Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Energi dan Banyaknya Medan Berkas Sinar X Pada IMRT

Praba Fitra Perdana


10211108
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: praba.fitra@students.itb.ac.id

Abstrak
IMRT menggunakan sistem inverse planning dalam praktiknya, berkas dimodulasi sehingga
menyesuaikan bentuk dan struktur dari target yang dituju. Kebergantungan dalam pemilihan
energi dapat dihilangkan dengan penambahan jumlah medan yang digunakan dalam praktik
IMRT, berlaku pula sebaliknya. Area deposisi dosis tinggi jauh di luar target muncul ketika
digunakan energi rendah, ini disebakan oleh fenomena depth dose curve dari foton ketika
memasuki materi.

I. Pendahuluan dikarenakan memanfaatkan sistem modulasi


intensitas berkas yang diberikan. Intensitas
Salah satu teknik penyembuhan kanker berkas sinar X yang dihasilkan dari linear
dalam dunia medis adalah dengan teknologi accelerator (LINAC) dimodulasi dengan
radiasi berkas eksternal, yaitu penggunaan menggunakan multileaf collimator (MLC)
sinar berkas foton berenergi tinggi dari luar dengan memanfaatkan sistem inverse
tubuh pasien dan diarahkan pada kanker di planning. MLC merupakan salah satu
dalam tubuh pasien. Salah satu teknologi perangkat untuk memodulasi berkas, tentu
yang memanfaatkan metode ini adalah saja ada banyak perangkat lain yang bisa
Intensity Modulated Radiation Therapy digunakan untuk memodulasi berkas.
(IMRT). IMRT merupakan radioterapi
konformal, yaitu memanfaatkan pengiriman
berkas radiasi secara geometri dengan
bentuk berkas menyesuaikan pada bentuk
kanker yang akan disembuhkan, akan tetapi
selain menyesuaikan bentuk geometri seperti
radioterapi konformal lainnya, istilah khusus
“intensity modulated” pada IMRT berarti
pada teknik ini dilakukan modulasi
intensitas berkas sinar.
Berdasarkan berbagai studi mengenai IMRT,
didapat bahwa IMRT tidak (terlalu)
bergantung pada energi yang tentu saja pada Gambar 1. Multileaf Collimator (MLC)[5].
rentang energi tertentu[4]. Sedangkan salah
satu pedoman dalam radioterapi eksternal
adalah bahwa semakin dalam target yang
ingin dicapai (kanker semakin dalam), maka
dibutuhkan energi yang semakin tinggi.
Kekurangbergantungan IMRT terhadap
besar energi yang digunakan adalah

1
dikumpulkan lalu dianalisis. Hasil analisis
kemudian dituliskan dalam studi ini.
III. Hasil

III.1 Hubungan Kebergantungan.

Semakin besar energi yang digunakan,


kebergantungan banyaknya medan semakin
berkurang, juga berlaku sebaliknya. Sebagai
contoh penyinaran menggunakan sinar X 18
MV dengan 4 medan akan menghasilkan
distribusi dosis yang hampir sama dengan
penyinaran 18 MV dengan 11 medan, yang
hal ini tidak berlaku bagi sinar X 6 MV [2].
Begitu juga apabila digunakan jumlah
medan yang banyak, pemilihan energi
menjadi tidak begitu diperlukan karena
bagian-bagian target yang baru terkena
sedikit dosis dari satu medan akan
diakumulasi oleh medan-medan lainnya, jadi
meskipun dosis yang diterima target hanya
sedikit, akan tetapi karena banyaknya medan
yang digunakan sedikit demi sedikit akan
Gambar 2. Prinsip dasar modulasi intensitas terpenuhi juga dosis yang diperlukan.
dengan menggunakan MLC[1].
Penerapan modulasi intensitas juga
Dalam studi mandiri ini akan dijelaskan dan mengambil peran penting dalam IMRT ini,
dipaparkan mengenai pengaruh energi dan dengan dilakukannya modulasi ini pemilihan
banyaknya medan berkas sinar X terhadap energi menjadi kurang begitu penting seperti
kualitas planning yang diambil dari berbagai halnya penggunaan banyak medan. IMRT
studi yang telah ada. bekerja dengan sistem inverse planning,
yang berarti kita setelah melihat dulu target
II. Metode Studi
lalu kita sesuaikan berkas sinar dengan
Metode yang dilakukan untuk melakukan target dengan cara memodulasi berkas sinar
studi ini adalah dengan studi literatur. tersebut. Tidak seperti halnya radioterapi
Literatur yang digunakan berupa buku yang konvensional yang tidak memodulasi berkas
berhubungan dengan topik dan studi-studi sinarnya sehingga pada radioterapi
mengenai IMRT yang telah ada melalui konvensional harus memperhatikan
paper. Studi dimulai dengan pengkajian kerapatan distribusi dosis pada target yang
buku dan studi-studi terdahulu yang bergantung pada energi yang digunakan,
berhubungan dengan topik studi ini. Poin- dengan hubungan semakin kecil energi yang
poin utama dari buku dan berbagai paper digunakan maka distribusi dosis pada
targetnya akan semakin rapat[3].

2
3.2 Kemunculan area deposisi dosis tinggi
jauh diluar target.
Berdasarkan hasil yang didapat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Andrea et al.,
hal yang pertama dapat dilihat adalah
munculnya deposisi dosis tinggi berbentuk
suatu area yang berada jauh diluar target
ketika digunakan foton berenergi rendah.
Pada jumlah medan yang tetap, semakin
besar energi yang digunakan maka semakin
kecil dan sedikit area deposisi dosis tersebut.
Sedangkan untuk energi yang tetap, semakin
Gambar 3. Depth dose curve untuk foton pada
banyak jumlah medan yang digunakan maka
berbagai energi[6].
semakin kecil dan sedikit juga area deposisi
dosis tersebut. Seperti yang digambarkan pada gambar ,
dengan energi yang paling rendah
Laughlin et al., dalam penelitiannya dengan
menghasilkan dosis yang paling besar pada
radioterapi konformal (bukan IMRT)
kedalaman yang rendah (dekat kulit),
menunjukan hal yang sama juga, dengan
misalnya ditinjau pada kedalaman 0.5 mm
menggunakan energi yang lebih rendah,
untuk energi 3 MeV terdapat sekitar 65%
muncul area-area deposisi dosis jauh di luar
dosis maksimum, sedangkan untuk energi
target (dekat kulit).
0.5 MeV terdapat sekitar 90% dosis
Dari kedua penelitian tersebut dapat maksimum. Disamping itu semakin besar
disimpulkan bahwa pengaruh energi pada energi maka semakin dalam dosis
praktik IMRT adalah pada kemunculan area- maksimumnya. Akan tetapi fenomena ini
area deposisi dosis jauh dari target (dekat dapat diatasi juga dengan penggunaan
kulit). Kemunculan deposisi dosis ini jumlah medan yang banyak, karena dengan
disebabkan oleh karakteristik fisis dari menggunakan medan yang banyak kita bisa
berkas sinar itu sendiri, lebih tepatnya membagi-bagi porsi dosis sehingga dosis
adalah “depth dose curve” yang artinya yang diterima daerah dekat kulit tidak terlalu
kurva kedalaman dosis. Prinsip depth dose besar. Model biologi umum menyebutkan
curve untuk foton ini adalah kita harus bahwa probabilitas untuk terjadi gangguan
mendeposisikan suatu dosis dengan besar pada jaringan sehat kecil apabila dosis
tertentu untuk mencapai dosis maksimum rendah tersebar di volume yang besar
pada kedalaman tertentu. daripada dosis tinggi pada volume yang
kecil.
IV. Kesimpulan

Energi dan banyaknya medan dalam


penggunaan IMRT memiliki hubungan
semakin banyak jumlah medan yang
digunakan, kebergantungan terhadap besar
energi berkurang, juga berlaku sebaliknya.
Jadi dengan energi yang rendah (pada
rentang tertentu) pun kita bisa mendapatkan
hasil yang baik dalam penyembuhan kanker

3
selama digunakan jumlah medan yang
banyak. Kemunculan area deposisi dosis
tinggi jauh diluar target ketika digunakan
energi rendah adalah dikarenakan
karakteristik dari berkas yaitu depth dose
curve yang bergantung terhadap energi
foton, fenomena ini bisa diatasi dengan
menggunakan jumlah medan yang banyak.
Akan tetapi yang dipaparkan dalam studi ini
hanya sekedar teori, pada praktiknya banyak
faktor yang perlu diperhitungkan, yang
mungkin akan berbeda untuk setiap kondisi
yang bermacam-macam.
V. Daftar Pustaka

[1] Webb, Steve. (2001). Intensity


Modulated Radiation Therapy. Bristol:
Institute of Physics Publishing.
[2] Pirzkall A. et al. (2002). “The effect of
beam energy and number of fields on
photon-based imrt for deep seated targets”.
Int. J. Radiation Oncology Biol.
Phys:53:434-442.
[3] Laughlin JS, Mohan R, Kutcher GJ.
(1986). “Choice of optimum megavoltage
for accelerators for photon beam treatment”.
Int J Radiation Oncology Biol.
Phys;12:1551–1557.
[4] Soderstrom S, Eklof A, Brahme A.
(1999). “Aspects on the optimal photon
beam energy for radiation therapy”. Acta
Oncologica;38:179–187.
[5] Gambar diambil dari : apps.varian.com
[6] Gambar diambil dari :
www.photobiology.com

Anda mungkin juga menyukai