...................................
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang kurang beraktivitas fisik lebih banyak
memiliki kualitas tidur buruk, sedangkan responden yang aktif dalam melakukan aktivitas
fisik lebih banyak memiliki kualitas tidur baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara aktivitas fisik pada penduduk di kelurahan tumpumpa II Kota Manado,
karena penduduk yang kurang dalam beraktivitas fisik lebih banyak memiliki kualitas tidur
yang buruk dibandingkan dengan penduduk yang aktif beraktivitas fisik. Ketika tubuh aktif
beraktivitas fisik dapat menyebabkan kelelahan, metabolisme tubuh yang lelah akan
merespon tubuh untuk tidur dan istirahat. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Subjek
yang aktif beraktivitas mempunyai peluang mendapatkan kualitas tidur yang baik sebanyak 3
kali lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang kurang beraktivitas fisik.
Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4, Juni 2013 (
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS TIDUR PADA
MASYARAKAT PESISIR KOTA MANADO
Nurhayati Nina*, Angela F.C Kalesaran*, F.L.F.G Langi*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
........................................................
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran status karies pada peminum alkohol di desa
Paku Ure Dua, maka dapat diambil kesimpulan bahwa status karies peminum alkohol
umumnya tergolong sangat tinggi dengan penjabaran sebagai berikut:
1. Berdasarkan frekuensi konsumsi alkohol per minggu, status karies peminum alkohol
yang mengonsumsi > 3 kali perminggu tergolong sangat tinggi (68%), dan yang
mengonsumsi < 3 kali per minggu tergolong tinggi (32%).
2. Berdasarkan volume alkohol yang dikonsumsi per hari, status karies peminum alkohol
yang mengkonsumsi > 3 gelas, tergolong sangat tinggi (58%), dan yang mengonsumsi <
3 gelas per hari tergolong sangat tinggi (42%).
3. Berdasarkan waktu mengonsumsi alkohol, status karies peminum alkohol pada malam
hari tergolong sangat tinggi (72%) dan yang mengonsumsi pada siang hari status
kariesnya tergolong tinggi (28%).
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
2302 - 2493
GAMBARAN STATUS KARIES PEMINUM ALKOHOL DI DESA PAKU WERU
DUA
Christian Kaurow1), Vonny N.S Wowor1), D. H. C Pangemanan1)
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi
......................................................
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari 116 rumah hanya 15 rumah yang
memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat, 101 rumah memiliki jamban juga tetapi
belum memenuhi syarat seperti jamban cempung yang tidak memiliki penutup, ada juga yang
menggunakan jamban leher angsa tetapi lantainya tidak kedap air, dan masih banyak yang
BAB di pesisir pantai. Sehingga dengan ketidaktersedianya fasilitas jamban yang sehat maka
vertor penyakit seperti lalat akan mudah berkembang biak serta lingkungan menjadi tidak
sehat, apabila lingkungan tidak sehat maka akan mudah berbagai macam penyakit timbul
dimasyarakat diantaranya kejadian diare.
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN BERBASIS LINGKUNGAN DI
WILAYAH PESISIR DESA WAWATU KECAMATAN MORAMO UTARA
KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2017
Ida Muslikhah, Hariati Lestari, Jusniar Rusli Afa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.1/ JANUARI 2018; ISSN 2502-731X
.......................................................
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang faktor – faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku kepala keluarga dalam pemanfaatan jamban di pemukiman kampung
nelayan Tambak Lorok Semarang dapat ditarik simpulan sebagai berikut :Faktor yang
menunjukkan hubungan dengan perilaku KK dalam pemanfaatan jamban menurut analisis
bivariat adalah umur (p- value=0,012), pengetahuan (p-value= 0,006), sikap (p-value=
0,008), pendidikan ( p-value= 0,009), kepemilikan jamban ( p- value= 0,001) dan jumlah
anggota keluarga ( p-value= 0,002), sedangkan Faktor peran petugas kesehaan (p-value=
0,068) dan dukungan aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama ( p-value= 0,548)
secara analisis bivariat tidak berhubungan dengan perilaku KK dalam pemanfaatan jamban.
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara/ Public Health Perspective Journal 2 (1)
(2017) 72 - 79
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Kepala Keluarga
dalam Pemanfaatan Jamban di Pemukiman Kampung Nelayan
Tambaklorok Semarang
Linda Destiya Kurniawati, Rudatin Windraswara
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang, Indonesia.
............................................
Hasil penelitian ini menunjukan responden Puskesmas Tanah Sareal yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan proporsi umur terbanyak pada kelompok umur 17 – 55 tahun,
proporsi terbanyak responden dengan pendidikan tinggi, sedangkan dari pekerjaan
memperlihatkan bahwa responden yang bekerja memanfaatkan pelayanan kesehatan lebih
banyak. Responden yang menyatakan adanya ketersediaan tenaga kesehatan, aksesibilitas
mudah, dan memiliki asuransi kesehatan mempunyai proporsi memanfaatkan pelayanan
kesehatan lebih banyak. Dari persepsi tentang sakit responden yang tahu tentang persepsi
sakit memanfaatkan pelayanan kesehatan lebih banyak. Hubungan karakteristik pendukung
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan menyatakan ada hubungan antara ketersediaan
tenaga kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hubungan karakteristik
kebutuhan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan menyatakan ada hubungan persepsi
sakit dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
....................................................
Berdasarkan hasil survei di Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau Kalimantan Timur
dengan 100 responden yang diwawancara. Kesehatan lingkungan : sumber air bersih dari
sungai 25%, sumur gali 59%, PAM 14% dan lain- lain 3%, kulaitas air bersih 93% baik,
pengolahan air minum dengan di rebus 68% dan pengisian galon isi ulang 31%, sarana
penyediaan air bersih 97% baik, lokasi hunian 100% bebas banjir, keberadaan kan- dang
ternak di sekitar rumah 22%, kepemilikan jam- ban 99%, jamban leher angsa 97%, septic
tank ked- ap air 65%, tempat sampah 18% tidak terawat dan 33% terbuka, sampah domestik
75 % masih dibakar dan 20% dikubur dalam lubang.
Jarak sumber air perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas sumber air baku yang digunakan
untuk keperluan sehari untuk menghindari penularan penyakir akibat kontaminasi, bakteri,
dan virus melalui media air (water borne Desease) seperti diare, kholerae, disentri, tiphus
abdominalis dan lain sebagainya. Namun hasil observasi bahwa wc
cemplung kotoran akan langsung jatuh kelaut dan
mencemari lingkungan air laut.
..............................................
Penelitian menunjukkan menunjukan status gizi bayi dan balita pada daerah pesisir
dominan kurus dan pada daerah pegunungan cenderung ke arah obesitas. Balita merupakan
salah satu golongan pendudu k yang rawan terhadap kekurangan gizi. Dampak yang
lebih serius dari keku ra ngan gizi adalah t imbu lnya kecacat an, timbulnya angka
kesakitan, terjadinya percepatan kemat ia n.
Perbedaan status gizi pada bayi, balita dan ibu hamil didaerah pegunungan dan daerah
pesisir secara konsep mempunyai kecenderungan perbedaan yang dikarenakan perbedaan
sumber makanan, faktor geografis, pendidikan dan ekonomi. Dalam penelitian ini
kecenderungan status gizi kurus pada bayi dan balita serta terjadinya obesitas pada ibu
hamil didaerah pesisir diumungkinkan karena pola konsumsi yang banyak mengandung garam
dan tingginya pro- tein pada ibu hamil. Tetapi status gizi bayi dan balita yang cenderung kurus
pada daerah yang banyak mengandung sumber makanan ber protein tinggi menjadi catatan
yang harus dilakukan pengkajian ulang. Variabel data umum tentang ibu tentang nutrisi
meliputi sumber gizi, nilai gizi dan cara pengolahan bahan makanan perbedaan yang secara
deskriptif bermakna antara pengetahuan ibu di pegunungan dan pesisir. Hal ini
memungkinkan jika salah dalam pengolahan bahan makanan akan berdampakan pada
kandungan gizi pada makanan yang diolah. Faktor yang dimungkinkan berpengaruh dalam
status gizi seperti penyakit infeksi, status imunisasi, kepercayaan dan budaya dan pola asuh
dalam memberikan nutrisi.
NurseLine Journal Vol. 1 No. 2 Nopember 2016 p-ISSN 2540-7937 e-ISSN 2541-464X
STUDI KOMPARASI INDIKATOR SEHAT BAYI, BALITA DAN IBU HAMIL DI
WILAYAH PESISIR PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2015
Sasmiyanto, Luh Titi Handayani.................sudah di kutif
..............................................................
....................................................................................