Anda di halaman 1dari 8

MODUL 1

ANALISIS KESELAMATAN PLTN


Fadlan Sabil, Fredy Tantri, Ardhan Baru Frestriawan
10211105, 10211021, 10211075
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail : fsabil21@yahoo.com

Asisten : Surya Wiranto/10210075


Tanggal Praktikum : 03-03-2014

Abstrak
Pada praktikum kali ini kita akan memodelkan kecelakaan yang terjadi pada reaktor Chernobyl. Reaktor ini
adalah reaktor thermal yang bekerja dengan cara mendinginkan neutron terlebih dahulu. Sehingga xenon
bisa menyerap neutron dan melanjutkan reaksi fisi. Pada saat kecelakaan terjadi, fluks neutron turun secara
drastis yang menyebabkan reaktor meledak. Pertama kita plot populasi xenon dan iodin pada grafik
terhadap waktu. Lalu, kita lihat bentuk grafik saat terjadi perubahan fluks menjadi 0%, 5%, 25%, dan 50%.
Setelah itu kita gunakan data pada jam ke 200 untuk menentukan daya dan temperatur pada setiap kondisi.
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa ketika fluks neutron semakin kecil, maka jumlah xenon semakin
banyak akibat tidak adanya pasokan neutron untuk melanjutkan reaksi fisi. Sehingga daya semakin naik dan
temperatur semakin besar. Inilah yang menyebabkan reaktor nuklir di Chernobyl meledak.
Kata kunci: Xenon, Iodin, Fluks Neutron, Daya, Temperatur
I. Pendahuluan Pada tanggal 26 April 1986 telah terjadi
Gedanken Experiment adalah suatu kecelakaan terparah dalam industri
eksperimen yang dilakukan tanpa nuklir dunia yaitu pada reaktor Chernobyl
menggunakan alat ukur dan perlengkapan unit 4. Inilah satu-satunya kecelakaan dalam
pendukungnya. Keuntungan metode ini sejarah PLTN komersial yang menimbulkan
adalah tidak dibutuhkan biaya yang mahal korban jiwa terkait dengan radiasi. Desain
untuk membeli peralatan dan resiko reaktor Chernobyl hanya digunakan di Blok
percobaan tidak akan didapatkan. Metode ini Timur dan tidak satupun negara lain di dunia
dilakukan dengan hanya berfikir ataupun yang menggunakan desain reaktor semacam
dengan memodelkannya pada komputer. ini yaitu gabungan antara pendingin air
Pada praktikum kali ini kita akan ringan dan moderator grafit. Meskipun
memodelkan kecelakaan reaktor nuklir yang demikian, kecelakaan ini sangat
disebabkan oleh osilasi xenon, kecelakaan memengaruhi perkembangan pemanfaatan
ULOF dan UTOP yang telah terjadi di energi nuklir di banyak negara, secara khusus
Chernobyl pada 1986. Pemodelan ini di Eropa dengan banyaknya negara yang
dilakukan pada komputer, sehingga tidak ada mempertimbangkan untuk berhenti bahkan
resiko percobaan yang didapatkan dan ada yang memutuskan untuk menghentikan
kecelakaan yang sama tidak akan terulang penggunaan nuklir dalam penyediaan listrik.
kembali. Sejak saat itu juga di Amerika tidak ada satu
pun unit PLTN yang dibangun.[1]
Kecelakaan yang terjadi di Chernobyl,
Ukraina, adalah akibat dari desain reaktor
yang “cacat” secara fisika. Desain reaktor
Chernobyl sangat buruk dari segi
keselamatan karena sangat mudah mengarah
kepada kondisi operasi yang berbahaya. Pada
saat kecelakaan itu juga ada kesalahan serius
yang dilakukan oleh operator. Pada saat itu
operator tidak diberitahu dan tidak menyadari
bahwa pengujian yang dilakukan dapat
mengarah kepada kondisi eksplosif. Selain
itu, operator juga melanggar prosedur operasi
Gambar 1. Reaktor Chernobyl pasca reaktornya yang telah ditetapkan. Jadi sesungguhnya,
meledak[1] kecelakaan Chernobyl terjadi sebagai akibat
kombinasi desain yang cacat dan kesalahan daya dan kenaikan temperatur pendingin dan
manusia.[1] bahan bakar. Akibatnya terjadilah reaktivitas
Jumlah Iodin dan Xenon dalam reaktor negatif yang menekan daya untuk turun
dapat diperoleh dengan persamaan: hingga akhirnya menyesuaikan dengan
sirkulasi alamiah. Pada kondisi akhir terjadi
I = I0 + (𝛾I 𝑓 ∅ - 𝜆II0) ∆𝑡 (1) keseimbangan antara reaktivitas positif akibat
turunnya temperatur bahan bakar dan
Xe = Xe0 + (𝜆1I0 + 𝛾 Xe 𝑓 ∅ - 𝜆XeXe0 - kenaikan temperatur pendingin.
𝜎a∅𝑋𝑒0) ∆𝑡 (2) Kecelakaan UTOP (Unprotected
Transient Over Power) disebabkan karena
Jumlah populasi Xenon juga dapat masuknya reaktivitas positif eksternal tanpa
dinyatakan dengan nilai perubahan proteksi sehingga menyebabkan kenaikan
reaktivitas negatif berikut: daya pada reaktor nuklir. Hal ini memicu
kenaikan temperatur pada bahan pendingin
𝜎𝑋𝑒 𝑋𝑒
∆𝜌 = - (3) dan bahan bakar secara langsung. Kenaikan
𝑎
temperatur menyebabkan terjadinya balikan
Osilasi Xenon menyebabkan reaktivitas negatif dari komponen yang akan
terjadinya kenaikan daya yang disebabkan mengkompensasi reaktivitas positif eksternal
karena reaktivitas negatif yang ditimbulkan dalam keadaan asimtotik. Daya reaktor akan
akibat dinamika Xenon tersebut. Dengan stabil pada nilai yang lebih tinggi dari pada
menggunakan persamaan point kinetic dapat kondisi normal.
dihasilkan:
II. Metode Percobaan
𝜌 𝑡− 𝛽 Pada praktikum kali ini kita akan
P = Pt + ( Pt + λCt) ∆𝑡 (4)
𝜆 memodelkan populasi Xenon, Iodin, nilai ∆𝜌
𝛽 dan 𝜌fb+∆𝜌 yang didapatkan dengan
C(t+∆t) = Ct + (λCt + 𝑃t ) ∆𝑡 (5)
𝛬 menggunakan persamaan 1, 2, 3, dan 7 pada
𝑃𝑡 𝑃𝑟𝑒𝑓
selang 200 jam dengan rentang 0,1 jam.
T(t+∆t) = Tt + ∆𝑡 (6) Setelah itu kita plot grafiknya terhadap waktu
𝑑𝑒𝑛𝑠 𝐶𝑝
sebagai populasi yang stabil. Selanjutnya kita
𝜌fb(t) = 𝛼(Tt – Tref) (7) melakukan perubahan fluks menjadi 0%, 5%,
25%, dan 50% pada jam ke 100 sampai 200.
𝜌ext = 𝜌fb + ∆𝜌 (8) Lalu kita plot pada grafik terhadap waktu dan
membandingkannya dengan grafik pada
𝜌t = 𝜌ext + 𝜌fb(t) (9) kondisi stabil.
Selanjutnya kita akan melihat perubahan
Keterangan:
𝛾I = konstanta fisi Iodin daya yang dihasilkan dengan perubahan
𝛾Xe = konstanta fisi Xenon fluks. Caranya dengan kita mengambil nilai
∅ = fluks neutron 𝜌fb+∆𝜌 pada jam ke 200 sebagai untuk
𝜎Xe = cross section absorpsi Xenon penghitungan daya dan temperatur. Dengan
𝜆Xe = konstanta decay Xenon menggunakan persamaan 4 dan 6, maka
𝜆I = konstanta decay Iodin didapatkan perubahan daya pada setiap
P = power relative perubahan fluks. Lalu kita plot grafiknya
C = konstanta prekursor netron tunda terhadap waktu.
𝜆 = tetapan disintegrasi Semakin besar nilai fluks, maka
Λ = mean generation time populasi Xenon akan semakin banyak. Hal
𝛽 = fraksi neutron tertunda
ini akan menyebabkan daya yang dihasilkan
𝜌t = reaktivitas total
pun lebih banyak.
𝜌ext = reaktivitas eksternal
T = temperatur
P0 = rapat daya awal III. Data dan Pengolahan
Tt = temperatur awal  Jumlah populasi Xenon dan Iodin
Dengan menggunakan persamaan (1), (2)
Kecelakaan ULOF (Unprotected Loss of dapat diperoleh grafik populasi Xenon dan
Flow) disebabkan karena gagalnya pompa Iodin terhadap waktu seperti pada gambar 2-
primer sehingga terjadi ketidakseimbangan 11 berikut:
Keterangan:
∆𝑡 = 0,1 jam
λI = 0,10548 jam-1
λXe = 0,07596 jam-1
𝑓 = 0,109 cm2
∅= 1,12356 * 10^17 neutron/cm2.jam
𝛾I = 0,06386
𝛾Xe = 0,00228
𝜎Xe = 2,6 * 10^-18
𝑎𝑏𝑠 = 0,098 cm2
Gambar 5 . Populasi Xenon terhadap waktu
dengan perubahan fluks 5% dari semula

Gambar 2. Populasi Xenon dalam keadaan


normal
Gambar 6. Populasi Xenon terhadap waktu
dengan perubahan fluks 25% dari semula

Gambar 3. Populasi Iodin dalam keadaan normal

Gambar 7. Populasi Xenon terhadap waktu


dengan perubahan fluks 50% dari semula

Gambar 4 . Populasi Xenon terhadap waktu


dengan perubahan fluks 0% dari semula

0%

Gambar 8. Populasi Iodin terhadap waktu dengan


perubahan fluks 0% dari semula
Gambar 12. Reaktivitas terhadap waktu dengan
perubahan fluks 0% dari semula

Gambar 9. Populasi Iodin terhadap waktu dengan


perubahan fluks 5% dari semula
Gambar 13. Reaktivitas terhadap waktu dengan
perubahan fluks 5% dari semula

Gambar10. Populasi Iodin terhadap waktu


dengan perubahan fluks 25% dari semula Gambar 14. Reaktivitas terhadap waktu dengan
perubahan fluks 25% dari semula

Gambar 11. Populasi Iodin terhadap waktu


dengan perubahan fluks 50% dari semula Gambar 15. Reaktivitas terhadap waktu dengan
perubahan fluks 50% dari semula

 Reaktivitas negatif Selisih titik minimum dan titik ketika


Reaktivitas negatif terhadap waktu dapat dilakukan perubahan daya sebagai berikut:
diperoleh dengan menggunakan persamaan ∆𝜌 = 0,0505084 (perubahan daya ke 0%)
(3) sehingga diperoleh grafik hubungan ∆𝜌 = 0,049079554 (perubahan daya ke 5%)
keduanya seperti pada gambar 12-15 berikut: ∆𝜌 = 0,030719329 (perubahan daya ke 25%)
∆𝜌 = 0,016830448 (perubahan daya ke 50%)
Reaktivitas negatif yang telah
diperoleh ditambah dengan konstanta (selisih
titik minimum dan titik ketika dilakukan
perubahan daya) sehingga dihasilkan grafik
pada gambar 16-19 seperti berikut:
𝜌ext = 0,050153123 (perubahan ke 0%)
𝜌ext = 0,036981487 (perubahan daya ke 5%)
𝜌ext = -0,00555917 (perubahan daya ke 25%)
𝜌ext = -0,03175702 (perubahan daya ke 50%)

Keterangan:
Λ = 0,0002 jam-1
λ = -0,08 jam-1
𝛽 = 0,007
∝ = -0,001
Dens = 1000
Gambar 16. Reaktivitas eksternal terhadap waktu
dengan perubahan fluks 0% dari semula Cp = 4200
Pref = 10^8
Tref = 330
∆𝑡 = 0,0001 s

Daya diperoleh dari persamaan (4).


Berikut grafik hubungan daya terhadap waktu
untuk masing-maisng perubahan daya:

Gambar 17. Reaktivitas eksternal terhadap waktu


dengan perubahan fluks 5% dari semula

Gambar 20. P vs t dengan perubahan fluks 0%


dari semula

Gambar 18. Reaktivitas eksternal terhadap waktu


dengan perubahan fluks 25% dari semula

Gambar 21. P vs t dengan perubahan fluks 5%


dari semula

Gambar 19. Reaktivitas eksternal terhadap waktu


dengan perubahan fluks 50% dari semula

 Hubungan daya dan temperatur terhadap


waktu
Reaktivitas total daya diperoleh dari
persamaan (9) dengan mencari terlebih
dahulu 𝜌ext dari persamaan (8) (pada waktu
Gambar 22. P vs t dengan perubahan fluks 25%
ke-200 jam) dengan: dari semula
Gambar 27. T vs t dengan perubahan fluks 50%
Gambar 23. P vs t dengan perubahan fluks 50% dari semula
dari semula
Temperatur diperoleh dari persamaan
(6). Berikut hubungan temperatur terhadap IV. Pembahasan
suhu untuk masing-masing perubahan daya: Osilasi xenon disebabkan karena adanya
perubahan fluks neutron. Semakin besar nilai
fluks neutron, maka xenon akan secara cepat
meluruh menjadi cesium sehingga jumlah
xenon semakin kecil. Jumlah xenon yang
semakin sedikit daya yang diproduksi
semakin banyak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa osilasi xenon menyebabkan perubahan
daya, begitu pula sebaliknya.
Xenon bersifat tidak stabil dan akan
meluruh pada rentang waktu beberapa jam
saja. Semakin besar fluks neutron, maka
Gambar 24. T vs t dengan perubahan fluks 0% peluruhan xenon akan semakin cepat,
dari semula sehingga energi yang tersedia diserap oleh
xenon untuk meluruh. Akibatnya energi yang
tersedia untuk reaktor semakin kecil, inilah
yang menyebabkan daya reaktor menjadi
semakin kecil. Maka disimpulkan xenon
menyebabkan ketidakstabilan daya.
Waktu optimal untuk menyalakan
kembali reaktor nuklir setelah dilakukan shut
down adalah sekitar 50-60 jam setelah
reaktor dimatikan. Dapat dilihat pada grafik
reaktivitas feedback, yaitu pada nilai
Gambar 25. T vs t dengan perubahan fluks 5% reaktivitas yang stabil.
dari semula Osilasi daya terhadap efek xenon
mempengaruhi kecelakaan reaktor. Ini
disebabkan karena ketika fluks menurun
maka jumlah xenon akan meningkat dan daya
yang diproduksi semakin banyak. Ini
mengakibatkan temperatur pendingin dan
bahan bakar meningkat dan terjadilah
ledakan pada reaktor.
Pada fast reactor kita tidak perlu
melakukan moderator neutron, karena kita
menggunakan neutron pada suhu tinggi
sehinnga suhu tidak perlu didinginkan agar
Gambar 26. T vs t dengan perubahan fluks 25% reaksi fisi tetap berlangsung. Xenon hanya
dari semula bisa menyerap neutron yang berada pada
kondisi lambat atau telah didinginkan.
Sehingga neutron pada fast reactor tidak
dapat diserap oleh xenon untuk bereaksi fisi kenaikan daya pada reaktor nuklir. Ketika
selanjutnya menjadi cesium. Maka dapat daya naik maka temperatur pendingin juga
disimpulkan bahwa efek xenon tidak mengalami kenaikan. Kenaikan ini
berpengaruh pada fast reactor. menimbulkan feedback negatif untuk
Kecelakaan reaktor Chernobyl terjadi mengkompensasi reaktivitas eksternal.
ketika operator ingin melakukan penguujian Temperatur akhir tergantung konstanta
untuk mengetahui apakah dengan hanya satu feedback dan juga karakteristik termal.
turbogenerator yang beroperasi akan mampu Faktor-faktor penyebab reaktor bisa
menghidupkan pompa pendingin primer meledak:
hingga catu daya darurat mengambil alihnya
saat terjadi kegagalan catu daya utama. Saat  Buruknya desain reaktor. Banyak fitur yg
daya reaktor diturunkan hingga hanya 1%, tidak mampu mewujudkan kondisi
daya penuh, Xenon diproduksi sebanyak pengoperasian reaktor yg aman, utamanya
mungkin. Pada kondisi daya steady state, yaitu adanya reaktivitas positif yang
jumlah Xenon selalu terkompensasi oleh mengakibatkan reaktor tidak stabil untuk
neutron. Saat daya diturunkan, batang beroperasi pada daya rendah
kembali dimasukkan ke dalam teras reaktor.  Kegagalan sistem thermal hidrolik utama
Pada saat daya akan dikembalikan hampir saat PLTN beroperasi. Misalkan pompa
semua batang kendali dikeluarkan dalam mati, pipa pendingin utama pecah
teras dengan tujuan untuk mengurangi  Problem pembuangan panas sisa
penyerap neutron dalam teras reaktor. Namun  Sistem proteksi dan pendukung yang tidak
tindakan ini tidak mampu mengembalikan memadai. Lamanya waktu jatuh batang
daya ke semula sehingga operator melakukan kendali nyata menunjukkan bahwa sistem
langkah diluar prosedur pengujian. Saat keselamatan reaktor tidak mampu
turbin dimatikan, setengah dari jumlah memadamkan reaktor dgn cepat. Sistem
pompa pendingin juga mati yang pemantau tidak mampu menunjukkan nilai
mengakibatkan temperatur pendingin primer dgn pasti utk daya rendah
mengalami kenaikan. Hal ini menyebabakan  Kurangnya budaya keselamatan . Prosedur
terjadinya kenaikan ativitas daya reaktor tidak mampu menunjukkan hal-hal apa saja
dan jumlah neutron di dalam teras dengan yg tidak boleh dilakukan operator
cepat. Naiknya jumlah neutron tersebut  Kurangnya pemahaman operator terhadap
menyebabkan Xenon habis terbakar sehingga keselamatan reaktor[3]
terjadi kenaikan reaktivitas daya reaktor yang Ketika fluks neutron divariasikan, maka
sangat cepat. Tekanan uap mengahancurkan dari grafik yang didapatkan jumlah xenon
reaktor sehingga teras terekspose ke udara yang dihasilkan akan berubah juga. Semakin
luar.[2] besar variasi fluks, maka jumlah xenon yang
ULOF (unprotected loss of flow) dihasilkan akan semakin semakin sedikit. Ini
adalah kecelakaan akibat gagalnya operasi disebabkan karena ketika fluks neutron 0%,
pompa primer yang memicu pemadaman maka jumlah xenon yang dapat bereaksi fisi
otomatis. Akibatnya hilangnya daya pompa selanjutnya akan semakin sedikit. Sehingga
terjadi penurunan laju aliran yang jumlah xenon akan semakin banyak pada
menyebabkan temperatur pendingin reaktor.
mengalami kenaikan dan menyebabkan Daya dapat berubah secara drastis
feedback negatif yang akan menurunkanlevel dikarenakan fluks neutron yang berubah
daya. Penurunan daya menyebabkan secara drastis pula. Perubahan fluks neutron
penurunan teperatur pendingin yang secara drastis ini menyebabkan penambahan
menyebabkan feedback positif. Sistem akan jumlah xenon yang sangat besar yang
seimbang jika reaktivitas negatif telah menyebabkan perubahan daya yang sangat
seimbang dengan reaktivitas positif. besar. Perubahan ini berlangsung secara
Temperatur akhir pendingin bergantung pada drastis karena perubahan fluks neutronnya
koefisien reaktivitas umpan balik dan juga pun berlangsung secara drastis.
karakteristik termal.
UTOP (unprotected rod runout transient V. Simpulan
overpower) yaitu kecelakaan yang dipicu Kita dapat memodelkan kecelakaan
keluarnya batang kendali sehingga memicu Chernobyl dengan komputer. Kecelakaan
reaktor yang terjadi diakibatkan karena
perubahan fluks neutron secara tiba-tiba.
Perubahan fluks ini disebabkan karena mesin
reaktor yang dimatikan secara tiba-tiba.
Ketika fluks mendadak menjadi nol, maka
jumlah xenon akan meningkat drastis,
sedangkan neutron yang dibutuhkan untuk
melanjutkan reaksi fisi xenon tidak ada lagi.
Sehingga terjadi penumpukan xenon dan
temperatur pendingin dan bahan bakar
meningkat. Inilah yang menyebabkan reaktor
semakin panas dan meledak.

VI. Pustaka
[1]http://www.infonuklir.com/read/detail/8
7/reaktor-chernobyl-desain-
yangcacat#.Uw9g7Eex18N diakses 6 Maret
2014 pukul 12.45 WIB
[2]http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-
content/uploads/2009/04/8-Zaki.pdf diakses
pada 6 Maret 2014 pukul 16.24 WIB
[3]http://hfidiyjateng.or.id/sites/default/file
s/18/AbstrakChernobyl,%2025%20Tahun%2
0yang%20Lalu-
5962_FN07_Anggoro%20Septilarsoxf diakses
pada 6 Maret 2014 pukul 17.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai