TRAUMA OKULI
Disusun Oleh:
Adeta Yuniza Mulia
2015730002
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Definisi...............................................................................................................6
A. Trauma tumpul....................................................................................................6
Hematoma palpebra.................................................................................................6
Edema konjungtiva...................................................................................................7
Hematoma subkonjungtiva.......................................................................................8
Edema kornea...........................................................................................................9
Erosi kornea.............................................................................................................9
Iridoplegia .............................................................................................................10
Iridodialisa..............................................................................................................10
Hifema....................................................................................................................11
Iridosiklitis.............................................................................................................12
Subluksasi lensa.....................................................................................................12
Katarak trauma......................................................................................................14
Ablasi Retina..........................................................................................................15
Ruptur Koroid........................................................................................................15
3
Avulsi papil saraf optik...................................................................................16
B. Trauma Tajam.............................................................................................17
A. Trauma Kimia.............................................................................................17
Trauma Asam..................................................................................................18
Trauma Basa....................................................................................................18
C. Trauma Radiasi...........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang
menimbulkan cedera pada mata. Trauma mata adalah penyebab umum
kebutaan unilateral pada anak dan dewasa.5
2.2 JENIS-JENIS TRAUMA
Berdasarkan British Medical Journal (BMJ), trauma mata dapat di
golongkan berdasarkan penyebabnya yaitu, trauma mekanik, trauma non
mekanik yaitu trauma kimiawi, trauma termal, dan trauma radiasi. Trauma
mekanik dapat dibagi menjadi trauma tumpul dan trauma tajam. 5
2.2.1 TRAUMA MEKANIK
A. Trauma tumpul
a) Hematoma palpebra
6
kelopak. Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua
kelopak dan berbentuk seperti kacamata hitam (raccon eye) yang
sedang dipakai, terjadi akibat pecahnya arteri oftalmika yang
merupakan tanda fraktur basis kranii. Pada pecahnya arteri oftalmika
maka darah masuk kedalam kedua rongga orbita melalui fisura orbita.
Penanganan pertama dapat diberikan kompres dingin untuk
menghentikan perdarahan. Selanjutnya untuk memudahkan absorpsi
darah dapat dilakukan kompres hangat pada kelopak.6
7
menutup sehingga bertambah rangsangan terhadap konjungtiva.
Pada edema konjungtiva dapat diberikan dekongestan untuk
mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir
konjungtiva. Pada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan
insisi sehingga cairan konjungtiva kemotik keluar melalui insisi
tersebut.
Hematoma subkonjungtiva
8
c) Trauma kornea6
Edema kornea
9
untuk mengurangi gejala radang uvea yang mungkn timbul.
Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk tetes.
d) Trauma uvea6
Iridoplegia
Iridodialisa
10
bentuk pupil maupun perubahan ukuran pupil akibat trauma tumpul
tidak banyak mengganggu tajam penglihatan penderita. Pasien
akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis akan
terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi bersama-sama
dengan terbentuknya hifema.
Gambar 5. Iridodialisa7
Hifema
11
Gambar 6. Hifema7
Iridosiklitis
e) Trauma lensa6
Subluksasi Lensa
12
adalah dengan pembedahan. Bila tidak terjadi penyulit seperti
glaukoma, dapat diberi kaca mata koreksi yang sesuai.
13
Luksasi Lensa Posterior
Katarak Trauma
14
f) Trauma tumpul retina&koroid6
Edema Retina dan Koroid
Ablasi Retina
Pengobatan : pembedahan
Ruptur Koroid
15
Gambar 10. Ruptur Koroid11
g) Trauma saraf optik6
Avulsi papil saraf optik
16
B. Trauma tajam
Adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan
perlukaan mata, dimana mata ditembus oleh benda tajam atau
benda berukuran kecil dengan kecepatan tinggi yang menembus
kornea atau sklera.
Trauma Tembus Bola Mata6
17
Trauma Asam6
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama
bahan anorganik, organik (Asetat, forniat) dan organik
anhidrat (asetat). Bila bahan asam mengenai mata maka
akan segera terjadi pengendapan ataupun pengumpalan
protein permukaan sehingga bila konsentrasi tidak tinggi
maka tidak akan bersifat destruktif. Biasanya akan terjadi
kerusakan hanya pada bagian superfisial saja
Pengobatan : irigasi jaringan yang terkena secapatnya dan
selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan
bahan yang mengakibatkan trauma. Biasanya trauma akibat
asam akan normal kembali sehingga tajam penglihatan
tidak terganggu.
Trauma Basa6
Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan
akibat yang sangat gawat pada mata. Alkali akan menembus
dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada
jaringan retina. Pada trauma basa akan terjadi penghancuran
jaringan kolagen kornea. Bahan kimia alkali bersifat
koagulasi sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengan
dehidrasi. Pada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang
akan menambah kerusakan kolagen kornea. Alkali yang
menembus ke dalam bola mata akan merusak retina sehingga
akan berakhir dengan kebutaan penderita.
Pengobatan : irigasi garam fisiologik. Siklopegik,
antibiotik, EDTA.
18
Gambar 12. Luka Bakar Kimia pada Kornea dan
Kunjungtiva7
C. Trauma Radiasi
19
Gambar 13. Trauma Akibat Sinar UV10
Sinar X dan sinar terionisasi
Sinar ionisasi dibedakan dalam bentuk :
- Sinar alfa yang dapat diabaikan
- Sinar beta yang dapat menembus 1 cm jaringan
- Sinar gama
- Sinar X
Sinar ionisasi dan sinar X dapat mengakibatkan katarak
dan rusaknya retina.
Pengobatan : antibiotika topikal dengan steroid 3 kali
sehari dan sikloplegik satu kali sehari. Bila terjadi
simblefaron pada konjungtiva dilakukan tindakan
pembedahan.
Sinar Inframerah
Akibat sinar infra merah dapat terjadi pada saat
menatap gerhana matahari dan pada saat bekerja
dipemanggangan. Demikian pula iris yang mengabsorbsi
sinar infra merah akan panas sehingga berakibat tidak baik
terhadap kapsul lensa di dekatnya.
Pengobatan : steroid sistemik dan lokal untuk mencegah
terbentuknya jaringan parut pada makula atau untuk
mengurangi gejala radang yang timbul.
D. Glaukoma Sekunder Pasca Trauma6
Trauma dapat mengakibatkan kelainan jaringan dan susunan
jaringan didalam mata yang dapat menganggu pengaliran cairan
mata sehingga menimbulkan glaukoma sekunder.
20
Glaukoma Kontusi Sudut
Trauma dapat mengakibatkan tergesernya pangkal iris ke
belakang sehingga terjadi robekan trubekulum dan gangguan
fungsi trubekulum dan ini akan mengakibatkan gambaran
pengaliran keluar cairan mata. pengobatan : pembedahan.
Dislokasi Lensa
Akibat trauma tumpul dapat terjadi putusnya zonula Zinn
yang akan mengakibatkan kedudukan lensa tidak normal.
Kedudukan lensa tidak normal ini akan mendorong iris ke depan
sehingga terjadi penutupan sudut bilik mata. Penutupan sudut bilik
mata akan menghambat pengaliran keluar cairan mata sehingga
akan menimbulkan glaukoma sekunder. Pengobatan yang
dilakukan adalah mengangkat penyebab atau lensa sehingga sudut
terbuka kembali.
21
Setiap pekerja yang sering berhubungan dengan bahan
kimia sebaiknya mengerti bahan apa yang ada ditempat
kerjanya
Pada pekerja las sebaiknya menghindarkan diri terhadap
sinar dan percikan bahan las dengan memakai kaca mata
Awasi anak yang sedang bermain yang mungkin
berbahaya untuk matanya.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong TY, Klein BEK, Klein R. The Prevalence and 5-year Incidence of
Ocular Trauma. Ophthalmology 2000; 107: 2196–2202.
2. Nirmalan PK, Katz J, Tielsch JM, Robin AL, Thulasiraj RD, Krishnadas R, et
al. Ocular Trauma in a Rural South Indian Population. Ophthalmology 2004;
111: 1778–1781.
3. Wong TY, Tielsch JM. A Population-Based Study on the Incidence of Severe
Ocular Trauma in Singapore. Am J Ophthalmol 1999; 128: 345–351.
4. Macewen CJ, Ocular injuries JR. Coll. Surg. Edinb., 4 Oktober 1999, 317–
23.
5. Ausburger J, A. T. (2014). Trauma mata dan orbita dalam buku Oftalmologi
Umum. Jakarta: EGC
6. Ilyas, S. Yulianti, S.R. 2012. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
7. Lightman S, Hon ND, McCluskey P. International Council Of Ophtalmology.
8. Anat Galor, Bennie H. Jeng, and Careen Y. Lowder. A Curious Case of Corneal
Edema. American Academy Of Ophtalmology
9. Gambar
https://med.virginia.edu/ophthalmology/wp-
content/uploads/sites/295/2015/12/TraumaPPT.pdf
10. Gambar https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC313907/
11. Gambar https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3726522/
12. Sadik Taju Sherief, Alan John Connor, Cynthia Vanden Hoven, Wai- Ching
Lam. Optic nerve avulsion, ultrasound and MRI findings. Case report.
Advances in Ophthalmology & Visual System
23