Anda di halaman 1dari 3

3.

1 Manifestasi Klinis
3.1.1 Gejala Subjektif
1. Pitiriasis Versikolor
Pasien mengeluhkan adanya rasa gatal pada bagian regio colli
anterior dan regio colli posterior.
2. Onikomikosis
Pasien tidak mengalami keluhan.

3.1.2 Gejala Objektif


1. Pitiriasis Versikolor
a. Status Dermatologis :
- Lokasi
Regio Colli Anterior
- Efloresensi
Makula hipopigmentasi, lentikular, tidak teratur,
sirkumskripta
- Penyebaran
Regional

b. Status Dermatologis :
- Lokasi
Regio Colli Posterior
- Efloresensi
Makula hipopigmentasi, miliar, tidak teratur,
sirkumskripta
- Penyebaran
Regional

2. Onikomikosis
Status Dermatologis :
- Lokasi
Regio Pedis Dextra et Sinistra Digiti I
- Effloresensi
Hiperpigmentasi unguium (+),Hiperkeratosis unguium (+)
- Penyebaran
Regional

3.2 Pemeriksaan Penunjang


1. Pitiriasis Versikolor
a) Pemeriksaan Kerokan Kulit dengan KOH 20%
Bila penyebabnya memang jamur, maka akan terlihat garis yang
memiliki indeks bias lain dari sekitarnya dan jarak-jarak tertentu
dipisahkan oleh sekat-sekat atau seperti butir-butir yang bersambung
seperti kalung. Pada pitiriasis versicolor, hifa tampak pendek-pendek,
bercabang, terpotong-potong, lurus atau bengkok dengan spora yang
berkelompok dan ditemukan adanya sel ragi bulat, kadang oval (Sri,
2018).

b) Lampu Wood
Pemeriksaan dengan sinar wood, dapat memberikan perubahan warna
seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang
terkena infeksi akan memperlihatkan flouresensi warna kuning
keemasan sampai orange akibat metabolit asam dikarboksilat yang
digunakan sebagai petunjuk lesi pada pitiriasis versikolor dan
mendeteksi sebaran lokasi lesi (Sri, 2018).

2. Onikomikosis
a) Mikroskopik Langsung
Pemeriksaan ini hanya berfungsi sebagai penyaring ada atau tidaknya
infeksi, tetapi tidak dapat menentukan spesies penyebabnya. Sebelum
diperiksa dibawah mikroskop, kuku dilunakkan dan dijernihkan dalam
larutan KOH 20-30% atau dengan Dimetil sulfoksida (DMSO) 40%.
Spesimen diperiksa untuk identifikasi elemen jamur, yaitu hifa atau
artospora jamur. Apabila ditemukan artospora maka memiliki arti
diagnostik untuk dermatofita. Adanya pseudofilamen dan filamen
disertai ragi didalam nail bed memiliki arti diagnostik untuk
onikomikosis oleh Candida spp. Adanya filamen tipis dan tebal dengan
bermacam ukuran didalam nail bed memiliki arti diagnostik untuk
infeksi campuran beberapa jamur patogen (Klaus, 2012).

b) Kultur
Melalui kultur, spesies jamur patogen dapat diidentifikasi. Pengambilan
spesimen dianjurkan untuk mengikutsertakan bahan kulit atau potongan
kuku untuk pembiakan jamur pada media. Media yang digunakan untuk
perkembangan jamur adalah media Sabouraud's Dextrose Agar. Media
diinokulasikan dalam keadaan steril, lalu diinkubasi pada suhu 24 - 28
derajat celcius selama 4-6 minggu. Koloni dermatofita akan tampak
setelah 2 minggu, sedangkan non-dermatofita terlihat dalam seminggu,
hasil negatif jika tidak tampak pertumbuhan setelah 3-6 minggu (Klaus,
2012).

c) Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dilakukan jika hasil pemeriksaan
mikroskopik langsung dan kultur meragukan. Dengan pemeriksaan
histopatologik dapat ditentukan apakah jamur tersebut invasif pada
lempeng kuku atau daerah subungual disamping itu kedalaman
penetrasi jamur dapat dilihat. Spesimen pemeriksaan histopatologi
dapat diperoleh melalui lempeng kuku yang banyak mengandung
debris dan potongan kuku. Kemudian spesimen dilakukan pewarnaan
PAS dan dapat dilihat adanya hifa dan atau spora dengan menggunakan
mikroskop (Klaus, 2012).

Anda mungkin juga menyukai