Disusun oleh :
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh
Nama : dr. AisyahUmmu Fahma
NIP : 19921227 201903 2 011
Mengetahui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diseminarkan :
Di : D’Madinah Residence Syariah,
Laweyan, Solo
Hari, Tanggal : Selasa, 16 Juli 2019
Coach, Mentor,
iii
PRAKATA
iv
8. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan LXXXVIII
tahun 2019.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 55
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tiga fungsi penting , yaitu
sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan
pemersatu bangsa. ASN juga memiliki peran penting dalam rangka
menciptakan masyarakat yang madani yang taat hukum , berperadaban
modern, demokratis, adil, makmur , dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.ASN menjalankan
fungsi dan perannya tersebut diikat oleh asas, prinsip, nilai dasar, serta
kode etik dan kode perilaku yang tertuang dalam UU Nomor 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Maka dari itu pelaksanaan pelatihan dasar
CPNS, diharapkan mengahasilkan ASN yang memiliki nilai-nilai dasar
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA), serta mampu menjalankan tiga fungsinya ( UU
Nomor 5, 2014).
2
regulasi pelaksanaan persetujuan khusus (informed consent) oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan dapat dibantu oleh staf yang
terlatih dengan bahasa yang dapat dimengerti sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan observasi dan konsultasi dengan mentor, maka di
dapatkan identifikasi isu sebagai berikut : (1) Belum maksimalnya
pelaksanaan triase di IGD RSUD Gemolong, (2) Belum terlaksananya
pengisian lembar informed consent di IGD RSUD Dr. Soeratno
Gemolong, (3) Waktu transfer pasien IGD ke Bangsal lebih dari 6 jam, (4)
Belum terlaksananya clinical pathway di IGD RSUD Gemolong , (5)
Kurangnya pengetahuan mengenai kriteria gawat darurat pada
Masyarakat Kecamatan Gemolong dan sekitarnya.
3
RSUD pengelompokan
Gemolong berdasarkan level
kegawatdaruratnny
a belum
terlaksana.
2 Belum Manajeme Informed consent Setelah dilakukan
terlaksana n ASN secara verbal inform consent
nya sudah dilakukan, secara verbal maka
pengisian namun lembar lembar pengisian
lembar pengisian informed informed consent
informed consent belum harus diisi dan
consent terlaksana ditanda tangani oleh
kepada dokter
pasien penanggungjawab,
dan saksi dan pihak
keluarga pasien/keluarga
pasien di pasien.
RSUD
Gemolong
3 Waktu Pelayanan Waktu transfer Waktu transfer
transfer Publik pasien dari IGD ke pasien kurang dari
pasien Bangsal Rawat 6 jam.
dari IGD Inap terkadang
ke melebihi waktu
Bangsal maksimal yang
Rawat ditetapkan yaitu 6
Inap yang jam
melebihi 6
jam di
RSUD
Gemolong
4 Belum Manajeme Belum berjalannya Sudah
terdapatny n ASN pengisian clinical dilaksanakannya
a clinical pathway di RSUD pengisian clinical
pathway di Gemolong pathway di IGD
RSUD RSUD Gemolong
Gemolong
5 Whole of Banyak Masyarakat sudah
Kurangny Governme masyarakat teredukasi dengan
a nt Kecamatan baik tentang kasus
pengetahu Gemolong dan kasus yang
an sekitarnya yang termasuk kriteria
mengenai tidak tahu kriteria gawat darurat.
kriteria kasus gawat
gawat darurat
darurat
pada
masayara
4
kat di
kecamata
n
Gemolong
dan
sekitarnya
5
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah
masalah tersebut berkembang sedemikian rupa
sehingga sulit dicegah.
Tabel 1.2 Analsis Isu Strategis
Kriteria A Kriteria B
Prinsip Identifikasi
A P K L Ket U S G ∑ Peringkat
ASN Isu
Pelaya Kurang + + + + MS 4 4 5 13
nan optimalnya
Publik pelaksana
2
an triase di
igd RSUD
Gemolong
Manaj Belum + + + + MS 5 5 5 15
emen terlaksana
ASN nya
pengisian
lembar 1
informed
consent di
RSUD
Gemolong
Manaj Kurangnya + + + - TM
emen pengetahu S
ASN an
mengenai
kriteria
gawat
darurat
Pelaya Waktu + + + + MS 3 4 4 11
nan transfer
Publik pasien dari
IGD ke
Bangsal
Rawat 3
Inap yang
melebihi 6
jam di
RSUD
Gemolong
Manaj Belum + + + - TM
emen terdapatny S
ASN a clinical
6
pathway di
RSUD
Gemolong
7
laksana yang
akan diberikan.
Menurunkan
angka penilaian
dalam akreditasi
RS.
8
2. Bagi Satuan Kerja
Membantu mengoptimalkan peran dokter dalam pengisian
lembar informed consent di IGD RSUD Dr.Soeratno
Gemolong sehingga akan meningkatkan angka penilaian
dalam akreditasi RS.
3. Bagi Pihak Lain
Pasien dan Masyarakat akan mendapatkan penjelasan
terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya atau
keluarganya dan dapat memberikan persetujuan atau
penolakan atas tindakan tersebut.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk
menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani
dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan mental,
dan tata upacara sipil dan keprotokolan.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak
pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam
bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep
wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme
untukmenjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan
saling tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi
10
dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing, saling
menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati
peraturan perundang-undangan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa
dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama.
Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara
Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat
dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa
dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial,
ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua
lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi
bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan
sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah
konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah
air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme
dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung
jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap
tanah air kita.
11
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan
pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu
semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan
menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh
luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi
juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila
adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan
nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa
para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
12
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-
masing. Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam
mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling,
membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia
sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal
kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang
merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia
sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda,
cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus
mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan
tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional
maupun internasional.
13
a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman
sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan).
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
14
Jenis-jenis Akuntabilitas
c. Tingkatan Akuntabilitas
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
15
2 ayat 1 disebutkan bahwa asas-asas dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN ada 13, salah satunya adalah asas persatuan
dan kesatuan. Hal ini berarti seorang ASN dalam menjalankan tugasnya
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa. ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berpegang
pada prinsip adil dan netral. Netral dalam artian tidak memihak salah satu
kelompok/golongan. Sedangkan adil berarti ASN dalam melaksanakan
tugasnya tidak boleh diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya, ASN
akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di
lingkungan kerjanya.
3. Etika Pubik
Etika lebih diapahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dialakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar.
Pada prinsipnya ada tiga dimensi etika publik yaitu dimensi kualitas
pelayanan publik, dimensi modalitas, dan dimensi tindakan integritas
publik. Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip
moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
Dengan adanya prinsip moral tersebut diharapkan ASN mampu
mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam
pelayanan publik. Dimensi modalitas dalam etika publik dicerminkan oleh
unsur-unsur akuntabilitas, transparansi, dan netralitas. Sedangkan
dimensi tindakan integritas publik memiliki makna kualitas dari pejabat
publik yang sesuai dengan nilai, standar, aturan moral yang diterima
masyarakat.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
16
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
17
Komitmen mutu adalah kebulatan tekad, tanggung jawab yang
terdiri dari kegiatan perbaikan ( efektifitas, efisiensi, inovasi ) berkelanjutan
yang melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang
terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada setiap level
oranisasi. Dengan afektivitas, efisiensi, dan inovasi akan dicapai hasil
kerja yang memenuhi standar mutu yang diharapkan. Efektivitas: dapat
diartikan dengan berhasil guna, dapat menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber
daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa
banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Inovasi dapat muncul karena ada
dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa
juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan
hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap
individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
18
tangible(nyata/berwujud); 2) reliability (kehandalan); 3) responsiveness
(cepat tanggap); 4) competence (kompetensi); 5) access (kemudahan); 6)
courtesy (keramahan); 7) communication (komunikasi); 8) credibility
(kepercayaan); 9) security (keamanan); dan 10) understanding the
customer ( pemahaman pelanggan).
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani corruptio yang artinya
perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, melanggar norma agama, material, mental,
dan umum (LAN,2015). Oleh karena itu, anti korupsi adalah pemikiran
sikap dan upaya untuk memberantas korupsi. Korupsi berasal dari bahasa
latin “corruption” (Fockema Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster
Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption”
berasal dari kata“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt”
(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Korupsi
menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. menurut UU No. 31/1999, No. UU No. 20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang yaitu
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
19
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah
baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai
dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.
h. Keberanian
20
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk
berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan,
berani bertanggungjawab dan lain sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
21
dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
memenuhi kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
memberikan pelayanan secara professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN
senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
pribadi/golongan. Dalam Undang-undang ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
adalah asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan Kedudukan Aparatur Sipil Negara dalam NKRI yaitu:
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
22
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme
(LAN RI, 2016). Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan
jaman. Sesuai dengan pengertian manajemen ASN, Peran ASN sebagai
aparatur pemerintah adalah sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas
23
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel,
dan berkeadilan.
24
Seorang ASN terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kesadaran seluruh anggota
ASN untuk memberikan kontribusi terhadap upaya perbaikan kualitas
Pelayanan publik di Indonesia akan memberikan implikasi strategis jangka
panjang untuk mengubah
kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik.Pelayanan publik
yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk
merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
partisipatif, transparansi, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah,
efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, berkeadilan.
25
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa
Informed consent secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu informed dan
consent. Informed berarti telah mendapat penjelasan atau informasi; sedangkan
consent berarti memberi persetujuan atau mengizinkan. Dengan demikian
informed consent berarti suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat
informasi atau dapat juga dikatakan informed consent adalah pernyataan setuju
dari pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan
informasi dari dokter dan sudah dimengerti olehnya
26
Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga terdekatnya tersebut,
tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter melakukan kelalaian.
Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien 2 atau keluarga
terdekatnya, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan
berdasarkan KUHP Pasal 351. Informed consent ialah persetujuan bebas yang
diberikan oleh pasien terhadap suatu tindakan medis, setelah ia memperoleh
semua informasi yang penting mengenai sifat serta konsekuensi tindakan tersebut.
Informed consent dibuat berdasarkan prinsip autonomi, beneficentia dan
nonmaleficentia, yang berakar pada martabat manusia di mana otonomi dan
integritas pribadi pasien dilindungi dan dihormati. Jika pasien tidak kompeten,
maka persetujuan diberikan oleh keluarga atau wali sah. Jika keluarga/wali hadir
tetapi tidak kompeten juga, maka tenaga medis harus memutuskan sendiri untuk
melakukan tindakan medis tertentu sesuai keadaan pasien. Informed consent
terutama dibutuhkan dalam kasus-kasus luar biasa (exraordinary means). Namun
untuk pasien kritis atau darurat yang harus segera diambil tindakan medis untuk
menyelamatkannya, proxy consent tidak dibutuhkan.
27
medis,tujuan tindakan medis dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya,
resiko dan kolplikasi yang munkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan. Persetujuan tersebut dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.
Desebutkan didalamnya bahwa setiap tindakan kedokteran yang mengandung
resiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh
yang berhak memberikan pesetujuan.
28
BAB III
29
Sertifikat Akreditasi : Komisi Akreditasi Rumah Sakit
( 5 Pelayanan ) Nomor : KARS-SERT / 457 / III / 2012
Tanggal : 6 Maret 2012
Status Akreditasi : Lulus Tingkat Dasar
VISI
Visi rumah sakit adalah menjadi rumah sakit pilihan di wilayah Gemolong
dan sekitarnya.
MISI
Misi rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
mudah, cepat, tepat dan akurat.
FILOSOFI
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong merupakan Rumah
Sakit Umum Daerah berorientasi sosial dengan tetap memberikan
pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas, dan memuaskan
kepada Pasien/Pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh
pegawai.
TUJUAN
1. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan:
a. Meningkatnya kualitas manajemen rumah sakit.
Sasaran :
1) Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran;
2) Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana
aparatur;
3) Meningkatnya disiplin aparatur;
4) Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur;
5) Meningkatnya kualitas laporan yang disusun.
b. Meningkatnya cakupan, jenis dan kualitas layanan rumah sakit.
30
Sasaran :
1) Meningkatnya standar rumah sakit;
2) Meningkatnya kuantitas dan kualitas obat dan perbekalan
kesehatan;
3) Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit;
4) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
rumah sakit.
MOTTO
Motto adalah “MELAYANI DENGAN HATI”
BUDAYA KERJA
Budaya Kerja Pelayanan kepada masyarakat dengan “SMART”
a. S : Semangat untuk melayani.
b. M : Melayani dengan hati.
c. A : Antusias dalam bekerja.
d. R : Ramah melayani
e. T : Terpercaya
31
12. Radiologi
13. Apotik
14. Rawat inap
15. Operasi
16. Konsultasi gizi
17. Konsultasi TBC/Pojok DOT Asi
18. Imunisasi Bayi/Calon Pengantin
19. Kir/tes Kesehatan
32
kamar mandi dalam
HCU 6 TT 1 Kamar – 2 bed AC, Pasien Monitor, Infuse
pump, syringe pump, bed HCU,
Oksigen
SARANA PELAYANAN
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong telah
berupaya untuk melengkapi diri dengan berbagai peralatan medis, yang
sesuai dengan perkermbangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi
kedokteran. Semua upaya tersebut diarahkan pada peningkatan kualitas
dan kemampuan pelayanan. Modernisasi peralatan mencakup pada
kinerja pelayanan rawat inap, rawat jalan dan penunjang ( laboratorium,
radiology ).
KERJASAMA
Pada saat ini Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong
Kabupaten Sragen telah menjalin kerjasama dengan beberapa instansi
lain baik negeri maupun swasta dalam hal pemberian pelayanan
kesehatan maupun pendidikan, yaitu :
1. BPJS Kesehatan Cabang Utama Surakarta
2. PMI Kabupaten Sragen
3. PMI Kota Solo
4. Poltekkes
5. STIKES
6. AKPER
7. AKBID
8. APIKES
33
9. RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
10. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
34
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur
Instalasi Instalasi Farmasi Instalasi Gawat Instalasi Instalasi Instalasi Rawat Instalasi Rawat ICU IBS
Laborat Darurat Radiologi Gizi Jalan Inap
35
3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Peserta Diklat
Sesuai dengan surat keterangan uraian tugas dari RSUD dr. Soeratno
Gemolong Kabupaten Sragen, adapun tugas yang dilaksanakan sebagai
dokter ahli pertama adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pemeriksaan, diagnosa, pengobatan dan tindakan medik
dasar umum.
2. Melaksanakan pemeriksaan, diagnosis, pengobatan dan tindakan
medik dasar khusus.
3. Menerima konsultasi dari pasien.
4. Mengadakan dan menerima konsultasi dengan / dari tenaga kesehatan
lainnya.
5. Melakukan tindakan darurat medik umum pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K).
6. Melaksanakan pelayanan di instalasi Gawat Darurat.
7. Mengadakan atau menerima rujukan medik.
8. Melakukan visite pada pasien rawat inap.
9. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan pada pasien
10. Menggantikan dokter spesialis di poli jika tidak hadir / berhalangan.
11. Memegang teguh rahasia jabatan.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
Role mode adalah panutan, teladan yang patut untuk ditiru atau baik untuk
dicontoh. Penulis menjadikan role mode yaitu Prof.dr.Nila Djuwita
F.Moeloek, Sp.M. Beliau adalah seorang dokter spesialis mata di RSCM
dan juga menjabat sebagi Menteri Kesehatan di Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Banyak prestasi yang beliau sudah dapatkan antara lain mendapat
penghargaan Best Writer of Indonesia Medical Journal tahun 1984,
Menjadi Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millennium
Development Goals tahun 2009-2014, menjabat sebagai Ketua Umum
36
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode 20112016, dan menerima
penghargaan Health Awareness Ambassador Program in Hajj Season
1438 H for Indonesia Hajj Medical Mission 2017. Semangatnya dalam
memperjuangkan kesehatan di Indonesia dalam usia yang sudah tidak
muda lagi menjadi semangat untuk penulis agar juga dapat berkontribusi
untuk Negara.
37
BAB IV
2. Koordinasi dengan Ka. Instalasi IGD dan Ketua Program HPK RSUD
Dr.Soeratno Gemolong
38
Tabel 4.1 Daftar Kegiatan Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan Substansi Mata Visi dan Misi RSUD
Pelatihan (ANEKA) Gemolong
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Berkonsultasi 1. Pengarahan 1. Koordinasi Memberikan Semangat dalam bekerja
observasi dengan mengenai dan pelayanan Melayani dengan hati
dan mentor lembar bermusyawara kesehatan yang
mengumpu mengenai informed h mengenai bermutu, mudah,
lkan pengisian consent kebijakan SPO cepat, tepat dan
referensi lembar 2. Referensi informed akurat.
pengisian informed mengenai consent dan
lembar consent di lembar diharapkan
informed IGD RSUD informed membuahkan
consent Gemolong. consent pengarahan
2. Menelaah 3. Pengarahan yang memiliki
Sumber : textbook dan dan referensi kejelasan
Inovasi instrumen mengenai target(akuntab
akreditasi lembar ilitas dan
SNARS informed nasionalisme
(Standar consent sila ke 4 ),
Nasional Bermusyawara
Akreditasi h dengan
Rumah Sakit ) atasan dengan
terkait penuh hormat
pengisian dan sopan
lembar santun
informed (nasionalisme
39
consent , ,etika publik)
pencarian di 2. Mengajukan
google. usulan
3. Melakukan kebijakan dan
konsultasi SPO sesuai
mengenai dengan
pengisian peraturan dan
lembar referensi yang
informed didapatkan, hal
consent ini
dengan menunjukkan
sejawat di RS adanya
lain integritas dan
kerja
keras(Akuntab
ilitas, Anti
korupsi)
3. Konsultasi
dengan teman
sejawat di RS
lain dengan
harapan dapat
meningkatkan
mutu dari
pelayanan di
RSUD
Dr.Soeratno
Gemolong
(Komitmen
Mutu)
40
2 Koordinasi 1. Menjelaskan 1. Pengarahan 1. Melakukan Memberikan
dengan Ka. maksud dan dan musyawarah pelayanan Melayani dengan hati
Instalasi IGD tujuan kesepakatan dengan atasan kesehatan yang
dan Ketua 2. Melakukan tentang dilakukan bermutu, mudah,
Program diskusi dan pengisian penuh hormat cepat, tepat dan
HPK RSUD tanya jawab lembar dan sopan akurat.
Dr.Soeratno 3. Membuat informed santun
Gemolong notulen consent yang (Nasionalisme,
koordinasi. benar di IGD Etika publik)
Sumber : RSUD 2. Dalam
Inovasi Dr.Soeratno berdiskusi dan
Gemolong tanya jawab ,
2. Kesepakatan saya sebagai
peran dan cpns harus
fungsi dokter menghargai
dalam (respect)terhad
pengisian ap pendapat
lembar dan masukan
informed atasan
consent (Etika Publik)
3. Notulen 3. Kegiatan
koordinasi koordinasi ini
memiliki
kejelasan target
(Akuntabilitas)
dilakukan
dengan
transparan
(Anti Korupsi)
untuk membuat
41
pelayanan yang
lebih baik dari
sebelumnya
( Komitmen
Mutu)
42
pengisian kebijakan kepada Kepala
lembar yang sudah Layanan Medis
informed final. mengingat
consent yang beliau lah yang
sudah final berhak untuk
mengesahkan
apabila ada
kebijakan
kebijakan baru
berkaitan
dengan
pelayanan
medis.
(Orientasi
Organisasi,
Etika Publik)
4. Bekerja keras
dan penuh
tanggung jawab
untuk
memperbaiki
draft yang
sudah di revisi
sehingga
menghasilkan
draft kebijakan
yang sudah
final. Dilakukan
dengan efektif
dan efisien
43
(Akuntabilitas,
Komitmen
Mutu)
44
lampiran pengisian kepada seluruh
laporan dan lembar dokter IGD,
dokumentasi informed maka
sosialisasi consent diharapkan
6. Dokumentasi akan terjadi
hasil kerja sama dan
semangat
gotongroyong
untuk
memberikan
pelayanan yang
lebih baik ke
depannya.
(Sila ke 5,
Nasionalisme,
Komitmen
Mutu)
4. Menghargai
pendapat orang
lain dalam
merumuskan
suatu kebijakan
( Sila ke 2,
Nasionalisme)
5. Pelaporan dan
dokumentasi
yang transparan
( Anti korupsi)
5 Melakukan 1. Melakukan 1. Diagnosis 1. Memeriksa Menjadi Rumah Semangat dalam bekerja
pengisian anamnesis dan dan pasien dengan Sakit pilihan di Melayani dengan hati
45
lembar pemeriksaan rencana sepenuh hati wilayah Gemolong Ramah Melayani
informed fisik, dan tata dan sikap dan sekitarnya Terpercaya
consent. penunjang laksana ramah
yang pada (Komitmen Memberikan
Sumber : dibutuhkan pasien mutu) pelayanan
Inovasi oleh pasien. 2. Keputusan 2. Melayani pasien kesehatan yang
2. Menjelaskan pasien dengan bermutu, mudah,
tindakan yang mengenai sepenuh hati cepat, tepat dan
akan dilakukan tindakan dan akurat.
kepada pasien yang akan memberikan
maupun dilakukan , edukasi tentang
keluarga baik setuju penyakit dan
pasien. ataupun tata laksananya
3. Mengisi lembar tidak setuju dengan jelas
informed 3. Lembar dan jujur
consent sesuai kesepakat ( Akuntabilitas,
SPO yang an Anti Korupsi)
ditetapkan persetujua serta
n/penolaka menghargai
n (informed manusia lain
consent) dalam hal ini
yang pasien agar
ditandatan mengerti
gani oleh tentang apa
dokter dan yang akan
pasien dilakukan
atau terhadap
keluarga dirinya ,(Nasion
pasien. alisme, Etika
Publik)
46
3. Mengisi lembar
informed
consent sesuai
dengan SPO
yang telah
ditetapkan, hal
ini menunjukkan
adanya
integritas dan
tanggung
jawab(Akuntabi
litas, Anti
Korupsi )
6 Monitoring 1. Mengumpulka 1. Terkumpulnya 1. Melakukan Memberikan Semangat dalam bekerja
dan Evaluasi n data lembar sampel lembar pengumpulan pelayanan Antusias dalam bekerja
pengisian informed informed data dengan kesehatan yang
lembar consent consent di IGD penuh kerja bermutu, mudah,
informed 2. Melakukan RSUD keras dan cepat, tepat dan
consent 2 analisis Gemolong tanggungjawab, akurat.
minggu 3. Evaluasi hasil 2. Terlaksananya serta meminta
setelahnya analisis kegiatan data pada
Sumber: analisis petugas rekam
Inovasi 3. Hasil evaluasi medis dengan
sopan santun
( anti korupsi,
etika publik)
2. Melakukan
analisis dengan
penuh
tanggung jawab
47
dan integritas
(akuntabilitas)
3. Membuat
laporan hasil
evaluasi yang
transparan,
efisien dan
efektif (anti
korupsi,
komitmen
mutu)
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Melakukan Lembar instrumen
observasi dan akreditasi rumah
1 mengumpulkan sakit berdasarkan
referensi pengisian SNARS Edisi 1
lembar informed tahun 2018.
48
consent Contoh SOP lembar
informed consent
dari RS lain.
Koordinasi dengan Foto ,video.
Ka. Instalasi IGD Lembar
dan Ketua kesepakatan.
2
Program HPK
RSUD Dr.Soeratno
Gemolong
Pengusulan draft Draft kebijakan final,
kebijakan, foto.
panduan, SPO
terkait pegisian
3
lembar informed
consent di IGD
RSUD Dr.Soeratno
Gemolong
Sosialisasi dengan Materi sosialisasi,
dokter IGD undangan
4
sosialisasi, foto,
video, daftar hadir.
Pelaksanaan Foto, lembar
5 pengisian lembar informed consent
informed consent yang sudah di isi.
Monitoring dan Lembar analisis dan
Evaluasi pengisian evaluasi pengisian
6 lembar informed lembar informed
consent 2 minggu consent.
setelahnya
49
: Minggu pelaksanaan kegiatan
50
4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu cara untuk
mewujudkan nilai-nilai dasar profesi PNS yang diperoleh oleh penulis
selama kegiatan Latsar CPNS Golongan III angkatan LXXXVIII dalam
menjalankan aktualisasi dan habituasi guna mewujudkan mutu
pelayanan di RSUD Dr.Soeratno Gemolong. Kegiatan aktualisasi dan
habituasi dilakukan selama 30 hari kerja yaitu mulai 18 April 2019 – 23
Agustus 2019. Dalam aktualisasi ini terdapat 6 kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan observasi dan mengumpulkan referensi pengisian
lembar informed consent
2. Koordinasi dengan Ka. Instalasi IGD dan Ketua Program HPK
RSUD Dr.Soeratno Gemolong
3. Pengusulan draft kebijakan, panduan, SPO terkait pegisian
lembar informed consent di IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong
4. Sosialisasi dengan dokter IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong
5. Pelaksanaan pengisian lembar informed consent
6. Monitoring dan Evaluasi pengisian lembar informed consent 2
minggu setelahnya
52
DAFTAR PUSTAKA
53
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Whole of Goverment. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
55