Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IMPLIKASI ANTROPOLOGI DALAM PRAKTEK

KEPERAWATAN DAN RUMAH SAKIT

KELOMPOK 1 :

1. ADI IVAN NGESTU PRATOMO ( 17002)


2. DWI RAHAYU (17012)
3. NEVI NUR RAHMAWATI (17024)
4. SKOLASTIKA DINA (17036)
5. ST SHOFIYAH (17037)
6. TRIANA NOVIANTI (17038)
7. YUNI PURWANINGSIH (17045)

AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA


TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika
dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya
dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut
UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan
badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi
yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial.

Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang
terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka
dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan),
mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan
menurut WHO yang paling baru. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis,
dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak
hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya
dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak
bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial. Misalnya produktif secara
sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah mencapai prestasi yang baik, sedang
produktif secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan
sosial dan keagamaan yang bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau
masyarakat.

Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat


kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi
budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa
Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos
memiliki arti cerita atau kata.

Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan
prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam
bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu
sendiri.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan rumah sakit dalam pandangan antropologi


kesehatan

b. Untuk mengetahui Implikasi dalam praktik di Rumah Sakit

1.3 Rumusan Masalah

a. Bagaimana penerapan Rumah Sakit dalam pandangan antropologi kesehatan?


b. Bagaimana implikasi dalam praktik di Rumah Sakit?
BAB II

ISI

2.1 Pengertian
A. Definisi Implikasi
1) Kata implikasi memiliki arti yang cukup luas sehingga maknanya cukup beragam.
2) Implikasi didefinisikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena suatu hal , implikasi
memiliki makna bahwa sesuatu yang disimpulkan dalam suatu penelitian yang lugas
dan jelas.
3) Implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan dimasa depan atau
dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu.
4) Implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalnya : penemuan
atau karena hasil penelitian.

B. Definisi Antropologi Kesehatan


Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang
berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan ( Hochtrasser dan Tapp, 1970;245) Antropologi
mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman
individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana
mengungkapkan emosinya, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan
supernatural, atau Tuhan serta lingkungan alamnya.
Pandangan para ahli tentang Antropologi Kesehatan :
1) Menurut Weaver ( Weaver, 1968;1) Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi
terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
2) Menurut Hasan dan Prasad ( 1959;21-22) Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu
mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia
(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical),
sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial
kedokteran (medico-sosial) dan masalah-masalah kesehatan manusia.

Dari definisi yang dibuat para ahli, dapat disimpulkan bahwa antropologi kesehatan
mencangkup :
1) Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang
hubungan timbal balik biobudaya, antar tingkah laku manusia dimasalalu dan
masakini dengan derajat kesehatan dan penyakit tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut
2) Partisifasi professional mereka dalam program yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-
sosio-budaya dengan kesehatan serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah
yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik

C. Definisi Rumah Sakit

Pengertian rumah sakit menurut WHO 1957 WHO 1957 rumah sakit yaitu suatu bahagian
menyeluruh, ( Integrasi ) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya
menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
2.2 Pembahasan
A. Macam-macam implikasi :
1) Implikasi teoritis : pada bagian ini peneliti menyajikan gambaran lengkap mengenai
implikasi teoritikal dari penelitian. Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji
pada mengenai konstribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang
digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi implikasinya bagi teori-teori
yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam model teoritis.
2) Implikasi manajerial : pada bagian ini, peneliti menyajikan berbagai implikasi
kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam
penelitian ini implikasi manajerial memberikan konstribusi praktis bagi manajemen.
3) Implikasi metodologi : bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis
mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitiannya. Misalnya pada bagian ini
dapat disajikan penjelasan mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang
telah dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang relative sulit serta prosedur
mana yang telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan yang sebelumnya
tidak digambarkan sebelumnya dalam metode penelitian.

B. Implikasi antropologi kesehatan terhadap praktik keperawatan


1. Antropologi kesehatan dan ekologi keperawatan
Para antropologi kesehatan pada masa kini khususnya di amerika bekerja dibidang
kesehatan masyarakat, fakultas kedokteran, sekolah perawat dirumah sakit, dan
departemen kesehatan serta dijurusan antropologi pada universitas umum. Mereka
melakukan penelitian dalam topic seperti manusia, anatomi, pediatric, epidemiologi,
kesehatan jiwa, penyalah gunaan obat, definisi mengenai sehat dan penyakit, layihan
petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah sakit, hubungan
dokter-pasien, dan proses memperkenalkan system kesehatan tradisional.
2. Konsep-konsep penting dalam antropologi kesehatan dan ekologi keperawatan
a) System adalah agregasi pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh
beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit
yang berbedayang dikombinasikan sedemikian rupa alam atau oleh seni sehingga
membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau
bergerak dalam suatu kesatuan
b) System sosial-budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang integral dalam
interaksi antar manusia
c) Ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dalam
lingkungan non hidup mereka (hardesty 1977;289) Hubungan antropologi
kesehatan dengan ekologi dalam praktek keperawatan . hubungan manusia
dengan lingkungan dengan tingkah lakunya, dengan penyakitnya, cara dimana
penyakitnya dan tingkahlakunya mempengaruhi evolusi atau kebudayaan selalu
melalui proses umpan balik. Pendekatan Ekologis Merupakan dasar bagi studi
tentang masalah-masalah epidemiologi.cara-cara dimana tingkah laku individu
dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang
berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda.. contoh : semakin maju suatu
bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru
berkembang. penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC
dll pada umumnya terdapat pada Negara yang berrkembang, sedangkan
penyakit-penyakit non infeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi,
umumnya terdapat pada Negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi
sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang professional. Didalam bidang
kesehatan itu sendiri khususnya perawat berbagai ilmu ilmu yang mencangkup bidangnya
sangat penting untuk dikuasai dan dipahami salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
Hubungan antara budaya dengan kesehatan sangatlah erat hubungannya. Seringkali sulit
untuk membedakan antara antropologi kesehatan dan sosiologi bagi ilmuan yang kurang
berkecimpung dalam memahami ilmu sosial. Objek material kedua ilmu itu memang
memiliki kesamaan yaitu antropologi dan sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fan
memahami manusia sebagai bagian dari suatu kelompok atau masyarakat demikian pula
dengan data dan model atau teori bias saling meminjam. Artinya bias sendiri ataupun
bersama-sama digunakan dalam bahasan antropologi kesehatan ataupun sosiologi kesehatan .
Perkembangan antropologi kesehatan sehubungan dengan fenomena konsep sehat
sakit dapat dilihat dari faktor berikut :
1. Biologis dan ekologis disebut sebagai kutub biologi dengan mengamati pertumbuhan dan
perkembangan manusia maupun penyakit dalam evolusi ekologis. Kajian ini didukung ilmu
lain seperti genetika, anatomi, serologi, biokimia
2. Psikologis dan sosial budaya disebut sebagai kutub sosial mengamati prilaku sakit pada
pasien, mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan profesionalisme, hubungan perawat-
dokter-petugas farmasi. Kajian ini didukung ilmu seperti psikologi, sosiologi, administrasi,
poloyik, komunikasi, bahasa, kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan.

C. Kegunaan Antropologi Bagi Ilmu-ilmu Kesehatan


Anderson (2006 : 247) menyatakan bahwa kegunaan antropologi bagi ilmu-ilmu kesehatan
terletak dalam 3 kategori utama :
a. Ilmu antropologi memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang masyarakat secara
keseluruhan maupun para anggota individual mereka. Ilmu antropologimenggunakan pendekatan
yang menyeluruh atau bersifat sistem, dimana peneliti secara tetap menanyakan, bagaimana
seluruh bagian dari sistem itu saling menyesuaikan dan bagaimana sistem itu bekerja.
b. Ilmu antropologi memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan
proses-proses perubahan sosial dan buaya dan juga untuk membantu memahami keadaan dimana
para warga dari “kelompok sasaran” melakukan respon terhadap kondisi yang berubah dan
adanya kesempatan baru.
c. Ahli antropologi menawarkan kepada ilmu-ilmu kesehatan suatu metodologi penelitian yang
longgar dan efektif untuk menggali serangkaian masalah teoritis dan praktis yang sangat luas,
yang dihadapi dalam berbagai program kesehatan. Begitu pula sebaliknya, menurut Anderson
(2006 : 244) ilmu-ilmu kesehatan menawarkan kepada ilmu antropologi berbagai bidang yang
khusus, yang langsung dapat dibandingkan dengan subjek-subjek tradisional seperti masyarakat
rumpun dan desa-desa.
D. Rumah sakit dalam pandangan antropologi kesehatan
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita
oleh pasien.

E. Sistem Informasi Rumah Sakit

Tidak mudah ternyata membuat sistem informasi rumah sakit. Sistem yang ideal yang
mampu mencakup keseluruhan bagian dalam rumah sakit. Dari sub-sistem yang menangani data
pasien sampai masalah keuangan perusahaan. Desain sistem informasi rumah sakit sepenuhnya
tergantung hasil negosiasi dengan pihak rumah sakit. Bisa dibuat sebuah sistem yang besar yang
mencakup keseluruhan aspek dalam rumah sakit, atau bisa juga dipecah-pecah guna
menyederhanakan pemetaan masalah. Hal-hal yang dicakup dalam sebuah sistem informasi
rumah sakit antara lain :

1) Penanganan pendaftaran pasien


2) Penanganan dan pengolahan data sosial pasien

3) Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi) pasien

4) Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien

5) Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau hutang)

6) Penanganan pasien dirujuk/ rujukan

7) Aplikasi Farmasi

8) Apliksai Gudang Material

9) Aplikasi Kepegawaian

10) Keuangan dan accounting rumah sakit

11) Pelaporan internal (pada pihak management)


12) Pelaporan eksterna

F. Pelayanan Kesehatan Dalam Konteks Antropologi


· 1.. Pelayanan Kesehatan Barat
a) Dunia barat/sekarang ini sakit ditangani di RS oleh dokter dan perawat.
b) Kelompok non-medikal : anggota keluarga/kerabat menjalankan fungsi minimal (selama
tahap akut )
c) Dunia Tradisional sebaliknya : kelompok non-medikal menjalankan peran yg sangat
besar pendukung pengobatan tanpa dibantu personal medis

2. Keterlibatan Asisten
a) Asisten dlm pengobatan dilibatkan - bersifat seremonial
b) Peran sampingan  sedikit memberikan sumbangan kesembuhan
c) Shaman (irian) menggunakan medium/asisten yg disukai roh utk mengundang roh
dihadapan penyembuh.
d) Manang (kalimantan)  menggunakan asisten utk penyembuhan
Perbedaan Sistem Medis
Aspek Modern Tradisional
Sifat Keilmuan Empiris Spirital, Magic, irasional
Bisa Dipelajari Pewaris dan pelatihan
Ada sertifikasi formal Pengakuan
Percaya rasio dan teknologi Percaya kekuatan supra-N

Teknologi Mengalami Industrialisasi Sederhana

Sifat Praktek/perilaku Spesialisasi ( Dokter /perawat Baur ( seorang penyembuh bisa


spesialis ) mengobati byk hal)
Seleksi dan pendidikan Seleksi Sosial
Formal Kompensasi sosial, moral juga
Kompensasi Material material.

3. Struktur Rumah Sakit

1. Rumah Sakit adalah organisasi sangat otoriter/militer


2. Semua perintah/instruksi harus dijalankan tanpa kecuali, Asumsinya menyangkut hidup/mati
pasien.
3. Rumah sakit juga memiliki garis kebijakan sebagai organisasi
4. Hal ini menjadikan perawat dilema.
5. Kadang peraturan Rumah Sakit bertujuan untuk kepentingan Rumah Sakit daripada pasien.
6. Ada penilaian oleh tenga medis  Pasien baik/bermasalah dilihat dari : kooperatif, tidak
mengeluh dan kuat.
7. Masuk rumah sakit dipersepsikan dalam kegiatan yang sangat ritual : menimbulkan
kekhawatiran pasien

·
4. Bentuk Alternatif Masuk Rumah Sakit

1. Perlu perawatan Rumah Sakit Jiwa yang efektif, kombinasi yang disertai iklim manusiawi.
Rumah Sakit yang terbuka akan menimbulkan kesan santai terhadap perawatan hasilnya akan
menguntungkan.
2. Pada masa Yunani, masuk Rumah Sakit secara tradisional melambangkan ditinggalkannya
pasien oleh keluarga.
3. Orang yunani beranggapan hubungan antar manusia sama pentingnya bagi sehat maupun sakit
keras karena dampaknya Rumah Sakit hubungan informal, kotor, berdesakan (tidak disukai org
modern) akibat nya akan berdampak kesembuhan dalam konteks budaya yunani.

5. Karateristik Rumah sakit Menurut Antropologi

World Health Organization (WHO) mendefinisikan rumah sakit sebagai sebuah sarana
tinggal yang menyediakan pelayanan medik singkat atau lama, yang meliputi pelayanan
pengamatan, diagnostik, pengobatan dan pemulihan untuk mereka yang menderita penyakit atau
cedera dan untuk yang melahirkan. Rumah sakit dapat menyediakan dan dapat juga tidak
menyediakan pelayanan untuk pasien rawat jalan.
Sebagai perwujudan pemenuhan hak kesehatan, pemerintah wajib menyediakan rumah
sakit sesuai kebutuhan masyarakat dan memberikan jaminan pembiayaan bagi penduduk miskin
sesuai peraturan perundang-undangan. Pemerintah juga bertanggung jawab membina dan
mengatur rumah sakit agar memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional.
Mengapa hal-hal tesebut diatas perlu dilakukan?. Karena pelayanan rumah sakit
mempunyai sifat-sifat atau karakteristik tersendiri. Karakteristik ini diakibatkan oleh karena
rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat kompleks karena padat sumber daya
manusia, padat modal, padat teknologi dan ilm pengetahuan.

Karakteristik rumah sakit tersebut meliputi :


1. Uncertainty atau ketidakpastian, bahwa kebutuhan akan pelayanan rumah sakit tidak bisa
dipastikan baik waktunya, tempatnya, maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Sifat inilah
yang menyebabkan timbulnya respons penyelenggaran mekanisme asuransi di dalam
pelayanan kesehatan. Ciri ini pula yang mengundang mekanisme derma di dalam
masyarakat tradisional dan modern. Karena pada akhirnya ciri ini menurunkan keunikan
lain yang menyangkut aspek peri kemanusiaan (humanitarian) dan etika.
2. Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit berada pada posisi yang
lebih lemah sedangkan Rumah Sakit mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan
kualitas pelayanan yang “dijualnya”. misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir
tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan Kondisi ini sering
dikenal dengan consumer ignorance atau konsumen yang bodoh.
3. Externality, bahwa konsumsi pelayanan kesehatan/rumah sakit tidak saja mempengaruhi
“pembeli” tetapi juga bukan pembeli. Demikian juga risiko kebutuhan pelayanan kesehatan
tidak saja mengenai pasien melainkan juga publik.
BAB III

PENUTUP
 Antropologi Kesehatan berdasarkan definisinya mempelajari kesehatan manusia dari dua
sisi, yaitu cultural dan biologis tetapi tidak dilihat terpisah sehingga disebut biocultural.
 Penggunaan ilmu ini dalam “masyarakat kesehatan” sangat berguna membantu
keberhasilan program-program kesehatan dalam dunia praktis.

DAFTAR PUSTAKA
Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia, Jakarta:
Asosiasi Antropologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.
Suparlan, Pasurdi 1995 Antropologi dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press
Koerjaningrat. 1990 antropologi sosial . Jakarta:PT.dia rakyat

Anda mungkin juga menyukai

  • Bules Campak Jadi
    Bules Campak Jadi
    Dokumen23 halaman
    Bules Campak Jadi
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Abnormal
    Abnormal
    Dokumen14 halaman
    Abnormal
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • COPY PPT
    COPY PPT
    Dokumen18 halaman
    COPY PPT
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Bu Ganik
    Bu Ganik
    Dokumen3 halaman
    Bu Ganik
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Manusia
    Manusia
    Dokumen24 halaman
    Manusia
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Antropologi
    Antropologi
    Dokumen16 halaman
    Antropologi
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Pengkajiankep Metkep
    Pengkajiankep Metkep
    Dokumen34 halaman
    Pengkajiankep Metkep
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • BRONKITIS
    BRONKITIS
    Dokumen11 halaman
    BRONKITIS
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Antropologi
    Antropologi
    Dokumen16 halaman
    Antropologi
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 1 18 Sept 2018 Hukum Kesehatan
    Pertemuan 1 18 Sept 2018 Hukum Kesehatan
    Dokumen40 halaman
    Pertemuan 1 18 Sept 2018 Hukum Kesehatan
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • BRONKITIS
    BRONKITIS
    Dokumen11 halaman
    BRONKITIS
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Antrop 1
    Antrop 1
    Dokumen15 halaman
    Antrop 1
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa Keperawatan
    Diagnosa Keperawatan
    Dokumen30 halaman
    Diagnosa Keperawatan
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Pengkajiankep Metkep
    Pengkajiankep Metkep
    Dokumen34 halaman
    Pengkajiankep Metkep
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Antrop 1
    Antrop 1
    Dokumen34 halaman
    Antrop 1
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Prinsip Legal Dalam Praktik Keprawatan
    Prinsip Legal Dalam Praktik Keprawatan
    Dokumen20 halaman
    Prinsip Legal Dalam Praktik Keprawatan
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Vena
    Vena
    Dokumen2 halaman
    Vena
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Farma
    Farma
    Dokumen6 halaman
    Farma
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat
  • Antrop 1
    Antrop 1
    Dokumen15 halaman
    Antrop 1
    Yuni Purwaningsih
    Belum ada peringkat