Anda di halaman 1dari 17

“PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

TUJUAN ORGANISASI”
Disusun untuk memenuhi tugas Budaya Organisasi dan Kepemimpinan

Dosen : M. Ikrar Budijaya, S. Sos., M. Si.

Disusun oleh :

Andini Oktavia (381861002)

Gina Agustina (381861005)

M. Iqbal Gemilang (381861011)

Luckytawati (381861024)

STIE – STAN Indonesia Mandiri

Jl. Jakarta No. 79 Bandung

2019
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
TUJUAN ORGANISASI” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai referensi seperti buku dan website. Makalah ini berisikan tentang pengertian budaya
dan tujuan organisasi serta bagaimana kesinambungan budaya organisasi terhadap proses
pencapaian tujuan organisasi.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kelemahan dan kekurangan,
maka saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, Semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah yang sama di kemudian hari.

Bandung, 22 Juli 2019

Penulis

2
Abstrak
Karya tulis ini berjudul “Peranan Budaya Organisasi Terhadap Tujuan Organisasi”.
Karya tulis ini menerangkan tentang pemahaman deskriptif budaya organisasi menurut
beberapa ahli, pengertian dan jenis – jenis tujuan organisasi serta hubungan pengaruh antara
budaya organisasi dan tujuan organisasi. Dengan mengkaji pustaka aspek budaya organisasi
dan aspek tujuan organisasi, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dan tujuan organisasi
saling mempengaruhi satu sama lain ditunjukan dengan adanya efektifitas kinerja organisasi.

Abstract
This paper is entitled "Peranan Budaya Organisasi Terhadap Tujuan Organisasi". This paper
describes a descriptive definition of organizational culture according to several experts,
definiton and types of organizational goals and the correlation relationship of influence
between organizational culture and organizational goals. By examining literatures
organizational culture aspects and organizational goals aspects, it can be concluded that
organizational culture and organizational goals influence each other, indicated by the
presence of organizational performance effectiveness.

3
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2


Abstrak ....................................................................................................................................... 3
Daftar Isi .................................................................................................................................... 4
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 6
BAB II Kajian Pustaka............................................................................................................... 7
2.1 Budaya Organisasi....................................................................................................... 7
2.2 Tujuan Organisasi ....................................................................................................... 9
BAB III Hasil dan Pembahasan ............................................................................................... 13
3.1 Hubungan Budaya Organisasi terhadap Tujuan Organisasi ...................................... 13
Bab IV Kesimpulan dan Saran ................................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 15
4.2 Saran .......................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 17

4
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Organisasi merupakan tempat berinteraksi antar manusia yang mana setiap manusia
tersebut memiliki karakter yang berbeda. Organisasi menjadi wadah dari manusia-manusia
tersebut untuk mencapai tujuannya. Sebuah organisasi tentu memiliki tujuan ketika organisasi
tersebut didirikan, tujuan organisasi tersebut dapat dicapai jika budaya organisasi yang ada di
dalam organisasi bekerja dengan baik dan ditunjang dengan kinerja dari anggotanya.

Suatu organisasi tentunya akan memiliki budaya organisasi yang berbeda dari setiap
organisasi lainnya. Budaya organisasi tentunya akan membawa berbagai dampak bagi Sumber
Daya Manusia (SDM), sehingga karyawan dari suatu organisasi tersebut harus mampu
menyikapi budaya organisasi dengan baik. Budaya organisasi yang bekerja dengan baik
tentunya akan membawa organisasi untuk mendapatkan tujuannya. Peranan budaya di dalam
organisasi sangat penting, dimana budaya dapat menjadi ciri dari sebuah organisasi dan
membedakannya dengan organisasi lain.

Setelah budaya organisasi dipahami oleh anggota organisasi maka budaya bisa
digunakan sebagai alat yang dapat dikategorikan sebagai keunggulan kompetitif bila budaya
organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau
mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Budaya organisasi juga dapat
mempengaruhi kinerja karyawan dalam organisasi.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman maka, budaya organisasi akan
berubah pula. Perubahan budaya bisa terlihat dari sistem politik, adat istiadat, bahasa maupun
dengan cara berpakaian. Perubahan budaya di suatu organisasi tersebut menunjukkan adanya
keinginan dan tujuan yang lebih baik. Perubahan yang terjadi tentu akan membuat budaya
organisasi membentuk cara kerja dari organisasi yang akan berpengaruh kepada semua orang
dalam organisasi dan lebih lanjutnya berubahnya tujuan organisasi.

Mengacu pada pengertian organisasi, tujuan organisasi tidak hanya fokus pada
tercapainya visi dan misi perusahaan saja, namun juga peningkatan penghasilan yang melebihi
biaya produksi. Ini yang membedakan organisasi profit dan non-porift.

5
Secara umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut ini:

 Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
 Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
 Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan,
dan pembagian kerja.
 Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dan tujuan
organisasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah organisasi. Budaya
organisasi maupun tujuan organisasi memiliki keterikatan pada sebuah organisasi yang bisa
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat diteliti bagaimana hubungan
dari keduanya.

1.2 Rumusan Masalah


Menurut latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah, antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi?


2. Apa yang dimaksud dengan tujuan organisasi?
3. Apakah pengaruh budaya organisasi terhadap tujuan organisasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk menemukan
kejelasan fenomena permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu: “Pengaruh Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Organisasi”. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban
atas permasalahan penelitian mengenai:

 Implementasi budaya organisasi, dalam proses pencapaian tujuan organisasi.


 Besar pengaruh budaya organisasi terhadap tujuan organisasi.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan kepada para pembaca mengenai budaya organisasi dan


tujuan organisasi.
2. Sebagai sumber referensi.
3. Menambah wawasan bagi para pembaca.

6
BAB II Kajian Pustaka

2.1 Budaya Organisasi


Pemaknaan budaya organisasional demikian luas dalam berbagai setting sehingga istilah
budaya dalam suatu perusahaan atau organisasi pernah menjadi suatu fashion baik di kalangan
manajer, konsultan dan bahkan juga di kalangan akademisi. Namun demikian dalam
perkembangannya, budaya organisasi mendapat “tempat” penting dalam khasanah akademis,
khususnya teori organisasi seperti halnya struktur, strategi dan pengendalian (Hofstede, 1990).

Berdasarkan pengertiannya, Budaya Organisasi merupakan suatu konstruk,


yang merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat diamati dari banyak dimensi. Sehingga
banyak ahli ilmu-ilmu sosial dan manajemen belum memiliki communal opinion mengenai
definisi budaya organisasi. Mereka mendefiniskan terminologi tersebut dari beragam
perspektif dan dimensi.

Schein (1992) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi
dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan
maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul
akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik,
sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk
memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.

Menurut Schein (1992), budaya organisasi terbagi pada tiga tingkat, yaitu artifacts,
espoused values dan basic underlying assumptions (lihat Gambar 1). Pada tingkat artifacts,
budaya organisasional memiliki karakteristik bahwa struktur dan proses organisasional dapat
terlihat. Pada tingkat berikutnya, espoused values, para anggota organisasi mempertanyakan
“Apa yang seharusnya dapat mereka berikan kepada organisasi”.

ARTIFACTS

ESPOUSED VALUES

BASIC UNDERLYING ASSUMPTIONS

Gambar 1. Tingkatan Budaya Organisasional

Sumber: Schein (1992). Organization Culture and Leadership 2nd Edition

7
Pada tingkat ini organisasi dan anggotanya membutuhkan tuntunan strategi (strategies),
tujuan (goals) dan filosofi dari pemimpin organisasi untuk bertindak dan berperilaku.
Sedangkan pada tingkat basic underlying assumptions berisi sejumlah keyakinan (beliefs)
bahwa para anggota organisasi mendapat jaminan (take for granted) bahwa mereka diterima
baik untuk melakukan sesuatu secara benar dan cara yang tepat.

Stoner et. al (1995) mendefiniskan budaya organisasi sebagai suatu cognitive


framework yang meliputi sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan-harapan yang
disumbangkan anggota organisasi. Jadi budaya organisasi merupakan alat pembentuk norma
yang digunakan dalam sebuah organisasi.

Sementara itu, Kreitner dan Knicky (1995) menambahkan bahwa budaya organisasi
berperan sebagai perekat sosial (social glue) yang mengikat semua anggota organisasi secara
bersama-sama. Budaya organisasi yang disebutkan oleh Kreitner dan Kinicki memiliki
karakteristik yang berbeda antar setiap tipe budaya organisasi. Karakteristik-karakteristik dari
tipe budaya organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

 Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk


berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan proyeknya dengan cara
yang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya, berhubungan
dengan pencapaian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang manusiawi, dan
persatuan.
 Budaya pasif-defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa karyawan
berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak mengancam keamanan
kerjanya sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif yang berhubungan
dengan persetujuan, konvensional, ketergantungan, dan penghindaran.
 Budaya agresif-defensif mendorong karyawannya untuk mengerjakan tugasnya
dengan keras untuk melindungi keamanan kerja dan status mereka. Tipe budaya ini
lebih bercirikan keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan dan
kompetitif.

Berdasarkan teori Denison (1990;15), budaya organisasi, terdiri dari


dimensi involvement, consistency, adaptability dan mission mempunyai hubungan langsung
dan pengaruh yang signifikan pada efektifitas organisasi. Pendapat ini dikuatkan pula oleh
Haaland dan Goezlar (2003); Janovich et al. (2006); dan Gillespie et.al (2007). Fey dan
Dennison (2003;198) bahwa sifat keterlibatan, konsistensi, kemampuan beradaptasi dan misi

8
dari budaya organisasi menunjukkan signifikansi pengaruh pada efektifitas suatu organisasi
sebagai unit sosial, terdiri dari sekelompok orang yang berinteraksi untuk mencapai tujuan
secara rasional, terdiri dari orang-orang dengan latar belakang sosial ekonomi, budaya, dan
motivasi yang berbeda menimbulkan benturan nilai individual dalam proses keorganisasian
kemudian menjadi faktor penganggu upaya pencapaian tujuan organisasi.

Smircich (1983) menunjukkan empat fungsi penting budaya organisasi, yaitu:

1) Memberikan suatu identitas organisasi kepada para anggota organisasi.


2) Memfasilitasi atau memudahkan komitmen kolektif.
3) Meningkatkan stabilitas sistem sosial.
4) Membentuk perilaku dengan membantu anggota organisasi memilih sense terhadap
sekitarnya.

Di samping itu budaya organisasi disimpulkan pula sebagai “ruh” organisasi karena di
sana bersemayam filosofi, misi dan visi organisasi yang akan menjadi kekuatan penting untuk
berkompetisi.

Oleh karena itu setiap organisasi perlu menciptakan nilai yang dianut bersama untuk
meembangun sistem keorganisasian guna menyeragamkan pemikiran dan tindakan serta
mengubah perilaku individu ke perilaku organisasi. Nilai bersama ini dikenal dengan istilah
budaya organisasi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan kinerja yang unggul, karena
budaya yang kuat berkaitan tingkat motivasi yang tinggi dalam diri anggota organisasi,
memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan, juga mendorong semua anggota organisasi
mempunyai komitmen terhadap kemajuan organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.

2.2 Tujuan Organisasi


Suatu organisasi yang ideal seharusnya memiliki tujuan. Tujuan inilah yang kemudian
menjadi dasar kegiatan dari organisasi. Tanpa adanya tujuan, organisasi akan mati karena tidak
ada yang diperjuangkan. Tujuan dari sebuah organisasi harus dijelaskan dengan jelas agar
kegiatan yang dilakukan berorientasi guna meraih tujuan organisasi yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Dengan adanya tujuan menjadi penyemangat kerja serta komitmen bagi para
anggotanya.

Tujuan organisasi menurut salah satu pakar ahli yaitu Simon bahwa pada tugas guna
mewujudkan sasaran organisasi tersebut berada pada masing-masing orang yang ada pada

9
tingkat paling bawah di struktur organisasi. Demikian juga bagi seseorang yang paling bawah
di struktur organisasi tersebut tidak boleh diabaikan, hal ini karena mereka merupakan anggota
level bawah yang dapat menentukan tentang keberlangsungan hidup serta untuk tercapainya
tujuan organisasi.

Tujuan organisasi mempunyai pengaruh dalam mengembangkan organisasi baik itu


untuk perekrutan anggota, serta pencapaian apa yang ingin dicapai dalam berjalannya
organisasi. Tujuan organisasi tersebut antara lain:

a) Untuk mengatasi terbatasnya kemandirian, kemampuan, serta sumber daya yang


dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan.
b) Tempat untuk mencapai tujuan dengan efisien serta selektif karena dilakukan secara
bersama-sama.
c) Tempat dalam mendapatkan pembagian kerja dan jabatan.
d) Tempat untuk mencari keuntungan dan pendapatan bersama-sama.
e) Tempat untuk mengelola lingkungan secara bersama-sama.
f) Tempat untuk mendapatkan penghargaan.
g) Tempat mendapatkan pengawasan dan kekuasaan.
h) Tempat untuk menambat pergaulan serta memanfaatkan adanya waktu luang.

Mengacu pada pengertian organisasi, tujuan organisasi tidak hanya fokus pada
tercapainya visi dan misi perusahaan saja, namun juga peningkatan penghasilan yang melebihi
biaya produksi. Ini yang membedakan organisasi profit dan non-profit. Tujuan organisasi serta
masing-masing anggota sering kali beriringan yaitu untuk melakukan pekerjaan secara baik
serta dapat naik pangkat. Langkah dari para anggota organisasi tersebut yaitu dengan adanya
konsistensi dari si pendukung terhadap tujuan organisasi yaitu dalam meningkatkan
pendapatan serta untuk meningkatkan produktivitas. Secara umum, tujuan organisasi dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, antara lain:

1) Tujuan Organisasi Jangka Pendek.

Tujuan organisasi jangka pendek ini biasanya disebut tujuan operasional, karena
berdasarkan waktu pencapaian tujuan operasional organisasi yang cukup cepat dan
berkala (biasanya dalam enam bulan hingga satu tahun). Tujuan organisasi jangka
pendek ini nantinya menjadi acuan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan
jangka panjang.

10
2) Tujuan Organisasi Jangka Menengah.

Tujuan organisasi jangka menengah ini disebut juga tujuan taktis. Hal ini
dikarenakan proses pencapaian tujuan organisasi dilakukan dalam waktu menengah
atau lebih lama dari tujuan jangka pendek. Periode waktu pencapaian jangka
menengah ini adalah satu tahun hingga tiga tahun. Tujuan organisasi jangka
menengah ini merupakan rangkaian pencapaian tujuan organisasi jangka pendek.

3) Tujuan Organisasi Jangka Panjang.

Tujuan organisasi jangka panjang ini disebut juga tujuan strategis. Tujuan ini
merupakan tujuan atau hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi yang
dapat terealisasi setelah melakukan misi organisasi. Periode waktu pencapaian
tujuan organisasi ini biasanya selama 3 hingga 5 tahun. Tujuan jangka panjang ini
dapat diraih, apabila organisasi berhasil mencapai tujuan jangka menengah.

Tujuan – tujuan organisasi tersebut memiliki fungsi terhadap organisasi. Berikut


merupakan deskripsi singkat mengenai fungsi tujuan – tujuan organisasi tersebut:

 Fungsi Pedoman

Tujuan Organisasi sebagai pedoman menandakan bahwa tujuan tersebut adalah


panduan bagi anggota dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyalurkan usaha
mereka dalam mewujudkan tujuan. Sebagai pedoman, tujuan yang ditetapkan oleh
anggota sebuah organisasi akan membantu memberikan arah mengenai apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan. Layaknya pancasila sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia.

 Fungsi Legitimasi

Tujuan organisasi secara umum juga menyangkut legitimasi. Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi, harus ada sumber legitimasi yang melindunginya.
Maksudnya, tujuan organisasi akan menjadi sumber pembenaran bagi kegiatan-
kegiatan yang dilakukan, sehingga organisasi mampu mengumpulkan dukungan dan
pengakuan dari lingkungan di sekitarnya.

 Fungsi Standarisasi

Setiap pelaksanaan kegiatan organisasi, pasti ada standar yang mnegatur pelaksanaan
tersebut. Hal ini disebutkan, ketika tujuan organisasi telah disepakati dan disahkan,

11
maka organisasi akan mudah mengukur presentase keberhasilan. Presentase
keberhasilan tersebut dihitung sambil melihat apakah hasil kegiatannya sesuai dengan
standar atau justru sama sekali tidak berjalan sesuai standar.

 Fungsi Motivasi

Tujuan organisasi menurut para ahli juga bisa sebagai motivasi. Setiap anggota di
dalam sebuah organisasi tentunya membutuhkan motivasi agar bisa melanjutkan
kegiatan hingga mencapai tujuan yang selama ini dicita-citakan bersama. Lalu,
bagaimana tujuan organisasi dapat memotivasi? Demi mencapai tujuan, sebuah
organisasi biasanya memberikan bonus bagi anggota yang bisa memenuhi pencapaian
tertentu.

 Fungsi Rasionalisasi

Tujuan organisasi adalah fondasi sebuah organisasi. Tanpa adanya tujuan, sebuah
organisasi akan bergerak tanpa arah yang pasti. Di dalam sebuah badan, tujuan
organisasi bergerak bersamaan dengan struktur organisasi yang telah dibuat dan
ditetapkan. Mereka berinteraksi dalam mencapai tujuan, menggunakan sumber daya
manusia, dan mengimplementasikan unsur-unsur organisasi, seperti komunikasi,
pengawasan dan lain-lain.

12
BAB III Hasil dan Pembahasan

3.1 Hubungan Budaya Organisasi terhadap Tujuan Organisasi


Tujuan seorang manajer dalam setiap organisasi secara logis menghendaki peningkatan
kinerja organisasi organisasi guna pencapaian tujuan organisasi. Namun demikian banyak
problem organisasi dan ketidakpastian (uncertainty) baik internal maupun eksternal yang
seringkali mengganggu pencapaian tujuan organisasi. Bahkan banyak penelitian menunjukkan
kegagalan organisasi lebih sering disebabkan oleh permasalahan manajerial organisasi secara
internal (Koontz, 1991). Permasalahan tersebut mendorong Peters dan Waterman (1982)
menggagas pentingnya kebudayaan organisasi untuk meningkatkan keefektifan dan kinerja
organisasi guna pencapaian tujuan organisasi. Menurut Peters dan Waterman, setiap organisasi
mempunyai kebudayaannya masing-masing. Tiap kebudayaan tersebut dapat menjadi kekuatan
positif dan negatif dalam mencapai kinerja organisasi. Dalam berbagai penelitian dan kajian
manajemen organisasi banyak para ahli telah meyakini keeratan hubungan antara budaya
organisasi (organizational culture) dan keefektifan organisasi guna mencapai tujuan organisasi,
sehingga hubungan keduanya hampir tidak diperdebatkan lagi (H. K. Tjahyono:2004).

Hasil studi yang dilakukan oleh Kotter dan Heskett (1992) menunjukkan bahwa budaya
organisasi diyakini sebagai salah satu faktor kunci penentu (key variable faktors) kesuksesan
kinerja organisasi yang menuntun organisasi mencapai tujuan organisasi yang telah
dirumuskan sebelumnya. Hal ini ditunjukan dalam:

“Berdasarkan penelitian terhadap 207 perusahaan dari 22 jenis industri di Amerika


Serikat, Kotter dan Heskett menemukan bahwa budaya organisasi mempunyai dampak yang
signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan untuk jangka panjang. Secara lengkap
empat peran utama budaya organisasi berhasil dieksplorasi dari penelitian tersebut,
meliputi: 1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan, 2)
menjadi faktor yang lebih menentukan sukses atau gagalnya perusahaan pada masa
mendatang, 3) dapat mendorong peningkatan kinerja ekonomi jangka panjang jika di dalam
perussahaan terdiri dari orang-orang yang layak dan cerdas, dan 4) dibentuk untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.”

Berdasarkan penjelasan tersebut, lebih lanjut menilik poin – poin hasil eksplorasi hasil
studi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi yang telah terbentuk
dipengaruhi oleh tujuan utama organisasi yang telah dirumuskan (mencapai kesuksesan di

13
masa mendatang) dan begitu pula sebaliknya. Demikian pula hasil penelitian sejumlah
perusahaan di Amerika Serikat yang melakukan merger pada dekade 1980-an yang
menunjukkan bahwa merger seringkali mengalami kegagalan karena tidak kompatibel dengan
budaya organisasi (Marren, 1993). Sehingga keselarasan antara nilai-nilai individu (individual
values) dengan nilai-nilai organisasi (organizational values) secara signifikan berhubungan
dengan komitmen organisasi, kepuasan kerja, keinginan berhenti dan turn over seperti yang
diperoleh dari sejumlah hasil riset empiris Kreitner dan Knicky (1995).

Dalam kasus di Indonesia, studi tentang pengaruh budaya organisasi terhadap keefektifan
kinerja manajerial dan kinerja ekonomi organisasi telah banyak dilakukan. Misalnya studi yang
dilakukan oleh Supomo dan Indriantoro (1998) yang meneliti 79 manajer dari berbagai
departemen dalam perusahaan-perusahaan manufaktur yang menemukan bukti empiris adanya
pengaruh positif budaya organisasi yang berorientasi pada orang terhadap keefektifan anggaran
partisipatif dalam peningkatan kinerja manajerial. Bahkan penelitian yang dilakukan Lako dan
Irmawati (1997) menjelaskan keberhasilan organisasi mengimplementasikan nilai-nilai
(values) budaya organisasi dapat mendorong organisasi tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan.

Sejumlah penelitian di atas menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki peran


yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan keefektifan kinerja organisasi,
termasuk di dalamnya kinerja manajerial, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
guna tercapainya tujuan organisasi. Di sini, budaya organisasi berperan penting untuk
menentukan arah organisasi, bagaimana mengalokasikan dan mengelola sumber daya sebagai
kekuatan internal dalam memanfaatkan peluang (opportunity) dan mengantisipasi ancaman
(threat) demi kedepannya tercapai tujuan organisasi yang sebelumnya telah dirumuskan.
Tujuan organisasi strategis (jangka panjang) biasanya akan mempengaruhi terbentuknya
budaya organisasi. Sejalan dengan pengimplementasian dan penerapan budaya organisasi
dalam kehidupan berorganisasi, maka tujuan operasional (jangka pendek) dan tujuan taktis
(jangka menengah) akan mengikuti perkembangan budaya organisasi tersebut.

14
Bab IV Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan
Budaya organisasi merupakan sekumpulan konstruk yang berisikan nilai, norma,
pedoman dan asumsi – asumsi (nilai kognitif) yang berada dalam suatu organisasi dalam proses
keberlangsungan hidup suatu organisasi. Karena budaya ini memiliki nilai, norma dan pola
maka selayaknya budaya organisasi ini diturunkan secara turun – temurun kepada orang –
orang baru yang berada di lingkungan organisasi tersebut. Hal ini dtujukan agar budaya
organisasi tetap bersifat sebagai social glue bagi semua pelaku kegiatan organisasi, sehingga
mereka memiliki sense of belonging terhadap organisasi tersebut.

Organisasi didirikan atas dasar kesamaan pemikiran dan kesepahaman tujuan. Maka
dalam setiap organisasi, akan memiliki tujuan – tujuan yang akan dicapai di kemudian hari.
Tujuan organisasi ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis menurut periode waktu
pencapaiannya, yaitu Tujuan Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang. Tujuan
organisasi dapat dijadikan acuan sebagai pedoman, landasan, dan standarisasi setiap kegiatan
yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup organisasi, serta motivasi bagi para pelaku
kegiatan organisasi di dalam organisasi tersebut agar melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya masing – masing demi tercapainya tujuan organisasi tersebut.

Keterkaitan budaya organisasi dan tujuan organisasi dapat dilihat melalui keefektifan
kinerja organisasi. Hal ini menyebabkan setiap organisasi memiliki ciri khas budaya
organisasinya masing – masing, sehingga setiap budaya organisasi akan memiliki kekurangan
dan kelebihannya. Proses pencapaian tujuan organisasi inilah yang menjadi faktor utama,
dimana kita dapat melihat bagaimana suatu budaya organisasi dapat mempengaruhi tujuan
organisasi. Budaya organisasi berperan penting untuk menentukan arah organisasi, bagaimana
mengalokasikan dan mengelola sumber daya sebagai kekuatan internal dalam memanfaatkan
peluang (opportunity) dan mengantisipasi ancaman (threat) demi kedepannya tercapai tujuan
organisasi yang sebelumnya telah dirumuskan.

15
4.2 Saran
Setelah tersusunnya gagasan utama yang dapat dijadikan sebagain tujuan utama
organisasi, pihak – pihak yang berwenang (manajer) dapat menerapkan budaya organisasi yang
dirasa dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif, efektif, efisien dan tepat guna. Hal ini
ditujukan agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan oleh semua pelaku
kegiatan organisasi tanpa terkecuali dan tanpa ada beban.

Manajer juga sepatutnya mengikuti perkembangan organisasi dengan memperhatikan


faktor – faktor yang mempengaruhi keberlangsungan hidup organisasi, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Perkembangan – perkembangan yang terjadi harus selalu
diperhatikan karena perkembangan tersebut dapat menjadi kekuatan baru (strength),
kelemahan baru (weakness), peluang baru (opportunity) ataupun ancaman baru (threat) dalam
proses pencapaian tujuan organisasi.

16
Daftar Pustaka

Hofstede et.al. 1990. Measuring Organizational Cultures: A Qualitative and Quantitative Study
Across Twenty Cases. Administrative Science Quarterly, 35 (1990): 286-316

Hofstede, Geerts. 1994. Cultures And Organizations: Software Of The Mind. London:
HarperCollinsPublishers

Koontz et. al. 1991. Manajemen. Cetakan ke-4. Jakarta, Penerbit Erlangga
Kotter, & Heskett. 1992. Corporate Cultures and Performance. Canada: Maxwell Macmillan
Kreitner dan Knicky. 1995. Organizational Behavior.3rd Ed. Richard D. Irwin. Homewood.
Illinois
Smircich, Linda. 1983. Concept of Culture and Organizational Analysis. Administrative
Science Quarterly. 28. 339-358
Stoner et. al. 1995. Management. 6th Ed. Prentice Hall. New Jersey
Tjahjono, Heru K. 2004. “Hubungan Budaya Organisasional, Keefektifan Organisasional dan
Kepemimpinan: Telaah Perspektif untuk Riset” Jurnal Kompak.
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-organisasi.html#tujuan_organisasi
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/1251/slug/pengaruh-budaya-organisasi-terhadap-
semangat-kerja-karyawan

17

Anda mungkin juga menyukai