BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang kadang muncul tanpa gejala khusus dan datang tiba-tiba. Sillent killer
Masalah hipertensi ini dapat menjadi tolak ukur bahwa pada tahun 2025 kasus
hipertensi akan mengalami kenaikan menjadi 1,6 miliar orang (Kenia, 2013).
Menurut WHO, sekitar 40% dari orang yang berusia lebih dari 25 tahun
memiliki hipertensi pada tahun 2025. Dalam World Health Statistik tahun
2016, WHO melaporkan bahwa sekitar 51% dari kematian akibat stroke dan
45% dari penyakit jantung koroner disebabkan oleh hipertensi. Faktor risiko
utama untuk hipertensi, termasuk riwayat keluarga, gaya hidup, pola makan
yang buruk, merokok, jenis kelamin, Stress, ras, usia, dan tidur (WHO, 2017).
1
2
2016 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%). Penurunan
ini bisa terjadi berbagai macam faktor, seperti alat pengukur tensi yang
berbeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan bahaya penyakit hipertensi.
hipertensi tahun 2008 sekitar 23%. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar
(Rikesdas, 2017).
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 22,6 persen, Prevalensi hipertensi
lebih tinggi dari pada lakilaki, Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi
pada kelompok pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak bekerja, mungkin
akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang baik (Dinkes Provinsi Sumatra
Selatan, 2017).
satunya adalah Stress. Stress dikatakan sebagai faktor pencetus, karena Stress
lemak bebas. Stress emosi akut juga dapat mencetus aritmia jantung dan
3
berakibat tekanan darah menatap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti,
Hubungan antara Stress dan hipertensi telah lama dievaluasi secara luas.
faktor utama yang berperan karena aktivasi sistem saraf simpatis telah
saraf pusat, yang mengubah rangsangan yang penuh Stress menjadi tanda-
kasus tertinggi penyakit tidak menular pada kelompok penyakit jantung dan
Musi Rawas Utara pada tahun 2015 prevelensi penyakit hipertensi sebesar
1.368 kasus. Pada tahun 2016 dengan prevelensi 1.437 kasus. Dan kejadian
hipertensi.
pola makan yang salah, dan satu orang pasien mengungkapkan hipertensi
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan antara tingkat Stress terhadap
2018”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit
suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam
tekanan darah sistolik dan distoliknya lebih di atas batas normal 140/80
sebagai peningkatan tekanan darah systole (lebih 140 mmHg) dan atau
(JNC 7) oleh WHO tekanan darah normal adalah < 120/80 mmHg.
2. Etiologi Hipertensi
1. Genetik
perbedaan genetik.
2. Jenis Kelamin
9
3. Garam
E. 2014).
4. Sistem Renin
rennin tinggi.
5. Berat badan/obesitas
pada mereka yang kurus. Hal ini sebagian disebabkan karena tubuh
banyak.
6. Alkohol
memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada peminum yang
7. Stress
b. Hipertensi Sekunder
anak
karena aliran uteri plasenta yang kurang baik dan umumnya terjadi
pada TM terakhir.
(Setiadi, 2013).
12
a. Keturunan
dari pada orang yang kedua orang tuanya normal (tidak menderita
Hipertensi).
b. Usia
pada usia lebih dari 65 tahun. Sebelum usia 55 tahun tekanan darah
usia.
c. Jenis kelamin
pengaruh hormon.
d. Merokok
e. Obesitas
tekanan darah di atas nilai optimal yaitu > 120/80 mmHg akan
f. Stresss
menjadi Hipertensi.
g. Pola Makan
kebiasaan pola makan ini terjadi karena kebiasaan pola makan yang
tidak teratur ataupun tidak sesuai dengan energi, kalori ataupun lemak
h. Aktifitas Fisik
i. Asupan Natrium
dan keseimbangan asam basa tubuh serta berperan dalam transfusi saraf
osmotik.. Natrium klorida pada cairan ekstraseluler dan kalium dengan zat
– zat organik pada cairan intraseluler, adalah zat – zat terlarut yang tidak
sirkulasi efektif. Volume sirkulasi efektif adalah bagian dari volume cairan
TDD Tekanan
TDS Tekanan
Darah
No Klasifikasi TD Darah Sistolik
Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
1 Normal < 120 Dan < 80
2 Pra Hipertensi 120-139 Atau 80 – 89
3 Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99
4 Hipertensi derajat 2 > 160 Atau > 100
Sumber (WHO, 1997 Dalam Kenia, 2013).
6. Pemeriksaan Diagnostik
lengkap, ureum, creatinin, BUN dan asam urat serta darah lengkap
lainnya
7. Penatalaksanaan
tekanan darah bisa dipertahankan sistole 140 mmHg dan diastole 90 mmHg.
kering, telur asin, selai kacang), susu full cream, mentega, keju,
ayam, serta bumbu- bumbu (kecap, terasi, saou tomat, saus sambal)
4) Berhenti merokok
b. Pengobatan Farmakologi
1) Diuretik
jantung.
19
2) Beta Bloker
3) Kalsium Antagonis
4) ACE Inhibitor
oleh nor adrenalin otot polos akan menciut. Alfa bloker melawan
1. Pengertian
(2014) yang kemudian diadopsi oleh Mayer (1951) yang melatih para
20
2. Karakteristik Stress
sebagai berikut:
a. Controllability
kecemasan.
b. Predictability
3. Jenis Stress
pertambahan usia.
jaringan.
a. Gejala fisik
relatif Stress, yang disebut unit Perubahan Hidup (Life Change Units-
skor 150 memiliki toleransi rendah terhadap Stress atau dengan kata lain
memiliki kemungkinan 37% mengalami sakit serius. Namun jika skor 50-
300 kemungkinan tersebut naik menjadi 50%. Sedangkan skor di atas 300
nilai skala masing-masing setiap peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu
12 bulan terakhir :
29 Merokok 24
30 Masalah dengan atasan 23
31 Perubahan kondisi kerja atau jam kerja 20
32 Pindah rumah 20
33 Pindah sekolah 20
34 Perubahan pola rekreasi 19
35 Perubahan aktivitas keagamaan 19
36 Perubahan aktivitas sosial 18
37 Pinjaman dalam jumlah kecil 17
38 Perubahan pola tidur 16
39 Perubahan jumlah pertemuan denga keluarga 15
40 Perubahan pola makan 15
41 Berlibur ke luar kota 13
42 Sendirian dihari libur 12
43 Pelanggaran ringan 11
Keterangan :
6. Klasifikasi Stressor
berikut :
pasangan hidup.
adanya terorisme
c. Kategori ini adalah Stressor yang lebih kuat dan kronis karena
7. Tahapan Stress
karena perjalanan awal tahapan Stress timbul secara lambat. Dan, baru
a. Tahap Pertama. Tahap ini merupakan tahap Stress yang paling ringan
berlebihan).
antara lain merasa lebih letih sewaktu bangun pagi dalam kondisi
normal
malam dan sukar kembali tidur, atau terbangun terlalu pagi dan tidak
dengan timbul rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung
bertujuan mencegah dan mengatasi Stress agar tidak sampai ke tahap yang
d) Mengatur waktu, hal ini merupakan cara yang paling tepat dalam
2013).
Hubungan antara Stress dan tekanan darah membingungkan, dan banyak dari
penelitian terdahulu tidak dapat memenuhi standar modern saat ini. Tidak ada
2012). Stress juga dikatakan sebagai faktor pencetus karena Stress dapat
Stress yang terlalu tinggi atau besar dapat memicu berbagai penyakit
seperti sakit kepala, sulit tidur, hipertensi dan sakit jantung. Para ahli
2013).
diagnostic klinik dari hipertensi, dan monitoring yang dapat berjalan selama
mengatasi Stress agar tidak menjadi burn out syndrome pada pasien.
Beberapa program yang mereka buat yaitu meditasi, hypnosis dan konsultasi
D. Kerangka Teori
yang satu terhadap yang lain dari masalah yang diteliti, sedangkan konsep
- Genetik
- Garam
- Sistem Renin
- Berat Badan
- Alkohol
Kejadian Hipertensi
- Jenis Kelamin
- Umur
Tingkat Stres
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Hipertensi
Tinggi
Tidak
Hipertensi
Hipertensi
Pasien di
Puskesmas Stres Sedang
Pauh
Tidak
Hipertensi
Hipertensi
Rendah
Tidak
Hipertensi
32
32
B. Definisi Operasional
C. Hipotesis
Ha: Ada Hubungan antara Stress dengan Hipertensi dengan kejadian hipertansi
2018.
33
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Mei s/d Juni 2018.
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja
tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut.
(Notoadmojo, 2012). Adapun populasi dari penelitian ini adalah semua pasien
yang berobat ke poli umum di Puskesmas Pauh dengan jumlah 11.679 pasien
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Adapun kriteria sampel
33
34
N
n=
1 + N(d)2
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
Diketahui :
N : 1.559 `
d : 10% = 0,075
1559
n = 1+1559 (0,075)2
1559
n = 1+1559 (0,005625)
1559
n = 1+8,769375
1559
n =
9,769375
n = 159,58
Jenis data pada penelitian ini adalah data perimer dan sekunder.
2. Pengolahan Data
a) Editing Data
b) Coding Data
yang telah terkumpul pada setiap data dari format pengumpulan data.
c) Tabulasi Data
menggunakan komputerisasi.
3. Analisis Data
a. Analisa Univariat
F
P x 100 %
N
Keterangan :
1) 0% = tidak satupun
b. Analisa Bivariat
statistik Chi-square (X²), ada atau tidaknya hubungan yang dilihat dari
program SPSS dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil chi square dapat
dilihat pada kotak chi square test, dengan aturan yang berlaku yaitu :
1) Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) < 5, maka yang
2) Bila pada tabel 2 x 2 tidak dijumpai atau tidak ada nilai expected
3) Bila tabelnya lebih dari 2 x 2 misalnya 2x3, 3x3 dll, maka digunakan
b) Jika hasil uji hipotesis ρ > α (0,05), maka Ha ditolak, berarti tidak
tahun 2018.
E. Alur Penelitian
Alur penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan.
seperti data dari ruangan melati tentang jumlah anak talasemia yang
F. Etika penelitian
yang meliputi :
a. Informed Concent
jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
c. Confidentiality (Kerahasiaan)