Abc Untuk Pertumbuhan Kristen (Indo)
Abc Untuk Pertumbuhan Kristen (Indo)
Contents
Bagian Pertama:
Kehidupan Yang Pasti Terjamin
Pendahuluan
Materi pelajaran-pelajaran ini merupakan rangkaian pelajaran doktrinal yang bertujuan meletakkan
doktrin-doktrin mendasar yang sangat penting bagi orang-orang Kristen yang baru percaya atau yang
baru masuk dalam iman Kristen agar mereka dapat mulai menjalani kehidupan yang baru dan bertumbuh
dalam Kristus.
Banyak orang–orang yang baru masuk iman maupun yang telah sekian lama menjadi orang Kristen
terhambat dalam pertumbuhan rohani mereka karena mereka tidak memahami kebenaran-kebenaran
mendasar tentang hal berjalan dengan Kristus dengan kuasa Roh Allah berdasarkan terang FirmanNya.
Tujuan pelajaran ini adalah meletakkan dasar perjalanan iman mereka yang telah percaya kepada Kristus
agar mereka mulai mengalami kuasa kehidupan Kristus yang mengubah dengan pertolongan Roh Kudus.
Pelajaran-pelajaran ini akan khusus menyoroti keadaan orang-orang percaya di dalam Kristus, kedudukan
dan identitas mereka yang baru, dan bagaimana kebenaran-kebenaran ini membentuk dasar iman yang
kokoh, pertumbuhan, dan transformasi rohani yang terjadi sehingga kehidupan Kristus itu akan terlihat
nyata dalam dan melalui kehidupan mereka.
Pelajaran- pelajaran dalam Bagian Pertama: Kehidupan Yang Pasti Terjamin, bertujuan meletakkan
dasar yang kuat bagi pertumbuhan rohani dalam Kristus, yang akan menjadi landasan bagi pembahasan
dalam Bagian Kedua dan Bagian Ketiga.
Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Kedua: Kehidupan Yang Mengalami Transformasi, akan mengupas
kebenaran-kebenaran Kitab Suci yang khusus berhubungan dengan kehidupan yang telah diubah oleh
Kristus. Kehidupan ini akan terbentuk oleh pekerjaan Allah dalam kehidupan orang percaya melalui
pemahaman kebenaran-kebenaran Kitab Suci dan kesediaan menerapkannya dengan iman dalam
kehidupan sehari-hari.
Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Ketiga: Kehidupan Yang Berlipatganda, bertujuan untuk
mengefektifkan kehidupan orang-orang percaya sebagai abdi-abdi yang baik terhadap kasih karunia Allah
yang diuraikan dalam bagian yang membahas tentang pengabdian talenta, kebenaran, harta dan waktu.
Meskipun Allah adalah sumber penghiburan, damai, sukacita, namun tujuan akhirnya adalah menjadikan
kita pelayan-pelayan seperti Kristus, yang datang ke dunia ini bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani, yang menolong orang lain memahami kecukupan Kristus bagi setiap kebutuhan.
Rangkaian pelajaran ini dapat digunakan untuk pertumbuhan rohani setiap individu, khususnya dapat
berfungsi sebagai pedoman dalam pemuridan. Kendati pelajaran-pelajaran ini cukap memadai dalam
penguraiannya, namun ini bukanlah pembahasan yang lengkap untuk setiap pokok yang dikemukakan di
sini.
Ayat-ayat yang dikutip tidak dapat dijadikan hanya sebagai ayat-ayat pembukti, melainkan sebagai
acuan untuk penggalian lanjutan terhadap kebenaran yang diajarkan berdasarkan konteks ayat-ayat itu.
Pelajaran-pelajaran ini juga tidak dimaksudkan sebagai pegangan satu-satunya untuk setiap pokok
yang dibahas dan juga saya sendiri tak menganggap diri saya sebagai sumber primer atau satu-satunya
untuk setiap pokok bahasan karena saya sendiri banyak dipengaruhi dan ditolong oleh orang-orang lain
yang telah mengajar saya. Doa saya kiranya TUHAN, oleh kasih karuniaNya yang besar dan tak terbatas
itu, akan menggunakan pelajaran-pelajaran ini untuk hormat dan kemuliaanNya, dan untuk membangun
iman orang-orang kudus. Saya mempersembahkan pelajaran-pelajaran ini kepada Allah dan
mengandalkan Firman kasih karuniaNya yang mampu dan berkuasa membangun iman kita.
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam
kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Pelajaran 1:
Kepastian Mengenai Injil
Pendahuluan
Oleh karena menyaksikan iman kepada orang lain merupakan tanggung jawab utama setiap orang
percaya maka sebagai orang beriman kita memerlukan pemahaman yang jelas tentang rencana
keselamatan. Terlebih bagi setiap orang yang baru percaya kepada Kristus.
Penyajian singkat mengenai Injil berikut ini bertujuan untuk memperjelas inti Injil itu dan sekaligus
berfungsi sebagai metode efektif dalam penyajian Injil kepada orang-orang lain, terutama bagi orang-
orang Kristen yang baru mulai menempuh perjalanan sebagai orang-orang Kristen.
Pertanyaan Terpenting
Jika demikian, bagaimanakah kita dapat memiliki Anak Allah itu agar kita dapat melintasi jurang
pemisah yang sangat lebar dan dalam dan beroleh kehidupan kekal yang telah dijanjikan Allah untuk
kita?
Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
Pelajaran 2:
Kepastian Tentang Keselamatan
Pendahuluan
Orang-orang Kristen yang baru percaya maupun yang telah lama percaya memerlukan kepastian
mengenai hidup baru yang mereka telah terima di dalam Kristus. Akibat munculnya berbagai angin
pengajaran, orang-orang Kristen sering dilanda keraguan dan kekuatiran mengenai keputusan yang
mereka telah ambil untuk percaya kepada Kristus. Mereka sering mempertanyakan apa sebenarnya makna
keputusan untuk percaya kepada Kristus di dalam kehidupan mereka. Apakah pengaruh dan akibat-
akibatnya? Dapatkah keselamatan itu hilang atau menjadi batal? Apabila saya berbuat sesuatu dosa,
apakah itu berarti bahwa saya belum selamat?
Tujuan pelajaran ini adalah:
1. Untuk memberikan kepastian mengenai akibat dari mempercayai Yesus Kristus.
2. Membahas janji-janji dalam Kitab Suci yang dapat memberikan kepastian mengenai apa yang
orang percaya telah peroleh atau terima di dalam Kristus.
3. Memampukan orang percaya dalam mengatasi kebimbangan yang terkadang muncul mengenai
jalan kelepasan dan kemenangan yang Allah telah sediakan bagi setiap orang percaya.
Jaminan
Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus, terlepas dari apakah kita memahaminya atau tidak,
jaminan kekal bagi mereka yang berada di dalam Kristus sudah merupakan suatu realita rohani yang
pasti. Kepercayaan seseorang terhadap jaminan di dalam Kristus ini tak akan dapat mengubah atau
membatalkannya. Apabila kita telah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan telah mengakui serta
menerima karyaNya untuk keselamatan kita, apapun dan bagaimanapun perasaan dan pikiran kita,
jaminan itu sudah merupakan realita yang pasti.
Kepastian
Kepastian adalah realisasi dari jaminan tersebut. Ini merupakan wujud dari apa yang kita telah
terima dan miliki di dalam Kristus, seperti kehidupan kekal, pengampunan dosa, pemeliharaan Allah bagi
kita sebagai anak-anakNya. Kepastian ini terkait erat dengan pemahaman kita terhadap fakta-fakta dan
pemberian keselamatan yang diterima melalui iman kepada Kristus. Ini merupakan doktrin yang amat
sangat penting karena apabila dipahami secara benar akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan orang
percaya. Ini tidak hanya memberikan kepastian mengenai keselamatan melainkan juga memberikan
kepastian mengenai pemeliharaan Allah bagi kehidupan orang percaya.
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-
Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu
kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Apabila seseorang belum memiliki kepastian keselamatan, itu berarti kita harus mulai dengan
terlebih dahulu menyampaikan Injil untuk memastikan bahwa mereka telah benar-benar percaya kepada
Kristus. Sesudah itu barulah kita beralih kepada aspek-aspek kehidupan lainnya yang membutuhkan
kepastian.
Dasar-Dasar Kepastian
Firman Allah
Firman Allah adalah kesaksian Allah kepada orang percaya (1 Yohanes 5:11-13). Dalam teks Yunani
menambahkan article di depan kata “kehidupan.” Ini menunjukkan bahwa keselamatan dalam Kristus
bukan sekedar pemberian kehidupan belaka melainkan merupakan “kehidupan” itu sendiri yang
dikaruniakan kepada seseorang yang beriman kepada Kristus. Pernyataan yang jelas dalam Kitab Suci
adalah bahwa seseorang yang percaya kepada Kristus dan mengakui karyaNya di salib sebagai jalan
kelepasan dosa menerima :
(1) Kehidupan kekal.
Yohanes 3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi
barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka
Allah tetap ada di atasnya.
1 Yohanes 5:11-13 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang
kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia
memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya
itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu,
bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
(2) Pengampunan dosa.
Kisah 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-
Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.
Kolose 2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena
tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia,
sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita.
(3) Kelepasan dari hukuman.
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-
Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di
dalam Kristus Yesus.
(4) Pembenaran Allah.
Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Jadi apakah akan kita
katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? Sebab jikalau Abraham
dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di
hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham
kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
Robert Lightner, Sin, The Savior, and Salvation, Thomas Nelson, Nashville, 1991, hal. 246
1
Karya Kristus
Memahami karya Kristus secara benar (kematianNya yang menggantikan kita dan menanggung dosa-
dosa kita di salib) sangatlah penting dalam memperoleh kepastian. Tentu saja hal ini harus didasarkan
pada pernyataan atau kesaksian Kitab Suci, namun tekanan harus diberikan kepada pemahaman tentang
kecukupan karya Kristus yang telah selesai dan apa yang dicapai melalui kematian Kristus itu. Ada dua
aspek penting yang terlihat jelas di sini:
2
Charles Bell, Calvin and Scottish Theology: The Doctrine of Assurance, Handsel, Edinburg,
1985, hal. 28.
3
Earl Radmacher, The Grace Evangelical Society News, Vol. 10, No. 3, May-June 1995, hal. 1.
5
John F. MacArthur, Jr., The Gospel According to Jesus, Zondervan, Grand Rapids, 1988, hal.
190.
The Bema
(Takhta Pengadilan Kristus)
Apakah kepastian keselamatan yang kita peroleh berdasarkan karya Kristus yang telah selesai Ia
kerjakan untuk kita berarti kita bisa berbuat apa saja dan tidak perlu risau dengan perbuatan-perbuatan
kita? Apakah kepastian keselamatan itu membolehkan kita berbuat apa saja yang kita inginkan dalam
kehidupan kita? Tidak, sama sekali tidak, apabila kita memahami Firman Allah secara menyeluruh.
Setiap orang percaya atau setiap anak Allah adalah abdi (pelayan) yang baik terhadap waktu, talenta
(termasuk karunia rohani), kebenaran Allah, dan harta yang telah Allah percayakan kepada kita. Seorang
abdi atau pelayan adalah seorang yang dipercayakan untuk mengelola milik atau kepunyaan orang lain.
Apakah artinya? Rasul Paulus mengajarkan bahwa “yang dituntut dari setiap pelayan adalah agar didapati
setia.” Allah akan menuntut pertanggungjawaban kita terhadap apa yang Ia telah percayakan kepada kita.
Saatnya akan datang di mana kita akan mempertanggungjawabkan kehidupan yang Ia telah karuniakan
kepada kita. Inilah maksud atau arti firman dalam 1 Korintus 3:12-15:
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu,
rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak.
Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan
bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang
dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia
akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam
api.
Perhatikan perbedaan di sini. Orang percaya berada di sorga berdasarkan apa yang telah
dikerjakan oleh Kristus, namun untuk setiap pekerjaan yang kita lakukan dan kesetiaan
kita dalam mengelola karunia-karuniaNya kepada kita, Ia akan membalasnya dengan
pemberian pahala. Sekali lagi, coba simak dengan baik komentar Radmacher tentang
ini:
Ketika saya menulis perkataan-perkataan ini, saya ada di hadapan Allah dalam keadaan
tanpa cacat-cela dan sempurna karena Allah melihat saya melalui Yesus Kristus. Fakta
ini tak dapat diganggu gugat. Tak seorangpun yang telah mengenal Yesus Kristus akan
menghadap pengadilan Takhta Putih dalam Wahyu 20. Namun setiap orang percaya
akan menghadap Takhta Pengadilan Kristus (Bema) dan seluruh pekerjaan (perbuatan)
kita akan diadili (2 Kor. 5:10). Penting diperhatikan bahwa baik orang yang tidak
bertobat maupun yang sudah bertobat akan diadili menurut pekerjaan-pekerjaan mereka.
Orang yang tidak bertobat akan dihukum menurut perbuatan mereka pada Pengadilan
Takhta Putih dan dalam pengadilan itu akan ditentukan tingkat hukuman kekal yang
menimpanya di neraka. Demikian pula Orang yang bertobat akan dihakimi menurut
pekerjaannya (perbuatannya) pada pengadilan Bema dan hasil dari pengadilan itu akan
menentukan pahala yang akan diberikan kepadanya. 6
Dalam Pelajaran 7 nanti, kita akan membicarakan Takhta Pengadilan Kristus lebih mendetail, namun
untuk saat ini cukup bagi kita untuk mengetahui bahwa meskipun kita terjamin aman di dalam Kristus
Juruselamat kita dan sorga telah menjadi bagian kita yang pasti, kita masih diberikan kesempatan untuk
mengabdi dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang dituntut dari kita
sekarang adalah sikap kedisiplinan berdasarkan kasih karunia Allah dalam mengejar kesalehan yang
mengandung janji bagi kehidupan sekarang maupun hidup yang akan datang.
1 Timotius 4:7-8 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah
dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam
segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang
akan datang.
6
Radmacher, Vol. 10, No. 3, hal. 1, 4.
Pendahuluan
Meskipun orang percaya sudah memperoleh kepastian mengenai keselamatannya dan tak
meragukannya lagi, pertanyaan yang masih muncul adalah mengenai ketetapan atau keabadian
keselamatannya. Setelah orang percaya itu beroleh keselamatan karena percaya Kristus dan kematianNya
di salib untuk menebus dosa-dosanya, dapatkah orang percaya itu kehilangan keselamatannya? Adakah
sesuatu yang kita lakukan yang berakibat hilangnya keselamatan kita? Jawabannya adalah TIDAK!
Mengapa? Karena Kitab Suci menegaskan bahwa dengan iman kita dilindungi oleh kuasa Allah. Dengan
iman kita telah dibawa masuk ke dalam suatu hubungan kasih karunia dengan Allah, sebagai pemberian
Allah melalui AnakNya yang dikasihi. Kita selamat berdasarkan kesaksianNya bukan kesaksian kita.
1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu
sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada
zaman akhir.
Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya
kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
Ketujuh pendekatan berikut ini membahas mengenai jaminan kekal orang percaya. Keselamatan itu
tak akan hilang karena terjamin oleh kuasa Allah yang melindunginya dan kecukupan Pribadi dan Karya
Kristus bagi kita.
Pendekatan Trinitas
Argumentasi pertama mengenai jaminan kekal keselamatan orang percaya berlandaskan peran ketiga
pribadi dalam Trinitas yang melindungi sehingga kita tetap aman di dalam Kristus.
Peran Anak
Roma 8:31-39 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika
Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan
mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang
malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau
kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-
domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut,
maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang
di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pernyataan dalam Roma 8:34, “Kristus Yesus, yang telah mati,” diberikan sebagai jawaban kepada
pertanyaan-pertanyaan dalam ayat 31-33, dan juga mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan serta
pernyataan-pernyataan dalam ayat 35-39. Namun tujuan dari ayat 34 adalah untuk menunjukkan
terjaminnya keselamatan kekal orang percaya. Ada dua alasan yang dikemukakan yang berkaitan dengan
Kristus, Allah Anak:
Peran Bapa
Karena tuntutan kesucianNya telah terpenuhi lewat kematian AnakNya, maka perlindungan Allah
terhadap keselamatan kita terjamin berdasarkan:
KuasaNya
Tak ada sesuatu atau seorangpun yang lebih besar dan lebih berkuasa dari Allah Bapa. Ini pula berarti
tak ada sesuatu dan seorangpun yang dapat menggagalkan tujuan Allah dalam menyelamatkan kita atau
dapat mengeluarkan kita dari lingkup kasih dan pemeliharaanNya (lihat Rom. 8:31-39).
1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu
sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada
zaman akhir.
Yudas 24 Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang
membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-
Nya.
2 Korintus 5:17-19 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari
Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan
yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Pendekatan Posisional
Baptisan Roh Kudus berfungsi mempersatukan orang percaya dengan Kristus. Hal ini merupakan
posisi rohani yang baru yang diterima oleh setiap orang percaya. Perkataan seperti “di dalam Kristus,” “di
dalam Dia, yang dikasihiNya,” yang digunakan berulang kali dalam surat-surat Paulus, menunjuk kepada
konsep pemikiran ini. Ini menegaskan bahwa kita telah diselamatkan dan diterima oleh Allah
berdasarkan posisi kita atau persatuan kita dengan Kristus.
Efesus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah
mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya
kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Efesus 2:5-6 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita
telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- dan
di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat
bersama-sama dengan Dia di sorga.
Kolose 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah
dan penguasa.
2 Timotius 2:11-13 Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan
hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika
kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap
setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Perkataan dalam ayat berikut ini bukan sekedar jaminan saja, melainkan jaminan ganda! Persatuan
kita dengan Kristus sekaligus merupakan jaminan terhadap kemuliaan yang pasti akan menjadi bagian
kita.
Kolose 3:3-4 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus
di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak,
kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Pendekatan Logika
Apabila sebelum kita bertobat, Allah telah melakukan hal yang sedemikian besar bagi kita ketika kita
masih sebagai orang-orang berdosa yang terpisah dari Dia, ketika kita masih sebagai musuh Allah,
apalagi sekarang ini ketika kita telah diperdamaikan dan dipersatukan dengan Dia, yang telah dibenarkan
di dalam Kristus. Pasti Ia akan melakukan hal-hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi bagi kita yang
telah menjadi anak-anakNya.
Roma 5:8-10 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita
sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka
Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidup-Nya!
Ayat-ayat Problematik
Bagaimana dengan ayat-ayat yang sering dianggap mengajarkan mengenai kehilangan keselamatan?
Pelajaran ini tak bermaksud membahas semua ayat-ayat itu. Namun bila dicermati dengan saksama,
dengan memperhatikan konteks dekat maupun konteks seluruh Perjanjian Baru, dan memperhatikan
analogi iman, sesungguhnya tak ada dari ayat-ayat itu yang mengajarkan bahwa orang percaya dapat
kehilangan keselamatan.
Analogi Iman
Analogi iman merupakan prinsip hermeneutika (ilmu penafsiran) yang mengajarkan bahwa ayat-ayat
yang kurang jelas harus diartikan berdasarkan ayat-ayat yang jelas, bukan sebaliknya. Saya yakin mereka
yang mempercayai keselamatan bisa hilang, atau yang mengajarkan keselamatan KeTuhanan (Lordsship
salvation), telah mengabaikan prinsip ini.
Ada dua cara mereka mengabaikan prinsip ini :
(1) Mereka mendasarkan pemahaman akan Injil pada ayat-ayat yang kurang jelas, bukannya kepada
ayat-ayat jelas yang jumlahnya sangat banyak.
(2) Mereka tidak mau menggunakan prinsip-prinsip penafsiran yang benar terhadap ayat-ayat yang
jelas dengan mengartikannya menurut pandangan keliru tentang ayat-ayat yang tak jelas atau sulit.
Konsekuensi-konsekuensi Lain
Selain akibat-akibat yang telah disebutkan di atas adalah:
(1) Penimpaan disiplin Allah yang menjadi semakin dahsyat.
Mazmur 32:4 Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku
menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
Ibrani 12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang
yang diakui-Nya sebagai anak."
Pendahuluan
Pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, kita dilahirkan kembali dan menjadi anak
dalam keluarga Allah. Sejak saat itu kita pemeliharaan Allah, sebagai Bapa kita yang mengasihi, menjadi
bagian kita.
Yohanes 1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang
yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh
keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu
menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan
roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Galatia 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus
Kristus.
Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang
meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu
kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika
kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya."
Karena Allah kita adalah sempurna maka demikian pula pemeliharaanNya terhadap kita adalah
sempurna dan lengkap. Pelajaran berikut ini akan menyoroti aspek pemeliharaan Allah terhadap orang-
orang percaya, yang telah menjadi anak-anakNya yang dikasihi. Kebenaran-kebenaran yang kita akan
selidiki berikut ini sangat penting dipahami oleh setiap orang yang percaya.
Kesimpulan
Di akhir kehidupan George McCluskey, ia sangat terbeban untuk anak-anaknya. Karena itu setiap
hari ia meluangkan sejam berdoa dari jam 11 sampai 12 mendoakan mereka satu demi satu. Ia berdoa
bukan hanya untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk cucu-cucunya, dan buyut-buyutnya yang belum lahir
pada saat itu. Ia berdoa agar mereka akan mengenal Allah yang benar di dalam Yesus, AnakNya, dan
sungguh-sungguh menyerahkan hidup mereka bagi pelayananNya. Dari keempat generasi keturunannya,
ternyata setiap anaknya menjadi pendeta atau kawin dengan seorang pendeta, terkecuali satu. Orang itu
adalah Dr. James Dobson, yang terkenal dan mungkin tak asing lagi bagi kita. Tak banyak yang mengenal
George McCluskey, namun karena doanya ribuan bahkan jutaan orang dalam generasi sekarang ini
mendapat berkat yang besar.
Pelajaran 5:
Kepastian Mengenai Jalan Kelepasan dari Dosa
Pendahuluan
Banyak pertanyaan muncul mengenai permasalahan dosa dalam kehidupan orang percaya. Mengapa
saya sebagai orang percaya masih berbuat dosa? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa
memperoleh pengampunan atas dosa saya? Bagaimana saya dapat mengatasi dan menaklukkan sifat-sifat
lama saya? Orang percaya akan diperhadapkan dengan dilemma (permasalahan) seperti yang dinyatakan
dalam Roma 7:15-18 dan Galatia 5:17. Itulah sebabnya orang-orang Kristen masa kini perlu arahan dan
petunjuk Kitab Suci dalam menghadapi permasalahan ini.
Roma 7:15-18 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku
kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi
jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat
Definisi Dosa
Dosa adalah segala sesuatu yang tidak sesuai atau mencapai standar (sasaran) yang telah ditetapkan
Allah. Segala hal yang tidak sesuai dengan hukum moral Allah dalam bentuk tindakan, perbuatan atau
keadaan adalah dosa. Singkatnya, setiap hal yang bertentangan dengan karakter Allah yang kudus adalah
dosa.7
Kategori-Kategori Dosa
Ayat-ayat Kunci:
Amsal 6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang
menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan
darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki
yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan
kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Efesus 5:19-22 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan
segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada
yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan.
Untuk dapat lebih mendalami sifat dosa itu, kita dapat mengelompokkan dosa itu ke dalam empat
kategori:
7
Charles C. Ryrie, Basic Theology, Victor Books, Wheaton, 1986, hal. 212.
Tujuan Pengakuan
Ayat-ayat Kunci:
1 Yohanes 2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Amsal 28:13-14 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi
siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. Berbahagialah orang yang
senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke
dalam malapetaka.
I Yohanes 2:1 memperjelas tujuan yang ada dalam pikiran Yohanes. Sebagaimana telah disebutkan,
pengakuan itu bertujuan untuk menghentikan proses berbuat dosa. Pengakuan bermaksud agar kita
membereskan dosa sehingga persekutuan kita dengan Tuhan menjadi pulih. Kesempatan untuk
mengadakan pengakuan ini tak boleh dijadikan dalih untuk terus dapat berbuat dosa, misalnya dengan
mengatakan, “Saya dapat berbuat dosa semau saya karena saya selalu dapat mengakui dosa itu.” Sikap
seperti ini akan membawa beberapa akibat buruk bagi kita:
(1) Membuat kita memandang ringan dosa. Akibatnya kita sulit melihat konsekuensi-
konsekuensinya yang jelek dan dahsyat terhadap kemuliaan Allah, terhadap kesaksian kita kepada orang-
orang lain, terhadap pribadi kita sendiri, dan terhadap pahala-pahala kekal yang telah disediakan Allah
bagi kita.
(2) Membuat kita tak melihat alasan perlunya pengakuan. Kita mengakui dosa untuk
menghentikan perilaku berdosa dan untuk memulihkan kembali persekutuan dan kuasa Allah dalam diri
9
William F. Arndt dan F. Wilbur Gingrich, A Greek-English Lexicon of the New Testament and
Other Early Christian Literature, Cambridge, University Press, 1960, hal. 623.
10
Zane Hodges, “1 John,” The Bible Knowledge Commentary, the New Testament Edition,
Editor, John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, Victor Books, Wheaton, 1983, hal. 887.
11
A. T. Robertson, A Grammar of the Greek New Testament in the Light of Historical Research,
Broadman Press, Nashville, 1934, hal. 1087; James Hope Moulton, A Grammar of the New Testament
Greek, Vol. 1, T. & T. Clark, Edinburgh, Third Ed., 1967, hal. 167.
Data Pribadi
Prinsip-prinsip yang dapat kita gunakan dalam mengolah data mengenai diri kita sendiri:
(1) Allah telah membentuk kita dan mengangkat kita sesuai dengan tujuan-tujuanNya. Tujuan
Allah ini mencakup setiap aspek kehidupan dan keberadaan kita – termasuk aspek seksualitas, talenta, IQ,
fisik, orang tua, latar belakang, waktu dan usia, dll., terkecuali dosa.
Mazmur 139:13-16 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku
dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan
ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku
tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku
direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal
Kesimpulan Prinsip-Prinsip
(1) Kita harus belajar mempertimbangkan data dan fakta apa saja yang kita peroleh dari dunia kita
(kesehatan, kemampuan, pendidikan, keuangan, sakit-penyakit dan kondisi-kondisi lainnya).
(2) Kita harus mempelajari fakta-fakta ini dan belajar menerima keadaan kita dan meyakini bahwa
Allah memegang kendali dan menggunakan setiap keadaan sesuai rencanaNya . Ia aktif bekerja dalam
setiap hal dan kondisi.
(3) Dalam mempertimbangkan data-data dan fakta-fakta ini, kita harus mengingat peran Firman
Allah sebagai pedoman dalam menentukan apa yang benar dan salah.
Ibrani 5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat.
Yesaya 55:7-9 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat
meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan
mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-
Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu
Pelajaran 7:
Kepastian Mengenai Pahala Kekal
Pengajaran tentang Bema
Pelajaran berikut ini yang akan membahas mengenai Pahala dan Takhta Pengadilan Kristus
merupakan doktrin utama dalam Perjanjian Baru. Ajaran ini sering diabaikan, atau kalaupun diajarkan
sering disalahartikan karena menyebut tentang “pengadilan” yang meruakan terjemahan dari bahasa
Yunaninya. Mengenai hal ini, Samuel Hoyt berkomentar:
Di kalangan gereja masa kini tampak adanya silang pendapat mengenai sifat pengadilan
atau pemeriksaan yang dilakukan ketika seseorang menghadap takhta pengadilan
Kristus. Perkataan “takhta pengadilan Kristus” bisa mengakibatkan kesimpulan keliru
mengenai sifat dan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Kekeliruan yang biasa muncul
adalah bahwa Allah akan menjatuhkan ganjaran yang setimpal dengan dosa-dosa yang
dilakukan oleh orang-orang percaya, yang berakibat penjatuhan hukuman sebagai
pembalasan atas dosa-dosa mereka. 12
Kita akan melihat nanti bahwa meskipun dalam Pengadilan akan membawa akibat-akibat serius,
namun Takhta Pengadilan Kristus itu bukanlah tempat penjatuhan hukuman terhadap dosa-dosa orang-
orang percaya, melainkan pemberian pahala bagi orang-orang percaya yang ditentukan berdasarkan
kesetiaan dan amal baktinya.
Dalam 1 Tesalonika 2:19-20, Rasul Paulus mengakui bahwa ia termotivasi oleh fakta tentang
pemberian pahala-pahala pada kedatangan Kristus bagi orang-orang percaya. Hal ini selalu
disinggungnya dalam setiap fasal suratnya ini dan juga menjadi pokok bahasan utama dalam 2
Tesalonika. Memang peristiwa kedatangan Kristus kedua kali dan maknanya bagi dunia dan diri kita
secara pribadi merupakan pokok penting dalam Perjanjian Baru.
Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective, Part 1,” Bibliotheca
12
14
Lewis Sperry Chafer, Major Bible Themes: 52 Vital Doctrines of the Scripture Simplified and
Explained, direvisi oleh John F. Walvoord, Zondervan, Grand Rapids, 1974, hal. 282.
15
Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology, Vol. 4: Ecclesiology-Eschatology, Dallas Seminary
Press, Dallas, TX, 1948, hal. 406.
4. Hilangnya Kesempatan-Kesempatan
Bila keinginan kita sendiri yang mengendalikan kehidupan kita, bukannya Tuhan, kita akan menjadi
tidak sensitif terhadap orang lain sehingga hilang kesempatan untuk melayani. Dengan kata lain, kita
kehilangan visi. Orang-orang Kristen duniawi tidak memiliki visi selain hanya mengejar ambisi atau
urusan pribadi mereka sendiri.
Yohanes 4:34-38 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu
mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu:
Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan
matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia
mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama
bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang
lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-
orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
18
Hoyt, hal. 33-34.
19
Hoyt, hal. 38.
Hilangnya Pahala
Diskualifikasi
Diskualifikasi yang disebutkan dalam 1 Korintus 9:27 berarti didiskualifikasi dari pahala, bukan
kehilangan keselamatan. Ini tampak lebih jelas dalam konteks dan analogi yang digunakan mengenai
pertandingan olahraga Yunani.
1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Merasa Malu
Istilah lain yang menunjukkan aspek negatif dari Bema terdapat dalam 1 Yohanes 2:28. Ayat ini pasti
menunjuk kepada Bema. Dalam ayat ini dikemukakan kita beroleh keberanian karena kita tinggal di
dalam Kristus. Sedangkan rasa malu di hadapan Tuhan merupakan akibat kegagalan untuk tetap tinggal
di dalam Dia.
G. Abott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament, 3rd ed., T. & T. Clark,
20
22
E. Schuyler English, “The Church At the Tribunal,” dalam Prophetic Truth Unfolding Today,
ed. Charles Lee Feinberg, Fleming H. Revell Co., Old Tappan, NJ, 1968, hal. 29.
23
Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective,” Bagian 2, Bibliotheca
Sacra, electronic media, hal. 131.
Stephanos
Ini adalah mahkota seorang pemenang, yang berbentuk kalung dari dedaunan yang dikenakan oleh
Hakim pada Pengadilan Bema kepada seorang atlit yang menang. Istilah ini digunakan untuk mahkota
yang dijanjikan bagi orang-orang percaya karena kesetiaan mereka dalam kehidupan Kristen.
Diadema
Ini adalah mahkota seorang raja. Istilah ini digunakan untuk ketujuh diadema yang dikenakan oleh
Binatang dalam Wahyu 12:3 dan 13:1. Sebagai bukti bahwa Kristus adalah Raja di atas segala raja, Ia
mengenakan diadema pada waktu kedatanganNya kembali ke dunia.
Wahyu 19:21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut
Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.
Tuhan Yesus adalah Pemenang, dan kemenangan kita sebenarnya adalah kemenanganNya yang kita
peroleh melalui iman. Mahkota diberikan sebagai pahala atas kesetiaan kita dalam memanfaatkan
anugerah Allah dan kemenangan Kristus dalam kehidupan kita. Mahkota-mahkota ini mengingatkan kita
tentang tanggung jawab kita agar tetap tinggal di dalam pokok anggur.
Pentingnya Mahkota
Mahkota Duri
Mahkota duri ini berbicara tentang karya Kristus di salib yang sekaligus mengartikan
kemenanganNya atas dosa, Setan, dan maut.
Matius 27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-
Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka
berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang
Yahudi!"
Mahkota Kemegahan
Mahkota ini diberikan kepada mereka yang giat bersaksi dan melayani. Di satu sisi jemaat di
Tesalonika merupakan mahkota Paulus, dan ketika menghadap Bema akan ada sukacita serta kebanggaan
atas kehadiran mereka di surga.
1 Tesalonika 2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota
kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau
bukan kamu?
Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku
dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang
kekasih!
Namun apakah yang dimaksudkan Paulus ketika ia menyebut jemaat Tesalonika sebagai mahkotanya?
Berdasarkan penggunaan istilah “mahkota” (stephanos, mahkota pemenang) dalam ayat-ayat lain, dan
fakta bahwa orang-orang percaya akan meletakkan mahkota-mahkota mereka di hadapan Tuhan, Paulus
mungkin memikirkan tentang sebuah mahkota pribadi yang ia akan terima karena keberhasilannya dalam
mengantar orang kepada Kristus. Meskipun dalam ayat ini Paulus tidak mengatakan bahwa ia akan
menerima mahkota, namun pemikiran ini tersirat dalam ayat ini dan juga dalam ayat-ayat lain. Meskipun
mereka yang telah dihentarnya kepada Kristus mungkin belum hidup sesuai yang diinginkan Tuhan,
namun menyaksikan keberadaan dan kehadiran mereka di surga membawa sukacita yang sangat besar.
Wahyu 4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-
lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu,
Mahkota Kehidupan
Mahkota ini diberikan kepada mereka yang sabar menanggung ujian (pencobaan) dan godaan (Yak.
1:12; Wah. 2:10). Mahkota yang dimaksud di sini bukan kehidupan kekal karena kehidupan kekal
diberikan melalui iman kepada Kristus. Mahkota ini merupakan pahala yang mereka terima karena
kesabaran dalam menanggung pencobaan dan kemenangan atas godaan.
Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia
sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia.
Wahyu 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis
akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu
dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia
sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Mahkota Kebenaran
Mahkota ini merupakan pahala yang diberikan kepada mereka yang setia dan giat menggunakan
karunia-karunia dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan dalam melayani pekerjaan Tuhan. Dan juga
mahkota ini diberikan kepada mereka yang merindukan kedatanganNya. Perhatikan bahwa kedua hal ini
tak dapat dipisahkan. Merindukan kedatanganNya sama dengan hidup dalam terang kedatanganNya.
2 Timotius 4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan
hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-
Nya.
Mahkota Kemuliaan
Mahkota kemuliaan dijanjikan kepada para penatua atas kesetiaan mereka dalam menjalankan tugas
dan tanggungjawab menggembalakan jemaat.
1 Petrus 5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima
mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Peletakkan Mahkota-Mahkota
Oleh karena hanya Kristus yang berlayak dan karena kita hanya dapat berbuah apabila kita tinggal di
dalam Dia dan membiarkan kehidupanNya mengisi kehidupan kita, maka setiap orang percaya akan
meletakkan seluruh mahkotanya dihadapan Kristus sebagai pengakuan bahwa semua perbuatan dan
pelayanan kita adalah karena kasih karuniaNya semata.
Wahyu 4:10-11 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-
lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa;
sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan."
Kesimpulan
Bagian ini mengakhiri pelajaran kita tentang berbagai cara Allah dalam memberikan kita jaminan
kepastian tentang pemeliharaan dan kasihNya yang sempurna. Kita telah mempelajari bahwa jaminan
kepastian dari Allah ini mencakup masa lampau keselamatan kita, masa sekarang dengan berbagai jenis
kebutuhan hidup kita – misalnya, perlindungan, pemeliharaan setiap hari, keampunan, kemenangan atas
dosa, dan tuntunan melintasi badai-badai kehidupan. Namun tidak berhenti di sini saja karena dalam
pelajaran terakhir ini kita telah belajar bahwa jaminan kepastian dari Allah ini juga menembusi kekekalan
masa yang akan datang. Melalui pelajaran ini kita juga mendapatkan kepastian bahwa segala jerih payah
kita tidak sia-sia di dalam Tuhan. Allah mempunyai program untuk memberikan pahala kepada orang-
orang percaya yang setia dalam pelayananNya dan menang karena iman kepada anugerahNya yang tak
terbatas itu.
Tidaklah heran apabila penulis Ibrani menyebut keselamatan kita dalam Kristus sebagai
“keselamatan yang sebesar” itu (Ibr. 2:3). Namun tepat pula apabila kita mengakhiri pelajaran ini dengan
merenungkan peringatannya mengenai “keselamatan yang sebesar itu” yang telah kita peroleh. Ia
mengatakan:
Ibrani 2:1-4 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita
dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan
dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan
ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau
kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh
Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat
dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus,
yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Kitab Suci, dengan perantaran malaikat, telah menyatakan mengenai umat Allah pada masa
Perjanjian Lama bahwa mereka telah menerima pembalasan yang setimpal dari Allah karena
ketidaktaatan mereka, namun janganlah kita berpikir bahwa sebagai umat masa Perjanjian Baru bahwa
kita akan luput dari akibat-akibat seperti itu bila kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebegitu besar
yang telah dikerjakan Kristus di atas salib bagi kita. Selain kita beroleh keselamatan, Allah juga
memberikan kita kepastian kepastian mengenai pemeliharaanNya baik masa lampau, sekarang, dan masa
yang akan datang. Sebagai abdi-abdi atau pelayan-pelayan yang baik dari berkat-berkat yang Allah, kita
diberikan suatu tanggung jawab yang besar dan mulia untuk bertindak berdasarkan kehidupan baru yang
telah kita terima dalam Kristus. Allah telah berkenan menjadikan kita resipien (penerima) keselamatan
yang sebegitu besar itu.
Dalam kaitan dengan peringatan ini, Zane Hodges menjelaskan:
Apabila para pembaca tidak memandang kepada kemenangan akhir dan kelepasan yang
telah dijanjikan yang adalah kemenangan akhir dari Anak Allah itu sendiri, mereka
dapat mengharapkan pembalasan yang setimpal. Namun tentang sifat dari pembalasan
itu tidak dijelaskan oleh penulis, namun agak sulit untuk mengatakan bahwa penulis
berbicara tentang neraka dalam hal ini. Perkataan “kita” yang sering ditemukan dalam
ayat-ayat ini menunjukkan bahwa penulis pun memasukkan dirinya sendiri di antara
mereka yang harus memperhatikan peringatan ini.
Tentu saja “keselamatan” yang disebutkan dalam ayat ini sama dengan dalam 1:14,
yang mengindikasikan keikutsertaan para pembaca dalam kemenangan Putra Allah,
karena adanya sebutan Ia memiliki “teman-teman sekutu” (lihat 1:9). Tuhan Yesus
Kristus sendiri, ketika berada di bumi, banyak berbicara tentang kerajaanNya yang akan
Zane Hodges, The Bible Knowledge Commentary, editor John F. Walvoord dan Roy B. Zuck,
24