Anda di halaman 1dari 3

Cholangiocarcinoma

Cholangiocarcinoma atau kanker saluran empedu adalah sel kanker yang tumbuh pada saluran empedu. Fungsi seluran
empedu itu sendiri adalah untuk mengumpulkan dan mengalirkan cairan dari hati dan kantong empedu menuju usus
halus, guna mencerna lemak dalam makanan.
Kanker saluran empedu dapat terjadi di bagian mana pun pada saluran empedu. Kanker yang muncul pada saluran
empedu di dalam organ hati disebut intrahepatic cholangiocarcinoma. Kanker ini terkadang digolongkan sebagai kanker
hati. Sedangkan kanker pada saluran empedu di luar organ hati disebut hilar cholangiocarcinoma atau perihilal
cholangiocarcinoma. Kanker saluran empedu juga bisa tumbuh di bawah saluran empedu dekat usus halus dan disebut
sebagai distal cholangiocarcinoma.

Kanker ini bisa menembus dinding saluran empedu dan menyerang organ atau jaringan di sekitarnya. Pada tingkat yang
lebih parah, kanker dapat menyebar ke kelenjar getah bening yang berada di dekatnya. Ketika penyebaran kanker
saluran empedu mencapai organ lain dalam tubuh, maka kondisi penyakit ini sudah memasuki tahap yang paling parah.
Penyebaran tersebut biasanya terjadi pada organ hati, dinding rongga perut, atau paru-paru . Meski penyebarannya bisa
sangat cepat, kanker saluran empedu termasuk langka terjadi.
Kanker saluran empedu masih dapat disembuhkan jika terdiagnosis pada stadium awal. Namun jika sudah memasuki
stadium lebih lanjut, penyakit ini semakin sulit diobati. Gejala kanker saluran empedu biasanya baru muncul atau terasa
jika kanker sudah cukup besar dan menghalangi saluran empedu.

Gejala Cholangiocarcinoma
Gejala yang timbul pada penderita cholangiocarcinoma (kanker saluran empedu) adalah:

 Demam dengan suhu mencapai 38 derajat cesius atau lebih.


 Menggigil.
 Tubuh terasa lelah.
 Penurunan berat dan dan selera makan berkurang.
 Tinja berwarna terang dengan warna air seni yang gelap.
 Perut menjadi bengkak dan terasa nyeri.
 Kulit terasa sangat gatal.
 Warna mata dan kulit menjadi kuning.
 Mual dan muntah.

Penyebab Cholangiocarcinoma
Sebagian besar cholangiocarcinoma (kanker saluran empedu) dapat berkembang tanpa penyebab yang jelas. Kendati
demikian, kanker ini terjadi ketika sel dalam saluran empedu mengalami mutasi pada DNA-nya. Akibatnya, sel tumbuh
tidak terkendali dan membentuk tumor atau sel kanker dalam jumlah banyak.
Meski penyebab pasti belum diketahui, beberapa kondisi dapat memperbesar risiko terkena kanker saluran empedu.
Kondisi tersebut meliputi:

 Kelainan saluran empedu sejak lahir, seperti kista koledokus.


 Masalah pada hati, seperti penyakit hati kronis, infeksi parasit pada hati, atau batu bilier dalam hati.
 Terpajan bahan kimia atau racun tertentu, sepert torium dioksida (ThO2).
 Orang-orang lansia memiliki risiko tinggi terkena penyakit kanker saluran empedu.
 Kebiasaan merokok.

Diagnosis Cholangiocarcinoma
Prosedur penetapan diagnosis cholangiocarcinoma (kanker saluran empedu) meliputi pemeriksaan fisik dan serangkaian
tes. Pelaksaan tes tersebut di antaranya:

 Tes darah guna melihat tanda-tanda kanker dengan memeriksa kadar antigen kanker 19-9 dalam darah dan
fungsi organ hati.
 Tes pemindaian, seperti USG, CT scan atau MRI guna melihat kondisi tidak normal yang mengindikasikan
kanker saluran empedu.
 Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) atau endoskopi saluran empedu guna memeriksa
saluran empedu hingga usus halus.
 Biopsi dengan mengambil sampel jaringan saluran empedu untuk diperiksa dengan mikroskop.
 Percutaneous transhepatic cholangiography (PTC) untuk melihat saluran empedu yang lebih detail.

Pengobatan Cholangiocarcinoma
Penanganan cholangiocarcinoma (kanker saluran empedu) bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul dan
menyembuhkan kanker tersebut, dan sebisa mungkin dilakukan di tahap awal kanker terjadi. Pilihan utama pengobatan
kanker saluran empedu adalah melalui operasi, di antaranya:

 Laparoskopi. Di sini dokter akan membuat sebuah sayatan kecil di perut. Tujuan prosedur ini adalah untuk
menghilangkan sel kanker sebanyak mungkin. Pada kasus kanker yang sudah memasuki tingkat keparahan
lebih lanjut, selain saluran empedu, dokter juga kemungkinan akan terpaksa mengangkat kantong empedu,
kelenjar getah bening, dan sebagian hati atau pankreas yang ada di sekitar saluran empedu.
 Pemasangan tabung (stent) yang dapat memperlebar saluran empedu dan menahan saluran tersebut agar
tetap terbuka. Tujuan dilakukannya prosedur ini adalah untuk membuka penyumbatan yang terjadi di dalam
saluran empedu. Pemasangan stentdilakukan dengan alat endoskop.
 Tranplantasi hati dengan mengambil organ hati penderita dan menggantinya dengan organ hati dari donor.
Tindakan ini dilakukan untuk menyembuhkan hilar cholangicarcinoma.
 Drainase bilier dengan operasi bypass untuk mengembalikan penyaluran cairan dari saluran empedu yang
terganggu karena kanker.

Pililhan lain pengobatan kanker saluran empedu adalah melalui pengobatan untuk membunuh sel-sel kanker atau
memperlambat perkembangan sel kanker. Pengobatan tersebut antara lain dengan:

 Terapi radiasi. Ini merupakan terapi dengan menggunakan sinar radiasi dan proton yang bertujuan untuk
menghancurkan sel kanker dengan mengarahkan sinar radiasi ke area tubuh yang dituju. Terapi ini juga bisa
dilakukan dengan cara memasang bahan radioaktif dalam tubuh dekat lokasi yang terkena kanker. Beberapa
efek samping yang berisiko terjadi dari terapi radiasi adalah diare, tubuh terasa lelah, kulit berwarna merah, dan
kerontokan rambut pada daerah yang diterapi. Biasanya efek samping tersebut akan hilang begitu terapi
dihentikan.
 Kemoterapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker dan bisa diberikan
sebelum melakukan transplantasi hati. Selain membunuh sel kanker, terapi ini juga dapat membantu
mengurangi gejala kanker yang dirasakan oleh penderita. Efek samping dari terapi ini bisa berupa rambut
rontok, lelah, dan risiko infeksi.
 Terapi fotodinamik. Terapi ini bertujuan untuk mengatasi gejala kanker dan menghambat pertumbuhan sel
kanker dengan cara menyuntikkan bahan kimia ke dalam pembuluh vena. Setelah itu, penyinaran cahaya laser
akan dilakukan dengan harapan memicu reaksi kimia yang dapat membunuh sel kanker.

Selain operasi dan berbagai terapi pengobatan untuk membunuh sel-sel kanker, dokter juga dapat memberikan obat
opioid (misalnya morfin) untuk meredakan rasa sakit. Meski terbukti sangat efektif dalam menghilangkan rasa sakit, efek
obat-obatan ini yang dapat membuat penderita kanker menjadi terus-menerus mengantuk atau kecanduan.

Pasca Pengobatan
Setelah pengobatan dinyatakan selesai, penderita masih perlu mengalami pemeriksaan secara berkala, begitu juga
dengan pemindaian serta tes laboratorium guna mengetahui perkembangan kondisi dan efek samping akibat
pengobatan. Selama beberapa tahun setelah pengobatan usai, dokter biasanya akan menganjurkan pemeriksaan rutin
setiap enam bulan.
Terakhir diperbarui: 15 Mei 2017
Ditinjau oleh: dr. Marianti

Anda mungkin juga menyukai