Anda di halaman 1dari 3

Resume Kadar Air

Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat
dan pengikat semen. Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan
peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen
berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-
batu.

Di dalam campuran beton, air mempunyai dua buah fungsi. yang pertama untuk
memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya pengerasan.
Yang kedua adalah sebagai pelumas campuran kerikil, pasir dan semen agar dapat
ditempatkan ke dalam cetakan dengan kelecakan ( Workability ) sesuai rencana. Oleh
karenanya berbicara mengenai campuran beton sangat erat kaitannya dengan kadar air
agregat

Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang
dikandungagregat dalam keadaan kering dan dinyatakan dalam persen (%). Percobaan kadar
air sendiri bertujuan untuk menentukan kadar air agretgat dengan cara pengujian. Terdapat 4
kondisi kadar air agregat diantaranya :

1. Kondisi kering oven/ tungku yaitu kondisi dimana agregat benar-benar kering atau
tidak ada air sama sekali
2. Kondisi kering udara yaitu yaitu kondisi dimana permukaan agregat kering tetapi
masih mengandung sedikit air dalam porinya sehingga masih memungkinkan
terjadinya penyerapan air
3. Kondisi SSD ( Saturated Surface Dry ) yaitu dimana pada permukaan agregat
tidak terdapat air tetapi di dalam butirannya sudah dalam kondisi jenuh air
4. Kondisi basah yaitu dimana kondisi agregat baik permukaan maupun dalam butiran
agregat banyak mengandung air
Kadar air yang dikandung agregat akan mempengaruhi kuat tekan beton lebih tepatnya
FAS ( Faktor Air Semen) dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Faktor air semen
merupakan perbandingan antara jumlah air yang digunakan pada proses pengikatan semen (
hidrasi ) dengan jumlah semen yang digunakan tanpa memperhitungkan jumlah air yang
terserap oleh agregat.

Maka dari itu kadar air agregat harus diperiksa sebelum digunakan, hal ini sangat
penting saat proses hidrasi, jika agregat yang digunakan tidak pada kondisi jenuh air maka
akibatnya agregat akan menyerap air campuran beton sehingga menyebabkan kurang
maksimalnya proses pengerasan beton.

Agregat yang basah akan membuat campuran lebih basah dan akan meningkatkan FAS (
Faktor Air Semen ) Sebaliknya Apabila agregat dengan kadar air tertentu ( belum mencapai
kondisi SSD ) digunakan dalam perencanaan campuran , maka agregat tersebut akan
menyerap air terlebih dahulu hingga mencapai kondisi SSD ( Saturated Surface Dry )
sebelum air bereaksi dengan semen campuran tersebut akan mengalami kekurangan air
sehingga tidak akan didapatkan kuat tekan yang diinginkan dan akan berdampak buruk
terhadap beton . Dengan mengetahui kadar air dari agregat kita dapat memperhitungkan
penambahan maupun pengurangan air dalam suatu campuran beton.

Menghitung Kadar Air :

𝑤0 −𝑤1
Kadar Air = × 100%
𝑤1

Ket : Wo = Massa sampel basah

W1 = Massa sampel kering

Pengukuran kadar air agregat kasar dan halus dalam keadaan SSD (Saturated Surface Dry
) maupun dalam keadaan asli dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan menimbang
agregat yang masih mengandung air, kemudian mengeringkannya dalam oven selama 24 jam
kemudian ditimbang lagi sebagai berat kering lalu dihitung besar kadar air agregat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai