Anda di halaman 1dari 46

PENDAHULUAN

Pembahasan meliputi :
 Pengertian Harga Transfer
 Syarat terpenuhinya Harga Transfer
 Tujuan penetapan Harga Transfer
 Metode penetapan Harga Transfer
 Administrasi Harga Transfer
PENGERTIAN HARGA TRANSFER

Dalam arti luas harga transfer adalah harga barang


atau jasa yang ditransfer antar pusat
pertanggungjawaban dalam satu organisasi tanpa
memandang bentuk pusat Pertanggungjawabannya.

Dalam arti yang sempit : adalah harga barang atau


jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-
tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban
yang terlibat merupakan pusat laba.
Bukan ini
Yang Benar Ini :
Prepare For :
Harga Transfer
Bagi divisi penjual, harga transfer merupakan
pendapatan, sedangkan bagi pembeli harga transfer
merupakan biaya.

Masalahnya adalah :
1. Berapa harga wajar yang dibebankan terhadap
produk atau jasa yang ditransfer.
2. Laba dalam harga transfer

Harga Transfer = Biaya (Penuh) + Laba


Syarat Terpenuhinya Harga Transfer
 Sistem harus dapat memberikan informasi relevan yang
dibutuhkan oleh suatu pusat laba, untuk dapat menentukan
trade off yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan
 Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan
baik, pengaturan trade off antara pendapatan-biaya yang
telah ditetapkan.
 Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing – masing pusat
laba harus dapat mencerminkan besarnya kontribusi laba
TUJUAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
 Menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan
trade off antara pendapatan & biaya
 Memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence
 Membantu menilai kinerja ekonomi pusat laba yang
terkait
 Tetap terjaganya otonomi divisi
METODE PENENTUAN HARGA
TRANSFER
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar
2. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pokok
(Robert N Antony & Vijay  menyebutnya
berdasarkan biaya)
3. Harga Transfer Negosiasi
Dasar Penentuan Harga Transfer
Full Costing Method : Penentuan Harga Pokok Produk
dengan membebankan seluruh biaya kepada Harga Pokok

Variable Costing Method : Penentuan Harga Pokok Produk


hanya membebankan Biaya Variabel kepada Harga Pokok

Activity-Based Costing Method : Penentuan Harga Pokok


Produk dengan mengukur seluruh sumber daya yang
digunakan oleh setiap aktifitas yang dilaksanakan dalam
menghasilkan produk tersebut
1. Metode Harga Transfer
Berdasarkan Harga Pasar

 Anthony & Govindarajan  Dalam penetapan harga


transfer hendaknya berdasar harga yang ditetapkan
di pasaran terhadap produk tersebut jika dijual ke
pelanggan luar atau dibeli dari pemasok.
CASE-1 : Pabrik Sepeda
Divisi A membuat roda dan Divisi B membuat rangka.
Harga pasar roda @Rp 250.000. (Bi. produksi dll= Rp 100.000).
Divisi B selama ini beli roda dari eksternal @Rp 250.000.
Metode penetapan harga transfer berdasar
harga pasar harus ada situasi ideal berikut ini :
 Orang yang kompeten
 Atmosfir yang baik
 Harga pasar normal
 Bebas terhadap sumber
 Aliran informasi yang penuh
 Negosiasi
KENDALA
1. Pasar Yang Terbatas
 Kapasitas internal yang terbatas – Keputusan
Penjualan
 Bagi Perusahaan yang hanya memproduksi produk
unik – Keputusan Sumber
 Perusahaan telah melakukan investasi yg signifikan
pada fasilitas produksi – Keputusan Sumber
Dalam kondisi terbatasnya pasar, harga transfer yang paling
memuaskan adalah harga kompetitif. Harga tersebut dapat di
cari melalui :

 Harga pasar yang terpublikasi di media


 Penawaran / lelang / tender
 Harga kompetitif atas dasar harga pasar ekstern
2. Kelebihan & Kekurangan Kapasitas Industri
 Kelebihan : saat pusat laba penjual tidak dapat menjual
seluruh produknya ke pasar eksternal, dan pusat laba pembeli
tidak menggunakan persediaan di pusat laba penjual.

 Kekurangan : saat pusat laba pembeli tidak dapat memperoleh


bahan baku dari pasar eksternal, dan pusat laba penjual tidak
mau menjual kelebihan kapasitas industrinya. (maka harga
transfer diserahkan kepada pihak-pihak terkait tanpa campur
tangan kantor pusat).
2. Harga Transfer Berdasarkan
Harga Pokok /Biaya 
Alasan Penerapan Metode ini :
 Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual
produk yang ditransfer.
 Kesulitan dalam penentuan harga jual yang disebabkan
oleh perselisihan manager divisi.
 Produk tersebut mengandung formula atau proses
rahasia.
Variabel yang harus diperhatikan adalah :

A. Harga Pokok
Jika pendekatan harga pokok dipakai, maka harga
pokok yang dimaksud adalah harga pokok
Standart ( Standart Cost ), bukan harga riil (Biaya).

B. Mark up
Perbandingan laba dan biaya lain dengan biaya
produksi/harga pokok
CASE 2 : Berdasarkan Harga Pokok & Laba
OGRUG Corp. memiliki dua divisi (Divisi A dan B). Divisi A akan
menjual produknya sejumlah 1000 unit kepada Divisi B, dengan
biaya sebagai berikut :

Biaya produksi Rp. 190.000.000


Biaya administrasi dan umum Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran Rp. 20.000.000
-------------------- +
TOTAL biaya penuh divisi A Rp. 260.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah


sebesar Rp. 1.000.000.000, dan laba yang diharapkan dinyatakan
dengan ROI sebesar 20%

Berapa harga transfer / unit ?


Penyelesaian -1
Penyelesaian -2

Jika Biaya Produksi naik Rp 50.000.000

Berapa Harga Tranfer per unit ?


Kesimpulan perhitungan Mark-up
PENDEKATAN VARIABLE COSTING
Biaya Tetap :
- Biaya produksi tetap Rp. 50.000.000
- Biaya administrasi umum tetap Rp. 40.000.000
- Biaya pemasaran tetap Rp. 15.000.000
Rp. 105.000.000
Biaya Variabel :
- Biaya produksi variable Rp. 150.000.000
- Biaya administi umum variable Rp. 10.000.000
- Biaya pemasaran variable Rp. 5.000.000
Rp. 165.000.000
TOTAL BIAYA (PENUH) Rp. 270.000.000

Mark-up ?
- Biaya Tetap Rp. 105.000.000
- Laba diharapkan Rp. 200.000.000 Jika volume produksi 10.000 Kg,
Rp. 305.000.000 BERAPA harga transfer per unit ?
- Biaya variable Rp. 165.000.000
Mark-up = 184,8% 185%
PENDEKATAN ABC
Jika ABC (Activity Based Costing), maka :
Harga Transfer = Biaya penuh + Laba

Berdasarkan :
- Unit Level Activity Cost  Biaya Standar/unit yang diproduksi
- Batch Level Activity Cost  Biaya Standar/batch produksi
- Product Level Activity Cost  Taksiran Biaya/ unit
- Facility Sustaining Activity Cost  Taksiran Biaya pada kapasitas normal

Case :
Purnama Corp. memiliki dua divisi. Divisi A memproduksi Q dan R. 10% dijual ke
eksternal dan sisanya ditransfer ke B. Para manajer menghitung harga transfer Q
untuk tahun depan. Menurut anggaran, divisi A berencana operasi dengan
kapasitas normal 1.000.000 unit Q dan 2.000.000 R.
Informasi Activity Costs Suku Cadang Q Suku Cadang R

Unit Level Activity Cost


Biaya standar per unit Rp. 1.500 Rp. 2.000
Batch Related Activity Cost
Biaya standar per batch Rp. 200.000 Rp. 150.000
Product Sustaining Activity Cost
Biaya per unit Rp. 500 Rp. 300
Facility Sustaining Activity Cost
Biaya setahun Rp. 200.000.000 Rp. 400.000.000

Divisi A mentransfer 100.000 unit suku cadang Q ke B di Januari dan


jumlah tersebut diproduksi dalam dua Production Run (batch).
Diperkirakan Total Aktiva awal tahun adalah Rp. 1.000.000.000 dan laba
sebesar ROI 22 %. Mark-up suku cadang Q dan R berdasarkan Unit Level
Activity Cost.

Diminta : Hitung harga transfer suku cadang Q di Januari?


Mark-up ?
Catatan MARK-UP berdasarkan laba :

 Berdasarkan laba jika divisi penjual dianggap sebagai unit


usaha yang independen (pusat laba)
 Berdasar taksiran “return” atas investasi yang dilakukan
 Jika Divisi penjual, selain mentransfer produknya ke divisi
pembeli, juga menjual ke pihak luar, maka laba dapat
ditentukan dari persentase profit margin.
 Dengan menggunakan profit margin perusahaan lain, jika
produknya sama
Biaya Tetap & Laba Divisi Hulu
 Harga transfer berpotensi menimbulkan
permasalahan di perusahaan yang terintegrasi.
 Pusat laba yang menjual produk ke eksternal, bisa
tidak menyadari adanya Biaya Tetap dan laba
upstream di harga pembelian internal.
Beberapa cara Mengatasi Masalah Harga Transfer :

1. Kesepakatan Antar Pusat Laba

Pihak-pihak yang terlibat bernegosiasi untuk


memutuskan harga jual kepada pihak luar,
dan menentukan laba untuk produk yang
mengandung upstream fixed cost and profit.
Beberapa Cara Untuk Mengatasi Masalah Harga
Transfer :
2. Penentuan Harga Transfer Dua Langkah
( Two Steps Pricing )

Ada 2 (dua) langkah, yaitu :

1. Membebankan biaya variabel (standard) produk ke unit yang


terjual
2. Membebankan biaya berkala (setiap bulan) dalam jumlah yang
sama dengan biaya tetap yang terkait dengan fasilitas yang
disediakan untuk unit pembelian.

Terhadap 2 (dua) langkah di atas harus ditambah margin laba yang


dikehendaki, misalnya : sesuai dengan investasinya (ROI), dsb.
Ilustrasi contoh (SPM oleh R. Anthony N & Govindarajan) :
• Perkiraan penjualan bulanan produk A ke Divisi Y 5.000 unit
• Biaya variabel/unit Divisi X $ 5.00
• Biaya tetap bulanan yg dialokasikan ke produk A $ 20,000.00
• Investasi modal kerja dan fasilitas $ 1,200,000.00
• ROI Kompetitif/tahun 10%

Perhitungan Harga Transfer per unit ?


Jika Divisi Y membeli ke Divisi X produk A: 5,000
unit pada suatu bulan, maka berapa yang harus
dibayar (Y) dan diterima (X) ?
Jika Divisi Y membeli ke Divisi X produk A:
4,000 unit pada suatu bulan, berapa yang
harus dibayar (Y) dan diterima (X) ?
CONTOH YANG LAIN :

a. Biaya variable per unit Rp. 800.000


b. Biaya tetap per tahun Rp. 600.000.000
c. Investasi modal kerja & fasilitas produksi Rp. 2.400.000.000
d. Tarif Kembalian Investasi 10%

Jika di bulan ini Divisi ALYA mentransfer 2.000 unit produk ke divisi ADNAN,
berapakah harga transfernya?
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
harga transfer 2 (dua) langkah :

1) Pembebanan biaya tetap dan laba bulanan harus dinegosiasikan berkala,


tergantung kapasitas yang digunakan oleh unit pembelian.
2) Keakuratan alokasi investasi dan biaya ?  secara individual tidak sulit, bukan
pada tekhnik alokasi, melainkan keputusan jumlah kapasitas yang akan
disediakan untuk berbagai jenis produk yang dijual ke unit yang sama.
3) Dengan sistem ini kinerja laba unit produksi (X) tidak dipengaruhi volume
yang terjual.
4) Mungkin terjadi konflik kepentingan antara unit produksi (X) dengan
perusahaan  jika kapasitas terbatas, unit produksi dapat meningkatkan laba
dengan cara menggunakan kapasitas tersedia dan menjual ke pasar.
5) Metode ini sama dengan penentuan harga “ambil atau bayar (take or pay)”
pada perusahan sarana umum, saluran pipa, serta kontrak jangka penjang
lainnya.
Beberapa Cara Untuk Mengatasi Masalah Harga
Transfer :

3. Pembagian Laba (Profit Sharing)


Dalam metode ini, produk yang ditransfer ke pusat laba
pembeli dihargai sebesar biaya variabel standar. Biaya variabel
dari pusat laba pembeli ini kemudian ditambah dengan biaya
variabel yang dikeluarkan di pusat laba pembeli untuk
mendapatkan jumlah biaya variabel kumulatif. Setelah produk
tersebut dijual, pusat laba pembeli membagi kontribusi yang
diperoleh (harga jual dikurangi biaya variabel) kepada pusat
laba penjual secara proporsional.
Contoh
Divisi A Divisi B KUMULATIF
Biaya variable per unit Rp 8.000
Biaya variable per unit yang Rp 5.000
ditambah di Divisi B

Biaya variable per unit Rp 13.000


kumulatif

Jumlah Produksi 1.000 unit


Harga Jual / Unit Rp. 20.000,-
Total Biaya Variable Kumulatif Rp. 13.000,-
Pertanyaan : Berapa Laba untuk Divisi A & Divisi B ?
Beberapa Cara Untuk Mengatasi Masalah Harga
Transfer :

4. Metode Dua Himpunan Harga (2 Sets of


Price)
Divisi produksi yang menjual produknya ke divisi pembeli
di kredit sebesar harga jual ke konsumen (pihak ekstern),
sedangkan divisi pembeli yang membeli produk dari divisi
penjual didebit sebesar biaya variabel standar-penuh.
ADMINISTRASI HARGA TRANSFER
Jika metode harga transfer berdasar harga pasar dan
harga pokok (biaya) di atas belum memuaskan, maka
diperlukan mekanisme formal yaitu aturan tentang
negosiasi antar-pusat laba dan arbitrasi.
1. Harga Transfer Negosiasi
 Negosiasi adalah proses formal untuk menentukan besarnya
harga transfer antar pusat laba yang terlibat, tanpa campur
tangan dari kantor pusat.

Kebaikan
Pusat laba penjual mempunyai kapasitas menganggur,
sedang pasar dari produk tersebut sempit, maka akan
menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.

Kelemahan
Jika barang tersebut dibutuhkan oleh pusat laba pembeli
sedang di pasar bebas tidak ada, maka pusat laba penjual
menjadi pihak yang menang dalam kompromi penentuan
harga. Disamping itu harga transfer atas dasar negosiasi ini
lebih menunjukkan kemampuan dalam hal kontribusi menurut
perhitungan ekonomis.
Arbitrase adalah praktik untuk memperoleh
keuntungan dari perbedaan harga yang terjadi di
antara dua pasar keuangan. Arbitrase ini
merupakan suatu kombinasi penyesuaian
transaksi atas dua pasar keuangan di mana
keuntungan yang diperoleh adalah berasal dari
selisih antara harga pasar yang satu dengan yang
lainnya.
Arbitrasi dan Penyelesaian Konflik
Arbitrasi dapat dilakukan secara formal maupun informal.

Tugas lembaga arbitrasi adalah :


1. Menyelesaikan perselisihan tentang harga transfer.
2. Mengkaji ulang perubahan sumber daya.
3. Mengubah aturan harga transfer jika diperlukan.

Cara menyelesaikan konflik :


1. Forcing (Memaksa)
2. Smoothing (Membujuk)
3. Bargaining (menawarkan)
4. Problem solving (menyelesaikan masalah secara langsung)
3. Klasifikasi Produk
Tingkat kesulitan, pengaturan sumber daya dan aturan harga
transfer tergantung pada besarnya jumlah transfer dalam
perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar.

Beberapa perusahaan membagi produk ke dua kelas :


1. Kelas satu, memasukkan semua produk dimana manajer
puncak ingin mengawasi sumber daya.
2. Kelas dua, adalah semua produk dimana umumnya adalah
produk yang bisa diproduksi oleh pihak luar.

Anda mungkin juga menyukai