c. Indikasi terapi
Terapi kognitif efektif untuk sejumlah kondisi psikiatri yang lazim,
terutama:
1. Depresi (ringan sampai sedang)
2. Gangguan panik dan gangguan cemas menyeluruh atau
kecemasan
3. Individu yang mengalami stress emosional
4. Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder)
yang sering terjadi pada orang dewasa dan memiliki respon
terhadap terapi perilaku dan antidepresan jarang terjadi pada
awal masa anak-anak, meskipun kompulsi terisolasi sering
terjadi
5. Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia
spesifik)
6. Gangguan stress pasca trauma (post traumatic stress disorder)
7. Gangguan makan
8. Gangguan mood
9. Gangguan psikoseksual
10. Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya
d. teknik pelaksanaan terapi
1. Mendukung klien untuk mengidentifikasi kognisi atau area
berpikir dan keyakinan yang menyebabkannnya khawatir
2. Mengguanakan teknik pertanyaan Socratic yaitu meminta klien
untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menegaskan pikiran
negative yang merendahkan dirinya. Dengan demikian klien
mulai melihat bahwa asumsi tersebut tidak logis dan tidak
rasional
3. Mengidentifikasi interpretasi yang lebih realistis mengenai diri
sendiri, nilai diri dan dunia. Dengan demikian klien
membentuk nilai dan keyakinan baru dan distress emosional
menjadi hilang.
Terapi kognitif dipraktekkan diluar sesi terapi dan menjadi
modal utama dalam mengubah gejala. Terapi berlangsung
lebih kurang 12-16 sesi yang terdiri atas 3 fase:
1) Fase awal (sesi 1-4)
a. Membentuk hubungan terapeutik dengan klien
b. Mengajarkan klien tentang bentuk kognitif yang salah
serta pengaruhnya terhadap emosi dan fisik
c. Menentukan tujuan terapi
d. Mengajarkan klien untuk mengevaluasi pikiran-pikiran
yang otomatis
2) Fase pertengahan (sesi 5-12)
a. Mengubah secara berangsur-angsur kepercayaan yang
salah
b. Membantu klien mengenal akar kepercayaan diri. Klien
diminta mempraktekkan keterampilan berespon
terhadap hal-hal yang menimbulkan depresi dan
memodifikasinya.
3) Fase akhir (sesi 13-16)
a. Menyiapkan klien untuk terminasi dan memprediksi
situasi beresiko tinggi yang relevan untuk terjadinya
kekambuhan.
b. Mengonsolidasikan pembelajaran melalui tugas-tugas
terapi sendiri
Sumber : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-
Komprehensif.pdf
https://www.scribd.com/doc/220914777/Terapi-Kognitif-Pada-
Lansia