Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH FARMASI

1. Farmasi Jaman Pra Sejarah


Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang
meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Manusia purba belajar
dengan menggunakan insting dan observasi terhadap burung-burung
dan hewan-hewan buas. Mereka juga memanfaatkan air dingin,
daun, kotoran, dan lumpur. Dengan berbagai usaha yang bersifat
coba-coba, manusia purba mempelajari berbagai hal untuk
menolong sesamanya. Dalam waktu singkat, mereka dapat
menggunakan pengetahuannya dan bermanfaat bagi orang lain.
Meskipun menggunakan metode yang masih kasar, beberapa obat
masa kini berasal dari sumber-sumber yang telah digunakan oleh
nenek moyang kita tersebut.

2. Farmasi Jaman Babylonia-Assyria


Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga
sebagai tempat munculnya peradaban manusia, adalah yang
pertama menemukan dan melaksanakan praktek peracikan obat.
Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar 2600 SM) melaksanakan tiga
peran berbeda secara bersamaan sebagai agamawan, dokter, dan
apoteker. Naskah-naskah medik ditulis di atas tanah liat yang
berisikan gejala-gejala penyakit, resep dan cara peracikan obat, dan
juga doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil menemukan hal-
hal penting dalam upaya penyembuhan penyakit yang pada masa
sekarang dikenal dengan farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta
kegiatan-kegiatan spiritual.

3. Sejarah Dunia Farmasi


Farmasi dalam bahasa Inggris adalah pharmacy, bahasa Yunani
adalah pharmacon, yang mempunyai arti obat. Farmasi merupakan
salah satu bidang ilmu profesional kesehatan yang merupakan
kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan ilmu kimia, yang
mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan
penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi sangat luas
termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan sediaan
obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat atau berhubungan
dengan layanan terhadap pasien di antaranya layanan kefarmasian.
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai
“Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi.
Saat itu seorang “Dokter” yang mendignosis penyakit, juga sekaligus
merupakan seorang Apoteker yang menyiapkan obat. Semakin
berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin
rumit. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan
pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam
dekritnya yang terkenal “Two Silices”.
Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan
istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
Sejarah Perkembangan Farmasi :
1) Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan
penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu
farmakologi.
2) Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak
kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan
lebih dari 200 jenis tumbuhan.
3) Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang
metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara
pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan
menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara
yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan
pengobatan yang lebih baik.
4) Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat
sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia
membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya
5) Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi
efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan.
6) Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf
Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia).
Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan
pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam
kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan
aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat
oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925)
di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.
4. Sejarah Farmasi di Indonesia
Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya
pabrik kina di Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan
sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah mengimpor produk
farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun
bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Dankos, dan
lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi atau fakultas
farmasi juga dibuka di berbagai kota. Tonggak sejarah munculnya
profesi apoteker di Indonesia dimulai dengan didirikannya Perguruan
Tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946, yang kemudian menjadi
Fakultas Farmasi UGM, dan di bandung tahun 1947.

LAIN-LAIN
a. Menteri kesehatan: Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa
Moeloek, SpM (K)
b. Kepala BPOM RI: Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP
c. Kepala BPOM Makassar: Drs. H.G. Kakerissa, Apt
d. Informasi terbaru BPOM:
1) Tentang peredaran obat keras di jual online dengan
penggunaan obat di luar indikasi termasuk obat dengan zat
aktif misoprostol dengan merek dagang Gastrul dan Cytotec
yang disalahgunakan dan dipromosikan sebagai obat
penggugur kandungan. Penggunaan obat yang mengandung
zat aktif misoprosol yang disetujui BPOM adalah untuk
pengobatan tukak lambung dan tukak duodenum.
2) Di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat, telah
dilakukan penarikan obat antihipertensi golongan ARB yaitu
Irbesartan, Losartan dan Valsartan dalam bentuk tunggal dan
kombinasi karena ditemukan adanya pengotor / impurities N-
Nitrosodimethylamine (NDMA) dan N-Nitrosodiethylamine
(NDEA). Berdasarkan penelusuran BPOM RI, obat
antihipertensi golongan ARB yang beredar di Indonesia dan
terdampak pengotor/ impurities N-Nitrosodimethylamine
(NDMA) dan N-Nitrosodiethylamine (NDEA) adalah Losartan
dan Valsartan dengan bahan baku produksi Zhejiang Huahai
Pharmaceuticals, Linhai, China. Sedangkan Irbesartan sumber
bahan bakunya tidak digunakan untuk produk obat yang
terdaftar di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai