Oleh
Akhmad Basori, M. Si
(Mr JOSS)
Entrepreneur & Mentor Bisnis
RESELLER ITU MULIA
Pengusaha Tangguh
Awalnya saya mulai usaha
itu jadi reseller. Ya, kalau modal
cekak dan pengalaman nol,
baiknya jadi reseller. Tapi nggak
sembarang jadi reseller produk
orang ya. Reseller yang baik itu cirinya ada dua, pertama produknya
bagus dan yang kedua ada yang membimbing dengan serius.
Alhamdulillah Allah kirimin orangnya lho dan langsung telepon saya
untuk jadi resellernya.
Oh iya, cara paling gampang jadi pengusaha atau bahasa kerennya
entrepreneur bisa dimulai dari reseller. Jangan langsung main di
produksi. Capek, udah gitu belum tentu making money alias
menghasilkan uang. Boleh aja sih main di produksi biar keren bikin
merek sendiri. Tapi pastikan sudah berpengalaman dan modalnya sudah
banyakan. Kalau dua itu ada, insyaallah bisa sukses.
Saya tahu banyak pengusaha pemula yang coba-coba bikin merek
sendiri. Padahal pengalaman jualannya minus dan modalnya tirus
(cekak). Ya, nggak sampai setahun bisnisnya mampus alias mati karena
kurang fulus (uang). Hehehe... Beneran. Kalau nggak percaya, coba aja.
Saya lima tahun sebagai pengajar di Kampus Bisnis Umar Usman,
"Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha" sudah melihat ratusan pengusaha
pemula, produk-produknya semuanya baru dan sudah tumbang di tahun
pertama. Ya, karena nggak kuat modal dan susah dalam penjualan.
Dari satu penelitian bisnis, 90% bisnis itu tumbang di tahun
pertama. Hanya 10% yang bertahan. Jadi memang sedikit. Kalau jadi
pengusaha itu mudah, maka semua orang akan jadi pengusaha. Tapi
kenyataannya khan nggak begitu. Karena disitulah diuji ketangguhan
dan keseriusan dalam menjalani bisnis. Betul apa betul? Saya yakin, Anda
yang membaca ebook ini siap menjadi pengusaha tangguh dan mau
belajar serius. Insyaallah habis itu rezekinya bagus.
Coba tanya mereka yang gonta-ganti usaha, bukan usahanya yang
nggak sukses tapi dirinya yang nggak sukses jalani usaha. Usaha apa saja
itu bagus dan bisa sukses. Wong ada orang usaha laundry dan sukses.
Ada orang bisnis clothing juga sukses. Ada juga pengusaha kaliner yang
omsetnya bikin ngiler dan sukses. Jadi saat kita memilih bisnis dan
nggak sukses, bukan bisnisnya yang nggak sukses. Kitanya aja yang
jangan-jangan karakternya, ilmunya dan action-nya belum beres.
Jadi coba perbaiki diri yang belum beres
sambil terus usaha bisnis, insyaallah akan
mudah sukses. Makanya buat pemula, jangan
gonta-ganti produk lagi ya. Karena itu tidak
akan mengganti nasib Anda. Yang ada adalah
jadilah pengusaha tangguh buat bisnis Anda,
tekuni, seriusi, setia sampai menghasilkan
buahnya.
Di buku “Pengusaha Tangguh” yang
saya tulis, juga saya jelaskan konsep amal ibadah yang membuat target
omset cepat berbuah. Diantaranya sholat dhuha, sedekah dan tilawah.
Coba praktek juga deh. Insyaallah hasilnya berkah dan berlimpah.
Mudahnya Jadi Reseller
Yup, langkah pertama untuk jadi
pengusaha, pastikan kita jago jualannya. Kalau
belum bisa jualan, ya nggak papa. Asal mau
belajar jualan. Wajar kok kalau selama ini kita
nggak bisa jualan. Karena memang kita nggak
pernah diajari jualan dari kecil. Bahkan saya
dulu di sekolah dilarang. Pas di kampus jualan
juga diremehkan. Padahal jualan itu salah satu sumber penghasilan yang
kecepatannya sembilan kali lipat dari karyawan. Nggak percaya, coba aja
tekuni jualan, insyaallah dompet mudah tebelan. Hehehe...
Saya sendiri, pernah saat SMP jualan, malah dicibirin teman. Pas
kelas SMA juga jualan, malah dicemo’oh nggak karuan. Pas kuliah tetap
jualan, tapi ya gitu deh, agak dianggap aktivitas yang memalukan. Ya,
begitulah nasib jualan di sistem pendidikan kita sekarang. Serasa belum
ada tempat penghormatan. Semoga sekarang sudah ada perubahan.
Padahal dengan mau belajar jualan adalah kunci kemandirian. Dan
ini yang langka dan jarang diajarkan. Nggak semua guru kita itu kaya.
Kita sudah tahu itu semua. Makanya kalau belajar hanya dari guru di
sekolah dan kuliah, ya kurang cukup. Mungkin ilmu tertentu mereka
jago. Tapi kalau ilmu kaya belum tentu. Dan salah satu kunci kaya adalah
mau belajar jualan. Dan jujur, dengan sekolah dan kuliah, tidak
menjamin kita kaya. Betul apa betul???
Saya memimpikan, guru-guru kita itu kaya semua, miliarder semua,
bahkan pengusaha yang hartanya sudah melimpah. Pasti yang diajarkan
salah satunya ya mulai belajar jualan semenjak kecil. Dan kalau ini masuk
kurikulum pendidikan, semenjak SD sampai SMA dimana usia mereka
sudah baligh, maka yang namanya pengangguran akan berkurang.
Karena mereka sudah punya bekal pengalaman, kalau mau uang, tidak
sekadar melamar pekerjaan, tapi bisa jualan. Keren khan!!!
Nah, kalau itu belum ditemukan di bangku sekolah dan kuliah,
maka kita cari di bangku kehidupan. Adakah? Ada? Ini yang namanya
mentor bisnis, ini yang namanya guru bisnis. Insyaallah jadi lebih optimis
rezeki bakalan lebih manis.
Oh iya, dari kisah saya jualan di sekolah, alhamdulillah semenjak
SMP, hasil jualan saya bisa untuk ongkos ke sekolah naik bus damri. Jadi
nggak minta uang jajan lagi. Pas di SMA juga sudah bisa buat bayar SPP
sekolah sendiri. Alhamdulillah sekali. Nah, pas di bangku kuliah bisa
untuk bertahan hidup di kerasnya kehidupan ibukota Jakarta.
Bersyukurnya saya. Ya, jualan adalah skill langka, kalau ini kita punya,
insyaallah mudah kita menjadi kaya. Jadi pelajari, tekuni, jalani.
Nah, dengan kita menjadi reseller maka kita langsung aktivitas
selling (menjual) alias jadi seller (penjual). Dan ini penting, karena kalau
closing, hasilnya bikin ngiler di rekening. Kita langsung dapat duit dan
kalau jagoan closing lagi, duitnya bisa banyak bingit. Hehehe....
Makanya pastikan jadi reseller yang di-
support ilmu jualannya, bahkan secara harian alias
setiap hari. Ada support gambar atau picture
termasuk endorse artis untuk jualan di sosial media
seperti instagram dan facebook. Dan endorse-nya
kalau bisa puluhan artis, bahkan tokoh dan ustad
sekalipun. Ini beneran akan memudahkan jualan
kita nantinya. Alhamdulillah saya mendapatkan ini semua dengan
menjadi reseller yang saya ikuti. Pastikan Anda juga ya
Dan satu lagi pesan saya, nggak usah minder karena jadi reseller.
Kenapa? Hehehe... Sabar, sebentar lagi akan dijabarkan panjang lebar.
Tetap semangatnya diperbesar ya....
Ngapain Minder
Gini, kita mau belajar jadi pengusaha dengan
menjadi reseller. Di awal-awal pasti banyak nyinyier
alias yang mencibir dan menyindir. "Cie... jualan nih
yeh..." Dan ini bikin kita baper alias dibawa perasaan.
Habis itu kita down dan nggak lanjut jualan. Sayang
deh. Hehehe...
Padahal mereka itu ngomong doang, beli juga kagak. Dan
anehnya, habis gituin kita, lalu ditinggal pergi begitu aja. Sambil lalu
gitu. Huhuhu....
Mereka nggak tahu, kita mau belajar jualan untuk nambah
penghasilan. Ada tumpukan hutang yang harus segera dibayarkan. Ada
tanggungan susu anak dan pampers bayi yang harus dibeli. Ada orang
tua di kampung halaman yang butuh transferan. Ada kebutuhan ini itu
yang mendadak harus ditunaikan. Mereka nggak tahu itu semua.
Apalagi lihat gaji, rasanya mustahil bisa untuk umroh dan naik haji.
Pengennya nabung, tapi sudah dihitung-hitung nggak akan ketampung
karena habis untuk kebutuhan sehari-hari yang menggunung. Padahal
kalau jualan menghasilkan, khan lumayan ada tambahan. Bahkan saya
ada cerita nyata, seorang guru SD yang gajinya di bawah UMR tapi
alhamdulillah bisa umrah bareng suami hasil dari reseller yang ditekuni.
Subhanallah ya...
Nah, ini mereka yang nggak pernah tahu dan nggak mau tahu.
Saya pun mengalami. Anda juga??? Makanya saya semangat jualan,
semangat jadi reseller, karena saat itu didesak kebutuhan.
Makanya jalan terus aja, jualan terus aja. Insyaallah inilah kunci
rezeki mengaliri bahkan bisa berlebih di kemudian hari. Aamiin!!!
Nah, kalau masih merasa minder jadi reseller, pikirkan kebutuhan
Anda yang harus dipenuhi setiap harinya, setiap minggunya, setiap
bulannya. Gimana, masih minder juga???? Alhamdulillah mindernya
sudah reda.
Apalagi sekarang saya mau kasih contoh nyata bahwa reseller itu
profesi mulia, pekerjaan mulia, aktivitas mulia. Simak ya....
“Ada seorang yang amanah, yang mengambil barang dari seorang
saudagar wanita kaya. Saking jujur dan terpercaya-nya sampai akhirnya
seseorang ini menikah dengan saudagar kaya tersebut yang memang
statusnya janda.”
Coba saya ulangi ya
“Seseorang ini ambil barang dari saudagar tadi. Kemudian
barangnya dibawa dan dijual lagi. Bahkan sampai harus menempuh
perjalanan jauh keluar negeri. Ya, seseorang ini menjualkan barangnya
kembali. Bahkan dalam sejarah, tidak ada cerita seseorang ini
memproduksi barang sendiri.”
Saya mau tanya? Kira-kira Anda sudah bisa menebak siapa
seseorang ini yang saya maksud??
Tepat sekali, Nabi Muhammad SAW dan saudagar wanita kaya itu
adalah Bunda Khadijah, istri tercintanya.
Karena gerak-geriknya akan ditiru dan diteladani orang sepanjang
zaman, maka ternyata cara jualan Nabi ini bisa diduplikasi atau ditiru
sampai kini. Jaman dulu namanya pedagang, kalau sekarang ya reseller
sebutannya. Apakah bisa menjadi kaya? Jangan ditanya, sudah terbukti
bisa. Saya salah satu contohnya. Hehehe
Jadi kalau kita niatkan jadi reseller untuk mengikuti jejak Nabi
Muhammad SAW dengan menjalankan dengan penuh amanah dan
terpercaya, insyaallah kita akan jadi reseller mulia.
Oh iya, materi ini bahwa Nabi pun
seorang reseller saya dapatkan dari
mentor saya, Mas Ippho Santosa, penulis
mega bestseller 7 Keajaiban Rezeki, saat
mengikuti seminar beliau “Meraih 100
Juta Pertama”. Saran saya, cari info seminar tersebut di internet dan ikuti.
Tambahan lagi, di dalam salah satu hadist, "Pedagang
(penjual/reseller) yang jujur dan terpercaya, akan dibangkitkan bersama
para Nabi, orang-orang shiddiq, dan para syuhada." (HR Tirmidzi no
1.209). Jadi spirit jadi reseller setara dan setaraf dengan para Nabi,
orang-orang benar seperti para sahabat Nabi, dan juga seorang syuhada
yang berjuang di jalan Allah. Wow, kalau kita hujamkan dan tajamkan
dalam niat, pasti semangat jadi reseller akan berkelebat.
Jadi dalam konteks bisnis, jualan pun harus dilakukan sungguh-
sungguh, habis-habisan, mati-matian, penuh perjuangan dengan spirit
Lillah yang sama gigihnya dengan seorang syuhada. Dan jangan lupa
unsur shiddiq tadi. Yakni benar, tidak bohong, bisa dipercaya dan
amanah. Insyaallah kalau demikian muaranya adalah surga atau jannah.
Jadi jangan setengah-setengah, jangan malas-malasan, jangan
gampang menyerah, karena itu bukan spirit syuhada namanya.
Dengan dua dasar inilah, akhirnya saya seriusin jadi reseller, saya
tekuni bisnis, saya penuh perjuangan mau sukses di sini. Nggak mau
mundur sebelum berjaya, nggak mau kalah sebelum kaya. Dan kalau
sudah begini spiritnya, insyaallah menjadi kaya itu mudah.
Nah, kalau Anda jadi reseller pastikan bukan karena ikut-ikutan
teman atau sekadar mencari tambahan penghasilan semata. Jangan!.
Benerin niat ingin bersama Nabi, sahabat-sahabat Nabi dan para
syuhada. Ini baru JOSS. Dan kalau niat sudah bener maka rezeki mudah
meluber.
Ciri niat yang bener ini akan terbukti dari kesungguhan usaha,
keseriusan jualan, dan totalitas menjalani bisnis. Jadi nggak ada lagi
pesimis, yang ada hanya optimis. Nggak ada lagi keluh kesah, yang ada
hanya syukur alhamdulillah. Ini baru namanya reseller mulia.
1. Jika jarang dihubungi, artinya masih kaku, masih beku. Maka perlu
dicairkan. Sapa dan basa-basi. Tanya kabar dan saling cerita aktivitas
sehari-hari.
2. Jika sudah pernah komunikasi, hangatkan pertemanan dengan sering
mengucapkan semangat pagi, komentar statusnya di WA, atau kepo
(tanyain) profil picture-nya. Misal, "Lagi dimana tuh?" (kalau suasananya
di tempat yang asyik). "Anaknya lucu ya" (kalau gambar profilnya anak).
"Selamat ya wisudanya." (kalau lagi gambar pakai baju toga).
3. Nah.. Jika sudah mencair, sudah biasa japri, atau dia malah yang
duluan japri, langsung lakukan penawaran terbuka. Misal saya ada temen
yang padat dan sibuk banget kerjanya, dan jualan saya adalah suplemen
penambah stamina. Maka langsung saya tembak untuk segera beli
dengan garansi 100% uang kembali jika 21 hari dikonsumsi rutin tidak
ada peningkatan kesehatan terjadi. Harganya Rp 250 ribu dan kalau
transfer hari ini GRATIS ongkos kirim se-Indonesia. Langsung tawarkan
lugas, jelas dan tuntas. Alhmadulillah saya pernah berhasil closing!!!
Yup, super jelas? Ayo bergegas praktek sampai omset Anda naik
kelas.
Nah, kenapa saya bilang sembilan bulan minimal bertahan??? Ya,
seperti bayi. Butuh sembilan bulan dalam kandungan. Butuh nutrisi,
butuh asupan gizi agar janin terlindungi. Dan ibu pun harus banyak
gerak agar janin juga sehatnya beranjak.
Di bisnis juga sama. Untuk di awal bergabung, perlu dana untuk
dapati barang. Makanya langsung jadi reseller. Barang ini langsung
konsumsi biar pas jualan percaya diri. Lalu jualanlah dengan semangat
membara. Nah, dengan adanya grup WA penjualan yang intensif penuh
bimbingan, insyaallah semangat terjaga dan nggak akan patah arang.
Tiga bulan awal biasanya masa penyesuaian. Belajar jualan eceran,
belajar tahu produknya lebih dalam, belajar ditolak orang, bahkan kalau
di tim saya, saya tantang untuk berani ditolak minimal sehari 10 orang.
Berani???? Disini belajar sabar, insyaallah nanti omset membesar.
Pengusaha itu sarapan paginya penolakan dan makan malamnya
kesuksesan. Jadi nikmati tiga bulan pertama dengan hidangan spesial
penolakan. Ingat, orang ditolak itu nggak bikin mati. Jadi biasa aja.
Tiga bulan kedua, biasanya kita sudah tahu diri. Dengan ditolak, itu
bagus. Membuat kita tawadhu dan tidak sombong. Ditolak ya biasa saja.
Dibeli ya biasa saja. Begitu seharusnya. Dan di fase kedua ini,
tantangannya adalah apakah kita bisa jadi sesungguhnya atau malah
tukang ngeluh sini, ngeluh sana. Kalau tangguh, insyaallah rezeki penuh.
Kalau suka ngeluh, ya rezeki menjauh. Saran saya di fase kedua ini, terus
tambah ilmu dengan banyak ikut seminar dan lebih intens komunikasi
dengan mentor sebagai salah satu sumber ilmu.
Insyaallah dengan adanya mentor, membuat jualan nggak
gampang eror, semangat nggak mudah kendor, dan meminimumkan
risiko tekor. Namun siap ya untuk digendor-gedor, insyaallah rezeki akan
meroket bak meteor dan menggelontor .
Nah di tiga bulan terakhir, insyaallah Anda akan mulai menikmati
hasil jualan Anda. Anda akan sudah tahu pola rezeki jualan Anda.
Dimana kekuatannya, dimana yang menghasilkan, dimana yang perlu
ditekuni dan diseriusin lagi. Kalau sudah tahu ini, tingkatkan lagi.
Mulai belajar terapkan target omset, mulai berani stock besar, dan
bersiaplah hajar-hajaran atau boleh kejar-kejaran. Ya, sebagai sesama
reseller yang notabene adalah kompetitor, silakan berkompetisi yang
sehat untuk menjadi yang tersohor. Silahkan!
Kadang untuk menjadi reseller yang terbaik dan omsetnya terbesar
itu bukan karena mengalahkan reseller yang lain. Bukan!!! Tapi karena
kita terus mau menempa diri untuk maju, mau menambah kapasitas diri
dan mau keras banyak berlatih. Dan tentunya banyak doa dan ibadah
agar tetap sederhana dan rendah hati.
Niatkan dengan menjadi reseller yang terbaik bisa untuk menjadi
sumber inspirasi dan motivasi buat yang lainnya. Makanya terus berbagi
ilmu dan semangatin yang lain untuk maju. Maju dan memajukan, hebat
dan menghebatkan, sukses dan mensukseskan, itu spiritnya.
Oh iya, di reseller yang saya ikuti, tiap bulan juga ada kewajiban
minimal repeat order atau restock barang untuk menyaring yang serius
jualan. Kecil banget kok, minimal seminggu jualan satu saja. Karena ini
grup penjualan ya harus ada target jualan. Apalagi yang dijual, margin
untungnya besar sampai Rp 100 ribu lebih dan pasarnya jelas. Harga jual
di pasar pun dipatok tegas Rp 250 ribu sehingga tidak terjadi perang
harga yang saling menindas. Bahkan kalau ada yang melanggar, siap
dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
Ya, dengan begini, kita akan serasa kuliah
bisnis yang langsung praktek beneran.
Alhamdulillah disini sudah banyak yang
mengecap hasil manis. Bahkan ada target
tertentu yang kalau tercapai, bisa liburan ke Raja
Ampat, salah satu destinasi wisata terbaik dunia
secara GRATIS. Dan saya adalah salah satu yang dapat liburan itu.
Oh iya, nama produknya British Propolis, produk premium dari
Inggris. Propolis itu inti dari sarang lebah yang banyak manfaatnya
untuk kesembuhan empat penyakit utama dan penjaga stamina. Untuk
bergabung, modalnya cuman Rp 1 jutaan dan akan mendapat 10 produk
dengan potensi omset Rp 2,5 juta rupiah. Nanti akan dibimbing oleh
saya, Mr JOSS dan Mas Ippho Santosa dengan ilmu-ilmu penjualan yang
berkualitas. Nanti di akhir ebook ini ada kontak yang bisa dihubungi.
Sip ya... Reseller untuk produk yang lain juga boleh. Yang pasti,
cari yang dibimbing dengan serius, produknya bagus dan jelas dapat
banyak fulus (uang). Hehehe...
Sampai disini, sepertinya Anda sudah tidak sabar untuk langsung
praktek jadi reseller. Saran saya, segera action tanpa nanti dan tanpa
tunda-tunda. Supaya rezekinya juga tidak nanti-nanti dan tertunda.
Boleh dengan tim saya langsung. Reseller produk lainnya pun silahkan.
Ingat ya, supaya berkah pastikan niatnya mengikuti jejak Nabi kita,
Nabi Muhammad SAW, sehingga bernilai sunah dan berakhir di Jannah.
Kalau sudah begini, baru disebut "Reseller Mulia". Semoga itu adalah
Anda, saya dan semua pembaca Ebook "Ternyata, Reseller itu Mulia".
-TAMAT-
DIBUKA PELUANG RESELLER MODAL RP 1 JUTAAN
0818-0952-0065.