,
pemeliharaan, termasuk upaya membangun hubungan timbal balik antara
keluarga dengan fasilitas kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas adalah


melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan
kunjungan rumah dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga (prokesga)
yang berguna untuk mengenali secara lebih menyeluruh (holistic) masalah-
masalah kesehatan di keluarga. Program pendekatan keluarga yang
dilaksanakan puskesmas juga secara langsung akan menguatkan manajemen
puskesmas secara internal, yang mencakup sumber daya manusia, pendanaan,
sarana prasarana, program kesehatan, sistem informasi dan jejaring dengan
pihak terkait di lingkup wilayah kerjanya . Maka petugas dapat memberikan
leaflet/flyer tentang keluarga berencana, pemeriksaan kehamilan, asi eksklusif,
imunisasi, gizi seimbang, pencegahan penyakit menular, pencegahan penyakit
tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci tangan yang baik, jaminan
kesehatan nasional dan lain-lain.
Profil kesehatan keluarga (prokesga) yang dibawa pada saat kunjungan
rumah mengacu pada indikator keluarga sehat yang telah ditetapkan
Kementerian Kesehatan RI. Hal ini untuk menyeragamkan pendataan agar
efektif dan tepat sasaran. Data prokesga didapat dari kunjungan rumah
merupakan data yang sangat berharga bagi puskesmas. Analisis yang akurat
terhadap prokesga akan berguna untuk mengidentifikasi dan menetapkan
intervensi kesehatan apa saja yang dibutuhkan terhadap suatu keluarga. Setiap
keluarga tentu akan menghasilkan intervensi kesehatan yang berbeda dengan
keluarga lain. Perbedaan ini akan dapat dibaca sebagai hasil yang akurat
dengan adanya keseragaman indikator. Sehingga hasil akhir yang diharapkan
adalah tercapainya area prioritas/sasaran dari program

B. Pokok permasalahan.
Dalam melakukan tugas di Puskesmas Pembantu Pekan Kamis
menemukan beberapa permasalahan, yaitu dari 12 indikator Keluarga Sehat
(KS) hasil pendataan sebanyak 320 KK di Desa Pekan Kamis pada tahun 2017
terdapat masalah kesehatan keluarga yaitu : (1) Penderita hepertensi yang
berobat teratur 17%. (2) Keluarga yang sudah menjadi keluarga JKN 24%. (3)
Anggota keluarga tidak ada yang merokok 39%. Untuk mencapai tujuan ini
Desa Pekan Kamis membuat program inovatif Gema Mak Cahaya Surga yang
sangat membantu mewujudkan Desa Pekan Kamis menjadi Desa Sehat.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan program inovatif “GEMA MAK CAHAYA SURGA”


adalah GErakan MAma Mellenia AnaK Cerdas Ayah baHAgia MasYArakat
Sehat bUdayakan Ruang toGA tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu, keluarganya dan
Masyarakat untuk mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan
Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2025. Dengan pelaksanaan pendataan dan
intervensi program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga telah
disepakati 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga.
2. Tujuan Khusus

a. Setelah melakukan pendataan KS maka perlu dilakukan intervensi


untuk mengurangi masalah tersebut.
b. Berdasarkan data ks tersebut maka dilakukan intervensi sesuai
kompetensi dimiliki oleh petugas
c. Melakukan pergerahkan masyarakat pengelolahan hepertensi
melalui:posbindu,senam perlonis,ukk dan pemaanfaatan taman obat
keluarga( TOGA).
d. Melakukan kerjasama dengan BPJS untuk melaksanakan sosialisasi
tentang manfaat menjadi anggota BPJS.
e. Melakukan kerjasama lintas sektor antara desa dengan Program
Keluarga Harapan (PKH) dalam rangka untuk mendapatkan kartu JKN
bagi warga desa.
f. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
BAB II
ANALISA SITUASI

A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Tembilahan Hulu

Puskesmas Tembilahan Hulu mulai dibangun pada tahun 1975 diatas


tanah ± 910 M² di Jalaan Sederhana Nomor 62 RT 03 RW 05 Kelurahan
Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
Luas wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu ±21. 890 Km², yang merupakan
daerah yang terdiri dari dataran rendah, sungai dan parit-parit. yang beralamat di
Jalan Sederhana No 62 RT 03 RW 05 Kelurahan Tembilahan Hulu Kecamatan
Tembilahan Hulu kode Pos 29213, dengan luas wilayah ± 21.890 Km², yang
terdiri dari dataran rendah, sungai dan parit-parit.

Wilayah kerja UPT. Puskesmas Tembilahan Hulu yang berpusat di


Kecamatan Tembilahan Hulu berbatasan dengan :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Enok
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Tuaka
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Tembilahan Kota
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tempuling

Terdiri dari 2 (dua) Kelurahan dan 4 (empat) Desa, yaitu :


1) Kelurahan Tembilahan Hulu
2) Kelurahan Tembilahan Barat
3) Desa Pekan Kamis
4) Desa Pulau Palas
5) Desa Sialang Panjang
6) Desa Sungai Intan

Transportasi penghubung antar daerah dapat ditempuh dengan jalan darat


dan air.Jarak tempuh UPT. Puskesmas Tembilahan Hulu ke :
1) Ibu Kota Kabupaten : ± 0,5 Km
2) Jarak ke Propinsi : ± 560 Km
3) Jarak ke Desa Pekan Kamis : ± 6 Km
4) Jarak ke Desa Pulau Palas : ± 12 Km
5) Jarak ke Desa Sialang Panjang : ± 15 Km
Gambar.1.
Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tembilahan Hulu

1. Demografi

Penduduk asli Kecamatan Tembilahan Hulu adalah suku Melayu yang


sering disebut Melayu Riau, sebagaimana halnya suku Melayu yang ada di
daerah Riau lainnya, suku Melayu di daerah ini juga mempunyai sistem
kekerabatan yang kental dan penganut Agama Islam yang taat. Hal ini ditandai
dengan mudahnya suku-suku pendatang dan berasilimasi dengan penduduk
tempatan.
Disamping suku Melayu penduduk Kecamatan Tembilahan Hulu terdiri
dari berbagai macam suku yaitu: suku Banjar, Bugis, Jawa, Minang, dan suku
Laut. Pada umumnya mereka mempunyai mata pencaharian di bidang,
Perkebunan, Nelayan dan sebagian lagi bergerak dibidang Kerajinan Industri
dan Perdagangan

Tabel 1
Data Kependudukan Wilayah Kerja
UPT. Puskesmas Tembilahan Hulu Tahun 2018

Perempuan
No Kelurahan/Desa Laki-laki Total (jiwa)
(jiwa)
1 Kelurahan Tembilahan Hulu 13.227 13.387 26.509

2 KelurahanTembilahan Barat 3.150 3.039 6.189

3 Desa Pulau Palas 3.227 3.016 6.243

4 Desa Pekan Kamis 659 589 1.248

5 Desa Sialang Panjan 1.423 1.476 2.899

6 Sungai Intan 1.678 1.504 3.174

Jumlah 23.251 23.011 46.262

Tabel di atas menunjukkan total jumlah penduduk wilayah kerja UPT.


Puskesmas Tembilahan Hulu tahun 2018 adalah sebanyak 46.262 jiwa yang
terdiri dari Laki-laki 23.251 jiwa dan Perempuan 23.011 jiwa, dan penduduk
yang terbanyak berada di kelurahan Tembilahan Hulu serta yang terkecil Desa
Pekan Kamis
Tabel 2
Data Jumlah RW / RT / Dusun
UPT. Puskesmas Tembilahan Hulu Tahun 2018

NO Kelurahan/Desa RW RT KK Dusun
1 Kelurahan Tembilahan Hulu 7 59 6.133 0

2 .KelurahanTembilahan Barat 5 20 1.590 0

3 Desa Pulau Palas 0 27 1.525 5

4 Desa Pekan Kamis 2 4 344 1

5 Desa Sialang Panjang 10 20 752 4

6 Desa Sungai Intan 12 22 742 5

Jumlah 36 152 11.086 15

2. VISI, MISI , Motto UPT Puskesmas Tembilahan Hulu


a. Visi

Visi UPT Puskesmas Tembilahan Hulu adalah “Puskesmas yang


mandiri dengan akses pelayanan kesehatan yang bermutu & terjangkau
menuju masyarakat sehat & gemilang tahun 2025”.

b. Misi

1) Meningkatkan kinerja pelayanan yang bermutu, merata dan paripurna


2) Menjalin kerja sama yang sinergis dengan lintas sektor melalui
kemitraan dengan berbasis masyarakat
3) Mendukung kemandirian masyarakat dengan pola hidup bersih & sehat
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat, serta lingkungannya
5) Terwujudnya masyarakat Kecamatan Tembilahan Hulu yang sehat,
mandiri & sejahtera.

c. Motto UPT Puskesmas Tembilahan Hulu


Adapun Motto UPT Puskesmas Tembilahan Hulu adalah “ Kepuasan
pasien adalah kebahagiaan dan ibadah kami ”
B. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PEMBANTU DESA PEKAN KAMIS

1. Geografis

Puskesmas Pembantu Pekan kamis dibangun di atas tanah 420M2 di Desa


Pekan Kamis Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir - Riau. Luas
Wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pekan kamis 3,2 Km², yang merupakan daerah
yang terdiridari dataran rendah,sungai dan parit-parit.

Wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pekan kamis yang berpusat di Desa


pekan kamis berbatasan dengan :

Batas Wilayah :

 Sebelah Timur berbataskan dengan Pekan Arba


 Sebelah Barat berbataskan dengan Sialang panjang
 Sebelah Selatan berbataskan dengan Kel. Tembilahan Barat/Pulau Palas
 Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batang Tuaka

Transportasi penghubung antar daerah ditempuh dengan jalan darat.Jarak


Puskesmas Pembantu Pekan kamis ke kota/ibu kota kabupaten 6 KM.

2. DEMOGRAFI DESA
Penduduk
 Jumlah Penduduk : 1.300 jiwa
 Laki-laki : 659 jiwa
 Perempuan : 641 jiwa
 Jumlah Kepala Keluarga : 340 KK
Jumlah Dusun : 1 Dusun
Jumlah RW : 2 RW
Jumlah RT : 4 RT
Suku : Banjar, Jawa, Bugis, Melayu, Minang
Agama Mayoritas Islam
Keadaan Sosial (Pendidikan)
 PAUD : 1 Buah
 SD : 1 Buah
 SLTP : 1 Buah
Pekerjaan Masyarakat
 Petani
 Peternak
 Nelayan
 Buruh
 Pengrajin
 Guru

KETENAGAAN / PETUGAS
Tabel.1
Data Petugas Puskesmas Pembantu PekanKamis

No Nama Petugas Pangkat/Gol Jenis Tenaga Jabatan

1 Mahmuda,Amd. Keb Penata Muda/IIIa Bidan Ka. PUSTU

2 Hj. Supriyati.D, Amd. Keb II/c Bidan Staf

3 RozaArnita, Amd. Keb Aspirasi Bidan Staf

3. SARANA KESEHATAN
1) Puskesmas Pembantu : 1 Buah
2) Poskesdes : 0 Buah
3) Gedung Posyandu : 2 Buah
4) Jumlah Posyandu : 2 Posyandu
5) Jumlah Kader Posyandu : 10 Orang
6) Jumlah Posbindu : 1 Posbindu
7) Jumlah Kader Posbindu : 5 orang
8) Jumlah Posyandu Lansia : 2 Posyandu

4. TRANSPORTASI

Tranportasi yang umum digunakan oleh masyarakat wilayah Puskesmas


Pembantu Desa Pekan Kamis antara lain, kendaraan air (pompong dan sampan),
kendaraan roda dua dan roda empat.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN INTEGRASI

A. TUGAS POKOK
Adapun tugas pokok bidan adalah :
1. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (ANC)
2. Melakukan asuhan persalinan fisiologis normal kepada ibu bersalin
(PNC)
3. Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan
neonatal)
4. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah
kerja puskesmas.
5. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan
kebidanan.
6. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana (KB).
7. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil resiko
tinggi.
8. Mengupayakan diskusi audit maternal dan perinatal (AMP) bila ada kasus
kematian ibu dan bayi.
9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan
puskesmas pembantu.

B. TUGAS INTEGRASI
1. Melaksanakan senam prolanis kerjsama dengan BPJS
2. Melaksanakan kegiatan UKS
3. Melaksanakan kegiatan TOGA kerjasama dengan PPL Pertanian
4. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan kelompok PKK
5. Melaksanakan kerjasama lintas sektor dan lintas program
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program di wilayah kerja
UPT Puskesmas Tembilahan Hulu.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

PIS-PK harus dilaksanakan kerena akan mendukung tercapainya SPM bidang


kesehatan dan pelaksanaan harus secara terintegrasi dengan berbagai sektor baik
ditingkat puskesmas maupun Dinas kesehatan dengan koordinator menyelenggarakan
pertemuan pertemuan rutin disetiap tingkatan masing-masing untuk pembinaan dan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi dengan pola Binaan wilayah secara berjenjang
mengacu pada buku pedoman monev pelaksanaan PIS-PK.

B. Saran

1. Dinas Kesehatan tetap memberikan perhatian kepada tenaga kesehatan didaerah


untuk dalam bentuk pelatihan dan bimbingan teknis yg berkaitan dengan program
Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK).

2. UPT Puskesmas dapat bekerjasama dengan lintas sektor untuk dukungan program
Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK)

3. Pemerintah Desa pekan kamis untuk memberikan perhatian penuh dengan hasil
pendataan dan intervensi Keluarga sehat dengan program yg telah dilaksanakan
baik dari segi dana penyedian sarana yang diperlukan.

4. Masyarakat untuk ikut aktif dalam semua program kegiatan kesehatan yang telah
dilaksanakan di desa pekan kamis seperti posyandu,posbindu,senam
prolanis,ukk,arisan jamban dan taman obat keluarga(TOGA).
Referensi:

1.Republik Indonesia, 2014 Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah, Jakarta :


Sekretariat Negara

2.Republik Indonesia, 2015 Peraturan Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional Tahun 2015 -- 2019, Jakarta : Sekretariat Negara

3.Republik Indonesia, 2016 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman


Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Jakarta :
Kementerian Kesehatan

4.Friedman, M.R., 1998 Family Nursing : Research, Theory and Practice, Pearson (1665)

Anda mungkin juga menyukai