a. Titrasi langsung (Direct titration), yaitu larutan sampel dapat langsung dititrasi dengan
larutan standar/ baku.
b. Titrasi tidak langsung (Indirect titration), yaitu larutan sampel direaksikan dulu dengan
pereaksi yang jumlah kepekatannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi dengan
larutan standar/ baku.
c. Titrasi kembali (Back titration), cara ini dilakukan bila sampel tidak bereaksi dengan
larutan baku atau reaksinya lambat. Dalam hal ini ditambahkan zat ketiga yang telah
diketahui kepekatannya dan jumlahnya diukur tetapi berlebihan dan kelebihannya
dititrasi dengan larutan baku.
d. Titrasi penggantian (Displacement titration), cara ini dilakukan bila analat atau unsur
yang akan ditetapkan tidak bereaksi langsung dengan larutan baku, tidak bereaksi
secara stokiometri dengan larutan baku, dan tidak saling mempengaruhi (not interact)
dengan larutan penunjuk.
m i n g g u , 1 7 m e i 2 0 0 9
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi pembentukan persenyawaan ion kompleks atau garam yang sukar mengion atau
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan, jenis titrasi ini merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat
saling mengkompleks, syarat terbentuknya kompleks yaitu tingkat kelarutan yang tinggi. Titrasi kompleksometri ini salah
satu metode kuantitatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam.
Pada percobaan ini mencoba menentukan konsentrasi ion logam Zn2+ dengan menggunakan larutan baku sekunder
Na2EDTA dengan indicator EBT yang ditandai dengan perubahan warna dari merah ke biru muda dengan berprinsip
berdasarkan pada reaksi pembentukan kompleks antara ion logam Zn2+ dengan zat pembentuk kompleks atau liganda
yang disebut dengan Na2edTa. Mula-mula melakukan standarisasi titran dalam hal ini adalah Na2EDTA. Dipilih Na2edta
karena larut dalam air dan juga pereaksi umum dari edta dalam bentuk garamnya . karena Na2Edta larutan baku sekunder
maka harus dibakukan dengan larutan primer ZnSO4. ZnSO4 merupakan garam dari larutan Zn2+.
Dalam titrasi ini, yang bertindak sebagai titran adalah larutan primer ZnSo4 karena yang akan dicari konsentrasinya dan
larutan Na2edta sebagai titer karena sudah diketahui konsentrasinya. Larutan ZnSo4 dipipet dan dimasukan ke dalam labu
titrasi. Kemudian ditambahkan larutan dapar salmiak(buffer) Ph 10 dan di encerkan dengan air suling . Larutan yang
mengandung ion logam dan akan dititrasi dengan larutan EDTa harus ditambahkan sebuah buffer seperti ammonia karena
ion logam seperti zn2+ pada ph tinggi (basa) akan mudah terhidrolisis dan menimbulkan pengendapan hidroksida-
hidroksida:
Endapan hidroksida akan menyebabkan lambatnya kerja larutan Edta. Oleh karena itu perlu untuk menambah ligan
pengompleks agar pengendapan hidroksida logam itu dicegah. Larutan buffer akan bereaksi dengan larutan logam, dengan
anion buffer (ammonia) akan membentuk ion kompleks dengan logam itu (Zn2+):
Dalam penambahan buffer (ammonia) pada larutan yang mengandung ion logam jangan terlalu banyak karena akan
menimbulkan kekeliruan pada titrasi yang hasilnya akan memperjelek titik akhir titrasi disebabkan karena Efek konsentrasi
ammonia. Campuran larutan dalam labu titrasi yang telah terisi larutan ZnSo4, dapar salmiak dan air suling kemudian
ditambahkan indicator EBT. Dalam pemilihan indicator diperlukan dari warna reaksi yang dihasilkan harus memiliki warna
yang spesifik dan memiliki kestabilan yang cukup, jika tidak, karena disosiasi tak akan diperolah warna yang tajam. Titrasi
ini diperlukan indikator EBT karena peka terhadap perubahan kadar logam dan Ph larutan. Pada Ph 8-10 senyawa ini
berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Reaksinya dengan indicator EBT dapat terbentuknya ikatan
kovalen parsial dengan liganda diakibatkan oleh adanya interaksi antara ion logam pusat dengan liganda yang melibatkan
pembagian pasangan electron bebas ion logam pada tiap molekul liganda. Ion kompleks seperti ini mempunyai warna gelap
namun mencolok.
Larutan berwarna merah anggur ini mulai dititrasi dengan Na2edta. Bila suatu larutan Na2Edta ditambahkan dengan larutan
yang mengandung ion-ion logam, terbentuklah kompleks-kompleks dengan disertai pembebasan dua ekiuvalen ion
hydrogen:
Pembentukan kompleks yang paling umum jika ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dimana Titrasi antara
larutan Na2Edta dan larutan ZnSo4 menghasilkan warna dari merah anggur menjadi biru muda. :
pada PH 10 larutan akan berwarna biru ketika molekul edta ekuivalen dengan jumlah ion logam dalam sampel larutan dan
Dari hasil reaksi yang didapat adalah pembentukan kompleks. Suatu ion kompleks terdiri satu atom ion pusat dan sejumlah
ligan, seperti contoh, diambil produk hasil reaksi antara ion logam Zn2+ dengan ammonia
[zn(Nh3)4]2
Senyawa kompleks ini, Zn sebagai ion pusatnya dan (NH3)4 sebagai ligan sebanyak 4 ligan yang menempel pada ion
pusatnya. Ligan mengandung suatu atom elektronegatif seperti nitrogen, oksigen dan salah satu halogen. ligan ada
beberapa macam menurut pasangan elektronnya, yaitu ligan unidentat, ligan yang hanya memiliki satu pasangan electron
menyendiri misalnya NH3 kemudian ada ligan bidentat, yaitu ligan yang memiliki dua gugus yang mampu membentuk dua
ikatan dengan atom sentral, contohnya EDTA, NH2CH2CH2NH2, ada yang disebut sebagai ligan kuadridentat contohnya
it's m3 boras
pengikut
arsip blog
▼ 2009 (8)
o ▼ Mei (8)
pembahasan Organik_Ekstraksi
pembahasan Organik_saponifikasi_penyabunan
pembahasan Organik_Rekristalisasi&sublimasi
mengenai saya
borasracunn
banyak yang bilang siyy aneh tapi banyak juga nyebelin.. untuk itu menurut orang-orang yang
kenal aq ja dehhh