Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIULU
Jln. Raya Pangandaran No. 85 Km 06 Banjarsari
E-mail :pkmciulu@gmail.com
CIAMIS Kode Pos 46383

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


TENTANG PEMBERDAYAAN LANSIA

A. PENDAHULUAN
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, lansia dengan kondisi sehat di Indonesia tidak
sampai
2 persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia menderita penyakit
sendi,
hipertensi, katarak, stroke, jantung, gangguan mental emosional, dan diabetes.
Dari 7 miliar penduduk dunia, 1 miliar diantaranya adalah penduduk lanjut
usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak
tersebar di 5 provinsi yaitu Yogyakarta, Jawa timur, Jawa tengah, Bali, dan Jawa
barat.(Data Badan
Pusat Statistik ),
Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus
terus digalakkan untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna
bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu
upaya menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia
yang memberikan
dampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa.

B. LATAR BELAKANG

Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses


perubahan menjadi seorang yang lemah dan rentan yang diakibatkan karena
berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati et al, 2009). Menurut
data dari Biro Pusat Statistik (2012), di Indonesia jumlah penduduk 60 tahun ke atas
(lanjut usia) menurut kabupaten/kota dan Keadaan Kesehatan sebesar 15.454.360
dengan keadaan kesehatan baik 39%, keadaan keadaan kesehatan cukup sebesar
43% dan dengan keadaan kesehatan kurang sebesar 18%. Keberadaan lansia
seringkali dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan
masyarakat sekitarnya serta dianggap sebagai individu yang tidak mandiri.
Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua
identik dengan semakin banyaknya masalah yang dialami oleh lansia. Lansia
cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang
ketergantungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya (Huda, 2004).
Kemandirian pada lansia dinilai dari kemampuannya untuk melakukan aktivitas
sehari-hari (Maryam, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan 2 Suardana dan
Ariesta pada tahun 2012 tentang karakteristik lansia dengan kemandirian aktivitas
sehari-hari didapatkan bahwa kemandirian aktivitas sehari-hari dipengaruhi oleh
usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, serta kondisi kesehatan. Berdasarkan
hal tersebut, faktor yang masih dapat dimodifikasi atau dikontrol adalah kondisi
kesehatan. Secara umum, semakin menua seseorang, kondisi kesehatan juga akan
mengalami penurunan. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) diketahui bahwa
prevalensi penyakit yang sering diderita lansia adalah hipertensi, penyakit radang
sendi, dan diabetes melitus. Di posyandu lansia Puskesmas Ciulu penyakit paling
banyak yang diderita lansia adalah hipertensi yaitu sebesar 54%. Berdasarkan
Riskesdas (2013) terdapat sebesar 26,5% penduduk Indonesia yang mengalami
penyakit hipertensi sedangkan pada kelompok umur ≥60 terdapat sebesar 57,6%
penduduk yang berusia lebih dari 60 mengalami hipertensi. Kondisi kesehatan
seorang lansia selain dipengaruhi oleh penyakit juga secara tidak langsung
dipengaruhi oleh hal lain seperti status gizi. Masalah gizi pada lansia perlu menjadi
perhatian khusus karena mempengaruhi status kesehatan dan mortalitas. Gizi
kurang maupun gizi lebih pada masa dewasa akan memperburuk kondisi
fungsional dan kesehatan fisik (McNaughton, 2012). Status gizi buruk atau kurang
akan menyebabkan lansia sulit dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Setiani,
2011). 3 Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
antara status gizi dengan tingkat kemandirian lansia serta hubungan antara
penyakit hipertensi dengan tingkat kemandirian lansia.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


a. Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar
dapat menikmati masa tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi
diri, kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan lingkungannya.
b. Tujuan Khusus
i. Menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran lansia baik
secara psikis maupun fisik.
ii. Menjalin tali silaturahmi para lansia
iii. Menjaga kestabilan psikologi dan psikososial para lansia

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan
kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut
sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan
mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemerilaharaan Kesehatan
(BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut
di puskesmas atau di kelompok (Posyandu lansia, dll) sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (Activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,seperti makan/minum,
berjalan, mandi,
berpakaian,naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan
menggunakan metode 2 menit pada KMS usia lanjut.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dapat dicatat pada grafik Indeks Massa
Tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah dan penghitungan denyut nadi selama satu
menit.

e. Pemeriksaan kadar gula dalam urine sebagai deteksi awal adanya


penyakit diabetes mellitus (DM)
f. Pemeriksaan kadar protein dalam urine urine sebagai deteksi awal
adanya
penyakit ginjal.
g. Pemeriksaan kolesterol, mata, telinga, tenggorokan, gigi dan mulut dll.
h. Melakukan rujukan bila mana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan dari
semua pemeriksaan di atas.
i. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota Kelompok
Usia Lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (Public Health Nursing). Kegiatan lain yang dapat
dilakukan sesuai
kebutuhan dan kondisi setempat antara lain :
1. Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
usia lanjut serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.
2. Kegiatan olah raga antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai
dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia
lanjut di kelompok, mekanisime pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya
digunakan adalah
sistem 5 tahapan (5 Meja) sebagai berikut :
a. Tahap pertama : pendaftaran usia lanjut sebelum pelaksanaan
pelayanan.
b. Tahap kedua : pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia
lanjut, serta
penimbangan badan dan pengukuran tinggi badan.
c. tahap ketiga : pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan
pemeriksaan status mental.
d. Tahap keempat : pemeriksaan haemoglobin, kadar gula dalam urine,
protein
dalam urine dan pemeriksaan kadar kolesterol (laboratorium sederhana).
e. Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konseling.

F. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah pra lansia 45-59 tahun, lansia > 60 tahun, lansia
risti > 70 tahun.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini akan dilaksanakan rutin dalam setiap bulan selama satu tahun.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Dengan adanya Penyuluhan dan pemeriksaan ini diharapkan dapat
menambah antusiasme pra lansia dan lansia untuk datang ke posyandu serta
meningkatnya pengetahuan lansia tentang kesehatannya sehingga dapat tercipta
kemandirian dan peningkatan kesehatan lansia di wilayah puskesmas ciulu.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan Pelaporan Untuk memudahkan dalam proses selanjutnya,
baik peningkatan dan pengembangan kegiatan di kelompok usia lanjut,perlu
dilaksanakan pencatatan kegiatan pada kelompok tersebut. Hal-hal yang dicatat
adalah pelaksanaan hasil kegiatan yang dilakukan oleh kelompok usia lanjut
termasuk alat penunjang, serta hal-hal lainnya sesuai kebutuhan. Pencatatan
dilakukan oleh Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten, sedangkan untuk
pencatatan di tingkat propinsi disesuaikan dengan kebutuhan.

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Ciulu

Dr. Eva Yuliana


NIP : 19820404 2014122 001

Anda mungkin juga menyukai