HARAPAN BERSAMA SINGKAWANG Ditetapkan oleh STANDAR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit PROSEDUR 10 Januari 2015 OPERASIONAL Dr. Hery Bertus, M.A.R.S
PENGERTIAN 1. Penyusutan arsip adalah kegiatan mengurangi volume
arsip dengan cara memindahkan, menyerahkan, dan memusnahkan. 2. Nilai guna arsip adalah nilai arsip berdasarkan kegunaannya bagi kepentingan pengguna arsip. 3. Retensi arsip adalah penentuan jangka waktu simpan suatu arsip, berdasarkan kepada nilai guna yang terkandung di dalamnya. 4. Jadwal Retensi Arsip adalah suatu daftar yang berisi sekurang-kurangnya ada jenis arsip. Jangka waktu penyimpanan, dan keterangn simpan. Keterangan simpan maksudnya apakah arsip tersebut arsip permanen, dapat dimusnahkan atau akan dinilai kembali.
TUJUAN 1. Terwujudnya kepastian dan ketertiban serta keakuratan
penyusutan arsip guna menghindari terjadinya pemusnahan arsip yang mengandung informasi penting untuk keperluan pertanggungjawaban maupun pembuktian. 2. Pengelola arsip dan unsur terkait akan memperoleh keleluasaan untuk melakukan penafsiran dikarenakan sifat jadwal retensi arsip yang tidak mutlak. Penafsiran dapat secara terkoordinasi dan terpadu sejalan dengan dinamikan penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan atau instansi/lembaga/kantor/organisasi dalam arti luas.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Harapan
Bersama Nomor : 021/SK-DIR/RSUHB/XII/2014 Tentang Pemberlakuan Panduan Penerapan Standar Prosedur Operasional di Rumah Sakit Umum Harapan Bersama Singkawang. RETENSI PROSEDUR YANG SUDAH USANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 2/5
RUMAH SAKIT UMUM
HARAPAN BERSAMA SINGKAWANG Ditetapkan oleh STANDAR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit PROSEDUR 10 Januari 2015 OPERASIONAL Dr. Hery Bertus, M.A.R.S
PROSEDUR Penyusutan arsip menganut asas sentralisasi dalam kebijakan
dan desentralisasi dalam pelaksanaan. Melalui asas tersebut dimungkinkan adanya penyusutan arsip yang dilaksanakan secara terpusat, namun tidak menutup kemungkinan dilakukan di daerah/kantor cabang. Dengan adanya azas ini dapat dipetik beberapa manfaat pelaksanaan penyusutan, yakni:
1. Adanya keseragaman persepsi terhadap jenis dan lamanya
masa simpan arsip yang akan disusutkan baik di pusat maupun di daerah. 2. Untuk menjaga kehati-hatian terhadap pelaksanaan penyusutan arsip, sangat diperlukan adanya koordinasi dengan badan-badan atau lembaga-lembaga yang berkaitan, yang tempat kedudukannya di pusat, seperti BEPEKA, Arsip Nasional, BKN dan kementerian yang terkait. 3. Menghemat biaya pengiriman arsip-arsip yang akan dimusnahkan.
Pelaksanaan penyusutan arsip
1. Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah kepada unit
kearsipan instansi/lembaga/organisasi terkait 2. Kegiatannya meliputi: 1. Penyeleksian arsip inaktif oleh unit pengolah; 2. Pengelompokan arsip tersebut secara lengkap dalam bentuk seri, rubrik, atau dosier; 3. Pembuatan daftar pertelaan; dan 4. Pelaksanaan pemindahan arsip dinamis inaktif kepada unit kearsipan, disertai dengan berita acara pemindahannya dalam daftar pertelaan. RETENSI PROSEDUR YANG SUDAH USANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 3/5
RUMAH SAKIT UMUM
HARAPAN BERSAMA SINGKAWANG Ditetapkan oleh STANDAR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit PROSEDUR 10 Januari 2015 OPERASIONAL Dr. Hery Bertus, M.A.R.S
PROSEDUR Penyerahan arsip inaktif dari unit kearsipan instansi/lembaga/
organisasi kepada kantor arsip nasional/daerah
1. Penyerahan arsip ini dikhususkan bagi arsip-arsip yang
mempunyai jadwal retensi 10 tahun lebih atau kurang dari 10 tahun tetapi menurut jadwal retensi harus disimpan permanen, atau arsip yang berdasarkan penilaian harus diperpanjang penyimpanannya. 2. Pemindahan arsip dari unit kearsipan ke kantor arsip nasional/daerah dilaksanakan sekurang-kurangnya dua tahun sekali atas izin dari pimpinan instansi/lembaga/organisasi yang bertalian. 3. Kegiatan penyerahan arsip inaktif pada unit kearsipan antara lain: 1. Pengecekan arsip-arsip yang dipindahkan oleh unit pengolah, disesuaikan dengandaftar pertelaan; 2. Pengecekan kelengkapan berkas dan penyempurnaan penyusunan bentuk, seri, rubrik atau dosier; 3. Membuat daftar pertelaan sekaligus dengan deskripsi/gambaran arsipnya secara lengkap; 4. Melakukan penyampulan pada arsip-arsip yang masa simpannya lebih dari tiga tahun; 5. Melakukan perawatan/pemeliharaan arsip-arsip tersebut selama beada pada unit kearsipan; 6. Setiap dua tahun melakukan penyeleksian arsip inaktif yang akan dipindahkan ke kantor arsip nasional/daerah; 7. Rencana pemindahan arsip inaktif ini terlebih dahulu dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan kantor nasional/daerah. RETENSI PROSEDUR YANG SUDAH USANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 4/5
RUMAH SAKIT UMUM
HARAPAN BERSAMA SINGKAWANG Ditetapkan oleh STANDAR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit PROSEDUR 10 Januari 2015 OPERASIONAL Dr. Hery Bertus, M.A.R.S
PROSEDUR Penyerahan arsip statis dari kantor arsip daerah ke kantor arsip nasional RI
1. Jenis-jenis arsip statis yang diserahkan:
1. Arsip yang tercantum dalam jadwal retensi arsip sebagai arsip yang harus disimpan permanen; 2. Arsip-arsip yang dalam jadwal retensi arsip tergolong sebagai arsip yang harus dinilai kembali berdasarkan pertimbangan panitia penilai arsip dan mendapat persetujuan gubernur, harus disimpan permanen; dan 3. Formulir yang digunakan untuk kegiatan penyerahan arsip statis. 2. Beberapa ciri arsip yang dapat dipertimbangkan untuk disimpan sebagai arsip statis ialah arsip yang mengandung: 1. Sejarah; 2. Pembuktian dan pertanggungjawaban nasional; 3. Bukti tentang orang, lembaga, benda dan gejala yang punya ruang lingkup nasional; 4. Informasinya bermanfaat secara nasional; 5. Informasinya mencerminkan identitas dan kebudayaan bangsa; dan 6. Hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi kepentingan para ilmuwan, pemerintah dan masyarakat. 3. Langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam proses penyerahan arsip statis: 1. Penilaian arsip inaktif yang sudah melampaui batas penyimpanannya oleh panitia penilaian dan pemusnahan arsip; 2. Konsultasi ke departemen dalam negeri dan arsip nasional Republik Indonesia mengenai arsip-arsip permanen yang akan diserahkan sebagai arsip berdasarkan hasil rapat panitia penilaian arsip 3. Permohonan persetujuan kepada gubernur tentang arsip statis yang akan diserahkan; dan 4. Pelaksaan penyerahan arsip statis oleh gubernur di hadiri oleh instansi terkait. RETENSI PROSEDUR YANG SUDAH USANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 5/5
RUMAH SAKIT UMUM
HARAPAN BERSAMA SINGKAWANG Ditetapkan oleh STANDAR Tanggal Terbit Direktur Rumah Sakit PROSEDUR 10 Januari 2015 OPERASIONAL Dr. Hery Bertus, M.A.R.S
PROSEDUR Pemusnahan arsip
1. Arsip-arsip yang dimusnahkan ialah arsip-arsip yang
sudah secara tegas dan rinci ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur sebagai arsip yang sudah tidak bernilai guna. 2. Proses penetapannya menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penilaian arsip inaktif yang sudah melampaui batas waktu penyimpanannya oleh panitia penilai dan pemusnah arsip; 2. Konsultasi pada departemen dalam negeri dan arsip nasional Republik Indonesia khusus bagi arsip-arsip inaktif yang retensinya 10 tahun atau lebih; 3. Penetapan arsip-arsip yang akan dimusnahkan dalam surat keputusan gubernur dengan berlandaskan kepada pendapat instansi pusat; 4. Pelaksanaan pemusnahan arsip.