Anda di halaman 1dari 2

A.

Mohammad Habibi Zaifullah / D111 15 317


Kelompok VII
Resume Percobaan Kadar Air

Kadar Air

Beton merupakan suatu komposit dari bahan yang terdiri dari agregat
halus, agregat kasar, air, semen atau bahan lain yang berfungsi sebagai bahan
pengikat hidrolis dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan . Bahan-
bahan tersebut kemudian dicampur dengan komposisi tertentu yang telah
ditentukan sehingga menghasilkan beton yang bermutu, awet, mudah dikerjakan,
ekonomis dan mempunyai kekuatan yang tinggi.

Pada umumnya jika berhubungan dengan syarat, tuntutan mutu dan


keawetan beton yang tinggi, selain kualitas agregat kasar dan halus sebagai
material penyusun beton, ada beberapa faktor lain yang harus dipertimbangkan dan
diperhatikan, salah satu diantaranya adalah kandungan air dalam campuran beton.

Dalam menentukan jumlah air dalam suatu campuran beton dikenal suatu
nilai yang disebut nilai Faktor Air Semen (FAS). Faktor air semen atau water to
cementious ratio, adalah rasio total berat air (termasuk air yang terkandung dalam
agregat dan pasir) terhadap berat total semen pada campuran beton.

Jumlah air yang terkandung pada agregat di lapangan sangat sulit ditentukan
tanpa diuji terlebih dahulu. Kondisi agregat ( split / kerikil dan pasir) ini dapat
berupa kering udara atau basah. Kadar air yang berbeda-beda pada agregat ini
mengakibatkan pengurangan atau penambahan air terhadap campuran sehingga
faktor air semen yang sudah direncanakan juga mengalami perubahan sehingga
menghasilkan kuat tekan beton yang kemungkinan beragam.

Berdasarkan SNI 03-1971-1990, kadar air agregat adalah besarnya


perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat dalam
keadaan kering yang dinyatakan dalam persen. Menurut Tjokrodimuljo (1996),
keadaan kandungan air di dalam agregat dibedakan menjadi beberapa tingkat, yaitu:

 Kering tungku, yaitu agregat yang benar-benar tidak berair, dan


ini berarti dapat secara penuh menyerap air
 Kering udara, yaitu agregat yang kering permukaannya tetapi
mengandung sedikit air di dalam porinya. Oleh karena itu agregat
dalam tingkat ini masih dapat sedikit mengisap air
 Kenuh kering muka, agregat pada tingkat ini tidak ada air di
permukaan tetapi butir-butirnya berisi sejumlah air.
A. Mohammad Habibi Zaifullah / D111 15 317
Kelompok VII
Resume Percobaan Kadar Air

Pengaruh kadar air terhadap Faktor Air Semen ( FAS ) dimana air yang
terkandung di dalam agregat akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan di dalam
campuran (mix). Agregat yang basah akan membuat campuran lebih basah dan akan
meningkatkan Faktor Air Semen (FAS), dan sebaliknya agregat yang kering akan
menyerap air dan menurunkan kelecakan campuran. Jadi, kadar air di dalam agregat
harus diketahui.

Perubahan kadar air tidak hanya bergantung pada pengeringan, tetapi juga
pengaruh dari cuaca (misalnya; hujan atau panas terik) dan lamanya penyimpanan.

Untuk perhitungan kadar air pada agregat kasar maupun halus dapat di hitung dengan
formula :

𝑨−𝑩
𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝑩
Dimana: A = Berat Agregat sebelum pengeringan
B = Berat Agregat setelah pengeringan
Pengaruh kadar air terhadap beton yaitu apabila agregat tidak dalam kondisi
jenuh kering permukaan (SSD), proporsi campuran harus dikoreksi terhadap kandungan
dalam agregat. Koreksi Proporsi Campuran dilakukan terhadap kadar air dalam agregat
minimum satu kali sehari dan di hitung menurut formula sebagai berikut:

𝑪𝒌−𝑪𝒂 𝑫𝒌−𝑫𝒂
Air = B – [ 𝒙 𝑪] − [ 𝒙 𝑫]
𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎

Dimana: B = Jumlah Air ( kg/m3 )


C = Jumlah Agregat Halus ( kg/m3 )
Ca = Penyerapan Air pada Agregat Halus ( kg/m3 )
Da = Penyerapan Air pada Agregat Kasar ( kg/m3 )
Ck = Kadar Air Agregat Halus ( kg/m3 )
Dk = Kadar Air Agregat Kasar ( kg/m3 )

Anda mungkin juga menyukai