I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berdasarkan sebaran endapan nikel laterit yang berada pada daerah tersebut tidak
merata yaitu hanya berada pada spot per spot. PT. Paramitha Persada Tama
memiliki luasan IUP Operasi Produksi sebesar 175 Ha yang terdiri dari 4 blok
yaitu blok A, blok B, blok C dan blok D. Dari ke empat blok tersebut 3 blok yang
D.Dimana penelitian ini akan difokuskan pada blok A1. Hasil dari penliti
2.109.828,00 ton. Untuk Bukaan awal Blok A1 memimiliki cadangan 370.704 ton
dengan luasan area 7,8 hektar. perusaahan telah menentukan target produksi
dengan target produksi yang telah ditetapkan dan dapat dipakai sebagai acuan
itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan alat yang akan di
B. Rumusan masalah
1. Berapa kebutuhan alat gali muat dan alat angkut yang akan digunakan
2. Berapa biaya yang akan digunakan Alat gali muat dan alat angkut pada
kegiatan penambangan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Menentukan kebutuhan alat gali muat dan alat angkut yang akan digunakan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitan ini yaitu dapat mempertimbangan berapa alat dan
biaya yang akan dibutuhkan dan menjadi referensi ataupun acuan didalam
permukaan jalan yang bagus dan terpelihara dengan baik, untuk mewujudkan
kondisi jalan seperti itu perlu di rancang sebuah jalan angkut tambang yang
muatanya. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka kondisi jalan tersebut akan
maupun pada tanah dasarnya (sub grade), sehingga akan mengakibatkan jalan
2. Permukaan jalan harus mampu menahan gesekan roda kendaraan, air limpasan
(run off water). Apabila syarat kedua ini tidak terpenuhi, maka permukaan
jalan (road surface) akan mengalami kerusakan yang mulainya diawali oleh
lubang-lubang kecil, makin lama semakin membesar dan akhirnya rusak berat.
permukaan jalan angkut tambang adalah lebar jalur angkut tambang, semakin
4
lebar jalan angkut, akan semakin aman dan lalu lintas pengangkutan akan semakin
lancar.
1. Tahanan gulir
yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan
gerak kendaraan selain tahanan gulir yaitu tahanan aerodinamis. Tahanan gulir
semakin besar akan menyebabkan gaya yang diperlukan untuk menarik kendaraan
di atas tanah semakin besar. Dalam hal ini, tenaga yang diperlukan ikut meningkat
2. Kondisi jalan : semakin keras & rata kondisi jalan, maka semakinkecil tahanan
4. Permukaan jalan : permukaan jalan yang halus & rata, dengan permukaan
5
jalan yang kasar akan memberikan nilai tahanan gulir yang berbeda. Semakin
kasar permukaan jalan, maka tahanan gulir yang dihasilkan akan semakinbesar.
5. Bagian kendaraan yang bersentuhan dengan permukaan jalan, yaitu luas kontak
ban denganjalan.
Besarnya nilai tahanan gulir dinyatakan dalam pounds (lbs) dari tractive
pull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta
isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu. Beberapa
angka tahanan gulir untuk berbagai macam kondisi jalan dapat dilihat pada Tabel1
RR ban karet
No Kondisi Jalan
(%)
Jalan dirawat dengan baik, permukaan rata & keras,
1 2
cukup kering, dan alat kendaraan tidak terbenam.
bekerja pada kendaraan tersebut. Perlawanan inersia dan transmisi pada pada
percobaan kali ini diasumsikan tidak ada karena kecepatan konstan serta tidak ada
perpindahan transmisi pada pada proses penarikannya. Nilai dari suatu tahanan
gulir dipengaruhi oleh berat, semakin besar berat yang diterima oleh ban akan
6
menyebabkan semakin besar nilai dari tahanan gulir, hal ini berhubungan dengan
gaya tarik yang diperlukan untuk mendorong kendaraan, semakin besar muatan
yang diangkut semakin besar pula gaya tarik yang dibutuhkan untuk menarik
muatan. Hubungan antara tahanan gulir dengan beban muatan seperti dapat
RR = CRR x W ....................................................................................................(1)
Keterangan :
RR = Tahanan gulir
CRR = Koefisien untuk tahanan gulir
W = Berat Kendaraan (ton)
Tabel 2. Koefisien Tahanan Gulir Untuk berbagai Jenis Ban Pada Berbagai
Permukaan Jalan
1) Besarnya kemiringanjalan
2) Beratkendaraan
Keterangan :
Rg : tahanan kemiringan(N)
W :berat (N)
α : sudut kemiringan (o)
Kemiringa
Kemiringan GR Kemiringan GR GR
n
(%) (lb/ton) (%) (lb/ton) (lb/ton)
(%)
1 20,0 9 179,2 25 485,2
2 40,0 10 199,0 30 574,7
3 60,0 11 218,0 35 660,6
4 80,0 12 238,0 40 742,8
5 100,0 13 257,8 45 820,8
6 119,8 14 277,4 50 894,4
7 139,8 15 296,6
8 159,2 20 392,3
Sumber : Partanto, 1993
Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa pada kemiringan <15%, nilai
tahanan gulir 20 lbs untuk setiap gross ton dan setiap 1% kemiringan.
tahanan kemiringan rata-rata dinyatakan dalam 20 pounds (lbs) dari rimpull atau
tractive effort untuk setiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada
kemiringan 1%. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa peralatan tambang
Coefisien traksi (CT) adalah faktor yang menunjukan berapa bagian dari
seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong, jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban
penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukan rimpull maksimum antara ban
kendaraan roda karet, kembangan ban, bentuk dan ukuran ban, keadaan
traksi. Besarnya nilai koefisien traksi pada macam-macam keadaan jalan dapat
B.Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin
atau banpenggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan.
Rimpullbiasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT)
cukup tinggi sehingga roda tidak selip,atau CT mampu menghindari selip, maka
besarnya Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ ban kendaraan
9
adalah fungsi dari tekaga mesin (dsalam Horse Power) dan verseneling antara
Jadi:
375 x HP x Effisiensi
Rimpul = ............................................................................ pers(3)
Kecepatan
Keterangan :
RP : Rimpull (Kekuatan t arik kendaraan) lbs
HP : Horse Power (Tenaga mesin) HP
375 : Angka konversi
Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama
kapasitas produksi alat yang akan digunakan perlu disesuaikan dengan target
besar) disebut pemindahan tanah mekanis. Untuk pemindahan tanah mekanis ini
Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator Beberapa alat mekanis
digunakan untuk menggai tanah dan batuan. Yang termasuk dalam kategori ini
Produksi alat muat pada pemuatan ore ke atas alat angkut dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain keseragaman ukuran butir material yang akan dimuat,
kemampuan operator, persediaan stock material yang akan dimuat. Faktor – faktor
ini secara langsung memengaruhi waktu edar (cycle time) alat muat dalam
melakukan satu siklus pemuatan dan juga jumlah material yang terambil ke dalam
bucket alat muat. Sehingga perlu dikoreksi melalui faktor pengisian untuk tiap kali
Waktu siklus (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan suatu alat
mekanis untuk bekerja atau beroprasi dalam satu kali putaran, Waktu edar rata-
rata diperoleh dengan membandingkan sigma satu siklus edar dengan banyaknya
11
data.Adapun gerakan-gerakan daripada alat muat ini adalah waktu edar (cycle
time) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu waktu siklus kerja dapat dilihat
Dimana:
CT : Waktu siklus (detik)
PS × 3.600 × FK
KP = (m3 /jam) ......................................................................... .Pers (5)
CT
Keterangan :
PS : Produksi per siklus = KB x BF
KB : Kapasitas bucket (m3)
BF : Bucket factor
CT : Waktu edar (detik)
FK : Faktor koreksi, terdiri dari efisiensi kerja, waktu dan operator
E. Alat Angkut
Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk memindahkan material hasil
endapan bijih, waste, dan lain-lain merupakan suatu hal yang sangat
Untuk pengukuran jarak dekat (kurang dari 5 km) dapat dipakai truck dan
power scraperUntuk pengangkutan jarak sedang (5–20 km) dapat dipakai truk
berukuran besar, dan belt conveyor.Sedangkan untuk jarak jauh (> 20 km)
Pemilihan alat angkut tergantung dari tempat kerja, artinya tergantung dari
keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site). Dump truck yang ada
terdiri dari berbagai ukuran dengan kapasitas angkut yang bervariasi, yang
sebagai alat angkut tambang yang biasanya dapat mengangkut material berupa
lapisan tanah penutup atau bahan galian yang ada di tambang (Kadir, 2008).
Adapun gerakan-gerakan daripada alat angkut ini adalah waktu edar (cycle
time) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu waktu siklus kerja dapat dilihat
KT × 60 × FK
KP= (m3 /jam)............................................................................ Pers (7)
CT
Keterangan :
KP = Kapasitas produksi
KT = Kapasitas muat (m3)
FK = Faktor koreksi, terdiri dari efisiensi kerja, waktu dan operator
CT = Waktu edar(menit)
alat dengan kapasitas teoritis alat tersebut. Besarnya faktor pengisian suatu alat
kondisi material dan jumlah stock material yang sedang dikerjakan, keterampilan
faktor pengisian alat muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Volume material
FF = Volume bucket dari Alat 𝑥100% ......................................................... ..Pers(8)
Adapun faktor pengisian baket (fill factor) dapat di lihat pada gambar 1.
14
sebagai berikut :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑡𝑢
SF = x100% ........................................................................... Pers (9)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒
Tanah biasa 20 – 40
Lempung (Clay) 30 – 60
Batu 50 – 60
Sumber : Rohmanhadi, 1982
3. Effisiensi Kerja
waktu kerja yang tersedia ( T ). Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat
digunakan untuk alat maka semakin besar pula produksi yang dicapai. Dari
15
dalam satu jam, sehingga effisiensi kerja jarang dapat mencapai lebih dari 83%.
Dalam perhitungan effisiensi kerja, ada tiga komponen waktu yang harus
diperhatikan yaitu :
1. Waktu kerja ( W )
yaitu waktu yang digunakan alat untuk berproduksi sampai akhir operasi.
untuk berproduksi.
2. Waktu standby ( S )
yaitu jumlah waktu dari suatu alat yang tidak dapat dipergunakan sedangkan
3. Waktu repair ( R )
menggunakan persamaan :
We
Eff = 𝑥100 .......................................................................................... Pers (10)
T
Keterangan :
Eff = Efisiensi kerja
We = Waktu Kerja Efektif
16
T = Waktu Tersedia
(Komatsu, 2006).
G. Faktor Keserasian Alat Gali Muat dan Alat Angkut (Match Factor)
mengetahui jumlah alat angkut yang sesuai (serasi) untuk melayani satu unit alat
gali muat. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung keserasian
Keserasian alat gali muat dan alat angkut dapat dirumuskan sebagai .:
Na x Ctm
MF = Nm x Cta ............................................................................................ Pers (11)
Dimana :
MF : Faktor Keserasian ( Match Factor )
Na : Jumlah alat angkut
Nm : Jumlah alat gali muat
Cta : Waktu edar alat angkut (menit).
Ctm : Lamanya pemuatan ke alat angkut, yang besarnya adalah jumlah
pemuatan dikalikan dengan waktu edar alat gali-muat (menit)
Faktor Keserasian (match factor) mempengaruhi kinerja dari alat gali muat
dan alat angkut, bila dari hasil perhitungan kita dapatkan hasil sebagai berikut :
a. Faktor keserasian < 1, maka alat gali muat akan sering menganggur.
b. Faktor keserasian = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi artinya kedua
(Haeriska, 2015).
yang di peroleh dari Cycle time rata-rata alat di di lapangan dan pengaturan
Cycle time standar alat dengan memperhatikan jam jalan alat dan Match
18
I. Biaya
dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan
memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang.
bermanfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Biaya-biaya dari suatu
J. Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar
berbeda-beda. Rata-rata yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06 galon per
galon per horse-power/jam. Nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan faktor
mesinnya. Konsumsi bahan bakar dipengaruhi oleh kondisi mesin setiap alat,
kinerja operator dalam menjalankan alat tersebut, dan kondisi kerja pada saat alat-
alat tersebut bekerja. Konsumsi bahan bakar ini sangat mempengaruhi biaya
bakarnya. Perbandingan produksi alat tersebut harus lebih rendah dari konsumsi
bahan bakarnya. Sehingga biaya operasional jadi lebih rendah dari pendapatan
produksi.
konsumsi bahan bakar yang diperlukan sehingga dapat mengontrol biaya produksi
(Bunayya, 2016).
Biaya kepemilikan (owning cost) adalah biaya kepemilikan alat yang harus
sendiri. Hal ini berkaitan karena semakin lama produksinya akan semakin
berkurang, ini biasa disebut depresiasi. Nilai ini ditentukan oleh nilai harga beli
alat, perkiraan umur ekonomis, nilai residu alat (harga jual pada akhir umur
2. Bunga modal
3. Biaya asuransi.
keseluruhan biaya penambangan akan terdiri dari banyak komponen biaya yang
jenis dan jumlah pemilihan alat yang digunakan yang sesuai dengan target
Perkiraan biaya investasi alat sesuai pada jumlah alat yang akan
dipergunakan dan kapasitas alat yang dipilih terhadap target produksi yang ingin
dicapai. Demikian pula biaya produksi merupakan fungsi dari kapasitas alat yang
dipakai. Jadi jelaslah bahwa biaya penambangan dapat dicapai jika rancangan
21
teknis dapat dioptimasi dengan memperhatikan pemilihan dan jumlah alat yang
akan digunakan sesuai dengan kebutuhan secara proporsional. Secara umum biaya
operasi langsung dari satu tambang ke tambang yang lain bervariasi akan tetapi
(Romansyah, 2014).
22
waktu tempuh dari yaitu + 2,5 jam dengan jarak 100 km. Kemudian dilanjutkan
(Jolor).
2berikut :
23
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis metode penelitian kualitatif dan
1. Data primer merupakan data secara langsung yang di peroleh di lapangan dari
objek penelitian yang terdiri atas Keadaan Jalan,Excavator dan Dump truck.
Pengambilan data primer pada Keadaan jalan yaitu kondisi RR per segmen
24
dan GR per segmen,Excavator yaitu waktu gali, waktu putar (baket terisi),
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dimana data
tersebut berupa volume cadangan. Target produksi, hrga bahan bakar, gaji
D. Instrumen Penelitian
Tabel 3. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian beserta fungsinya.
No Alat Fungsi
1. Tahap Persiapan
25
diantaranya:
bahan bacaan yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan dijadikan
c. Orientasi Lapangan.
penambangan PT. Paramitha Persada Tama dan juga untuk memahami situasi
a. Data primer merupakan data secara langsung yang diperoleh di lapangan dari
objek penelitian yang terdiri atas kondisi Jalan Hauling, Data excavator dan
dump truck. Pengambilan data primer pada Kondisi Jalan Hauling yaitu
Kondisi RR Dan GR per segmen, excavator yaitu berupa waktu gali, waktu
putar (bucket terisi), waktu buang muatan, dan waktu putar (bucket kosong).
Untuk dump truck, data yang diambil yaitu waktu pemuatan, waktu angkut,
26
waktu penumpahan, waktu kembali dan waktu manuver saat pemuatan dan
saat penumpahan.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan, dimana data
persamaan4
persamaan 6.
mengguanakan persamaan 5.
mengguanakan persamaan 7.
5. Menghitung match factor Alat gali muat dan alat angkut dengan
6. Menghitung biaya yang akan digunakan Alat gali muat dan alat angkut
7.
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Hasil
Mengetahui kebutuhan alat gali muat dan alat angkut serta
biaya pada kegiatan penambangan.
Selesai
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian