Anda di halaman 1dari 63

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,

PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI PENGISIAN LEMBAR INFORMED


CONSENT DI IGD RSUD DR.SOERATNO GEMOLONG

Disusun oleh :

Nama : dr. Aisyah Ummu Fahma


NIP : 19921227 201903 2 011
Golongan/Angkatan : III/ LXXXVIII
No. Presensi : 16
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soeratno Gemolong
Mentor : dr. Agus Trijono , M.Kes.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

ANGKATAN LXXXVIII BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA

DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI


DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL
NEGARA (ASN)

Judul : Optimalisasi Pengisian lembar


informed consent di IGD RSUD
Dr.Soeratno Gemolong

Disusun oleh
Nama : dr. AisyahUmmu Fahma
NIP : 19921227 201903 2 011

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari, Tanggal : Selasa, 16 Juli 2019
Tempat : D’Madinah Residence Syariah, Laweyan, Solo

Surakarta, 16 Juli 2019

Mengetahui,

Coach, Mentor,

Sodikin, S.S, M.Si. Dr. Agus Trijono, M.Kes


Widyaiswara Ahli Muda Pembina
NIP. 19680324190831002 NIP. 197008022005011011

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,


PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul :Optimalisasi Pengisian lembar informed


consent di IGD RSUD Dr.Soeratno
Gemolong.
Nama :dr. Aisyah Ummu Fahma
NIP :19921227 201903 2 011
Unit Kerja :Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeratno
Gemolong

Telah diseminarkan :
Di : D’Madinah Residence Syariah,
Laweyan, Solo
Hari, Tanggal : Selasa, 16 Juli 2019

Peserta Pelatihan Dasar

dr. Aisyah Ummu Fahma


NIP. 19922712 201903 2 011

Coach, Mentor,

Sodikin, S.S, M.Si. Dr. Agus Trijono, M.Kes


Widyaiswara Ahli Muda Pembina
NIP. 19680324190831002 NIP. 197008022005011011

iii
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis


panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Optimalisasi
Pengisian lembar informed consent di IGD RSUD Dr.Soeratno
Gemolong” dengan baik. Rancangan kegiatan aktualisasi dan
habituasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara atau selanjutnya
disebut ASN ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ASN di
RSUD Dr. Soeratno Gemolong dengan sikap perilaku ASN dan nilai
dasar ASN yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan dari benyak pihak. Penulis dengan rendah
hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala BPSDMD Jawa Tengah beserta jajarannya yang
telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III.
2. Pemerintah Kabupaten Sragen
3. Sodikin, S.S, M.Si., selaku coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini.
4. dr. Agus Trijono, M.Kes., selaku mentor atas semua arahan,
motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama
perancangan program aktualisasi.
5. Keluarga besar RSUD Dr. Soeratno Gemolong Kabupaten
Sragen atas dukungan dan kerjasamanya.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan
dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan
memfasilitasi kegiatan Pelatihan Dasar

iv
8. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan LXXXVIII
tahun 2019.

Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini belum


sempurna. Penulis berharap adanya masukan yang membangun
dari berbagai pihak guna membuat rancangan laporan ini menjadi
lebih baik. Sehingga, rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan dasar
dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-
nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Surakarta,15 Juli 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................................vi


DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah ........................................ 3
1.3 Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan ........................................... 7
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 8
1.5 Tujuan Kegiatan ............................................................................ 8
1.6 Manfaat Kegiatan ......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 10
2.1. Sikap Perilaku Bela Negara ........................................................... 10
2.2. Nilai Dasar PNS ............................................................................. 14
2.3. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ....................................... 21
2.4 Pengertian informed consent .......................................................... 26
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
PESERTA ................................................................................................ 29
3.1 Identitas Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeratno
Gemolong Kabupaten Sragen
.........................................................................................................
..............................29
3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Peserta Diklat ..................................... 36
3.3 Role Model .................................................................................. 36
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI .................................. 38
4.1 Daftar Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan Keterikatan dengan
Nilai ANEKA .......................................................................................... 38
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisas .................................................. 48
4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ............................. 51
BAB V PENUTUP .................................................................................... 52
5.1 Simpulan ..................................................................................... 52

vi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 55

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu................................................................................3


Tabel 1.2 Analsis Isu Strategis......................................................................6
Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan..................................................7
Tabel 3.1 Perincian Jumlah Tempat Tidur Menurut Kelas Perawatan.........30
Tabel 4.1 Daftar Kegiatan Rancangan Aktualisasi.......................................37
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi..................................................44
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala..............................46

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi RSUD Dr.Soeratno Gemolong.................... 33

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut UU No. 5 tahun 2014 adalah


Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat sebagai pegawai
tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki nomor
induk pegawai secara nasional. PNS memiliki peranan penting dalam
mewujudkan tujuan negara dan pelaksanaan cita-cita bangsa
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Sehingga perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu melaksanakan kebijakan
publik, menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat dan pemersatu bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri


Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sejumlah keputusan strategis
dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. . Oleh
karena itu penting agar PNS memiliki profesionalisme dan kompetensi
yang memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan
penuh tanggung jawab. Tidak terkecuali bagi para PNS di lingkungan
RSUD Dr.Soeratno Gemolong. Untuk dapat membentuk sosok PNS
profesional seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur pelatihan.

1
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tiga fungsi penting , yaitu
sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan
pemersatu bangsa. ASN juga memiliki peran penting dalam rangka
menciptakan masyarakat yang madani yang taat hukum , berperadaban
modern, demokratis, adil, makmur , dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.ASN menjalankan
fungsi dan perannya tersebut diikat oleh asas, prinsip, nilai dasar, serta
kode etik dan kode perilaku yang tertuang dalam UU Nomor 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Maka dari itu pelaksanaan pelatihan dasar
CPNS, diharapkan mengahasilkan ASN yang memiliki nilai-nilai dasar
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA), serta mampu menjalankan tiga fungsinya ( UU
Nomor 5, 2014).

Dalam Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


pada Pasal 1 disebutkan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelengarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Pada pelaksanaannya pasien memiliki hak-hak yaitu
antara lain mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko, dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. Pasien juga dapat
memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. Menurut Pasal
37 UU No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit , setiap tindakan
kedokteran yang dilakukan di Rumah Sakit harus mendapatkan
persetujuan pasien atau keluarganya. Pengecualian dilakukan pada
pasien tidak cakap atau pada keadaan darurat.
Menurut instrumen penilaian akreditasi Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 tahun 2018 , pada Bab Hak Pasien dan
Keluarga (HPK) 5.1 , disebutkan bahwa Rumah Sakit menetapkan

2
regulasi pelaksanaan persetujuan khusus (informed consent) oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan dapat dibantu oleh staf yang
terlatih dengan bahasa yang dapat dimengerti sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan observasi dan konsultasi dengan mentor, maka di
dapatkan identifikasi isu sebagai berikut : (1) Belum maksimalnya
pelaksanaan triase di IGD RSUD Gemolong, (2) Belum terlaksananya
pengisian lembar informed consent di IGD RSUD Dr. Soeratno
Gemolong, (3) Waktu transfer pasien IGD ke Bangsal lebih dari 6 jam, (4)
Belum terlaksananya clinical pathway di IGD RSUD Gemolong , (5)
Kurangnya pengetahuan mengenai kriteria gawat darurat pada
Masyarakat Kecamatan Gemolong dan sekitarnya.

1.2 Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah


Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifiasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di
RSUD Dr.Soeratno Gemolong. Isu – isu yang menjadi dasar rancangan
aktualisasi ini bersumber dari aspek : (1) Whole of Government, (2)
Pelayanan Publik dan (3) Manajemen ASN. Kegiatan –kegiatan yang
dilakukan berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP), Inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui mentor dan
coach.
Adapun daftar isu yang diperoleh dengan Agenda ke Tiga Pelatihan
Dasar CPNS penulis yang dirumuskan bersama dengan pihak mentor
dapat ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No Identifikasi Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Isu diharapkan
1 Belum Pelayanan Bed(tempat Pelaksanaan triase
maksimaln Publik pemeriksaan bisa optimal, pasien
ya pasien) untuk dikelompokkan
pelaksana pelaksanaan triase berdasarkan kondisi
an triase sudah tersedia, kegawatdaruratann
di igd namun ya

3
RSUD pengelompokan
Gemolong berdasarkan level
kegawatdaruratnny
a belum
terlaksana.
2 Belum Manajeme Informed consent Setelah dilakukan
terlaksana n ASN secara verbal inform consent
nya sudah dilakukan, secara verbal maka
pengisian namun lembar lembar pengisian
lembar pengisian informed informed consent
informed consent belum harus diisi dan
consent terlaksana ditanda tangani oleh
kepada dokter
pasien penanggungjawab,
dan saksi dan pihak
keluarga pasien/keluarga
pasien di pasien.
RSUD
Gemolong
3 Waktu Pelayanan Waktu transfer Waktu transfer
transfer Publik pasien dari IGD ke pasien kurang dari
pasien Bangsal Rawat 6 jam.
dari IGD Inap terkadang
ke melebihi waktu
Bangsal maksimal yang
Rawat ditetapkan yaitu 6
Inap yang jam
melebihi 6
jam di
RSUD
Gemolong
4 Belum Manajeme Belum berjalannya Sudah
terdapatny n ASN pengisian clinical dilaksanakannya
a clinical pathway di RSUD pengisian clinical
pathway di Gemolong pathway di IGD
RSUD RSUD Gemolong
Gemolong
5 Whole of Banyak Masyarakat sudah
Kurangny Governme masyarakat teredukasi dengan
a nt Kecamatan baik tentang kasus
pengetahu Gemolong dan kasus yang
an sekitarnya yang termasuk kriteria
mengenai tidak tahu kriteria gawat darurat.
kriteria kasus gawat
gawat darurat
darurat
pada
masayara

4
kat di
kecamata
n
Gemolong
dan
sekitarnya

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah


dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk
menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat
dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan
dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa:
A. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Kelayakan) APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup
orang banyak. Sedangkan
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis,
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.

B. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)


Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.

1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,


mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap

5
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah
masalah tersebut berkembang sedemikian rupa
sehingga sulit dicegah.
Tabel 1.2 Analsis Isu Strategis
Kriteria A Kriteria B
Prinsip Identifikasi
A P K L Ket U S G ∑ Peringkat
ASN Isu
Pelaya Kurang + + + + MS 4 4 5 13
nan optimalnya
Publik pelaksana
2
an triase di
igd RSUD
Gemolong
Manaj Belum + + + + MS 5 5 5 15
emen terlaksana
ASN nya
pengisian
lembar 1
informed
consent di
RSUD
Gemolong
Manaj Kurangnya + + + - TM
emen pengetahu S
ASN an
mengenai
kriteria
gawat
darurat
Pelaya Waktu + + + + MS 3 4 4 11
nan transfer
Publik pasien dari
IGD ke
Bangsal
Rawat 3
Inap yang
melebihi 6
jam di
RSUD
Gemolong
Manaj Belum + + + - TM
emen terdapatny S
ASN a clinical

6
pathway di
RSUD
Gemolong

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel , ditemukan dua


isu utama yang memenuhi syarat , yaitu sebagai berikut :

1. Kurang optimalnya pelaksanaan triase di IGD RSUD Gemolong.


2. Belum terlaksananya pengisian lembar informed consent di IGD
RSUD Gemolong.
3. Waktu transfer pasien dari IGD ke Bangsal Rawat Inap lebih dari 6
jam.

Dari kedua isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling


prioritas yakni “belum terlaksananya pengisian lembar informed
consent di IGD RSUD Gemolong” dengan perolehan skor USG 15.

1.3 Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode
USG akan memiliki dampak jika tidak diselesaikan. Dampak dan isu
yang tidak dilaksanakan pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan

Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak


1 Manajemen ASN Belum Belum
terlaksananya terpenuhinya hak
pengisian lembar pasien dan
informed consent keluarga pasien
di IGD RSUD dalam
Gemolong mendapatkan
edukasi dan
persetujuan
mengenai
tindakan tata

7
laksana yang
akan diberikan.
Menurunkan
angka penilaian
dalam akreditasi
RS.

1.4 Rumusan Masalah


Masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut “ Kegiatan
apa yang akan dilakukan sehingga pengisian lembar informed
consent di IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong dapat terlaksana ?”

1.5 Tujuan Kegiatan


Tujuan dari kegiatan dalam rancangan aktualisasi ini adalah
untuk mengoptimalkan peran dokter dalam pengisian lembar
informed consent di IGD RSUD Dr. Soeratno Gemolong.
Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ini merupakan cara untuk
internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS sehingga
mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional,
akuntabel, sinergis, transparan dan inovatif sebagai pelaksanan
kebijakan publik, pelayan publik, dan agen perekat dan
pemersatu bangsa.

1.6 Manfaat Kegiatan


Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar
ANEKA( Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Pubik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

8
2. Bagi Satuan Kerja
Membantu mengoptimalkan peran dokter dalam pengisian
lembar informed consent di IGD RSUD Dr.Soeratno
Gemolong sehingga akan meningkatkan angka penilaian
dalam akreditasi RS.
3. Bagi Pihak Lain
Pasien dan Masyarakat akan mendapatkan penjelasan
terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya atau
keluarganya dan dapat memberikan persetujuan atau
penolakan atas tindakan tersebut.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sikap Perilaku Bela Negara

Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk
menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani
dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan mental,
dan tata upacara sipil dan keprotokolan.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak
pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam
bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep
wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme
untukmenjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan
saling tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi

10
dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing, saling
menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati
peraturan perundang-undangan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa
dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama.
Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara
Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat
dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa
dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial,
ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua
lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi
bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan
sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah
konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah
air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme
dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung
jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap
tanah air kita.

11
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan
pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu
semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan
menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh
luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi
juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila
adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan
nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa
para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi

12
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-
masing. Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam
mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling,
membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia
sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal
kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang
merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia
sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda,
cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus
mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan
tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional
maupun internasional.

2. Kesiapsiagaan Bela Negara


Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara.
Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga masyarakat tentu
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu
sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari
hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di alamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Setidaknya unsur Bela
Negara antara lain :

13
a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman
sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan).
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).

2.2. Nilai Dasar PNS


Pegawai ASN sebagai agen pemerintah harus memiliki nilai-nilai dasar
yang terinternalisasi dalam profesinya. Nilai-nilai tersebut antara lain
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi yang disingkat dengan kata ANEKA. Nilai-nilai Dasar tenaga
Aparatur Sipil Negara telah dimuat dalam UU Nomor 5 tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan
Pegawai ASN yang dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan sebagai pelaksana kebijakan, dan tugas untuk mempererat
persatuan.
1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai


(LAN RI, 2017). Tujuan utama akuntabilitas bagi PNS adalah untuk
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Nilai-nilai akuntabilitas dibagi menjadi 9, yaitu kepeminpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab (Responsibilitas), keadilan,
kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, konsisten.

14
Jenis-jenis Akuntabilitas

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang


pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang
lebih tinggi.

2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang


pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

c. Tingkatan Akuntabilitas

Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :

a. Akuntabilitas Personal

b. Akuntabilitas Individu

c. Akuntabilitas Kelompok

d. Akuntabilitas Organisasi

e. Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme

Nasionalisme diartikan sebagai pandangan tentang rasa cinta yang


wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa
lain. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai- nilai pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan
persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri.

Pentingnya peran PNS sebagai salah satu pemersatu bangsa,


secara implisit disebutkan dalam UU No. 5 tahun 2014 terkait asas,
prinsip, nilai dasar, dan kode etik dan kode perilaku, dimana dalam pasal

15
2 ayat 1 disebutkan bahwa asas-asas dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN ada 13, salah satunya adalah asas persatuan
dan kesatuan. Hal ini berarti seorang ASN dalam menjalankan tugasnya
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa. ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berpegang
pada prinsip adil dan netral. Netral dalam artian tidak memihak salah satu
kelompok/golongan. Sedangkan adil berarti ASN dalam melaksanakan
tugasnya tidak boleh diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya, ASN
akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di
lingkungan kerjanya.

3. Etika Pubik
Etika lebih diapahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dialakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar.
Pada prinsipnya ada tiga dimensi etika publik yaitu dimensi kualitas
pelayanan publik, dimensi modalitas, dan dimensi tindakan integritas
publik. Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip
moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
Dengan adanya prinsip moral tersebut diharapkan ASN mampu
mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam
pelayanan publik. Dimensi modalitas dalam etika publik dicerminkan oleh
unsur-unsur akuntabilitas, transparansi, dan netralitas. Sedangkan
dimensi tindakan integritas publik memiliki makna kualitas dari pejabat
publik yang sesuai dengan nilai, standar, aturan moral yang diterima
masyarakat.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :

16
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

Seorang pelayan publik yang profesional membutuhkan tidak


hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.
Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan diskriminatif terhadap masyarakat tertentu. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain. Nilai-nilai dasar etika
publik yang harus diinternalisasi dan diaktualisasikan oleh ASN.
4. Komitmen Mutu

17
Komitmen mutu adalah kebulatan tekad, tanggung jawab yang
terdiri dari kegiatan perbaikan ( efektifitas, efisiensi, inovasi ) berkelanjutan
yang melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang
terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada setiap level
oranisasi. Dengan afektivitas, efisiensi, dan inovasi akan dicapai hasil
kerja yang memenuhi standar mutu yang diharapkan. Efektivitas: dapat
diartikan dengan berhasil guna, dapat menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber
daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa
banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Inovasi dapat muncul karena ada
dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa
juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan
hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap
individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

Dalam kaitannya dengan fungsi ASN, penyelenggaraan pemerintah


layanan publik yang berorientasi mutu adalah pelayanan yang diarahkan
untuk meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik
menyangkut layanan yang merujuk pada producer view maupun costumer
view. Zeithmalh, dkk (dalam LAN RI, 2015) menyatakan bahwa terdapat
sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan yaitu: 1)

18
tangible(nyata/berwujud); 2) reliability (kehandalan); 3) responsiveness
(cepat tanggap); 4) competence (kompetensi); 5) access (kemudahan); 6)
courtesy (keramahan); 7) communication (komunikasi); 8) credibility
(kepercayaan); 9) security (keamanan); dan 10) understanding the
customer ( pemahaman pelanggan).
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani corruptio yang artinya
perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, melanggar norma agama, material, mental,
dan umum (LAN,2015). Oleh karena itu, anti korupsi adalah pemikiran
sikap dan upaya untuk memberantas korupsi. Korupsi berasal dari bahasa
latin “corruption” (Fockema Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster
Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption”
berasal dari kata“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt”
(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Korupsi
menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. menurut UU No. 31/1999, No. UU No. 20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang yaitu
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,

19
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.

Nilai-Nilai Anti Korupsi


Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak
curang.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan

e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah
baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai
dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.
h. Keberanian

20
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk
berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan,
berani bertanggungjawab dan lain sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.

2.3. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka adanya


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegang peranan
besar dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan, maka PNS
memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya
system pemerintahan serta pelayanan lembaga Negara kepada
masyarakat.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, berperan, dan bertugas untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya tersebut, harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi
pada kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara

21
dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
memenuhi kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
memberikan pelayanan secara professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN
senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
pribadi/golongan. Dalam Undang-undang ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
adalah asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan Kedudukan Aparatur Sipil Negara dalam NKRI yaitu:
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS


dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

22
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme
(LAN RI, 2016). Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan
jaman. Sesuai dengan pengertian manajemen ASN, Peran ASN sebagai
aparatur pemerintah adalah sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas

23
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel,
dan berkeadilan.

Fundamen Pelayanan Publik:


a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan


Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundangundangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.

24
Seorang ASN terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kesadaran seluruh anggota
ASN untuk memberikan kontribusi terhadap upaya perbaikan kualitas
Pelayanan publik di Indonesia akan memberikan implikasi strategis jangka
panjang untuk mengubah
kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik.Pelayanan publik
yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk
merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
partisipatif, transparansi, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah,
efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, berkeadilan.

3. Whole of Government (WoG)


Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik (LAN
RI, 2016). WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold &
lain-lain, 2004). Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan
agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,

25
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa

2.4 Pengertian informed consent


Informed consent atau persetujuan medik adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien sesuai dengan pasal 1 (a) Permenkes RI Nomor
585/MEN.KES/PER/X/1989 Di mana pasal 1 (a) menyatakan bahwa persetujuan
tindakan medik (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut. Informed consent mencakup peraturan yang
mengatur perilaku dokter dalam berinteraksi dengan pasien. Interaksi tersebut
melahirkan suatu hubungan yang disebut hubungan dokter-pasien.

Informed consent secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu informed dan
consent. Informed berarti telah mendapat penjelasan atau informasi; sedangkan
consent berarti memberi persetujuan atau mengizinkan. Dengan demikian
informed consent berarti suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat
informasi atau dapat juga dikatakan informed consent adalah pernyataan setuju
dari pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan
informasi dari dokter dan sudah dimengerti olehnya

Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004


Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008. Maka
Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Menurut Lampiran SKB IDI No. 319/P/BA./88 dan Permenkes no
585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis Pasal 4 ayat 2
menyebutkan dalam memberikan informasi kepada pasien / keluarganya,
kehadiran seorang perawat / paramedik lainnya sebagai saksi adalah penting.

26
Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga terdekatnya tersebut,
tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter melakukan kelalaian.
Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien 2 atau keluarga
terdekatnya, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan
berdasarkan KUHP Pasal 351. Informed consent ialah persetujuan bebas yang
diberikan oleh pasien terhadap suatu tindakan medis, setelah ia memperoleh
semua informasi yang penting mengenai sifat serta konsekuensi tindakan tersebut.
Informed consent dibuat berdasarkan prinsip autonomi, beneficentia dan
nonmaleficentia, yang berakar pada martabat manusia di mana otonomi dan
integritas pribadi pasien dilindungi dan dihormati. Jika pasien tidak kompeten,
maka persetujuan diberikan oleh keluarga atau wali sah. Jika keluarga/wali hadir
tetapi tidak kompeten juga, maka tenaga medis harus memutuskan sendiri untuk
melakukan tindakan medis tertentu sesuai keadaan pasien. Informed consent
terutama dibutuhkan dalam kasus-kasus luar biasa (exraordinary means). Namun
untuk pasien kritis atau darurat yang harus segera diambil tindakan medis untuk
menyelamatkannya, proxy consent tidak dibutuhkan.

Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan


kedokteran dilaksanakan adalah: 1. Diagnosa yang telah ditegakkan. 2. Sifat dan
luasnya tindakan yang akan dilakukan. 3. Manfaat dan urgensinya dilakukan
tindakan tersebut. 4. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada
tindakan kedokteran tersebut. 5. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan
tersebut dan adakah alternatif cara pengobatan yang lain. 6. Kadangkala biaya
yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut. Suatu persetujuan dianggap sah
apabila: (1)Pasien telah diberi penjelasan/ informasi (2) Pasien atau yang sah
mewakilinya dalam keadaan cakap (kompeten) untuk memberikan
keputusan/persetujuan (3) Persetujuan harus diberikan secara sukarela. B. Dasar
Hukum Informed Consent Persetujuan tindakann kedokteran telah diatur dalam
pasal 45 Undang-Undang No.29 tahun 2004tentang praktek kedokteran.
Sebagaimana dinyatakan setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
akan dilakukan oleh dokter terhadap 3 pasien harus mendapat persetujuan.
Persetujuan sebagaimana dimaksud diberikan setelah pasien mendapat penjelasan
secara lengakap,sekurang-kurangnya mencakup : diagnosis dan tata cara tindakan

27
medis,tujuan tindakan medis dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya,
resiko dan kolplikasi yang munkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan. Persetujuan tersebut dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.
Desebutkan didalamnya bahwa setiap tindakan kedokteran yang mengandung
resiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh
yang berhak memberikan pesetujuan.

28
BAB III

PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI


PESERTA

3.1 Identitas Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeratno


Gemolong Kabupaten Sragen

 Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno


Gemolong Kabupaten Sragen
 Alamat Rumah Sakit : Jl. Dr. Soetomo No. 792 Gemolong, Sragen
57274
 Telepon : 0271 – 6811839/6812494 Fax : 0271-
6811439
 Email : rsudgemolong@yahoo.com
 Jumlah Tempat Tidur : 156 TT
 Kelas Rumah Sakit :C
 Penetapan RS : Kepmenkes No : HK.03.05/I/1889/II Tanggal 15
Juli 2011
 Kode Rumah Sakit : 3314089
 Pemilik : Pemerintah Kabupaten Sragen
 Luas Area : 11.525,87 M2
 Luas Bangunan : 5.535,20 M2
 Nama Direktur : dr. Agus Trijono, M.Kes
 Tahun Berdiri : 2010
 Ijin Pendirian : Keputusan Bupati Sragen
Nomor : 445/109.1/002/2010 Tanggal 09 Juni
2010
 Ijin Penyelenggaraan : Keputusan Bupati Sragen
Nomor : 445/1984/29/2011 Tanggal 08 September
2011

29
 Sertifikat Akreditasi : Komisi Akreditasi Rumah Sakit
( 5 Pelayanan ) Nomor : KARS-SERT / 457 / III / 2012
Tanggal : 6 Maret 2012
 Status Akreditasi : Lulus Tingkat Dasar

VISI
Visi rumah sakit adalah menjadi rumah sakit pilihan di wilayah Gemolong
dan sekitarnya.

MISI
Misi rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
mudah, cepat, tepat dan akurat.

FILOSOFI
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong merupakan Rumah
Sakit Umum Daerah berorientasi sosial dengan tetap memberikan
pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas, dan memuaskan
kepada Pasien/Pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh
pegawai.

TUJUAN
1. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan:
a. Meningkatnya kualitas manajemen rumah sakit.
Sasaran :
1) Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran;
2) Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana
aparatur;
3) Meningkatnya disiplin aparatur;
4) Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur;
5) Meningkatnya kualitas laporan yang disusun.
b. Meningkatnya cakupan, jenis dan kualitas layanan rumah sakit.

30
Sasaran :
1) Meningkatnya standar rumah sakit;
2) Meningkatnya kuantitas dan kualitas obat dan perbekalan
kesehatan;
3) Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit;
4) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
rumah sakit.

MOTTO
Motto adalah “MELAYANI DENGAN HATI”

BUDAYA KERJA
Budaya Kerja Pelayanan kepada masyarakat dengan “SMART”
a. S : Semangat untuk melayani.
b. M : Melayani dengan hati.
c. A : Antusias dalam bekerja.
d. R : Ramah melayani
e. T : Terpercaya

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong mempunyai banyak


jenis pelayanan :
1. Rawat Darurat ( IGD ) 24 Jam
2. Poliklinik Umum
3. Poliklinik Gigi
4. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
5. Poliklinik Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan (Obsgyn)
6. Poliklinik Spesialis Anak
7. Poliklinik Spesialis Bedah
8. Poliklinik Fisioterapi
9. Poliklinik Penyakit Paru
10. Laboratorium Patoligi Anatomi
11. Laboratorium

31
12. Radiologi
13. Apotik
14. Rawat inap
15. Operasi
16. Konsultasi gizi
17. Konsultasi TBC/Pojok DOT Asi
18. Imunisasi Bayi/Calon Pengantin
19. Kir/tes Kesehatan

PENGUNJUNG /PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.


SOERATNO GEMOLONG
- Masyarakat Umum
- BPJS Kesehatan
- Jamkesda & Saraswati
- Peserta Asuransi Bumiputera muda 1967

Pelayanan Rawat Inap yang diselenggarakan didukung dengan sarana


gedung yang representative dengan lingkungan alam yang kondusif
membantu proses penyembuhan. Jumlah tempat tidur yang dimiliki RSUD
dr. Soeratno Gemolong Kabupaten Sragen 109 tempat tidur sesuai
dengan standar Rumah Sakit Kelas D. Perincian jumlah tempat tidur
menurut kelas perawatan dapat disebutkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Perincian Jumlah Tempat Tidur Menurut Kelas Perawatan


Bangsal Kelas Kapasitas Bed Fasilitas
VIP 1 kamar - 1 bed AC, lemari pakaian, kamar mandi
Rawat 4 TT dalam, kursi, ekra bed
Inap Kelas 1 1 kamar - 2 bed Kipas angin, lemari pakaian,
4 TT kamar mandi dalam
Kelas 2 1 kamar - 4 bed Kipas angin, lemari pakaian,
13 TT kamar mandi dalam
Kelas 3 1 kamar - 6 bed Kipas angin, lemari pakaian,
80 TT kamar mandi dalam
Isolasi 2 TT 1 kamar – 1 bed Kipas angin, lemari pakaian,

32
kamar mandi dalam
HCU 6 TT 1 Kamar – 2 bed AC, Pasien Monitor, Infuse
pump, syringe pump, bed HCU,
Oksigen

SUMBER DAYA MANUSIA


Jumlah karyawan RSUD dr. Soeratno Gemolong yang ada saat ini
sejumlah 144 orang terdiri dari 92 orang Pegawai Negeri Sipil ( PNS ), 52
orang Pegawai Non PNS. Sumber daya manusia menurut jenis tenaga
sebagaimana.

SARANA PELAYANAN
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong telah
berupaya untuk melengkapi diri dengan berbagai peralatan medis, yang
sesuai dengan perkermbangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi
kedokteran. Semua upaya tersebut diarahkan pada peningkatan kualitas
dan kemampuan pelayanan. Modernisasi peralatan mencakup pada
kinerja pelayanan rawat inap, rawat jalan dan penunjang ( laboratorium,
radiology ).

KERJASAMA
Pada saat ini Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong
Kabupaten Sragen telah menjalin kerjasama dengan beberapa instansi
lain baik negeri maupun swasta dalam hal pemberian pelayanan
kesehatan maupun pendidikan, yaitu :
1. BPJS Kesehatan Cabang Utama Surakarta
2. PMI Kabupaten Sragen
3. PMI Kota Solo
4. Poltekkes
5. STIKES
6. AKPER
7. AKBID
8. APIKES

33
9. RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
10. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar

34
STRUKTUR ORGANISASI

Direktur

Kelompok SPI SMF Komite Medis Komite Tata Usaha


Jabatan Keperawatan
Fungsional

Seksi Pelayanan Seksi


Keperawatan

Instalasi Instalasi Farmasi Instalasi Gawat Instalasi Instalasi Instalasi Rawat Instalasi Rawat ICU IBS
Laborat Darurat Radiologi Gizi Jalan Inap

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

35
3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Peserta Diklat

Sesuai dengan surat keterangan uraian tugas dari RSUD dr. Soeratno
Gemolong Kabupaten Sragen, adapun tugas yang dilaksanakan sebagai
dokter ahli pertama adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pemeriksaan, diagnosa, pengobatan dan tindakan medik
dasar umum.
2. Melaksanakan pemeriksaan, diagnosis, pengobatan dan tindakan
medik dasar khusus.
3. Menerima konsultasi dari pasien.
4. Mengadakan dan menerima konsultasi dengan / dari tenaga kesehatan
lainnya.
5. Melakukan tindakan darurat medik umum pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K).
6. Melaksanakan pelayanan di instalasi Gawat Darurat.
7. Mengadakan atau menerima rujukan medik.
8. Melakukan visite pada pasien rawat inap.
9. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan pada pasien
10. Menggantikan dokter spesialis di poli jika tidak hadir / berhalangan.
11. Memegang teguh rahasia jabatan.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

3.3 Role Model

Role mode adalah panutan, teladan yang patut untuk ditiru atau baik untuk
dicontoh. Penulis menjadikan role mode yaitu Prof.dr.Nila Djuwita
F.Moeloek, Sp.M. Beliau adalah seorang dokter spesialis mata di RSCM
dan juga menjabat sebagi Menteri Kesehatan di Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Banyak prestasi yang beliau sudah dapatkan antara lain mendapat
penghargaan Best Writer of Indonesia Medical Journal tahun 1984,
Menjadi Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millennium
Development Goals tahun 2009-2014, menjabat sebagai Ketua Umum

36
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode 20112016, dan menerima
penghargaan Health Awareness Ambassador Program in Hajj Season
1438 H for Indonesia Hajj Medical Mission 2017. Semangatnya dalam
memperjuangkan kesehatan di Indonesia dalam usia yang sudah tidak
muda lagi menjadi semangat untuk penulis agar juga dapat berkontribusi
untuk Negara.

37
BAB IV

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 Daftar Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan Keterikatan


dengan Nilai ANEKA

Unit Kerja : RSUD Dr Soeratno Gemolong


Isu yang diangkat : Belum terlaksananya pengisian lembar informed
consent di IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong.
Judul : Optimalisasi pengisian lembar informed consent di
IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong.
Gagasan penyelesaian isu :
1. Melakukan observasi dan mengumpulkan referensi mengenai pengisian
lembar informed consent.

2. Koordinasi dengan Ka. Instalasi IGD dan Ketua Program HPK RSUD
Dr.Soeratno Gemolong

3. Pengusulan draft kebijakan, panduan, SPO terkait pegisian lembar


informed consent di IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong

4. Melakukan sosialisasi dengan dokter IGD RSUD Dr.Soeratno


Gemolong mengenai pegisian lembar informed consent.

5. Pelaksanaan pengisian lembar informed consent sesuai dengan SPO


yang telah disepakati.

6. Monitoring dan Evaluasi pengisian lembar informed consent

38
Tabel 4.1 Daftar Kegiatan Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan Substansi Mata Visi dan Misi RSUD
Pelatihan (ANEKA) Gemolong
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Berkonsultasi 1. Pengarahan 1. Koordinasi Memberikan Semangat dalam bekerja
observasi dengan mengenai dan pelayanan Melayani dengan hati
dan mentor lembar bermusyawara kesehatan yang
mengumpu mengenai informed h mengenai bermutu, mudah,
lkan pengisian consent kebijakan SPO cepat, tepat dan
referensi lembar 2. Referensi informed akurat.
pengisian informed mengenai consent dan
lembar consent di lembar diharapkan
informed IGD RSUD informed membuahkan
consent Gemolong. consent pengarahan
2. Menelaah 3. Pengarahan yang memiliki
Sumber : textbook dan dan referensi kejelasan
Inovasi instrumen mengenai target(akuntab
akreditasi lembar ilitas dan
SNARS informed nasionalisme
(Standar consent sila ke 4 ),
Nasional Bermusyawara
Akreditasi h dengan
Rumah Sakit ) atasan dengan
terkait penuh hormat
pengisian dan sopan
lembar santun
informed (nasionalisme

39
consent , ,etika publik)
pencarian di 2. Mengajukan
google. usulan
3. Melakukan kebijakan dan
konsultasi SPO sesuai
mengenai dengan
pengisian peraturan dan
lembar referensi yang
informed didapatkan, hal
consent ini
dengan menunjukkan
sejawat di RS adanya
lain integritas dan
kerja
keras(Akuntab
ilitas, Anti
korupsi)
3. Konsultasi
dengan teman
sejawat di RS
lain dengan
harapan dapat
meningkatkan
mutu dari
pelayanan di
RSUD
Dr.Soeratno
Gemolong
(Komitmen
Mutu)

40
2 Koordinasi 1. Menjelaskan 1. Pengarahan 1. Melakukan Memberikan
dengan Ka. maksud dan dan musyawarah pelayanan Melayani dengan hati
Instalasi IGD tujuan kesepakatan dengan atasan kesehatan yang
dan Ketua 2. Melakukan tentang dilakukan bermutu, mudah,
Program diskusi dan pengisian penuh hormat cepat, tepat dan
HPK RSUD tanya jawab lembar dan sopan akurat.
Dr.Soeratno 3. Membuat informed santun
Gemolong notulen consent yang (Nasionalisme,
koordinasi. benar di IGD Etika publik)
Sumber : RSUD 2. Dalam
Inovasi Dr.Soeratno berdiskusi dan
Gemolong tanya jawab ,
2. Kesepakatan saya sebagai
peran dan cpns harus
fungsi dokter menghargai
dalam (respect)terhad
pengisian ap pendapat
lembar dan masukan
informed atasan
consent (Etika Publik)
3. Notulen 3. Kegiatan
koordinasi koordinasi ini
memiliki
kejelasan target
(Akuntabilitas)
dilakukan
dengan
transparan
(Anti Korupsi)
untuk membuat

41
pelayanan yang
lebih baik dari
sebelumnya
( Komitmen
Mutu)

3 Membuat 1. Konsultasi 1. Arahan dari 1. Bermusyawarah Memberikan Semangat dalam bekerja


usulan dengan mentor mentor dengan atasan pelayanan Antusias dalam bekerja
kebijakan, 2. Penyusunan 2. Draft dengan penuh kesehatan yang
panduan, draft kebijakan, kebijakan, hormat bermutu, mudah,
SPO terkait panduan,SPO panduan, dan (nasionalisme) cepat, tepat dan
pegisian terkait SPO terkait , dan sopan akurat.
lembar pengisian pengisian santun (etika
informed lembar lembar publik)
consent di informed informed 2. Menyusun draft
IGD RSUD consent consent kebijakan dan
Dr.Soeratno 3. Pengajuan 3. Surat SPO
Gemolong draft kebijakan, permohonan berdasarkan
Sumber: panduan, SPO pengajuan referensi yang
Inovasi kepada Kepala revisi draft sudah di
Layanan beserta draft dapatkan
Medis. revisi dengan kerja
4. Melakukan kebijakan, keras dan
penyempurnaa panduan dan penuh
n draft sesuai SPO yang tanggung jawab
arahan atasan telah disusun (Anti korupsi)
5. Pencetakan 4. Draft yang 3. Draft yang telah
draft kebijakan, sudah direvisi. saya susun
dan SPO 5. Draft diajukan

42
pengisian kebijakan kepada Kepala
lembar yang sudah Layanan Medis
informed final. mengingat
consent yang beliau lah yang
sudah final berhak untuk
mengesahkan
apabila ada
kebijakan
kebijakan baru
berkaitan
dengan
pelayanan
medis.
(Orientasi
Organisasi,
Etika Publik)
4. Bekerja keras
dan penuh
tanggung jawab
untuk
memperbaiki
draft yang
sudah di revisi
sehingga
menghasilkan
draft kebijakan
yang sudah
final. Dilakukan
dengan efektif
dan efisien

43
(Akuntabilitas,
Komitmen
Mutu)

4 Sosialisasi 1. Menghubungi 1. Kesepakatan 1. Tercapainya Memberikan Semangat dalam bekerja


dengan Ka. Instalasi jadwal kesepakatan pelayanan Antusias dalam bekerja
dokter IGD IGD RSUD Dr. sosialisasi melalui kesehatan yang
RSUD Soeratno pengisian musyawarah bermutu, mudah,
Dr.Soeratno Gemolong dan lembar dengan sopan cepat, tepat dan
Gemolong berkoordinasi informed santun (Sila ke akurat.
terkait jadwal consent di 4,
Sumber : sosialisasi. IGD RSUD Nasionalisme
Inovasi 2. Membuat Dr.Soeratno Etika publik)
undangan Gemolong. 2. Membuat
sosialisasi. 2. Undangan konsep
3. Penyebaran sosialisasi undangan yang
undangan 3. Undangan nantinya akan
kepada seluruh sosisalisasi di cetak oleh
dokter IGD. tersebar ke tata usaha
4. Melakukan seluruh dokter dengan
sosialisasi IGD diketahui oleh
mengenai 4. Kegiatan direktur Rumah
pengisian sosialisasi Sakit, hal ini
lembar pengisian memerlukan
informed lembar jiwa
consent informed kepemimpinan(
5. Melakukan consent Akuntabilitas)
diskusi dan 5. Kesepakatan 3. Dengan
tanya jawab peran dokter mensosialisasik
6. Membuat IGD dalam an kebijakan ini

44
lampiran pengisian kepada seluruh
laporan dan lembar dokter IGD,
dokumentasi informed maka
sosialisasi consent diharapkan
6. Dokumentasi akan terjadi
hasil kerja sama dan
semangat
gotongroyong
untuk
memberikan
pelayanan yang
lebih baik ke
depannya.
(Sila ke 5,
Nasionalisme,
Komitmen
Mutu)
4. Menghargai
pendapat orang
lain dalam
merumuskan
suatu kebijakan
( Sila ke 2,
Nasionalisme)
5. Pelaporan dan
dokumentasi
yang transparan
( Anti korupsi)
5 Melakukan 1. Melakukan 1. Diagnosis 1. Memeriksa Menjadi Rumah Semangat dalam bekerja
pengisian anamnesis dan dan pasien dengan Sakit pilihan di Melayani dengan hati

45
lembar pemeriksaan rencana sepenuh hati wilayah Gemolong Ramah Melayani
informed fisik, dan tata dan sikap dan sekitarnya Terpercaya
consent. penunjang laksana ramah
yang pada (Komitmen Memberikan
Sumber : dibutuhkan pasien mutu) pelayanan
Inovasi oleh pasien. 2. Keputusan 2. Melayani pasien kesehatan yang
2. Menjelaskan pasien dengan bermutu, mudah,
tindakan yang mengenai sepenuh hati cepat, tepat dan
akan dilakukan tindakan dan akurat.
kepada pasien yang akan memberikan
maupun dilakukan , edukasi tentang
keluarga baik setuju penyakit dan
pasien. ataupun tata laksananya
3. Mengisi lembar tidak setuju dengan jelas
informed 3. Lembar dan jujur
consent sesuai kesepakat ( Akuntabilitas,
SPO yang an Anti Korupsi)
ditetapkan persetujua serta
n/penolaka menghargai
n (informed manusia lain
consent) dalam hal ini
yang pasien agar
ditandatan mengerti
gani oleh tentang apa
dokter dan yang akan
pasien dilakukan
atau terhadap
keluarga dirinya ,(Nasion
pasien. alisme, Etika
Publik)

46
3. Mengisi lembar
informed
consent sesuai
dengan SPO
yang telah
ditetapkan, hal
ini menunjukkan
adanya
integritas dan
tanggung
jawab(Akuntabi
litas, Anti
Korupsi )
6 Monitoring 1. Mengumpulka 1. Terkumpulnya 1. Melakukan Memberikan Semangat dalam bekerja
dan Evaluasi n data lembar sampel lembar pengumpulan pelayanan Antusias dalam bekerja
pengisian informed informed data dengan kesehatan yang
lembar consent consent di IGD penuh kerja bermutu, mudah,
informed 2. Melakukan RSUD keras dan cepat, tepat dan
consent 2 analisis Gemolong tanggungjawab, akurat.
minggu 3. Evaluasi hasil 2. Terlaksananya serta meminta
setelahnya analisis kegiatan data pada
Sumber: analisis petugas rekam
Inovasi 3. Hasil evaluasi medis dengan
sopan santun
( anti korupsi,
etika publik)
2. Melakukan
analisis dengan
penuh
tanggung jawab

47
dan integritas
(akuntabilitas)
3. Membuat
laporan hasil
evaluasi yang
transparan,
efisien dan
efektif (anti
korupsi,
komitmen
mutu)

4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisas


Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di RSUD Dr. Soeratno Gemolong pada tanggal 18 Juli 2019 sampai
dengan 23 Agustus 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2.
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


Juli Agustus

No Kegiatan Bukti Kegiatan


18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Melakukan Lembar instrumen
observasi dan akreditasi rumah
1 mengumpulkan sakit berdasarkan
referensi pengisian SNARS Edisi 1
lembar informed tahun 2018.

48
consent Contoh SOP lembar
informed consent
dari RS lain.
Koordinasi dengan Foto ,video.
Ka. Instalasi IGD Lembar
dan Ketua kesepakatan.
2
Program HPK
RSUD Dr.Soeratno
Gemolong
Pengusulan draft Draft kebijakan final,
kebijakan, foto.
panduan, SPO
terkait pegisian
3
lembar informed
consent di IGD
RSUD Dr.Soeratno
Gemolong
Sosialisasi dengan Materi sosialisasi,
dokter IGD undangan
4
sosialisasi, foto,
video, daftar hadir.
Pelaksanaan Foto, lembar
5 pengisian lembar informed consent
informed consent yang sudah di isi.
Monitoring dan Lembar analisis dan
Evaluasi pengisian evaluasi pengisian
6 lembar informed lembar informed
consent 2 minggu consent.
setelahnya

49
: Minggu pelaksanaan kegiatan

50
4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Dalam pelaksanaan 6 kegiatan aktualisasi dan habituasi


ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut
mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat
direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya.
Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala yang mungkin
terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut,
dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala
tersebut. Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi Strategi menghadapi


Kendala Menghadapi kendala
No
kendala

1. Kegiatan Manajemen Disiplin waktu


tidak berjalan waktu dengan sesuai dengan
sesuai waktu baik jadwal yang telah
yang dirancang
Ditentukan
2. Kurangnya Konsultasi Menemui seseorang
kompetensi dalam kepada ahlinya yang ahli di
melaksanakan bidangnya
Kegiatan
3. Sarana dan Koordinasi Melakukan
prasarana untuk dengan bagian koordinasi dengan
melakukan perlengkapan bagian perlengkapan
kegiatan membantu
pengadaan peralatan

51
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu cara untuk
mewujudkan nilai-nilai dasar profesi PNS yang diperoleh oleh penulis
selama kegiatan Latsar CPNS Golongan III angkatan LXXXVIII dalam
menjalankan aktualisasi dan habituasi guna mewujudkan mutu
pelayanan di RSUD Dr.Soeratno Gemolong. Kegiatan aktualisasi dan
habituasi dilakukan selama 30 hari kerja yaitu mulai 18 April 2019 – 23
Agustus 2019. Dalam aktualisasi ini terdapat 6 kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan observasi dan mengumpulkan referensi pengisian
lembar informed consent
2. Koordinasi dengan Ka. Instalasi IGD dan Ketua Program HPK
RSUD Dr.Soeratno Gemolong
3. Pengusulan draft kebijakan, panduan, SPO terkait pegisian
lembar informed consent di IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong
4. Sosialisasi dengan dokter IGD RSUD Dr.Soeratno Gemolong
5. Pelaksanaan pengisian lembar informed consent
6. Monitoring dan Evaluasi pengisian lembar informed consent 2
minggu setelahnya

Melalui rancangan aktualisasi yang telah diuraikan di


atas, penulis berharap mampu mengimplementasikan dan
menghabituasi nilai-nilai dasar ANEKA dengan baik ketika
melaksanakan kegiatan aktualisasi di RSUD Dr.Soeratno
Gemolong

52
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan


CPNS Golongan I dan II Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan


CPNS Golongan III : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan


CPNS Golongan I dan II : Nasionalisme. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan


CPNS Golongan I dan II : Etika Publik. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan


CPNS Golongan I dan II : Komitmen Mutu. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan


CPNS Golongan I/II dan III : Anti Korupsi. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.

53
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Whole of Goverment. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul


Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : dr.Aisyah Ummu Fahma


NIP : 19921227 201903 2 011
Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 27 Desember 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perumahan Griya Sinar Raya No. A2
RT 16, RW 06, Kelurahan Kwangen ,
Gemolong, Sragen
Agama : Islam
Pendidikan : Dokter umum
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Riwayat
Pendidikan :
Tahun Jenjang Pendidikan
1998 – 2004 SDN 31 Sumani, Sumatera Barat
2004 – 2007 SMP N 1 Solok , Sumatera Barat
2007 – 2010 SMA 1 Padangpanjang Sumatera Barat

2010 – 2014 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran


Universitas Padjadjaran Bandung
2014 – 2015 Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung

55

Anda mungkin juga menyukai