Anda di halaman 1dari 3

Teori Asal Mula Terjadinya Alam Semesta

Teori-teori Asal Mula Alam Semesta dan Pencetusnya


Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu
tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang
diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit
yang sampai dibumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam
semesta. Teori itu dikelompokkan menjadi dua berikut ilmuwan-ilmuwan pencetusnya:

1. Teori Nebulae atau Teori Kabut.


Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)
tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis
serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada
tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace,
menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini
terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian
besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar
dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari).
Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es
terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan
penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa
orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan
mereka.

2. 2. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843-1928)
dan Forest R. Moulton pada tahun (1878-1952) seorang astronom. Disebut Planetisimal yang berarti
planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada
sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang
berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang tadi dan
matahari. Pada waktu bintang tiu menjauh sebagian massa matahari itu jatuh kembali kepermukaan
matahari dan sebagian lain berhamburan disekeliling matahari, maka inilah yang disebut dengan
planetisimal yang kenal menjadi planet-planet yang eredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.

3. Teori Pasang Surut


Sir james Jeans (1877-1946) dan Harrold Jeffreys (1891) keduanay dari Inggris, teorii inii
hampir sama dengan teorri planet desimal. Setelah bintabng itu beerlalu dengan gaya tarik bintang
yang besar padda permukaan matahari terjadi proses pasang surut, seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi kaibat daya tarik bulan. Bagian masa matahari itu membentuk cerutu yang
menjorik ke arah bintang. Bersamaan dengan semakin menjauhnya bintang itu, mengakibatkan
cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas disekitar matahari dengann ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet. Teori ini
menjelaskan mengapa planet-planet dibagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan
neptunus merupakan planet-planet raksasa sedangkan dibagian ujungnya merupakan planet-planet
kecil. Kelahiran planet-planet itu karena pecahan gas adari matahari yang berbentuk cerutu, maka
besar planet-planet tersebut berbeda-beda antara yang terdekat dan yang terjauh dan besar
dibagian tengahnya.

4. Hipotesis Bintang Kembar


Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama
ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.
Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
5. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Orang yang dipercaya sebagai pencipta teori ini adalah George Lemaitre (1920 an ) seorang
ahli astronomi dari Belgia. Ia menyatakan bahwa kira-kira 15 milyar tahun yang lalu semua materi
di angkasa menyatu dan memadat (terkondensasi) membentuk satu bentukan yang mengecil.
Selanjutnya massa ynag mengecil ini meledak dengan ledakan yang hebat, kemudian partikel-
partikel dari zat itu bertaburan ke semua arah dan membentuk alam semesta. Menurut teori
tersebut, alam semesta ini telah diciptakan kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang lalu. Ia
terbentuk dari ledakan-ledakan kosmikyang bertaburan ke seluruh arah di alam makrokosmos.
Teori Big Bang ini kemudian diperjelas dengan ditemukannya bahwa alam semesta i ni
mengembang seolah-olah melarikan diri dari kita dengan kecepatan yang sangat tinggi. Teori ini
dikemukakan oleh Edwin Hubble seorang ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson.
Menurutnya, bahwa galaksi yang telah diamati sebenarnya menjauhi kita dan menjauhi yang lain
dengan kecepatan samapi beberapa ribu km per detik.

6. Teori Awan Kabut


Dikemukan oleh Carl Von Weeizsaker (1940) dan disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Tata
surya terbentuk oloeh gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan,
pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik pada bagian pusat awan membentuk
gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan
tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan
menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari, sementara bagian
yang luar berputar sangat cepat kemudian menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini
berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.

7. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)


Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari
Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang membentuk
atom-atom hedrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang
bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini, ruang
angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori
tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasadi antara berbagai
galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang
sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul
bintang dan galaksi.
Sampai sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk menggambarkan masa
depan alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya
memang akan terjawab, tetapi setelah itu akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru.
Demikianlah yang terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas.
Seringkali kita mencapai suatu pertanyaan yang mendasar sekali, yang akhirnya membuat hati kita
kagum, heran, takzim, sampai pada suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa Tuhan di alam
semesta ini.

Anda mungkin juga menyukai