Disusun oleh :
NIM : 5202413024
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2016
i
(halaman pengesahan)
i
ii
Abstrak
Ardi barra salam. 2016. Cara kerja sistem rem tambahan dengan retarder
hidrolik pada engine bus scania di PO Nusantara Cabang Demak. Pendidikan
teknik otomotif, jurusan teknik mesin universitas negeri semarang.
PO Nusantara adalah perusahaan otobus yang berpusat di Kudus, Jawa
Tengah. Perusahaan ini melayani beberapa trayek bagi para penggunanya
diantaranya Yogyakarta-Semarang, Semarang-Kudus, Jakarta-Kudus. Tujuan yang
ingin dicapai pada pelaksanaan praktek kerja lapangan ini yaitu dapat memberikan
gambaran mengenai dunia kerja, memberikan wawasan kepada mahasiswa serta
mampu menumbuhkan kesiapan mental mahasiswa. Manfaat Praktek Kerja
Lapangan yaitu dapat mengetahui kemampuan mahasiswa, hasil analisa dan
penelitian yang dilakukan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan,
mahasiswa dapat mempelajari cara kerja sistem rem tambahan menggunakan
retarder hidrolik pada engine bus scania di PO Nusantara Cabang Demak.
Penulis dalam mengumpulkan data, memilih metode observasi, literature,
dan wawancara. Metode observasi adalah metode pengumpulan data secara
langsung di tempat Praktik Kerja Lapangan sesuai yang diamati. Metode literature
adalah metode pengumpulan data dengan mencari buku petunjuk yang
menerangkan dan merangkum tentang pokok bahasan. Sedangkan metode
wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab dengan
narasumber yang bersangkutan sesuai dengan pokok bahasan.
Sistem rem tambahan dengan menggunakan retarder hidrolik merupakan
sistem rem tambahan yang memanfaatkan fluida sebagai tenaga dari pengereman
karena fluida mampu memperlambat putaran dari baling-baling yang terhubung
dengan gearbox. Fluida yang berada pada retarder mampu meredam putaran dari
gearbox sehingga mampu memperlambat putaran pada mesin dan akhirnya
kendaraan tersebut mampu melambat.
Retarder bertujuan untuk memperpanjang masa pakai rem tromol dan juga
rem cakram pada engine bus scania serta memberikan keamanan dan juga
kenyamanan kepada pengendara maupun penumpang ketika di jalan yang menurun.
Retarder hanya terdapat pada sebagian kendaraan saja terutama kendaraan
besar, maka dari itu diperlukan informasi yang jelas tentang cara kerja dari sistem
retarder hidrolik supaya dalam pengeremannya bisa maksimal.
Kata kunci : retarder, auxiliary brake retarder, engine scania
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT bahwa penulis telah
dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat dari kurikulum
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung, laporan ini tidak dapat terwujud.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena
serta kritik yang membangun guna kesempurnaan laporan ini. Serta semoga laporan
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
BAB III Cara Kerja Retarder Tipe 1 GRS900 pada Engine Bus SCANIA ..... 22
iv
v
A. Simpulan ............................................................................................. 37
B. Saran ..................................................................................................... 38
LAMPIRAN ..................................................................................................... 40
v
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal PKL ...................................................................................... 5
Tabel 2. Struktur Organisasi PO Nusantara Cabang Demak ........................... 11
Tabel 3. Lokasi komponen pada desain lama .................................................. 20
Tabel 4. Nama Komponen Pada Sistem Retarder Hidrolik ............................ 23
Tabel 5. Nama-nama komponen pada Posisi retarder tidak menarik (tidak terjadi
pengereman) ..................................................................................................... 27
Tabel 6. Nama-nama komponen pada posisi menarik (retarder akan memulai
pengereman) ..................................................................................................... 29
Tabel 7. Nama-nama komponen pada posisi terkait (retarder terjadi pengereman)
.......................................................................................................................... 31
Tabel 8. Nama-nama komponen pada saat meningkatkan torsi pengereman . 32
Tabel 9. Nama-nama komponen pada saat mengurangi torsi pengereman ..... 34
Tabel 10. Nama-nama komponen pada saat posisi retarder tidak terikat ........ 36
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Posisi retarder pada gearbox trasnmisi ........................................ 15
Gambar 3.2. Posisi retarder tidak menarik (tidak terjadi pengereman) ........... 27
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan PKL ............................................................... 40
Lampiran 2. Surat Penerjunan PKL ................................................................. 41
Lampiran 3. Surat Tugas Dosen Pembimbing ................................................. 42
Lampiran 4. Surat Penarikan Mahasiswa PKL ................................................ 43
Lampiran 5. Surat Keterangan Praktek Kerja Lapangan ................................. 44
Lampiran 6. Daftar Hadir dan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa 45
Lampiran 7. Lembar Bimbingan Laporan dan Ujian PKL .............................. 48
Lampiran 8. Foto Praktik Kerja Lapangan ....................................................... 49
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jurnal Harian selama melaksanakan PKL tersebut. Jurnal Harian ini berisikan
1
2
mahasiswa selama PKL. Jurnal Harian ini disahkan dan ditandatangani oleh
pembimbing lapangan dari industri dan disertai dengan penilaian dan evaluasi.
Industri, serta dapat menjadi tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
Salah satu komponen terpenting pada kendaraan bus adalah rem. Rem
memperlambat laju dari kendaraan bus. Selama terjadi pengereman, kerja gesek
rem diubah menjadi panas. Dalam hal ini terjadi kalkulasi pelepasan kalor dan
umur pakai kanvas ditentukan oleh jenis material kanvas, dimensi bagian yang
berbagai sistem, salah satu dari sistem itu adalah sistem rem yang berfungsi
2
3
memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Sistem rem ini sangat
penting guna menjamin keselamatan dalam berkendara, oleh karena itu sangat
Masalah yang sering terjadi pada sistem rem salah satunya adalah
ketebalan kanvas rem yang menipis namun seharusnya jangka waktu untuk
penggantian kanvas rem tersebut masih lama. Hal ini bisa disebabkan karena
penyetelan yang tidak sesuai, karena pemakainya yang tidak sesuai dengan
kendaraan tersebut secara tidak stabil. Hal ini dapat mempengaruhi ketebalan
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada pelaksanaan kerja praktek ini antara
lain:
3
4
pengereman.
c. Mengetahui cara kerja dari sistem rem tambahan pada engine bus
hidrolik.
2. Manfaat
di PO Nusantara Demak:
4
5
5 Karanganyar Demak.
a. Prosedur perijinan
b. Pembekalan PKL
D. Pengumpulan Data
maka dari itu perlu dilakukan beberapa langkah metode pengumpulan data
yaitu :
1. Data sekunder
a. Data Internal
5
6
b. Data eksternal
Demak.
2. Data Primer
6
7
BAB II
PEKERJAAN
pada tahun 1968, yang diawali dengan pengoperasian 2 bus merk GAZ
buatan Uni Soviet tahun 1965 ditambah 5 bus merk ZIEL buatan tahun
1962, yang merupakan bus ex TNI Angkatan Udara, dan 1970 mulai dirakit
bus dengan bodi dari kayu dengan basis rangka bermerk THAMES dari
Ford dari Amerika, dengan karoseri bodi besi baja. Ketika perkembangan
depan pada tahun 1977 (OF Series), dimana seri ini terus dipergunakan
7
8
yang diimport langsung dari Eropa, seperti Volvo dan Scania. Sedangkan
2. Peraturan perusahaan
bidangnya.
8
9
ada di perusahaan.
a. Hak karyawan
4) Seragam kerja
b. Kewajiban karyawan
ditetapkan.
9
10
c. Kewajiban perusahaan
5) Peningkatan efisiensi.
4. Sturktur organisasi
yang dapat dipercaya dan mempunyai tanggung jawab atas tugas yang
baik antara bawahan dan atasan, maupun antara sesame karyawan itu
sendiri.
10
11
STRUKTUR ORGANISASI
5. Job Description
usaha perusahaan.
11
12
pembuatan laporan.
keseluruhan.
lain-lain.
12
13
costumer
peralatan perusahaan.
pemeliharaan bengkel
operasional
baiknya.
13
14
kendaraan meliputi oli, ban, minyak rem, mesin, dan bagian lain
1. Prinsip Kerja
ini biasanya digunakan pada kendaraan berat seperti bus dan truck.
rem (aus) ketika digunaan secara terus menerus, yang dapat berbahaya.
Misalnya jika truk atau bus yang menurun di turunan panjang. Oleh
lebih terjaga.
ini tersedia. Dua jenis retarder yaitu retarder hidrolik dan retarder
elektromagnetik.
Retarder Hidrolik
14
15
baling-baling yang dinamis dan statis dalam ruang berisi cairan minyak
antara roda kopling dan roda jalan. Keduanya tersebut juga dapat
akan tertutup dalam ruang statis dengan jarak kecil untuk dinding ruang.
15
16
Gear penghubung
Gear penghubung
Gear retarder
Poros retarder
stator
rotor
stator
16
17
output shaft pada bagian planetary dan juga memakan daya pengereman
dari retarder tersebut. Poros retarder dan gigi tengah dijalankan oleh
Poros retarder didorong oleh satu set gigi silinder yang memiliki
rasio 2 : 1. Kemudian poros retarder secara dua kali lipat dari kecepatan
17
18
antara rotor dan dua cincin stator, maka minyak yang terdorong tersebut
fungsi-fungsinya :
minyak yang tepat sesuai dengan torsi rem yang diperlukan. Posisi katup
18
19
kontrol unit.
b. Akumulator
dijalankan
19
20
Huruf Keterangan
A Katup proporsional
C Pendingin minyak
20
21
c. Tuas retarder
pengereman.
Retarder off
21
22
BAB III
Berikut adalah model retarder hidrolik pertama pada engine bus scania yang
belum termodifikasi. Terdapat beberapa perbedaan dari tipe yang pertama dengan
tipe yang sudah dimodifikasi yaitu dari aliran minyak dan aliran angin dari
22
23
1 Stator 15 Seal
2 Rotor 16 Akumulator
12 Chamber 23 Saluran
Sebuah katup blok baru dengan tipe V97 mulai diperkenalkan dalam
produksi dari 9.908 truk dan dari 9910 pada bus. Fungsi-fungsi tersebut
digabungkan pada katup katup blok Proporsional valve, air supplay untuk
solenoid valve (posisi on/off) 20 dan Solenoid valve untuk minyak pada
akumulator.
lebih tinggi yaitu 360 Hz. Frekuensi ini tersedia pada unit kontrol yang
23
24
diproduksi dari 9902. Sebaliknya, sistem tidak diubah tetapi bekerja dengan
Retarder
minyak dari bah melalui filter 8. Setelah dari filter 9, minyak diarahkan
annulus 12 antara rotor 2 dan stator 1. Ketika ini diisi dengan minyak, rotor
dan stator memaksa minyak untuk mengubah arah berulang kali. Aliran
rotasinya.
ruang oleh tekanan balik dari luar. Tekanan yang lebih tinggi memberikan
melalui katup kontrol rotor dan minyak pendingin. Ketika retarder terlepas,
24
25
Minyak akumulator
kompresi udara dari katup solenoid 17, dan juga ada katup pembatas 18 pada
sisi outlet pada retarder. Posisi kiri adalah posisi katup non-return. Minyak
pengereman.
Minyak pendingin
untuk sistem pendingin mesin dimana panas akhirnya hilang karena proses
Katup proporsional
digerakkan oleh unit kontrol. Tekanan udara yang tidak tereduksi disalurkan
25
26
menyuplai arus yang kekuatannya sesuai dengan torsi rem yang diperlukan
Melepaskan posisi
pada katup kontrol. Kondisi katup solenoid 17 pada akumulator tidak aktif
26
27
Tabel 5. Nama-nama komponen pada Posisi retarder tidak menarik (tidak terjadi
pengereman)
14 Saluran pendingin
16 akumulator
27
28
Posisi menarik
melalui sisi inlet dan minyak pada akumulator 16 diaktifkan oleh katup
solenoid 17 sehingga mulai mengisi ruang minyak retarder dari sisi outlet.
memenuhi sisi atas katup pengontrol melalui saluran 23, kemudian terdorng
oleh piston. Katup pengaman 22 dan katup bypass 21 tetap tertutup selama
28
29
pengereman)
29
30
Posisi terkait
keseimbangan.
30
31
Karena hal ini maka diperlukan minyak yang cukup banyak agar tetap di
juga berubah posisi untuk menciptakan bagian sempit pada bagian cone 25,
minyak pada retarder. Oleh karena itu minyak banyak yang dialirkan dari
31
32
32
33
33
34
F. Perubah kecepatan
menurun. Karena itu sisa minyak yang cukup banyak tetap diruang retarder
25. Hal ini terjadi karena aliran pompa tergantung pada kecepatan
dan port outlet atas. Dalam melakukan hal ini, posisi melepaskan diri
dilanjutkan dan retarder berhenti mengerem. Setelah itu aliran minyak akan
34
35
35
36
Tabel 10. Nama-nama komponen pada saat posisi retarder tidak terikat
22 Katup pengaman
H. Sistem keamanan
dapat pula terjadi kesalahan pada suatu tempat pada sistem kontrol retarder.
katup.
2. Supplai udara dari katup solenoid 20 memiliki arus listrik langsung yang
sistem rem tambahan mencoba untuk menjaga katup solenoid tetap aktif.
3. Jika selang pendingin pecah dan oli terlalu panas maka katup pengaman
penampungan oli.
36
37
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Adapun yang menjadi simpulan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
37
38
B. SARAN
1. Selalu gunakan peralatan kerja seperti sepatu safety, sarung tangan,
helm keselamatan kerja, dan kotak P3K.
2. Saat membongkar sistem retarder perhatikan letak baut-baut dan jangan
sampai tertukar.
3. Saat membersihkan komponen jangan sampai kotoran atau plak masuk
ke lubang baut.
4. Letakkan komponen retarder secara berurutan ketika melakukan
pembongkaran supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan
kembali.
5. Tanyakan kepada pembimbing lapangan ketika mengalami suatu
kesulitan.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51