Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 5001201139 1

RUGI DAYA FIBER OPTIK MENGGUNAKAN


PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN
Muhammad Masrizkar, M. Hassan Makky A. F, Edwin Widya Utama, Endarko, dan Nasori
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: muhammadmasrizkar.205001@mhs.its.ac.id

Abstrak—Praktikum Rugi Daya Fiber Optik menggunakan menggabungkan prinsip kerja laser dan LED. Laser LED atau
Perbedaan Konsentrasi Larutan ini memiliki tujuan mempelajari disebut juga sebagai laser yang diodekan (LD) adalah jenis laser
hubungan antara pengaruh rugi daya (direpresentasikan sebagai yang menggunakan bahan semikonduktor. Laser LED mampu
tegangan) terhadap perbedaan konsentrasi larutan dan hubungan
menghasilkan sinar laser melalui proses pembangkitan arus
indeks bias terhadap perbedaan konsentrasi larutan. Prinsip
kerja fiber optik yaitu memanfaatkan hukum Snellius dan listrik yang terjadi di dalam lapisan semikonduktor yang
pemantulan total dalam suatu medium dengan indeks bias yang didotasi. Teknologi laser LED ini telah berkembang pesat dan
berbeda. Alat dan bahan yang digunakan adalah fiber optik dan digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pemindai barcode,
gelas penyangga-nya, aquades, larutan NaCl, photodetektor, laser pemancar cahaya pada jaringan serat optik, alat pemindai dan
LED, power supply, multimeter, refraktometer, pipet tetes, gelas pencetak dokumen, dan sebagainya [1].
beker, dan kapas. Langkah kerja pada percobaan rugi daya,
Gelombang elektromagnetik adalah fenomena perambatan
penakaran tiap variasi larutan sebanyak 30 mL. Gelas penyangga
fiber optik dibersihkan dan diisi dengan variasi. Power supply gelombang yang terdiri dari medan listrik dan medan magnetik
diatur tegangannya 12 V dan diukur tegangan pada rangkaian yang saling berinteraksi tegak lurus satu sama lain dan tegak
photodetektor dengan multimeter. Pada percobaan indeks bias, lurus pula terhadap arah perambatan. Gelombang
pengukuran indeks bias dengan mengambil sampel larutan elektromagnetik terdiri dari spektrum elektromagnetik yang
aquades dan meneteskan pada plat kaca di refraktometer. Skala luas, mulai dari gelombang radio dengan frekuensi rendah
pada refraktometer diatur serta dicatat indeks bias. Langkah
hingga sinar-X dan sinar gamma dengan frekuensi yang sangat
yang sama dilakukan untuk tiap variasi konsentrasi larutan.
Kesimpulannya yaitu ketika konsentrasi larutan meningkat, maka tinggi. Gelombang elektromagnetik tidak membutuhkan zat
rugi daya dalam kabel optik juga meningkat. Rugi daya perantara atau medium dalam perambatannya. Energi
(direpresentasikan sebagai tegangan atau power loss). Semakin elektromagnetik dipancarkan atau dilepaskan pada level yang
besar perbedaan konsentrasi larutan, semakin besar tegangan berbeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber
atau power loss yang terjadi pada kabel optik. Indeks bias energi, maka semakin rendah panjang gelombang dari energi
merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk mematahkan
yang dihasilkan akan tetapi semakin tinggi frekuensinya [2].
cahaya. Ketika konsentrasi larutan meningkat, maka indeks bias
dalam kabel fiber optik optik juga menurun. Semakin besar Hukum Snellius menjelaskan tentang pembiasan cahaya saat
perbedaan konsentrasi larutan, semakin kecil indeks bias yang melintasi antarmuka dua medium yang berbeda, sedangkan
terjadi pada kabel fiber optik. Pemantulan Total terjadi saat cahaya memantul kembali ke
medium asal saat memasuki medium yang memiliki indeks bias
Kata Kunci—Fiber, Optik, Rugi-daya. yang lebih kecil. Dalam optik, fenomena ini digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk dalam pembuatan prisma optik dan
I. PENDAHULUAN serat optik. Hukum Snellius menjelaskan hubungan antara
sudut datang 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑖 , indeks bias medium pertama 𝑛1 dan sudut
F IBER optik merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan
serat optik sebagai media transmisi untuk mentransmisikan
sinyal cahaya yang mengandung informasi data. Praktikum
keluar 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑡 , indeks bias medium kedua 𝑛2 pada batas
permukaan dua media berbeda.
fiber optik merupakan salah satu praktikum penting dalam studi
fisika optika karena memberikan pengalaman langsung 𝑛1 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑖 = 𝑛2 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑡 (1)
mengenai bagaimana prinsip dasar optik bekerja pada serat
optik dan bagaimana memanfaatkan serat optik untuk aplikasi Sedangkan untuk pemantulan dalam total, hukum yang
praktis. Tujuan dari praktikum fiber optik ini adalah untuk digunakan adalah Hukum Snellius yang dimodifikasi, yang
mempelajari hubungan antara pengaruh rugi daya (daya disini dikenal sebagai Hukum Snellius-Pemantulan Dalam Total.
direpresentasikan sebagai tegangan) terhadap perbedaan Pada kondisi ini, 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑡 tidak dapat memiliki nilai yang positif,
konsentrasi larutan dan hubungan indeks bias terhadap sehingga seluruh 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑖 dipantulkan kembali (𝜃𝑟 = 90°).
perbedaan konsentrasi larutan. Dengan memahami konsep
dasar ini, diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan dan 𝑛1 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑖 = 𝑛2 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑟 (2)
mengaplikasikan teknologi fiber optik untuk berbagai aplikasi
seperti sensor, telekomunikasi, dan lain sebagainya. 𝑛1 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑐 = 𝑛2 (3)
Laser LED (Light-Emitting Diode) adalah suatu jenis sumber
cahaya optik yang menghasilkan pancaran cahaya dengan dengan 𝜃𝑐 disebut sudut kritis. Pemantulan total terjadi ketika
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 5001201139 2

Gambar 1. Konstruksi fiber optik.


sudut pembiasan cahaya pada medium dengan indeks bias yang Gambar 2. Skema alat percobaan rugi daya dengan konsentrasi larutan.
lebih besar mencapai sudut kritis. Ketika sudut pembiasan
melebihi sudut kritis, cahaya akan memantul kembali ke
medium asal dengan sudut pemantulan yang sama dengan sudut
datang [3].
Fiber optik adalah kabel transmisi cahaya yang digunakan
untuk mentransfer informasi melalui gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi optik. Struktur fiber optik
terdiri dari inti (core), selubung (cladding), dan coating yang
melindungi seluruh bagian fiber optik. Ukuran inti dapat
bervariasi dari 5-100 mm, dan selubung biasanya memiliki
diameter 125 mm. Ada dua jenis fiber optik yang umum
digunakan, yaitu single-mode dan multi-mode. Single-mode
fiber optik memiliki inti yang sangat kecil, biasanya dengan Gambar 3. Skema alat percobaan indeks bias dengan konsentrasi larutan.
diameter 8-10 mm, sehingga hanya satu mode cahaya yang
dimana 𝑃0 adalah daya awal yang dimasukkan ke dalam serat,
dapat melewati serat pada satu waktu. Hal ini menyebabkan 𝑑𝐵
penyebaran sinyal yang lebih rendah dan kecepatan transmisi 𝑎 adalah koefisien rugi serat ( ), dan 𝑧 adalah jarak tempuh
𝑚
yang lebih tinggi dibandingkan dengan multi-mode fiber optik. cahaya dalam serat (m). Koefisien rugi ini dapat dihitung
Multi-mode fiber optik memiliki inti yang lebih besar, sehingga dengan menggabungkan semua faktor rugi yang ada, seperti
memungkinkan banyak mode cahaya untuk melewati serat pada rugi akibat perpindahan energi antar mode dan rugi akibat
satu waktu, menyebabkan penyebaran sinyal yang lebih tinggi dispersi modal [5].
dan kecepatan transmisi yang lebih rendah dibandingkan Photodetector adalah suatu alat elektronik yang digunakan
dengan single-mode fiber optik [4]. untuk mendeteksi dan mengukur intensitas cahaya atau sinyal
Numerical aperture (NA) dan frekuensi cut-off adalah dua optik pada berbagai aplikasi seperti komunikasi optik,
parameter penting dalam karakteristik kinerja fiber optik. pengukuran jarak, pemindaian dokumen, dan sebagainya.
Numerical aperture didefinisikan sebagai sudut maksimum Terdapat berbagai jenis photodetector yang digunakan pada
yang dapat diterima oleh serat optik dan tergantung pada sistem optik, seperti photodiode, avalanche photodiode (APD),
perbedaan indeks bias antara inti dan selubung serat optik. NA phototransistor, dan lain-lain. Photodetector beroperasi dengan
mempengaruhi jumlah cahaya yang dapat diterima oleh serat cara menghasilkan arus listrik ketika terkena cahaya.
optik, semakin besar NA maka semakin banyak cahaya yang Photodetector yang paling umum digunakan pada sistem optik
dapat ditransmisikan. Sedangkan frekuensi cut-off adalah adalah photodiode. Photodiode menghasilkan arus listrik saat
frekuensi maksimum yang dapat ditransmisikan melalui serat terkena cahaya dengan menggunakan efek fotolistrik pada
optik. Frekuensi cut-off tergantung pada diameter inti serat bahan semikonduktor. Arus yang dihasilkan oleh photodiode
optik, dan memiliki nilai yang lebih tinggi untuk diameter inti berbanding lurus dengan intensitas cahaya yang diterimanya.
yang lebih besar. Semakin tinggi frekuensi cut-off maka Untuk mendapatkan responsivitas dan efisiensi yang baik dari
semakin banyak mode yang dapat ditransmisikan melalui serat photodiode, bias tegangan diterapkan pada photodiode untuk
optik [4]. mengurangi rugi daya [5].
Rugi daya pada fiber optik dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti rugi akibat dispersi modal, rugi akibat II. METODOLOGI PENELITIAN
perpindahan energi antara mode inti dan mode kerapatan
cangkang, rugi akibat penyerapan atau hamburan oleh molekul A. Alat dan Bahan
dalam serat, serta rugi akibat pengotoran atau cacat pada serat Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Rugi Daya
optik. Fiber Optik menggunakan Perbedaan Konsentrasi Larutan ini
adalah sebagai berikut. Fiber optik yang berfungsi sebagai
𝑃(𝑧) = 𝑃0 𝑒 −𝑎𝑧 (4) objek laser bertransmisi. Gelas fiber optik yang befungsi
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 5001201139 3

Gambar 5. Flowchart percobaan indeks bias dengan konsentrasi larutan.


optik dibersihkan dengan air dan dikeringkan dengan kapas.
Penutup wadah dibuka dan dituangkan 30 mL variasi aquades.
Power supply dinyalakan dan diatur tegangannya 12 V.
Gambar 4. Flowchart percobaan rugi daya dengan konsentrasi larutan. Rangkaian photodetektor disambungkan dan diukur
sebagai penyangga kabel fiber optik. Aquades dengan tegangannya dengan multimeter. Langkah yang sama dilakukan
konsentrasi (0%) yang berfungsi sebagai media pembiasan untuk tiap variasi konsentrasi larutan. Pada percobaan
pertama. Larutan NaCl dengan konsentrasi (5%, 10%, 15%, hubungan indeks bias, diawali dengan alat dan bahan dirangkai
20%, dan 25%) yang berfungsi sebagai variasi media seperti pada skema alat Gambar 3. Kemudian sampel larutan
pembiasan. Photodetektor yang berfungsi sebagai pendeteksi aquades diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada plat
serta pengubah cahaya menjadi tegangan listrik. Laser LED kaca di refraktometer. Setelah itu, skala pada refraktometer
yang berfungsi sebagai sumber cahaya transmisi. Power supply diamati, diatur serta dicatat indeks bias yang terukur. Langkah
yang sama dilakukan untuk tiap variasi konsentrasi larutan.
yang befungsi sebagai sumber tegangan rangkaian. Multimeter
yang berfungsi sebagai pengukur tegangan listrik. D. Flowchart
Refraktometer yang berfungsi sebagai pengukur indeks bias. Adapun flowchart dalam praktikum ini yang ditunjukkan
Pipet tetes yang befungsi sebagai alat untuk meneteskan sampel pada gambar 4 dan 5.
larutan ke refraktometer. Gelas beker yang berfungsi sebagai
media wadah pengukur 30 ml larutan. Kapas yang berfungsi E. Persamaan
sebagai pembersih wadah. Persamaan yang digunakan dalam praktikum Rugi Daya Fiber
Optik menggunakan Perbedaan Konsentrasi Larutan ini adalah
B. Skema Alat persamaan menghitung konsentrasi larutan dalam persen,
Adapun skema alat dalam praktikum Rugi Daya Fiber Optik molaritas, serta rugi daya (direpresentasikan dengan tegangan).
menggunakan Perbedaan Konsentrasi Larutan ini yang Pertama, persamaan menghitung konsentrasi larutan dalam
ditunjukkan pada gambar 2 dan 3. persen sebagai berikut.
C. Langkah Kerja 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟)
% 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒(𝐿) 𝑥 100% (5)
Pada praktikum ini, terdapat dua langkah kerja percobaan
yang harus ditempuh. Percobaan hubungan rugi daya dengan
konsentrasi larutan, serta percobaan hubungan indeks bias dengan penjelasan, antara lain % konsentrasi adalah jumlah
dengan konsentrasi larutan. Pada percobaan hubungan rugi campuran larutan NaCl, massa dalam gram adalah berat NaCl
daya, diawali dengan alat dan bahan dirangkai seperti pada yang terlarut, dan volume dalam liter adalah volume larutan
skema alat Gambar 2. Kemudian tiap variasi konsentrasi larutan NaCl. Selanjutnya, persamaan menghitung molaritas sebagai
ditakar sebesar 30 mL pada gelas beker. gelas penyangga fiber
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 5001201139 4

Tabel 1. Tabel 3.
Data percobaan rugi daya dengan konsentrasi larutan Data perhitungan rugi daya dengan konsentrasi larutan
Tegangan Masukkan Tegangan Keluaran
Variasi Larutan Variasi Larutan Rugi Daya (𝑉)
(𝑉) (𝑉)

Aquades 2,36 Aquades 9,64

NaCl 5% 1,32 NaCl 5% 10,68

NaCl 10% 1,28 NaCl 10% 10,72


12
NaCl 15% 1,08 NaCl 15% 10,92

NaCl 20% 1,03 NaCl 20% 10,97

NaCl 25% 1 NaCl 25% 11

Tabel 2. Tabel 4.
Data percobaan indeks bias dengan konsentrasi larutan Data perhitungan indeks bias dengan konsentrasi larutan

Variasi Larutan Indeks Bias Variasi Larutan Molaritas (M)

Aquades 1,33 Aquades 0

NaCl 5% 1,341 NaCl 5% 0,0009

NaCl 10% 1,345 NaCl 10% 0,0017

NaCl 15% 1,353 NaCl 15% 0,0026

NaCl 20% 1,358 NaCl 20% 0,0034

NaCl 25% 1,362 NaCl 25% 0,0043

berikut. molaritas dan rugi daya (direpresentasikan sebagai tegangan).


Pada perhitungan molaritas, digunakan persamaan (5) dan (6).
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟) 1000 Diperoleh salah satu contoh perhitungan pada variasi larutan
𝑀= 𝑀𝑟
𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒(𝑚𝐿)
(6)
NaCl 5% sebagai berikut.

dengan penjelasan, antara lain molaritas (M) adalah Diketahui : Konsentrasi NaCl = 5%
konsentrasi larutan, massa dalam gram adalah berat NaCl yang Volume Larutan = 30 mL = 0,03 L
terlarut, Mr adalah massa molekul relatif, dan volume dalam Mr NaCl = 58,5
mililiter adalah volume larutan NaCl. Selanjutnya, persamaan Ditanya : Molaritas (M)?
menghitung rugi daya (direpresentasikan sebagai tegangan) Dijawab :
sebagai berikut.
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟)
% 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100%
∆𝑉 = 𝑉𝑖𝑛 − 𝑉𝑜𝑢𝑡 (7) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒(𝐿)

dengan penjelasan, antara lain ∆𝑉 adalah rugi daya (dalam 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟)


tegangan), 𝑉𝑖𝑛 adalah tegangan masukkan power supply, dan 5% = 𝑥 100%
0,03
𝑉𝑜𝑢𝑡 adalah tegangan keluaran yang terukur.
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟) = 0,0015 𝑔𝑟
III. HASIL DAN DISKUSI

A. Analisis Data 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟) 1000


𝑀= 𝑥
Dalam praktikum Rugi Daya Fiber Optik menggunakan 𝑀𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒(𝑚𝐿)
Perbedaan Konsentrasi Larutan ini, data yang diperoleh adalah
besar tegangan keluaran dan indeks bias yang terukur tiap 0,0015 1000
variasi konsentrasi larutan. Data hasil percobaan tersebut tersaji
𝑀= 𝑥
58,5 30
pada tabel 1 dan 2.
B. Perhitungan 𝑀 = 0,0009 𝑀
Dari data percobaan yang telah diperoleh, selanjutnya
Diperolehlah hasil perhitungan molaritas (M) pada variasi
dilakukan analisis perhitungan untuk kedua percobaan tersebut.
larutan NaCl 5% sebesar 0,0009 𝑀. Selanjutnya, pada
Dengan tujuan yaitu mendapatkan serta menghitung nilai
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 5001201139 5

Gambar 6. Grafik hubungan molaritas terhadap rugi daya. Gambar 7. Grafik hubungan molaritas terhadap indeks bias.
perhitungan rugi daya, digunakan persamaan (7). Diperoleh informasi melalui gelombang elektromagnetik berfrekuensi
salah satu contoh perhitungan pada variasi larutan aquades optik. Struktur dari fiber optik terdiri dari tiga bagian, yaitu inti
sebagai berikut. (core), selubung (cladding), dan lapisan pelindung (coating).
Ukuran inti dapat bervariasi dari 5-100 mm, sementara diameter
Diketahui : Tegangan masukkan (𝑉𝑖𝑛 ) = 12 V selubung biasanya adalah 125 mm. Terdapat dua jenis fiber
Tegangan keluaran (𝑉𝑜𝑢𝑡 ) = 2,36 V optik yang umum digunakan, yaitu single-mode dan multi-
Ditanya : Rugi daya (∆𝑉)? mode. Single-mode fiber optik memiliki inti yang sangat kecil
Dijawab : dengan diameter 8-10 mm, hanya memungkinkan satu mode
cahaya yang dapat melewati serat pada satu waktu. Hal ini
∆𝑉 = 𝑉𝑖𝑛 − 𝑉𝑜𝑢𝑡 membuat sinyal lebih mudah menyebar dan kecepatan transmisi
lebih cepat dibandingkan dengan multi-mode fiber optik.
∆𝑉 = 12 − 2,36 Sebaliknya, multi-mode fiber optik memiliki inti yang lebih
besar sehingga memungkinkan banyak mode cahaya untuk
∆𝑉 = 9,64 𝑉 melewati serat pada satu waktu, menyebabkan penyebaran
sinyal yang lebih tinggi dan kecepatan transmisi yang lebih
Diperolehlah hasil perhitungan Rugi daya (∆𝑉) pada variasi rendah dibandingkan dengan single-mode fiber optik.
larutan aquades sebesar 9,64 𝑉 . Dari contoh-contoh tersebut, Berdasarkan hasil dari kedua percobaan, diperoleh data rugi
dapat dilakukan perhitungan dengan metode yang sama untuk daya (direpresentasikan sebagai tegangan) pada percobaan rugi
variasi konsentrasi larutan lainnya. Hasil perhitungan
daya dengan konsentrasi larutan serta data indeks bias pada
seluruhnya tersaji pada tabel 3 dan 4.
percobaan indeks bias dengan konsentrasi larutan. Pada
C. Grafik percobaan rugi daya, dengan tegangan masukkan power supply
Dari data percobaan maupun perhitungan yang telah 12 V diperoleh data tegangan keluaran variasi larutan aquades,
diperoleh, dapat dilakukan pemplotan grafik x dan y. Dari dua NaCl 5%, NaCl 10%, NaCl 15%, NaCl 20%, dan NaCl 25%
percobaan yang dilakukan, dihasilkan dua buah grafik yaitu secara berturut-turut sebesar 2.36 V, 1.32 V, 1.28 V, 1.08 V,
grafik hubungan molaritas terhadap rugi daya dan grafik 1.03 V, dan 1 V. Pada percobaan indeks bias, digunakan
hubungan molaritas terhadap indeks bias. Grafik-grafik yang pengamatan menggunakan refraktometer, diperoleh data indeks
telah diplot ditunjukkan pada gambar 6 dan 7. bias terukur variasi larutan aquades, NaCl 5%, NaCl 10%, NaCl
15%, NaCl 20%, dan NaCl 25% secara berturut-turut sebesar
D. Pembahasan 1.33, 1.341, 1.345, 1.353, 1.358, dan 1.362. Dari data percobaan
Praktikum Rugi Daya Fiber Optik menggunakan Perbedaan yang diperoleh, pada percobaan rugi daya diketahui bahwa
Konsentrasi Larutan ini memiliki tujuan yaitu untuk semakin tinggi tingkat % konsentrasi larutan maka semakin
mempelajari hubungan antara pengaruh rugi daya menurun tegangan yang dikeluarkan, sedangkan pada
(direpresentasikan sebagai tegangan) terhadap perbedaan percobaan indeks bias diketahui bahwa semakin tinggi tingkat
konsentrasi larutan dan hubungan indeks bias terhadap % konsentrasi larutan maka semakin menaik indeks bias yang
perbedaan konsentrasi larutan. Prinsip kerja pada praktikum ini terukur. Selanjutnya untuk hasil perhitungan kedua percobaan,
ialah fiber optik yang memanfaatkan hukum Snellius dan diperoleh data rugi daya (direpresentasikan sebagai tegangan)
pemantulan total dalam suatu medium dengan indeks bias yang dan molaritas. Diperoleh data perhitungan rugi daya (selisih
berbeda. Cahaya yang dimasukkan ke dalam serat optik akan dari tegangan masukkan dan keluaran) variasi larutan aquades,
terus memantul di dalamnya karena perbedaan indeks bias NaCl 5%, NaCl 10%, NaCl 15%, NaCl 20%, dan NaCl 25%
antara inti dan keliling serat optik. secara berturut-turut sebesar 9.64 V, 10.68 V, 10.72 V, 10.92
Fiber optik merupakan sebuah kabel yang dapat mengirimkan V, 10.97, dan 11 V. Kemudian diperoleh juga data perhitungan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 5001201139 6

molaritas variasi larutan aquades, NaCl 5%, NaCl 10%, NaCl IV. KESIMPULAN
15%, NaCl 20%, dan NaCl 25% secara berturut-turut sebesar 0, Dari praktikum Rugi Daya Fiber Optik menggunakan
0.0009, 0.0017, 0.0026, 0.0034, dan 0.0043. Pada data rugi Perbedaan Konsentrasi Larutan yang telah dilakukan, dapat
daya dan molaritas yang didapatkan, ditunjukkan bahwa ditarik kesimpulan bahwa ketika konsentrasi larutan
semakin tinggi tingkat % konsentrasi larutan maka semakin meningkat, maka rugi daya dalam kabel optik juga meningkat.
tinggi juga rugi daya yang dihasilkan dan besar molaritasnya. Rugi daya (direpresentasikan sebagai tegangan atau power
Dari dua buah grafik yang telah diplotkan, yaitu grafik loss). Semakin besar perbedaan konsentrasi larutan, semakin
hubungan molaritas (sumbu-x) terhadap rugi daya (sumbu-y) besar tegangan atau power loss yang terjadi pada kabel optik.
dan grafik hubungan molaritas (sumbu-x) terhadap indeks bias Indeks bias merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk
(sumbu-y). Dilakukan analisis untuk masing-masing grafik, mematahkan cahaya. Ketika konsentrasi larutan meningkat,
pada grafik hubungan molaritas terhadap rugi daya diketahui maka indeks bias dalam kabel fiber optik optik juga menurun.
bahwa semakin besar molaritas maka semakin besar juga rugi Semakin besar perbedaan konsentrasi larutan, semakin kecil
daya atau daya yang hilang dengan penjelasan terkait grafik indeks bias yang terjadi pada kabel fiber optik.
data per-plot lebih detail yaitu menunjukkan hubungan non-
linier. Hal ini dikarenakan rugi daya dipengaruhi faktor-faktor
kompleks seperti serapan, dispersi, dan penyebaran. Pada grafik LAMPIRAN
hubungan molaritas terhadap indeks bias diketahui bahwa
semakin besar molaritas maka semakin besar juga indeks bias
yang terukur dengan penjelasan terkait grafik data per-plot
lebih detail yaitu menunjukan hubungan yang linier. Meskipun
perbedaan indeks biasnya berubah, konsentrasi yang digunakan
hanya memiliki pengaruh yang kecil terhadap perubahan
tersebut. Namun, dalam percobaan rugi daya, variasi
konsentrasi larutan dapat menyebabkan perubahan tegangan
keluaran yang didapatkan.
Dari fisis-fisis yang diperoleh sebelumnya apabila
dihubungkan menurut teori umum yang ada, indeks bias pada
serat optik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu indeks bias
inti dan indeks bias selubung. Konsentrasi larutan dapat
mempengaruhi indeks bias inti karena larutan memiliki indeks Gambar 8. Salah satu contoh besar indeks bias (Larutan NaCl
bias yang berbeda dengan material inti serat optik. Oleh karena 15%) yang terukur dengan refraktometer
itu, semakin besar konsentrasi larutan yang digunakan, maka
semakin besar pula perbedaan indeks biasnya. Namun, Source Code 1.
perubahan konsentrasi larutan hanya memiliki pengaruh yang clc
kecil terhadap perubahan indeks bias karena perbedaan indeks clear
bias yang terukur tidak begitu signifikan. Sementara itu, close all
perubahan rugi daya pada serat optik terjadi karena adanya
hambatan atau kehilangan daya pada serat optik. Hambatan atau % --- Data Praktikum Fiber Optik
kehilangan daya tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, Vref = 12; % Tegangan Masukkan
seperti serapan, dispersi, dan penyebaran. Pada praktikum ini, V = [Vref-2.36; Vref-1.32; Vref-1.28; Vref-
perbedaan konsentrasi larutan mempengaruhi rugi daya karena 1.08; Vref-1.03; Vref-1.00]; ...
serapan cahaya oleh larutan yang berbeda-beda pada masing- % Tegangan Keluaran
masing konsentrasi. Oleh karena itu, semakin besar konsentrasi IB = [1.33; 1.341; 1.345; 1.353; 1.358;
larutan yang digunakan, maka semakin besar pula rugi daya 1.362]; % Indeks Bias
yang terjadi. Persen = [0 5 10 15 20 25]; % %Konsentrasi
Dalam percobaan yang dilakukan, ada beberapa faktor yang Vol = 0.03; % Volume (L)
mempengaruhi hasil pengukuran, salah satunya adalah bending. Mr = 58.5; % Massa Molekul Relatif NaCl
Bending terjadi ketika kabel fiber optik di beberapa titik
mengalami pelengkungan. Saat cahaya melalui daerah yang % --- Perhitungan
melengkung, sebagian cahaya tidak dipantulkan dengan for i = 1 : length(Persen)
sempurna dan bahkan ada beberapa cahaya yang tidak Massa(i,:) = (Persen(i) .* Vol) / 100;
dipantulkan sama sekali, sehingga akan menyebabkan rugi daya % Massa (gr)
pada fiber optik. Selain itu, ketidakidealan atau daya tahan M(i,:) = (Massa(i) ./ Mr) .* (1000 /
instrumen atau alat yang digunakan terjadi penurunan menjadi 30); % Molaritas (M)
salah satu faktor error cukup tingi mempengaruhi hasil dari end
pengukuran.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 5001201139 7

% --- Grafik Indeks Bias terhadap UCAPAN TERIMA KASHI


Konsentrasi Penulis M.M. mengucapkan syukur kepada Allah SWT
x1 = M; karena berkat kehadirat-Nya penulis dapat menyelesaikan
y1 = IB; laporan resmi ini dengan tepat waktu. Kemudian, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nasori dan Endarko
% Regresi Linier sebagai dosen penanggung jawab fisika laboratorium II
x11 = [ones(length(x1),1) x1];
khususnya untuk kelas E. Selanjutnya, tidak lupa penulis
b1 = x11\ y1;
ucapkan terima kasih untuk Mas M. Hassan Makky A. F dan
yfit1 = x11 * b1;
Mas Edwin Widya Utama sebagai asisten laboratorium Optik
dan Elektromagnetik Terapan yang telah bersedia membimbing
% Grafik
figure('Renderer', 'painters', 'Position', penulis selama praktikum Fiber Optik ini. Terakhir, terima
[10 120 900 600]) kasih juga diucapkan untuk teman-teman kelompok 1 kelas E
plot(x1, y1, 'blue','linewidth',2) Optik yang bersedia bekerja keras bersama-sama di
hold on laboratorium dalam praktikum luring.
grid on
plot(x1, yfit1, 'k--','linewidth',2) DAFTAR PUSTAKA
scatter(x1, y1, 'blue','filled') [1] H. Miyajima and K. Tajima, "High-Power Laser Diodes: Technology,
hold off Applications, and Future Developments," IEEE Journal of Selected
legend('Indeks Bias','Regresi Linier') Topics in Quantum Electronics, vol. 6, no. 6, pp. 1024-1031, 2000. doi:
xlabel('\bf {Molaritas 10.1109/2944.902182.
($M$)}','Interpreter','latex') [2] S. Ramo, J. R. Whinnery, and T. Van Duzer, Fields and Waves in
ylabel('\bf {Indeks Communication Electronics, 3rd ed. New York: Wiley, 1994.
Bias}','Interpreter','latex') [3] R. Serway and J. Jewett, Physics for Scientists and Engineers with
title('\bf {Grafik Molaritas terhadap Modern Physics, 9th ed. Boston, MA: Cengage Learning, 2014.
[4] A. K. Ghatak and K. Thyagarajan, "Introduction to Fiber Optics," 2nd ed.,
Indeks Bias}','Interpreter', ...
Cambridge University Press, 1998.
'latex','FontSize',14)
[5] G. Keiser, "Optical Fiber Communications," 4th ed., New York:
McGraw-Hill Education, 2011, ch. 3
% -- Grafik Rugi Daya (Tegangan) terhadap
Konsentrasi
x2 = M;
y2 = V;

% Regresi Linier
x22 = [ones(length(x2),1) x2];
b2 = x22\ y2;
yfit2 = x22 * b2;

% Grafik
figure('Renderer', 'painters', 'Position',
[10 120 900 600])
plot(x2, y2, 'red','linewidth',2)
hold on
grid on
plot(x2, yfit2, 'k--','linewidth',2)
scatter(x2, y2, 'red','filled')
hold off
legend('Rugi Daya','Regresi Linier')
xlabel('\bf {Molaritas
($M$)}','Interpreter','latex')
ylabel('\bf {Rugi Daya
($V$)}','Interpreter','latex')
title('\bf {Grafik Molaritas terhadap Rugi
Daya}','Interpreter', ...
'latex','FontSize',14)

Anda mungkin juga menyukai