0.5
0.45 Amplas
0.4 80
0.35 mesh
0.3 Amplas
Contrast
0.25 1500
0.2 mesh
0.15 Amplas
2000
0.1
mesh
0.05
HVS
0
0 25 50 75 Tisu 100
Adapun kurva contrast terhadap variasi sudut polarisasi Dari analisis perhitungan diketahui bahwa semakin tinggi
dari tiap bahan uji hasil analisis perhitungan ditunjukkan nilai contrast dari potret citra spekel, semakin tinggi nilai
oleh Gambar. 2. pada Halaman 2. kekasaran suatu bahan. Diketahui kekasaran tisu paling
rendah dengan rerata nilai contrast sebesar 0,061. Kertas
Tabel 1. HVS sedikit lebih kasar dengan rerata nilai contrast sebesar
Data percobaan hasil pengolahan potret citra spekel 0,070. Kekasaran Amplas 2000 mesh paling rendah di
No Sudut Standar antara amplas lainnya namun jauh lebih kasar dari kertas
Bahan Mean
. Polarisasi Deviasi HVS dan tisu dengan rerata nilai contrast sebesar 0,258.
Amplas 1500 mesh sedikit lebih kasar dengan rerata nilai
1 0˚ 25,743 83,574
2 30˚ 25,868 77,311 contrast sebesar 0,265. Dan amplas 80 mesh menjadi bahan
3 Amplas 80 mesh 60˚ 27,400 61,239 uji paling kasar dengan rerata nilai contrast sebesar 0,383.
4 90˚ 28,889 65,256
5 0˚ 25,293 97,277 Tabel 2.
6 30˚ 25,738 95,936 Hasil analisis perhitungan data percobaan
7 Amplas 1500 60˚ 24,574 91,419
mesh 111,07
8 90˚ 29,276 No. Bahan Sudut Polarisasi Contrast
9
1 0˚ 0,308026420
9 0˚ 21,213 91,657
2 30˚ 0,334596629
10 30˚ 23,128 88,382 Amplas 80 mesh
Amplas 2000 3 60˚ 0,447427293
101,22
11 mesh 60˚ 27,122 4 90˚ 0,442702587
4
12 90˚ 23,624 86,764 5 0˚ 0,260010074
6 30˚ 0,268283022
177,08 Amplas 1500 mesh
13 0˚ 10,578 7 60˚ 0,268806266
0
8 90˚ 0,263560169
169,06
14 30˚ 13,321
4 9 0˚ 0,231438952
HVS 181,63
15 60˚ 11,867 10 30˚ 0,261682243
7 11 Amplas 2000 mesh 60˚ 0,267940409
188,33 12 90˚ 0,272278825
16 90˚ 14,414
2
13 0˚ 0,059735713
191,78 14 30˚ 0,078792647
17 0˚ 13,479
0 15 HVS 60˚ 0,065333605
200,92 16 90˚ 0,076535055
18 30˚ 10,990
5
Tisu 194,00 17 0˚ 0,070283658
19 60˚ 11,951
3 18 30˚ 0,054697026
193,23 19 Tisu 60˚ 0,061602140
20 90˚ 11,378
0 20 90˚ 0,058883196
D. Pembahasan
Kekasaran permukaan suatu bahan pada tingkatan Dari grafik yang memperlihatkan hubungan antara nilai
mikroskopisnya, dapat diketahui dengan metode pencitraan contrast dengan sudut polarisasi sumber cahaya tidak dapat
spekel. Metode pencitraan spekel ini memanfaatkan sifat- disimpulkan dengan jelas hubungan keduanya.
sifat dasar cahaya yang dapat terpolarisasi, dipantulkan, dan Ketidakjelasan hubungan keduanya dikarenakan data yang
berinterferensi. Sumber cahaya dilewatkan pada suatu bersifat fluktuatif. Sudut-sudut polarisasi bergantian
polarisator agar didapat sudut datang yang pasti dari sumber menghasilkan nilai contrast tertinggi pada satu bahan uji
cahaya. Di belakang polarisator diletakkan bahan uji namun bukan yang tertinggi pada bahan uji lainnya. Hal ini
sehingga tersinari sumber cahaya tersebut. Bahan dengan menunjukkan keacakan pola spekel yang terbentuk dan
permukaan yang tidak rata akan memantulkan kembali keacakan struktur mikroskopis dari bahan dengan
cahaya secara berhamburan. Hamburan pantulan-pantulan permukaan kasar.
cahaya tersebut dapat mengalami interferensi jika sumber
cahayanya koheren. Terdapat dua kemungkinan interferensi
IV. KESIMPULAN
yang terjadi, yaitu interferensi konstruktif dan interferensi
destruktif. Interferensi konstruktif akan menghasilkan pola Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
terang berintensitas tinggi, sedangkan interferensi destruktif kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai contrast dari potret
akan menghasilkan pola gelap berintensitas rendah. Pola citra spekel, semakin tinggi nilai kekasaran suatu bahan.
terang-gelap yang terbentuk akan menyebar secara acak Bahan uji dengan nilai kekasaran rendah sampai tinggi di
sehingga pada permukaan bahan akan nampak pola bintik- antaranya tisu yang memiliki rerata nilai contrast sebesar
bintik terang. Pola bintik yang nampak itulah yang 0,061, kertas HVS yang memiliki rerata nilai contrast
dimaksud dengan pola spekel. Pola bintik akan nampak sebesar 0,070, amplas 2000 mesh yang memiliki rerata nilai
semakin jelas apabila bahan memiliki kekasaran yang contrast sebesar 0,258, amplas 1500 mesh yang memiliki
semakin tinggi karena perbedaan intensitas dari pola terang rerata nilai contrast sebesar 0,265, dan amplas 80 mesh yang
dan pola gelap akan semakin besar. Karena adanya syarat memiliki rerata nilai contrast sebesar 0,383.
sumber cahaya yang koheren agar terjadi interferensi, maka
pada percobaan ini dipakai sumber cahaya dari Laser He-
Ne.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II - 01111840000041 (1-4) 4
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Mikrajuddin, Fisika Dasar II, Bandung: ITB, 2017.
[2] H. Eugene, Optics, 5th ed. Boston: Pearson, 2017.
[3] Muchiar dan M. M. Kisman, “Visualisasi Simpangan Getaran dengan
Metode Interferometri Pola Spekel Elektronik”, Jurnal Teknologi (a) (b) (c) (d)
Universitas Muhammadiyah Jakarta, vol. 7, no. 2, pp. 72-75, Jul. Gambar. L-8. Histogram hasil pengolahan potret citra spekel pada kertas
2015. HVS dengan sudut polarisasi (a) 0˚, (b) 30˚, (c) 60˚, dan (d) 90˚.
[4] Tim Dosen Optika, Optika, Surabaya: Departemen Fisika, FSains-
ITS, 2019.
[5] Y. D. Hugh and F. A. Roger, Sears and Zemansky’s University
Physics with Modern Physics, 14th ed. Boston: Pearson, 2016.