Disusun oleh:
UNIVERSITAS MH THAMRIN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem
Pelayanan Kesehatan dan Sistem Rujukan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas Universitas MH Thamrin yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Sistem Pelayanan Kesehatan dan Sistem Rujukan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang..
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Untuk itulah dibuat program pemerintah yang sudah lama di diskusikan berdasarkan
Undang-Undang untuk mengatasi permasalahan di atas, yang bernama Jaminan kesehatan
Nasional (JKN) yang akan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebagai salah satu
upaya menjamin hak setiap warga negara untuk dapat hidup sehat dan produktif. Jaminan
Kesehatan yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial
nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang
bersifat wajib (mandatory). Hal ini berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang
SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak
Jaminan kesehatanapa yang diberikan yaitu jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.melalui penerapan system kendali biaya dan kendali mutu,dan
diselenggarakan berdasarkan asuransi sosial dan equitas bagi seluruh penduduk di wilayah
Republik Indonesia.
Jaminan Kesehatan Nasional JKN 2014 akan dijalankan oleh Pemerintah Indonesia mulai
tanggal 1 Januari 2014. Program JKN ini adalah merupakan salah satu program khusus yang
berasal dari Pemerintah Indonesia yang akan membawa angin segar bagi seluruh lapisan
masyarakat dan rakyat Indonesia. Dan tentunya tujuan serta manfaat dari program ini adalah bagi
rakyat Indonesia secara keseluruhan.
Yang dimaksud dengan Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Sedangkan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Dan BPJS Kesehatan mulai operasional pada
tanggal 1 Januari 2014.
Jaminan kesehatan Nasional (JKN) mempunyai multi manfaat, secara medis dan maupun
non medis. Ia mempunyai manfaat secara komprehensive; yakni pelayanan yang diberikan
bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Seluruh pelayanan
tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang
diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care).
JKN menjangkau semua penduduk, artinya seluruh penduduk, termasuk warga asing
harus membayar iuran dengan prosentase atau nominal tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin
dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta yang terakhir ini disebut sebagai
penerima bantuan iuran. Harapannya semua penduduk Indonesia sudah menjadi peserta JKN
pada tahun 2019.
Sedangkan BPJS [Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, merupakan badan hukum publik
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan social meliputi :
BPJS Kesehatan: Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan prog jaminan
kesehatan
BPJS Ketenagakerjaan
Orang asing yang bekerja minimal 6 bulan di Indonesia dan telah membayar
iuran Peserta BPJS Kesehatan
Fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya
dibayar pemerintah sebagai peserta Jaminan Kesehatan yang diatur melalui peraturan
pemerintah
Orang yang cacat total tetap dan tidak mampu cacat fisik/mental sehingga seseorang tidak
mampu melakukan pekerjaan, yang penetapnnya dilakukakn oleh dokter
Peserta Bukan PBI JK, dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain, maks. 5 org
Jika jumlah peserta dan anggota keluarga lebih dr 5 org, dpt mengikutsertakan dengan
membayar iuran tambahan
Kerugian tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan, seperti ketika sakit dan harus berobat atau
dirawat maka semua biaya yg timbul hrs dibayar sendiri & kemungkinan bisa sangat mahal di
luar kemampuan
PENTING,
Pendaftaran peserta PBI : Pemerintah mendaftarkan PBI Jaminan Kesehatan sebagai
peserta kepada BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pendaftaran peserta bukan PBI dan bukan pekerja: Setiap org bukan pekerja wajib
mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai peserta Jaminan kesehatan pada
BPJS Kesehatan dengan membayar iuran
IURAN
Apa Itu Iuran ? Adalah sejumlah uang yang dibayarkan scr teratur oleh peserta, pemberi kerja
dan atau pemerintah u/ program Jaminan Kesehatan
Besar iuran tambahan untuk peserta pekerja bukan penerima upah yang memiliki anggota
keluarga lebih dari 5 (termasuk peserta)
Iuran jaminan kesehatan ang sudah disepakati di tk. Pokja bagi anggota keluarga tambahan dr
peserta bukan penerima upah dan peserta bkn pekerja yang memiliki jml anggota keluarga lbh
dari 5 org tmsk peserta, dibayar oleh peserta mnrt ketentuan yang akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Presiden
MANFAAT
APA ITU manfaat ? Adalah faedah jaminan yang menjadi hak peserta dan anggota keluarganya
Manfaat untuk peserta dan keluarganya: Tiap peserta berhak memperoleh manfaat Jaminan
kesehatanyang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif tmsk pelayanan obat dan bhn medis habis pakai sesuai dg
kebutuhan medis yang diperlukan
2. Manfaat non medis, meliputi: Manfaat akomodasi (dibedakan berdasarkan skala besaran
iuran) dan Manfaat ambulans, hanya diberikan ungtuk pasien rujukan dari fasilitas
kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan BPJS Kesh.
1. Administrasi pelayanan
Rawat Jalan
1. Administrasi pelayanan
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
Rawat Inap
3. Pelayanan kesehatan yang telah ditanggung dlm program pemerintah tdk tmsk yang
dijamin
4. Peserta berhak dpt pelayanan alat bantu kesehatan (jenis dan plafon harga ditetapkan)
1. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam
peraturan yang berlaku;
3. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap
penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja;
9. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi
yang membahayakan diri sendiri;
10. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she,
chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment);
11. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen);
14. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar
biasa/wabah;
15. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan
kesehatanyang diberikan.
HAL LAIN
1. Pasien kecelakaan lalu lintas: BPJS kesh.membayar selisih biaya pengobatan yang telah
dibayar oleh program Jaminan kecelakaan lalu lintas sesuai dengan tarif BPJS kesehatan.
2. Peserta jaminan kesehatan yang menghendaki kelas perawatan yang lebih tinggi, selisih
biaya menjadi beban peserta dan atau asuransi swasta yang diikuti peserta
Fasilitas kesehatan
Apa itu Fasilitas kesehatan ? Adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya yankes perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau Masyarakat
Peserta terdaftar
1. Pertama kali tiap peseta terdaftar pada 1 fasilitas tingkat I yang ditetapkan oleh BPJS
kesehatan setelah mendapat rekomendasi Dinas Kesehatan
2. Minimal 3 bulan selanjutnya peserta berhak memilih Fasilitas Kesehatan tingkat I yang
diinginkan
3. Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan tingkat I tempat peserta terdaftar kecuali:
1. Berada di luar wilayah failitas kesehatan tingkat I tempat peserta terdaftar ; 2. keadaan
kegawatdaruratan medis
2. Fasilitas Kesehatan wajib menjamin peserta yang di RI u/ mendpt obat dan bhn medis
habis pakai yang dibutuhkan ssi dg indikasi medis
3. Fasilitas Kesehatan rujukan yang tidak memiliki sarana penunjang, wajib membangun
jejaring dengan Fasilitas Kesehatan penunjang u/ menjamin ketersediaan obat, bhn medis
habis pakai dan pemeriksaan penunjang yang dbutuhkan
2. Peserta yang menerima pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang tdk bekerjasama
dg BPJS Kesh., hrs segera dirujuk ke Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BJS
kesehatan setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dpt dipindahkan
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah
kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit ke unit yang lebih lengkap / rumah
sakit) untuk horizontal (dari satu bagian lain dalam satu unit). (Muchtar, 1977)
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas
masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun
horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan
yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain
secara horizontal maupun vertical.
B. Tujuan Rujukan
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara lain :
Sedangkan menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan khusus, antara
lain :
1. Umum
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayanan yang
optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Khusus
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara berhasil
guna dan berdaya guna.
C. Jenis Rujukan
Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari
unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus patologis
pada kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus masalah reproduksi
lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan
spesialis. Termasuk juga didalamnya pengiriman bahan laboratorium. Jika penderita telah
sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu
disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
Rujukan informasi medis membahas secara lengkap data-data medis penderita yang
dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. Kemudian Bidan menjalin kerja sama
dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian
maternal dan pranatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional
dan nasional pemantauan perkembangan maupun penelitian.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan eksternal.
a. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk.
b. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
1. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit
kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Jenis
rujukan medik:
D. Tingkatan Rujukan
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat
sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah
kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang
diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basib health services). Bentuk
pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan
balkesmas.
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan
perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk
pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D dan memerlukan tersedianya tenaga spesialis
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan
tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia: RS tipe A dan B.
E. Langkah-Langkah Rujukan dalam Pelayanan Kebidanan
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu dapat
menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga kesehatan yang
ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat
kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya,
mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang
harus dirujuk.
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan
kesediaan dan kemampuan penderita.
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf)
yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika ibu tidak siap dengan rujukan,
lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka
membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
1. Bidan
Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten
dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir
untuk dibawa ke fasilitas rujukan
2. Alat
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir
(tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan
tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
3. Keluarga
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu
dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut.
Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat
rujukan.
4. Surat
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau
bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-
obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu
pada saat rujukan.
5. Obat
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan mungkin
akan diperlukan selama perjalanan.
6. Kendaraan
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup
nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk. mencapai tempat
rujukan dalam waktu yang tepat.
7. Uang
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-
obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau
bayi baru lahir tinggal di fesilitas rujukan.
8. Darah
6. Pengiriman Penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan / sarana transportasi yang
tersedia untuk mengangkut penderita.
Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin / bidan desa
c. Puskesmas / puskesmas rawat inap
d. Rumah sakit pemerintah / swasta
2. Dari Posyandu ,dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin / bidan desa
c. Puskesmas / puskesmas rawat inap
d. Rumah sakit pemerintah / swasta
3. Dari Puskesmas Pembantu, dapat langsung merujuk ke:
2. Pendarahan pervaginaan
7. Ikterus
8. Anemia berat
18. Syok
1.1 Kesimpulan
SJSN adalah system penyelenggaraan program Negara dan pemerintah untuk
memberikan perlindungan social , agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan social bagi seluruh penduduk
Indonesia .
Rujukan pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dalam rangka rujukan ke system pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya
yaitu pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sewaktu menerima rujukan dari
tenaga non kesehatan , juga layanan yang dilakukan tenaga kesehatan ke tempat atau
fasilitas pelayanan kesehatan secara horizontal maupun vertical.
1.2 Saran
Agar pembaca dapat mengetahui tentang Sistem Pelayanan Kesehatan dan Sistem
Rujukan Pembaca juga dapat terinspirasi untuk meneliti dari sumber-sumber
pemanfaatan yang lain agar terciptanya system yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
; Rineka Cipta