Anda di halaman 1dari 28

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Paramitha Persada Tama merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang pertambangan khususnya bijih nikel yang berlokasi di Kecamatan Lasolo

Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sistem

penambangan yang telah diterapkan di perusahaan ini yaitu tambang terbuka

(surface minning) dengan metode selective mine. Pemilihan metode ini

berdasarkan sebaran endapan nikel laterit yang berada pada daerah tersebut tidak

merata yaitu hanya berada pada spot per spot. PT. Paramitha Persada Tama

memiliki luasan IUP Operasi Produksi sebesar 175 Ha yang terdiri dari 4 blok

yaitu blok A, blok B, blok C dan blok D. Dari ke empat blok tersebut 3 blok yang

telah dan sedang melakukan aktivitas penambangan yaitu blok B, C, dan

D.Dimana penelitian ini akan difokuskan pada blok A1. Hasil dari penliti

sebelumnya Blok A dengan luasan Area 45 hektar meimiliki cadangan sebesar

2.109.828,00 ton. Untuk Bukaan awal Blok A1 memimiliki cadangan 370.704 ton

dengan luasan area 7,8 hektar. perusaahan telah menentukan target produksi

sebesar 50.000 ton per bulan.

Pada kegiatan penambangan membutuhkan perencanaan yang baik

berdasarkan volume dan kebutuhan alat serta analisis biayadiharapkan sesuai

dengan target produksi yang telah ditetapkan dan dapat dipakai sebagai acuan

untuk memaksimalkan kegiatan penambangan di daerah penelitian. Oleh karena

itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan alat yang akan di

gunakan serta besaran biaya yang akan dikeluarkan pada kegiatan


2

penambanganpada Blok A1 agar kegiatan tersebut tidak akan merugikan atau

memberikan dampak yang buruk pada tahapan selanjutnya dengan memperhatikan

aspek-aspek yang berpengaruh di dalamnya.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa kebutuhan alat gali muat dan alat angkut yang akan digunakan

dalam operasi penambangan ?

2. Berapa biaya yang akan digunakan Alat gali muat dan alat angkut pada

kegiatan penambangan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan daripada penelitian ini yang diharapkan yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan alat gali muat dan alat angkut yang akan digunakan

dalam operasi penambangan agar mencapai target produksi.

2. Menentukan berapa biaya yang akan digunakan pada kegiatan penambangan

pada blok A1 PT. Paramitha persada tama.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitan ini yaitu dapat mempertimbangan berapa alat dan

biaya yang akan dibutuhkan dan menjadi referensi ataupun acuan didalam

melakukan penelitian selanjutnya.


3

II. LANDASAN TEORI

A. Keadaan jalan angkut

Keadaan jalan yang di maksud meliputi kekerasan dan kehalusan

permukaan jalan yang bagus dan terpelihara dengan baik, untuk mewujudkan

kondisi jalan seperti itu perlu di rancang sebuah jalan angkut tambang yang

terpelihara dengan baik harus memenuhi dua syarat, yaitu:

1. Secara keseluruhan harus mampu menahan beban dari kendaraan beserta

muatanya. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka kondisi jalan tersebut akan

menggalami penurunan dan penggeseran baik pada bagian perkerasan jalan

maupun pada tanah dasarnya (sub grade), sehingga akan mengakibatkan jalan

menjadi bergelombang, berlubang bahkan berakibat rusak berat.

2. Permukaan jalan harus mampu menahan gesekan roda kendaraan, air limpasan

(run off water). Apabila syarat kedua ini tidak terpenuhi, maka permukaan

jalan (road surface) akan mengalami kerusakan yang mulainya diawali oleh

lubang-lubang kecil, makin lama semakin membesar dan akhirnya rusak berat.

Kegagalan awal dalam merancang suatu permukaan jalan angkut tambang,

akan berakibat meningkatnya biaya pemeliharaan jalan dan peralatan kendaraan

serta akan mengakibatkan sulitnya kendaraan untuk menyesuaikan dengan

kecepatannya, sehingga pada akhirnya akan menghambat produksi.

Selain itu yang perlu di perhatikan juga dalam merancang suatu

permukaan jalan angkut tambang adalah lebar jalur angkut tambang, semakin
4

lebar jalan angkut, akan semakin aman dan lalu lintas pengangkutan akan semakin

lancar.

1. Tahanan gulir

Tahanan gulir dapat didefinisikan sebagai jumlah segala gaya-gaya luar

yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan

atau permukaan tanah (Partanto Prodjosumarto, 1993). Pada kecepatan rendah,

tahanan gulir merupakan gaya utama yang menghambat gerak kendaraan.

Sedangkan pada kecepatan tinggi, terdapat gaya-gaya lain yang menghambat

gerak kendaraan selain tahanan gulir yaitu tahanan aerodinamis. Tahanan gulir

semakin besar akan menyebabkan gaya yang diperlukan untuk menarik kendaraan

di atas tanah semakin besar. Dalam hal ini, tenaga yang diperlukan ikut meningkat

yang mengakibatkan konsumsi bahan bakar semakinbesar.

Banyak peneliti yang mempelajari mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya tahanan gulir, (Wood, 1995) menyebutkan beberapa

faktor yang mempengaruhi nilai dari tahanan gulir, yaitu:

1. Beratmuatan : semakin besar berat muatan yang diberikan, akan memberikan

nilai tahanan gulir yang semakinbesar.

2. Kondisi jalan : semakin keras & rata kondisi jalan, maka semakinkecil tahanan

gulir yang dihasilkan.

3. Gesekan dalam : jika terdapat kehilangan mekanis (mechanical losses) antara

mesin dan ban akan meningkatkan nilai tahanangulir.

4. Permukaan jalan : permukaan jalan yang halus & rata, dengan permukaan
5

jalan yang kasar akan memberikan nilai tahanan gulir yang berbeda. Semakin

kasar permukaan jalan, maka tahanan gulir yang dihasilkan akan semakinbesar.

5. Bagian kendaraan yang bersentuhan dengan permukaan jalan, yaitu luas kontak

ban denganjalan.

Besarnya nilai tahanan gulir dinyatakan dalam pounds (lbs) dari tractive

pull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta

isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu. Beberapa

angka tahanan gulir untuk berbagai macam kondisi jalan dapat dilihat pada Tabel1

Tabel 1. Nilai Tahanan Gulir untuk Berbagai Kondisi Jalan

RR ban karet
No Kondisi Jalan
(%)
Jalan dirawat dengan baik, permukaan rata & keras,
1 2
cukup kering, dan alat kendaraan tidak terbenam.

Kondisi jalan sama dengan diatas, tapi permukaan


2 3,5
jalan terbenam akibat beban kendaraan.

Jalan tidak dirawat dengan baik, terbenam karena


3 5
beban kendaraan.

Perawatan jalan buruk, dasar jalan tidak termapatkan


4 8
& tidak stabil, bekas ban terbentuk dengan mudah.
5 Jalan kerikil atau pasir lepas 10
6 Jalan tidak terawat, bekas ban terbentuk cukup dalam. 15 – 20
Sumber :Nichols, H. L.,1976

Kinerja dari suatu kendaraan sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya yang

bekerja pada kendaraan tersebut. Perlawanan inersia dan transmisi pada pada

percobaan kali ini diasumsikan tidak ada karena kecepatan konstan serta tidak ada

perpindahan transmisi pada pada proses penarikannya. Nilai dari suatu tahanan

gulir dipengaruhi oleh berat, semakin besar berat yang diterima oleh ban akan
6

menyebabkan semakin besar nilai dari tahanan gulir, hal ini berhubungan dengan

gaya tarik yang diperlukan untuk mendorong kendaraan, semakin besar muatan

yang diangkut semakin besar pula gaya tarik yang dibutuhkan untuk menarik

muatan. Hubungan antara tahanan gulir dengan beban muatan seperti dapat

ditunjukan dalam persamaan :

RR = CRR x W ....................................................................................................(1)

Keterangan :
RR = Tahanan gulir
CRR = Koefisien untuk tahanan gulir
W = Berat Kendaraan (ton)

Tabel 2. Koefisien Tahanan Gulir Untuk berbagai Jenis Ban Pada Berbagai

Permukaan Jalan

CRR pada Jenis Material


Tipe kendaraan Tanah dengan
Beton Pasir
Kekerasan Sedang
Kendaraan Penumpang 0,015 0,08 0,30
Truk 0,012 0,06 0,25
Teraktor 0,02 0,04 0,20
Sumber : Wong, 1993

2. Tahanan kemiringan (grade resistance)

Tahanan kemiringan adalah gaya yang melawan atau membantu gerak

kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Tahanan kemiringan

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1) Besarnya kemiringanjalan

2) Beratkendaraan

Berdasarkan kesetimbangan gaya maka tahanan kemiringan dapat dihitung

dengan persamaan (4)


7

Rg = W sin α……………………………………………………..………..… (2)

Keterangan :
Rg : tahanan kemiringan(N)
W :berat (N)
α : sudut kemiringan (o)

Besarnya nilai tahanan kemiringan pada berbagai kondisi kemiringan jalan

dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan (GR)

Kemiringa
Kemiringan GR Kemiringan GR GR
n
(%) (lb/ton) (%) (lb/ton) (lb/ton)
(%)
1 20,0 9 179,2 25 485,2
2 40,0 10 199,0 30 574,7
3 60,0 11 218,0 35 660,6
4 80,0 12 238,0 40 742,8
5 100,0 13 257,8 45 820,8
6 119,8 14 277,4 50 894,4
7 139,8 15 296,6
8 159,2 20 392,3
Sumber : Partanto, 1993

Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa pada kemiringan <15%, nilai

tahanan gulir 20 lbs untuk setiap gross ton dan setiap 1% kemiringan.

Berdasarkan hal tersebut, untuk menyederhanakan perhitungan maka besarnya

tahanan kemiringan rata-rata dinyatakan dalam 20 pounds (lbs) dari rimpull atau

tractive effort untuk setiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada

kemiringan 1%. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa peralatan tambang

sangat jarang yang sanggup mengatasi kemiringan>15%.

3. Coefisien traksi (CT)


8

Coefisien traksi (CT) adalah faktor yang menunjukan berapa bagian dari

seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau

mendorong, jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban

penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukan rimpull maksimum antara ban

dengan jalur jalan, tepat sebelum roda itu selip.

Besarnya nilai koefisien traksi dipengaruhi beberapa faktor, misalnya untuk

kendaraan roda karet, kembangan ban, bentuk dan ukuran ban, keadaan

permukaan tanah dan sebagainya sangat mempengaruhi besarnya nilai koefisien

traksi. Besarnya nilai koefisien traksi pada macam-macam keadaan jalan dapat

dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Besar CT untuk macam-macam keadaan jalur jalan

Jenis Permukaan Ban Karet Crawler

Jalan Beton kasar dan Kering 0,80 – 1,00 0,45

Lempung Kering 0,50 – 0,70 0,90

Lempung Basah 0,40 – 0,50 0,70

Pasir Basah Berkerikil 0,30 – 0,40 0,35

Pasir Lepas dan Kering 0,20 – 0,30 0,30


Sumber : Partanto, 1993

B.Rimpull

Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin

atau banpenggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan.

Rimpullbiasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT)

cukup tinggi sehingga roda tidak selip,atau CT mampu menghindari selip, maka

besarnya Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ ban kendaraan
9

adalah fungsi dari tekaga mesin (dsalam Horse Power) dan verseneling antara

mesin dan rodanya.

Jadi:

375 x HP x Effisiensi
Rimpul = ............................................................................ pers(3)
Kecepatan

Keterangan :
RP : Rimpull (Kekuatan t arik kendaraan) lbs
HP : Horse Power (Tenaga mesin) HP
375 : Angka konversi

Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama

dengantenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT.

C. Produktivitas alat Mekanis

Aktifitas produksi alat-alat mekanis pada penambangan bijih nikel terdiri

atas tahapan kegiatan sebagai berikut; pembongkaran, pemuatan, dan

pengangkutan. Penggunaan alat-alat mekanis pada setiap tahap kegiatan

memerlukan pertimbangan yang matang.Oleh karenakemampuan produksi pada

setiap tahap akan memengaruhi tahap kegiatan selanjutnya, bahkan seluruh

rangkaian kegiatan penambangan. Begitu juga dengan pemilihan jenis dan

kapasitas produksi alat yang akan digunakan perlu disesuaikan dengan target

produksi yang ingin dicapai. (Umar 2013)

Segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian

(digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling,

transportating), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan

pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan alat-alat mekanis (alat-alat


10

besar) disebut pemindahan tanah mekanis. Untuk pemindahan tanah mekanis ini

biasa digunakan alat-alat mekanis yang sesuai kemampuan kerja alat-alat

mekanis tersebut tetapi akan dibebankan kepada penggunaannya untuk pekerjaan-

pekerjaan yang berhubungan dengan tambang terbuka.

D. Produktivitas Alat Gali Muat

Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator Beberapa alat mekanis

digunakan untuk menggai tanah dan batuan. Yang termasuk dalam kategori ini

adalah power shovel,backhoe,draglinedan clamshell.

Alat gali ini mempunyai bagian-bagian utama, antara lain:

1. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit)

2. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit)

3. Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan

yang akan dilaksanakan.

Produksi alat muat pada pemuatan ore ke atas alat angkut dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain keseragaman ukuran butir material yang akan dimuat,

kemampuan operator, persediaan stock material yang akan dimuat. Faktor – faktor

ini secara langsung memengaruhi waktu edar (cycle time) alat muat dalam

melakukan satu siklus pemuatan dan juga jumlah material yang terambil ke dalam

bucket alat muat. Sehingga perlu dikoreksi melalui faktor pengisian untuk tiap kali

melakukan pengisian bucket (Kusrin, 2008).

Waktu siklus (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan suatu alat

mekanis untuk bekerja atau beroprasi dalam satu kali putaran, Waktu edar rata-

rata diperoleh dengan membandingkan sigma satu siklus edar dengan banyaknya
11

data.Adapun gerakan-gerakan daripada alat muat ini adalah waktu edar (cycle

time) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu waktu siklus kerja dapat dilihat

pada persamaan (1) berikut :

CT = DgT + SLT + Dpt + SET (detik) ...................................................... .Pers (4)

Dimana:
CT : Waktu siklus (detik)

Dgt : Waktu penggalian (detik)

SLT : Waktu ayun bermuatan (detik)

Dpt : Waktu penumpahan material (detik)

SET : Waktu ayun kosong (detik)

Kemampuan produksi alat gali-muat dapat dihitung dengan

mengguanakan persamaan sebagai berikut(Haeriska, 2015) :

PS × 3.600 × FK
KP = (m3 /jam) ......................................................................... .Pers (5)
CT

Keterangan :
PS : Produksi per siklus = KB x BF
KB : Kapasitas bucket (m3)
BF : Bucket factor
CT : Waktu edar (detik)
FK : Faktor koreksi, terdiri dari efisiensi kerja, waktu dan operator

E. Alat Angkut

Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk memindahkan material hasil

penambangan ke tempat penimbunan atau pengolahan.Pengangkutan batuan,

endapan bijih, waste, dan lain-lain merupakan suatu hal yang sangat

mempengaruhi operasi penambangan. Untung rugi suatu perusahaan tambang

terletak juga pada lancar tidaknya pengangkutan yang tersedia.


12

Untuk pengukuran jarak dekat (kurang dari 5 km) dapat dipakai truck dan

power scraperUntuk pengangkutan jarak sedang (5–20 km) dapat dipakai truk

berukuran besar, dan belt conveyor.Sedangkan untuk jarak jauh (> 20 km)

dipergunakan kereta api atau pipa. (Prodjosumarto,1989).

Pemilihan alat angkut tergantung dari tempat kerja, artinya tergantung dari

keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site). Dump truck yang ada

terdiri dari berbagai ukuran dengan kapasitas angkut yang bervariasi, yang

pemilihanya dapat disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Truck yang digunakan

sebagai alat angkut tambang yang biasanya dapat mengangkut material berupa

lapisan tanah penutup atau bahan galian yang ada di tambang (Kadir, 2008).

Adapun gerakan-gerakan daripada alat angkut ini adalah waktu edar (cycle

time) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu waktu siklus kerja dapat dilihat

pada persamaan berikut :

Waktu edar untuk alat angkut dump truck terdiri atas :

1. Loading time (LT) atau waktu pemuatan

2. Hauling time (HT) atau waktu angkut

3. Dumping time (DT) atau waktu penumpahan

4. Returning time (RT) atau waktu kembali

5. Spotting time (ST) atau waktu manuver (2 kali)

CT= LT + HT + DT + RT+ ST (2×) ........................................................... Pers (6)


13

Persamaan matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya

produksi alat angkut adalah sebagai berikut (Haeriska, 2015). :

KT × 60 × FK
KP= (m3 /jam)............................................................................ Pers (7)
CT

Keterangan :
KP = Kapasitas produksi
KT = Kapasitas muat (m3)
FK = Faktor koreksi, terdiri dari efisiensi kerja, waktu dan operator
CT = Waktu edar(menit)

F. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Mekanis

1. Faktor Pengisian (fill Factor)

Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu

alat dengan kapasitas teoritis alat tersebut. Besarnya faktor pengisian suatu alat

muat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor:seperti ukuran butir material,

kondisi material dan jumlah stock material yang sedang dikerjakan, keterampilan

dan pengalaman operator. Jika dilakukan perhitungan langsung dilapangan, maka

faktor pengisian alat muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Volume material
FF = Volume bucket dari Alat 𝑥100% ......................................................... ..Pers(8)

Adapun faktor pengisian baket (fill factor) dapat di lihat pada gambar 1.
14

Sumber : Prodjosumarto, tahun 1993.

Gambar 1.Bucket Fill Factor

2. Sifat Fisik Material

Faktor pengembangan dari suatu material merupakan penambahan volume

material dari keadaan semula yang terkonsolidasi sebagai akibat adanya

pembongkaran atau penggalian. Pendekatan yang biasa digunakan untuk

menghitung faktor pengembangan suatu material (faktor pengisian) adalah

sebagai berikut :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑡𝑢
SF = x100% ........................................................................... Pers (9)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒

Tabel 5. Swell factor


Jenis Tanah Swell (% BM)
Pasir 5–10
Tanah Permukaan (top soil) 10–25

Tanah biasa 20 – 40
Lempung (Clay) 30 – 60
Batu 50 – 60
Sumber : Rohmanhadi, 1982

3. Effisiensi Kerja

Effisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif ( We) dengan

waktu kerja yang tersedia ( T ). Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat

memengaruhi besar kecilnya produksi alat.Semakin banyak waktu efektif yang

digunakan untuk alat maka semakin besar pula produksi yang dicapai. Dari
15

pengamatan di lapangan pekerja atau mesin tidakselamanya bekerja 60 menit

dalam satu jam, sehingga effisiensi kerja jarang dapat mencapai lebih dari 83%.

Dalam perhitungan effisiensi kerja, ada tiga komponen waktu yang harus

diperhatikan yaitu :

1. Waktu kerja ( W )

yaitu waktu yang digunakan alat untuk berproduksi sampai akhir operasi.

Dalam waktu kerja terdapat beberapa variabel meliputi :

a. Waktu efektif ( We ) yaitu waktu yang benar-benar digunakan oleh alat

untuk berproduksi.

b. Waktu delay ( Wd ) yaitu waktu hambatan yang terdiri dari waktu

melumasi kendaraan, pengisian bahan bakar, pemindahan alat, menunggu

perbaikan jalan, pemeriksaan mesin serta keadaan cuaca.

2. Waktu standby ( S )

yaitu jumlah waktu dari suatu alat yang tidak dapat dipergunakan sedangkan

alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap operasi.

3. Waktu repair ( R )

yaitu waktu perbaikan pada saat jam operasi berlangsung misalnya

perawatan dan waktu menunggu suku cadang alat.

Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan :

We
Eff = 𝑥100 .......................................................................................... Pers (10)
T

Keterangan :
Eff = Efisiensi kerja
We = Waktu Kerja Efektif
16

T = Waktu Tersedia

Tabel 6. Effisiensi Kerja


Effisiensi Kerja
Kondisi Kerja Effisiensi
Baik 0,83
Normal 0,8
Kurang baik 0,75
Buruk 0,7
Sumber : Komatsu Spesification and Application Handbook, Edition 30, Japan

Tabel 7. Effisiensi Waktu


Effisiensi Waktu
Kondisi Kerja Effisiensi
Baik 0,9 – 1
Normal 0,83
Buruk 0,75
Sumber : Komatsu Spesification and Application Handbook, Edition 30, Japan

Tabel 8. Effisiensi Operator


Effisiensi operator
Kondisi Kerja Effisiensi
Baik 0,90 – 1,00
Normal 0,61 – 0,89
Buruk 0,50 – 0,60
Sumber : Komatsu Spesification and Application Handbook, Edition 30, Japan

(Komatsu, 2006).

G. Faktor Keserasian Alat Gali Muat dan Alat Angkut (Match Factor)

Faktor keserasian ( Match Factor ) biasanya digunakan untuk

mengetahui jumlah alat angkut yang sesuai (serasi) untuk melayani satu unit alat

gali muat. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung keserasian

antara alat gali muat dan angkut adalah :


17

1. Jumlah alat gali muat dan alat angkut yang dipakai

2. Waktu edar ( cycle time ) dari alat gali muat

3. Jumlah pemuatan alat gali muat ke dalam alat angkut

4. Waktu edar ( cycle time ) dari alat angkut

Keserasian alat gali muat dan alat angkut dapat dirumuskan sebagai .:

Na x Ctm
MF = Nm x Cta ............................................................................................ Pers (11)

Dimana :
MF : Faktor Keserasian ( Match Factor )
Na : Jumlah alat angkut
Nm : Jumlah alat gali muat
Cta : Waktu edar alat angkut (menit).
Ctm : Lamanya pemuatan ke alat angkut, yang besarnya adalah jumlah
pemuatan dikalikan dengan waktu edar alat gali-muat (menit)

Faktor Keserasian (match factor) mempengaruhi kinerja dari alat gali muat

dan alat angkut, bila dari hasil perhitungan kita dapatkan hasil sebagai berikut :

a. Faktor keserasian < 1, maka alat gali muat akan sering menganggur.

b. Faktor keserasian = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi artinya kedua

alat tersebut akan sama

c. sama sibuk sehingga tidak perlu menunggu.

d. Faktor keserasian > 1, maka alat angkut akan sering menganggur.

(Haeriska, 2015).

H. Menentukan jumlah alat

Pengaturan peralatan Oregatting rancangan berdasarkan produktivitas alat

yang di peroleh dari Cycle time rata-rata alat di di lapangan dan pengaturan

peralatan oregatting standar berdasarkan produktivitas alat yang diperoleh dari

Cycle time standar alat dengan memperhatikan jam jalan alat dan Match
18

factornya. Dari masing-masing perencanaan peralatan Oregetting ini dapat di

tentukan pengaturan peralatan Oregetting yang paling efektif dan ekonomis.

Untuk menentukan jumlah untuk menentukan jumlah alat yang dibutuhkan

dengan mempertimbangkan target produksi dalam merencanakan peralatan

Oregetting yang akan dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Target produksi (ton/jam)


Jumlah alat = ................................................... Pers (12)
Produktivitas alat (ton/jam)

I. Biaya

definisi biaya sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur

dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan

memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu

pengorbanan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu yang

bermanfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Biaya-biaya dari suatu

pengorbanan dibentuk oleh nilai dari banyaknya kapasitas produksi yang

diperlukan untuk memproduksi barang-barang (Daljono 2004).

J. Bahan Bakar

Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar

berbeda-beda. Rata-rata yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06 galon per

horse-power/jam, sedangkan bahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0,04

galon per horse-power/jam. Nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan faktor

pengoperasian (Tauro, 2013).


19

Bensin:BBM = 0,06 x HP x eff ................................................................ Pers (13)

Solar : BBM = 0,04 x HP x eff ................................................................ Pers (14)

1 gal bbm = 3,7854 liter bbm

Dalam melakukan kegiatan produksi pemuatan dan pengangkutan hasil

penambangan, alat mekanis dijalankan dengan asupan bahan bakar pada

mesinnya. Konsumsi bahan bakar dipengaruhi oleh kondisi mesin setiap alat,

kinerja operator dalam menjalankan alat tersebut, dan kondisi kerja pada saat alat-

alat tersebut bekerja. Konsumsi bahan bakar ini sangat mempengaruhi biaya

operasi perusahaan. Alat yang pemakaian bahan bakarnya tinggi akan

meningkatkan biaya operasi. Dalam produksi pemuatan dan pengangkutan

material hasil penambangan memiliki perbandingan dengan konsumsi bahan

bakarnya. Perbandingan produksi alat tersebut harus lebih rendah dari konsumsi

bahan bakarnya. Sehingga biaya operasional jadi lebih rendah dari pendapatan

produksi.

Fuel Ratio merupakan nilai rasio yang menunjukkan perbandingan antara

penggunaan bahan bakar (liter/jam) dengan produksi yang dihasilkan (BCM/jam).

Nilai fuel ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah pemakain bahan bakar


FR= ........................................................................ Pers (15)
Produktivitas

Penggunaan Fuel Ratio bertujuan agar dapat mengetahui seberapa banyak

konsumsi bahan bakar yang diperlukan sehingga dapat mengontrol biaya produksi

(Bunayya, 2016).

K. Biaya kepemilikan (Owning Cost).


20

Biaya kepemilikan (owning cost) adalah biaya kepemilikan alat yang harus

diperhitungkan selama alat tersebut di operasikan, Apabila alat tersebut milik

sendiri. Hal ini berkaitan karena semakin lama produksinya akan semakin

berkurang, ini biasa disebut depresiasi. Nilai ini ditentukan oleh nilai harga beli

alat, perkiraan umur ekonomis, nilai residu alat (harga jual pada akhir umur

ekonomis), dan nilai produksi alat. Biaya kepemilikan disini meliputi :

1. Biaya penyusutan perjam

2. Bunga modal

3. Biaya asuransi.

L. Biaya Operasi Produksi (Production Cost).

Biaya operasi didefinisikan sebagai segala macam biaya yang harus

dikeluarkan agar proyek penambangan dapat beroperasi atau berjalan sesuai

dengan modal awal perusahaan (budget). Dalam suatu operasi penambangan,

keseluruhan biaya penambangan akan terdiri dari banyak komponen biaya yang

merupakan akibat dari masing–masing tahap kegiatan. Besar kecilnya biaya

penambangan akan tergantung pada perancangan teknis sistem penambangan,

jenis dan jumlah pemilihan alat yang digunakan yang sesuai dengan target

produksi yang direncanakan (Romansyah, 2014).

Perkiraan biaya investasi alat sesuai pada jumlah alat yang akan

dipergunakan dan kapasitas alat yang dipilih terhadap target produksi yang ingin

dicapai. Demikian pula biaya produksi merupakan fungsi dari kapasitas alat yang

dipakai. Jadi jelaslah bahwa biaya penambangan dapat dicapai jika rancangan
21

teknis dapat dioptimasi dengan memperhatikan pemilihan dan jumlah alat yang

akan digunakan sesuai dengan kebutuhan secara proporsional. Secara umum biaya

operasi dibagi menjadi dua komponen biaya, yaitu:

1. Biaya Operasi Langsung

Biaya operasi langsung merupakan biaya utama dan berkaitan langsung

dengan produk yang dihasilkan (proses produksi). Walaupun komponen biaya

operasi langsung dari satu tambang ke tambang yang lain bervariasi akan tetapi

biaya operasi langsung pada umumnya terdiri dari:

a. Pekerja (operator pekerja lapangan)

b. Bahan bakar (solar, oli dan sebagainya)

c. Persiapan daerah produksi atau permukaan kerja, biaya pengupasan dan

pemindahan top soil

d. Biaya pembongkaran bahan galian

e. Biaya pengupasan dan pemindahan overburden

f. Biaya penggalian dan pemindahan

g. Pemindahan bahan galian dari stock ROM ke pelabuhan (jetty)

(Romansyah, 2014).
22

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Secara administratif PT. Paramitha Persada Tama berlokasi di Desa

Boenaga, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi

Sulawesi Tenggara. Secara geografis lokasi penelitian terletak pada 122°22’25”

BT dan 03°25’50” LS. Dapat ditempuh melalui rute Kendari-Molawe dengan

waktu tempuh dari yaitu + 2,5 jam dengan jarak 100 km. Kemudian dilanjutkan

dengan menggunakan transportasi laut dari Desa Molawe ke Desa Boenaga

ditempuh dengan lama perjalanan selama + 2 jam dengan mengunakan kapal

(Jolor).

Adapun lokasi penelitian yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar

2berikut :
23

Gambar 2. Peta Lokasi penelitian PT. Paramitha Persada Tama

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis metode penelitian kualitatif dan

kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan format

terstruktur dengan pengumpulan data berdasarkan pengamatan secara langsung.

Sedangkan jenis penelitian kualitatif adalah melakuakan analisis penelitian

berdasarkan data kuantitatif.

C. Bahan Atau Materi Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas :

1. Data primer merupakan data secara langsung yang di peroleh di lapangan dari

objek penelitian yang terdiri atas Keadaan Jalan,Excavator dan Dump truck.

Pengambilan data primer pada Keadaan jalan yaitu kondisi RR per segmen
24

dan GR per segmen,Excavator yaitu waktu gali, waktu putar (baket terisi),

waktu buang muatan dan waktu putar (baket kososng).

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dimana data

tersebut berupa volume cadangan. Target produksi, hrga bahan bakar, gaji

karyawan dan spesifikasi alat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian beserta fungsinya.

No Alat Fungsi

1. Alat tulis menulis Mencatat hasil penelitian

2. Laptop Untuk mengolah data

3. Kamera Dokumentasi hasil penelitian

Sebagai pengaman pada saat ke


4. Alat Pelindung Diri
lapangan

Sebagai alat untuk mengukur jarak


5. Meter
lintasan

6. Stopwatch Sebagai alat untuk menghitung waktu

E. Tahapan Kegiatan Penelitian

1. Tahap Persiapan
25

Dalam tahap persiapan ada beberapa bagian yang harus dilaksanakan

diantaranya:

a. Perizinan, berupa pembuatan surat izin penelitian.

b. Studi Literatur (Desk Study).

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan dan pengkajian berbagai

bahan bacaan yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan dijadikan

sebagai dasar teori guna mempertajam analisis data.

c. Orientasi Lapangan.

Pada tahap ini penulis melakukan peninjauan langsung ke lapangan yaitu

daerah operasi penambangan. Tujuan dari orientasi lapangan ini adalah

sebagai media perkenalan terhadap lingkungan kerja dan lokasi operasi

penambangan PT. Paramitha Persada Tama dan juga untuk memahami situasi

dan kondisi daerah penelitian.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahapan pengumpulan data didasarkan pada pedoman yang sudah

dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data

primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data secara langsung yang diperoleh di lapangan dari

objek penelitian yang terdiri atas kondisi Jalan Hauling, Data excavator dan

dump truck. Pengambilan data primer pada Kondisi Jalan Hauling yaitu

Kondisi RR Dan GR per segmen, excavator yaitu berupa waktu gali, waktu

putar (bucket terisi), waktu buang muatan, dan waktu putar (bucket kosong).

Untuk dump truck, data yang diambil yaitu waktu pemuatan, waktu angkut,
26

waktu penumpahan, waktu kembali dan waktu manuver saat pemuatan dan

saat penumpahan.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan, dimana data

tersebut berupa volume Cadangan,target produksi, biaya sewa alat, harga

bahan bakar, spesifikasi alat, serta gaji operator.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data dari kegiatan sebelumnya,

dilanjutkan dengan pengolahan data. Data primer diolah dengan menggunakan

Microsoft Exceluntuk menunjang pencapaian tujuan penelitian. Tahapan

pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi RR per segmen dan GR per segmen dengan

menggunakan persamaan 1 dan 2

2. Menghitung kecepatan optimal alat Muat dengan menggunakana persamaan

Rimpul yaitu persamaan 3

3. Menghitung Cycle Time Alat gali muat dan alat angkut

a. Cycle Time Alat gali muat dapat dhitung dengan menggunakan

persamaan4

b. Cycle Time Alat Angkut dapat dihitung dihitung dengan menggunakan

persamaan 6.

4. Menghitung Kapasitas Produksi Alat Gali-Muat dan Angkut

a. Kapasitas produksi alat gali-muat


27

Kemampuan produksi alat gali-muat dapat dihitung dengan

mengguanakan persamaan 5.

b. Kapasitas Produksi alat angkut

Kemampuan produksi alat angkut dapat dihitung dengan

mengguanakan persamaan 7.

5. Menghitung match factor Alat gali muat dan alat angkut dengan

menggunakan persamaan 11.

6. Menghitung biaya yang akan digunakan Alat gali muat dan alat angkut

dalam kegiatan penambangan.

7.

F. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengambilan Data

Data Primer : Data Sekunder


 Rolling resistance (RR),  Volume cadangan
Grade resistance (GR)  Target produksi
per segmen  Harga bahan bakar
 Excavator(DgT ,SLT, Dpt,  Gaji Operator
SET)  Spesifikasi Alat
 Data Dump truck  Harga oli
 Data Excavator  Jarak Hauling

Pengolahan Data

1. Menghitung Rolling resistance (RR) dan Grade Resistance (GR)


per segmen.
2. Menghitung kecepatan optimal Dump truckdengan menggunakan
persamaan rimpul
3. Menghitung Cycle Time Excavator
4. Menghitung Kapasitas Produksi Alat Gali–Muat dan Angkut.
5. Menentukan kebutuhan alat berat (excavator dan dumptruck) sesuai
28

Hasil
Mengetahui kebutuhan alat gali muat dan alat angkut serta
biaya pada kegiatan penambangan.

Selesai
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai