Anda di halaman 1dari 92

ABC

untuk Pertumbuhan Kristen


Meletakkan Dasar
Oleh
J. Hampton Keathley III
hamptonk3@bible.org
Biblical Studies Press
www.bible.org
1996

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


J. Hampton Keathley III, Th.M. adalah tamatan Dallas Theological Seminary dan pernah memimpin
gereja selama 28 tahun. Hampton aktif menulis untuk Biblical Studies Foundation dan juga mengajar
Yunani Perjanjian Baru di Moody Northwest (cabang dari Moody Bible Institute) di Spokane,
Washington.

Contents

BAGIAN PERTAMA: KEHIDUPAN YANG PASTI TERJAMIN...........................................................


Pendahuluan....................................................................................................................................
Pelajaran 1: Kepastian Mengenai Injil............................................................................................
Pelajaran 2: Kepastian Mengenai Keselamatan..............................................................................
Pelajaran 3: Kepastian Mengenai Jaminan Kekal...........................................................................
Pelajaran 4: Kepastian Mengenai Pemeliharaan Allah Setiap Hari.................................................
Pelajaran 5: Kepastian Mengenai Jalan Kelepasan dari Dosa........................................................
Pelajaran 6: Kepastian Mengenai Pimpinan Allah..........................................................................
Pelajaran 7: Kepastian Mengenai Pahala Kekal.............................................................................
BAGIAN KEDUA: KEHIDUPAN YANG TELAH MENGALAMI TRANSFORMASI...............................
Pendahuluan....................................................................................................................................
Pelajaran 1: Kebenaran-Kebenaran Yang Mengubah.....................................................................
Pelajaran 2: Kehidupan Yang Diwarnai Iman-Penyerahan.............................................................
Pelajaran 3: Kehidupan Yang Berpusat Kepada Kristus................................................................
Pelajaran 4: Kehidupan Yang Dipenuhi Roh (Bagian 1)...............................................................
Pelajaran 5: Kehidupan Yang Dipenuhi Roh (Bagian 2)...............................................................
Pelajaran 6: Kehidupan Yang Dipenuhi Firman..............................................................................
Pelajaran 7: Kehidupan Yang Berdoa (Bagian 1)..........................................................................
Pelajaran 8: Kehidupan Yang Berdoa (Bagian 2)..........................................................................
Pelajaran 9: Kehidupan Yang Mementingkan Saat Teduh Dengan Allah.......................................
BAGIAN KETIGA: KEHIDUPAN YANG BERLIPAT GANDA...........................................................
Pendahuluan....................................................................................................................................
Pelajaran 1: Pengabdian Waktu......................................................................................................
Pelajaran 2: Pengabdian Talenta.....................................................................................................
Pelajaran 3: Pengabian Kebenaran Allah........................................................................................
Pelajaran 4: Pengabdian Kebenaran Allah Melalui Penginjilan (Bagian 1).....................................
Pelajaran 5: Pengabdian Kebenaran Allah Melalui Penginjilan (Bagian 2).....................................
Pelajaran 6: Pengabdian Kebenaran Allah Melalui Penginjilan (Bagian 3).....................................
Pelajaran 7: Pengabdian Kebenaran Allah Melalui Penginjilan (Bagian 4).....................................
Pelajaran 8: Pengabdian Kebenaran Allah Melalui Pemuridan.......................................................
Pelajaran 9: Pengabdian Harta.......................................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................................................
Lampiran 1: Pemikiran dari Yehezkiel 2:8; 3:1-3, 14.....................................................................
Lampiran 2: Eksposisi Yesaya 55:1-3............................................................................................
Lampiran 3: Persiapan Dalam Mendengar Firman Allah................................................................
Lampiran 4: Orang Percaya dan Penyucian Setiap Hari (Yohanes 13:1-17)..................................
Lampiran 5: Tinjauan Mengenai Pengampunan Orang Percaya.....................................................
Lampiran 6: Ayat-Ayat Kunci Mengenai Perhatian Terhadap Kitab Suci "Setiap Hari” ................
Lampiran 7: Tujuh Perangkap Keduniawian..................................................................................

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Lampiran 8: Mengutamakan Makanan Jiwa oleh George Müller..................................................
Lampiran 9: Bentuk Middle Voice 1 Korintus 13:8.......................................................................

Bagian Pertama:
Kehidupan Yang Pasti Terjamin
Pendahuluan
Materi pelajaran-pelajaran ini merupakan rangkaian pelajaran doktrinal yang bertujuan meletakkan
doktrin-doktrin mendasar yang sangat penting bagi orang-orang Kristen yang baru percaya atau yang
baru masuk dalam iman Kristen agar mereka dapat mulai menjalani kehidupan yang baru dan bertumbuh
dalam Kristus.
Banyak orang–orang yang baru masuk iman maupun yang telah sekian lama menjadi orang Kristen
terhambat dalam pertumbuhan rohani mereka karena mereka tidak memahami kebenaran-kebenaran
mendasar tentang hal berjalan dengan Kristus dengan kuasa Roh Allah berdasarkan terang FirmanNya.
Tujuan pelajaran ini adalah meletakkan dasar perjalanan iman mereka yang telah percaya kepada Kristus
agar mereka mulai mengalami kuasa kehidupan Kristus yang mengubah dengan pertolongan Roh Kudus.
Pelajaran-pelajaran ini akan khusus menyoroti keadaan orang-orang percaya di dalam Kristus, kedudukan
dan identitas mereka yang baru, dan bagaimana kebenaran-kebenaran ini membentuk dasar iman yang
kokoh, pertumbuhan, dan transformasi rohani yang terjadi sehingga kehidupan Kristus itu akan terlihat
nyata dalam dan melalui kehidupan mereka.
Pelajaran- pelajaran dalam Bagian Pertama: Kehidupan Yang Pasti Terjamin, bertujuan meletakkan
dasar yang kuat bagi pertumbuhan rohani dalam Kristus, yang akan menjadi landasan bagi pembahasan
dalam Bagian Kedua dan Bagian Ketiga.
Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Kedua: Kehidupan Yang Mengalami Transformasi, akan mengupas
kebenaran-kebenaran Kitab Suci yang khusus berhubungan dengan kehidupan yang telah diubah oleh
Kristus. Kehidupan ini akan terbentuk oleh pekerjaan Allah dalam kehidupan orang percaya melalui
pemahaman kebenaran-kebenaran Kitab Suci dan kesediaan menerapkannya dengan iman dalam
kehidupan sehari-hari.
Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Ketiga: Kehidupan Yang Berlipatganda, bertujuan untuk
mengefektifkan kehidupan orang-orang percaya sebagai abdi-abdi yang baik terhadap kasih karunia Allah
yang diuraikan dalam bagian yang membahas tentang pengabdian talenta, kebenaran, harta dan waktu.
Meskipun Allah adalah sumber penghiburan, damai, sukacita, namun tujuan akhirnya adalah menjadikan
kita pelayan-pelayan seperti Kristus, yang datang ke dunia ini bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani, yang menolong orang lain memahami kecukupan Kristus bagi setiap kebutuhan.
Rangkaian pelajaran ini dapat digunakan untuk pertumbuhan rohani setiap individu, khususnya dapat
berfungsi sebagai pedoman dalam pemuridan. Kendati pelajaran-pelajaran ini cukap memadai dalam
penguraiannya, namun ini bukanlah pembahasan yang lengkap untuk setiap pokok yang dikemukakan di
sini.
Ayat-ayat yang dikutip tidak dapat dijadikan hanya sebagai ayat-ayat pembukti, melainkan sebagai
acuan untuk penggalian lanjutan terhadap kebenaran yang diajarkan berdasarkan konteks ayat-ayat itu.
Pelajaran-pelajaran ini juga tidak dimaksudkan sebagai pegangan satu-satunya untuk setiap pokok
yang dibahas dan juga saya sendiri tak menganggap diri saya sebagai sumber primer atau satu-satunya
untuk setiap pokok bahasan karena saya sendiri banyak dipengaruhi dan ditolong oleh orang-orang lain
yang telah mengajar saya. Doa saya kiranya TUHAN, oleh kasih karuniaNya yang besar dan tak terbatas
itu, akan menggunakan pelajaran-pelajaran ini untuk hormat dan kemuliaanNya, dan untuk membangun
iman orang-orang kudus. Saya mempersembahkan pelajaran-pelajaran ini kepada Allah dan
mengandalkan Firman kasih karuniaNya yang mampu dan berkuasa membangun iman kita.
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam
kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang
murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan
1 Petrus 2:1-2

Pelajaran 1:
Kepastian Mengenai Injil

Pendahuluan
Oleh karena menyaksikan iman kepada orang lain merupakan tanggung jawab utama setiap orang
percaya maka sebagai orang beriman kita memerlukan pemahaman yang jelas tentang rencana
keselamatan. Terlebih bagi setiap orang yang baru percaya kepada Kristus.
Penyajian singkat mengenai Injil berikut ini bertujuan untuk memperjelas inti Injil itu dan sekaligus
berfungsi sebagai metode efektif dalam penyajian Injil kepada orang-orang lain, terutama bagi orang-
orang Kristen yang baru mulai menempuh perjalanan sebagai orang-orang Kristen.

Rencana Allah tentang Keselamatan


1 Yohanes 5:11-12 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang
kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia
memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
Meskipun 1 Yohanes 5:11-12 ditujukan kepada orang-orang Kristen guna memberikan
kepastian tentang keselamatan mereka berdasarkan kesaksian Firman Allah, ayat-ayat
ini juga menyoroti pokok-pokok utama tentang keselamatan.
Deklarasi Allah kepada Manusia: “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup
yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.” (ayat 11).
Pokok Utama : “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak,
ia tidak memiliki hidup.” (ayat 12).
Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa:
 Allah telah mengaruniakan kita kehidupan kekal dan kehidupan ini diperolah di dalam
AnakNya, Yesus Kristus.
 Jalan beroleh kehidupan kekal adalah dengan memiliki Anak Allah.
Dua pertanyaan penting yang harus muncul dan perlu dijawab adalah:
 Mengapa memiliki Anak Allah mutlak perlu untuk dapat beroleh kehidupan kekal?
 Bagaimana seseorang dapat memiliki Anak Allah?

Problema Terpisahnya Manusia Dari Allah


Menurut Roma 5:8, Allah menyatakan kasihNya kepada kita melalui kematian AnakNya. Mengapa
Kristus harus mati untuk kita? Karena Kitab Suci menyatakan bahwa semua manusia telah berdosa. Kita
semua tanpa kecuali adalah orang-orang berdosa. “Berdosa” berarti tidak mengenai sasaran. Alkitab
menyatakan kita semua telah berdosa dan tidak mencapai sasaran kemuliaan (kekudusan sempurna)
Allah. Dengan kata lain, dosa telah memisahkan kita dari Allah yang memiliki kekudusan sempurna
(kebenaran dan keadilan), karena itu Allah harus menghukum manusia yang telah berdosa.
Roma 5:8 Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa..
Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa …
Habakkuk 1:13a Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat
memandang kelaliman.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Yesaya 59:2 Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala
kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia
tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Problema tentang Kesia-siaan Usaha Manusia


Kitab Suci juga mengajarkan bahwa kebaikan manusia, usaha manusia, moralitas manusia ataupun
tingkat keagamaan seseorang tak dapat memperkenankan Allah ataupun membawanya masuk surga. Baik
manusia yang bermoral tinggi, manusia yang beragama, maupun manusia tak bermoral atau tak beragama
sekalipun sama-sama berada di dalam satu perahu. Semuanya tidak mencapai sasaran kemuliaan Allah
(kebenaran Allah yang sempurna). Setelah berbicara tentang manusia yang tak bermoral, yang bermoral,
dan yang beragama dalam Roma 1:18-3:8, Rasul Paulus menegaskan bahwa baik orang-orang Yahudi
maupun orang Yunani sama-sama telah berdosa, “tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Rom. 3:9-
10), “semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rom. 3:23).
Coba simak pernyataan-pernyataan lain dalam beberapa ayat Kitab Suci berikut:
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya
kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang
dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan
pengharapan kita.
Roma 4:1-5 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk
bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu
percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran." Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan
sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja,
namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan
menjadi kebenaran.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Kebaikan manusia, betapa banyak dan tinggi sekalipun tidak akan dapat menyamai kebaikan Allah.
Kebenaran Allah itu tak terbatas dan sempurna. Karena itu Habakuk 1:13 menegaskan bahwa Allah tak
dapat bersekutu dengan seseorang yang tidak memiliki kebenaran yang sempurna. Untuk dapat diterima
dan berkenan kepada Allah, kita harus menjadi baik dan benar seperti Allah. Di hadapan Allah semua
manusia berdiri dalam keadaan telanjang, tak berdaya dan tak berpengharapan. Tak ada sesuatu jasa atau
perbuatan manusia yang dapat membawanya ke surga atau membuatnya beroleh kehidupan yang kekal.
Jika demikian, bagaimanakah solusi atau pemecahannya?

Solusi Allah terhadap Problema Manusia


Allah tidak hanya memiliki kesucian yang sempurna (tak dapat dijangkau dengan usaha atau
perbuatan manusia) melainkan Ia juga memiliki sifat kasih dan kemurahan yang sempurna. Karena sifat
kemahakasihanNya dan kemurahanNya yang tak terbatas itu maka manusia tidak dibiarkan tanpa
pengharapan dan solusi bagi permasalahannya.
Roma 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Inilah kabar menggembirakan bagi kita. Juga inilah inti dari berita Injil (Kabar Baik) yaitu tentang
pengutusan Anak Tunggal Allah ke dunia ini menjadi manusia (Allah-Manusia), hidup tanpa dosa, mati
di salib, karena dan untuk dosa kita, kemudian bangkit dari kematian. KebangkitanNya ini merupakan
bukti bahwa Ia adalah Anak Allah dan sekaligus membuktikan betapa berharga karyaNya bagi kita yang
telah menggantikan kita.
Roma 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara
orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
Roma 4:25 Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan
karena pembenaran kita.
2 Korintus 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar
untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang
telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan
menurut Roh.

Pertanyaan Terpenting
Jika demikian, bagaimanakah kita dapat memiliki Anak Allah itu agar kita dapat melintasi jurang
pemisah yang sangat lebar dan dalam dan beroleh kehidupan kekal yang telah dijanjikan Allah untuk
kita?
Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh
Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak
percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak
Tunggal Allah.
Berdasarkan karya Yesus Kristus yang telah dikerjakanNya di atas salib untuk kita maka Kita Suci
menyatakan “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup.” Kita dapat memiliki Anak itu, yaitu Yesus
Kristus, satu-satunya Penyelamat kita melalui iman secara pribadi, yakni dengan percaya kepada Kristus
dan mengakui serta menerima karya kematianNya di salib untuk dosa-dosa kita.
Ini berarti setiap orang dapat datang kepada Allah dengan cara yang sama – yaitu datang kepadaNya
sebagai orang berdosa yang menyadari keberdosaan kita, menolak segala bentuk usaha dan cara manusia
dalam menyelamatkan dirinya sendiri dan berserah dan beriman penuh hanya kepada Kristus untuk
keselamatan kita.
Apabila anda ingin memiliki Kristus dan percaya kepadaNya sebagai Juruselamat pribadi anda, anda
dapat menyatakan iman anda kepadaNya dengan mengucapkan doa ini :
Ya Allah, saya menyadari bahwa saya adalah orang berdosa, dan tak ada sesuatupun
yang dapat saya perbuat untuk mendapatkan surga atau kehidupan kekal. Saya percaya
Yesus Kristus telah mati untuk saya dan telah bangkit dari kematian. Sekarang saya mau
menerima Dia sebagai Juruselamat saya dan berserah penuh hanya kepada Dia sebagai
satu-satunya jalan ke surga. Terima kasih karena Engkau telah mengaruniakan saya
hidup kekal melalui iman kepada Putra Allah yang tunggal. Di dalam nama Yesus
Kristus, Amin.

Pelajaran 2:
Kepastian Tentang Keselamatan

Pendahuluan
Orang-orang Kristen yang baru percaya maupun yang telah lama percaya memerlukan kepastian
mengenai hidup baru yang mereka telah terima di dalam Kristus. Akibat munculnya berbagai angin
pengajaran, orang-orang Kristen sering dilanda keraguan dan kekuatiran mengenai keputusan yang
mereka telah ambil untuk percaya kepada Kristus. Mereka sering mempertanyakan apa sebenarnya makna
keputusan untuk percaya kepada Kristus di dalam kehidupan mereka. Apakah pengaruh dan akibat-
akibatnya? Dapatkah keselamatan itu hilang atau menjadi batal? Apabila saya berbuat sesuatu dosa,
apakah itu berarti bahwa saya belum selamat?
Tujuan pelajaran ini adalah:
1. Untuk memberikan kepastian mengenai akibat dari mempercayai Yesus Kristus.
2. Membahas janji-janji dalam Kitab Suci yang dapat memberikan kepastian mengenai apa yang
orang percaya telah peroleh atau terima di dalam Kristus.
3. Memampukan orang percaya dalam mengatasi kebimbangan yang terkadang muncul mengenai
jalan kelepasan dan kemenangan yang Allah telah sediakan bagi setiap orang percaya.

Aspek-Aspek Yang Membutuhkan Kepastian


Oleh karena kepastian terkait erat dengan kesadaran akan apa yang telah dimiliki orang percaya di
dalam Kristus dan keberadaan mereka di dalam Kristus, maka bagian ini akan membahas mengenai
aspek-aspek keselamatan yang telah Allah berikan kepada orang percaya. Untuk itu pelajaran-pelajaran
ini akan menyoroti aspek-aspek berikut ini:
 Kepastian mengenai Keselamatan
 Kepastian mengenai Jaminan Kekal
 Kepastian mengenai Pemeliharaan Allah Setiap Hari
 Kepastian mengenai Jalan Kelepasan dari Dosa

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


 Kepastian mengenai Pimpinan Allah
 Kepastian mengenai Mahkota Kekal

Kepastian Versus Jaminan

Jaminan
Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus, terlepas dari apakah kita memahaminya atau tidak,
jaminan kekal bagi mereka yang berada di dalam Kristus sudah merupakan suatu realita rohani yang
pasti. Kepercayaan seseorang terhadap jaminan di dalam Kristus ini tak akan dapat mengubah atau
membatalkannya. Apabila kita telah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan telah mengakui serta
menerima karyaNya untuk keselamatan kita, apapun dan bagaimanapun perasaan dan pikiran kita,
jaminan itu sudah merupakan realita yang pasti.

Kepastian
Kepastian adalah realisasi dari jaminan tersebut. Ini merupakan wujud dari apa yang kita telah
terima dan miliki di dalam Kristus, seperti kehidupan kekal, pengampunan dosa, pemeliharaan Allah bagi
kita sebagai anak-anakNya. Kepastian ini terkait erat dengan pemahaman kita terhadap fakta-fakta dan
pemberian keselamatan yang diterima melalui iman kepada Kristus. Ini merupakan doktrin yang amat
sangat penting karena apabila dipahami secara benar akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan orang
percaya. Ini tidak hanya memberikan kepastian mengenai keselamatan melainkan juga memberikan
kepastian mengenai pemeliharaan Allah bagi kehidupan orang percaya.
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-
Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu
kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Apabila seseorang belum memiliki kepastian keselamatan, itu berarti kita harus mulai dengan
terlebih dahulu menyampaikan Injil untuk memastikan bahwa mereka telah benar-benar percaya kepada
Kristus. Sesudah itu barulah kita beralih kepada aspek-aspek kehidupan lainnya yang membutuhkan
kepastian.

Alasan Mengapa Orang Tidak Memiliki Kepastian


(1) Sering seseorang tidak memiliki kepastian karena ia tidak dapat mengingat atau menunjukkan
kapan ia menerima Kristus. Akibatnya ia meragukan keselamatannya. Keselamatan memang memiliki
waktu hal itu terjadi – saat peristiwa kelahiran baru terjadi. Untuk membantu orang yang dilanda
keraguan ini, kita perlu menunjukkan kepadanya apakah ia sekarang benar-benar telah percaya kepada
Kristus dan mengakui karyaNya yang telah dikerjakanNya baginya.
(2) Sering seseorang tidak memiliki kepastian karena meragukan prosedur yang ia jalani ketika
menerima Kristus. Bila ia telah menerima Kristus secara pribadi, ia ingin tahu apakah prosedurnya telah
benar yakni dengan mengadakan pengakuan atau kesaksian di hadapan orang lain tentang imannya atau
dengan mengucapkan sesuatu doa.
(3) Sering seseorang tak memiliki kepastian karena ia masih diperhadapkan dengan dosa-dosa
tertentu yang terus menghantui kehidupannya. Ia ingin tahu apakah seorang yang telah benar-benar
percaya masih harus menghadapi permasalahan ini. Problema sebenarnya yang dihadapinya adalah
kurangnya pemahaman tentang sifat dosa, peperangan rohani, jalan kelepasan yang telah disediakan
Allah, dan pentingnya bertumbuh menjadi dewasa di dalam Kristus.
(4) Alasan utama dibalik ketidakpastian ini adalah kekeliruan pengertian doktrin dan
ketidakpercayaan terhadap karya Kristus bagi kita. Hal ini juga terkait dengan kekurangpahamannya akan
Firman dan ajaran Kitab Suci tentang manusia, dosa, ketidakmampuan manusia untuk memperoleh dan
memelihara keselamatan, kekudusan Allah yang sempurna, dan kecukupan karya Kristus yang telah
selesai dikerjakanNya di atas salib.
(5) Seseorang sering tak memiliki kepastian karena ia telah menerima pengajaran yang keliru bahwa
seseorang melihat dan menyelidiki dirinya sendiri dan perbuatan-perbuatannya sebagai bukti utama

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


mengenai keselamatan. Inilah permasalahan yang hangat dibicarakan pada masa kini. Robert Lightner
menulis:
Mereka yang berpendapat bahwa seorang berdosa harus menjadikan Kristus sebagai
Tuhan atas kehidupannya, atau paling tidak, berjanji mau melakukan hal ini untuk
dapat diselamatkan, menjadikan kepastian keselamatan itu bergantung kepada
penyerahan hidup. MacArthur menyatakan hal ini sebagai satu-satunya jalan bagi
seorang percaya untuk mendapatkan kepastian keselamatan. ‘Kepastian yang sejati
dengan sendirinya muncul dengan melihat kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam
kehidupan seseorang, bukannya karena mendasarkannya kepada sesuatu pengalaman
khusus.’1

Dasar-Dasar Kepastian

Firman Allah
Firman Allah adalah kesaksian Allah kepada orang percaya (1 Yohanes 5:11-13). Dalam teks Yunani
menambahkan article di depan kata “kehidupan.” Ini menunjukkan bahwa keselamatan dalam Kristus
bukan sekedar pemberian kehidupan belaka melainkan merupakan “kehidupan” itu sendiri yang
dikaruniakan kepada seseorang yang beriman kepada Kristus. Pernyataan yang jelas dalam Kitab Suci
adalah bahwa seseorang yang percaya kepada Kristus dan mengakui karyaNya di salib sebagai jalan
kelepasan dosa menerima :
(1) Kehidupan kekal.
Yohanes 3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi
barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka
Allah tetap ada di atasnya.
1 Yohanes 5:11-13 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang
kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia
memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya
itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu,
bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
(2) Pengampunan dosa.
Kisah 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-
Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.
Kolose 2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena
tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia,
sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita.
(3) Kelepasan dari hukuman.
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-
Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di
dalam Kristus Yesus.
(4) Pembenaran Allah.
Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Jadi apakah akan kita
katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? Sebab jikalau Abraham
dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di
hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham
kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
Robert Lightner, Sin, The Savior, and Salvation, Thomas Nelson, Nashville, 1991, hal. 246
1

mengutip John MacArthur, The Gospel According to Jesus, hal. 23.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi
sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia
yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. Seperti
juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan
perbuatannya.
Roma 4:25 Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan
karena pembenaran kita.
(5) Keselamatan.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
(6) Kedudukan sebagai Anak Allah melalui Iman.
Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Roma 8:14-17 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu
tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu
telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya
Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah
anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,
maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
John Calvin memperingatkan akan bahayanya memandang kepada diri kita sendiri, yaitu kepada
perbuatan-perbuatan kita bahkan kepada buah Roh untuk mendapatkan kepastian keselamatan kita.
Memandang kepada diri sendiri hanya akan membawa keraguan dan akan mengalihkan fokus perhatian
kita dari karya penyelamatan yang telah dikerjakan Kristus bagi kita. Karena itu Calvin tak setuju dengan
ajakan untuk menyelidiki diri sendiri dan menganggapnya sebagai dogma yang berbahaya. 2
Berbeda dengan kutipan komentar MacArthur di atas, kepastian keselamatan ini tidak diperoleh
dengan berpegang kepada sesuatu pengalaman tertentu, melainkan dengan mendasarkannya kepada
kesaksian Firman Allah itu sendiri. Earl Radmacher menulis:
Banyak pendeta sering mengemukakan bahwa dasar untuk mengetahui bahwa saya
adalah seorang Kristen bukanlah pada apa yang saya kerjakan atau perbuat melainkan
pada apa yang dikatakan oleh Firman Allah mengenai apa yang Kristus telah kerjakan
dan terus kerjakan bagi orang percaya (Yohanes 1:12; 1 Yohanes 5:13). Saya tahu pasti
bahwa saya telah menjadi milik Kristus karena saya telah percaya kepada Yesus Kristus
sebagai satu-satunya Juruselamat pribadi saya dan Penebus saya dari kebinasaan kekal.
Bukanlah bukti-bukti dalam kehidupan saya yang menjadi dasar saya mengetahui hal
ini, melainkan Firman Allah. Allah telah mengatakannya dan itu cukup bagi saya. Saya
sungguh kuatir terhadap banyak orang masa kini, yang karena melihat minimnya
pertumbuhan dan ketiadaan sifat-sifat Kristen dalam kehidupan sehingga berusaha
mengubah Injil dengan menambahkan sesuatu kepada Injil itu. 3

Karya Kristus
Memahami karya Kristus secara benar (kematianNya yang menggantikan kita dan menanggung dosa-
dosa kita di salib) sangatlah penting dalam memperoleh kepastian. Tentu saja hal ini harus didasarkan
pada pernyataan atau kesaksian Kitab Suci, namun tekanan harus diberikan kepada pemahaman tentang
kecukupan karya Kristus yang telah selesai dan apa yang dicapai melalui kematian Kristus itu. Ada dua
aspek penting yang terlihat jelas di sini:

2
Charles Bell, Calvin and Scottish Theology: The Doctrine of Assurance, Handsel, Edinburg,
1985, hal. 28.
3
Earl Radmacher, The Grace Evangelical Society News, Vol. 10, No. 3, May-June 1995, hal. 1.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Keselamatan itu diperoleh bukan melalui hasil pekerjaan atau usaha kita (bandingkan. Rom.
4:1-7 di atas).
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya
kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang
dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan
pengharapan kita.
Keselamatan adalah pemberian Allah yang diperoleh hanya melalui pribadi dan karya Kristus.
1 Yohanes 5:5-12 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya,
bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah,
yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan
Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang
memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya
adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan
ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih
kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya;
barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia
tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah
kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu
ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa
tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
Kisah 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
Filipi 3:8-9 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati
hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu
kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Kesaksian Roh Kudus


(1) Roh Kudus disebut Roh Kebenaran.
Yohanes 14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia
tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia
menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Yohanes 15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
Yohanes 16:8-13 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan
penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. Masih banyak hal yang harus
Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang.
1 Yohanes 4:6 Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan
kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah
tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
(2) Roh Kudus disebut urapan.
Ini menggambarkan pelayanan Roh Kudus dalam mengajar Firman Allah kepada orang-orang
percaya.
1 Yohanes 2:20, 27 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan
demikian kamu semua mengetahuinya.… Sebab di dalam diri kamu tetap ada
pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar
oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah
mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
(3) Roh Kudus menerangkan Firman ke dalam hati kita.
Kisah 16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut
mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada
Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh
Paulus.
(4) Roh Kudus memberikan pengertian tentang hal-hal rohani dari Kristus.
1 Korintus 2:12-16 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah,
supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami
menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata
tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami
oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak
dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia
rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab:
"Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi
kami memiliki pikiran Kristus.
Efesus 3:15-19 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi
menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya,
menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh
imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami,
betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat
mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya
kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
(5) Roh Kudus bersaksi dalam hati kita melalui Firman bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Kesaksian mengenai kehidupan dalam Anak Allah yang diterima melalui percaya kepada Anak
Allah itu sebagaimana dijanjikan dalam 1 Yohanes 5:11 merupakan berita yang disaksikan oleh
Roh Kudus dalam Fiman.
Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu
menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan
roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
1 Yohanes 5:7-11 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa,
Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi
kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. Kita menerima
kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia
mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia
membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan
Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup
yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.

Prinsip-prinsip Untuk Beroleh Kepastian


Prinsip 1: Kita harus mendasarkan kepastian kita kepada fakta-fakta yang dinyatakan dalam Kitab
Suci, bukan kepada perasaan-perasaan kita. Iman kita dan kepastian kita harus diletakkan di atas janji-
janji yang pasti dalam Alkitab, bukan pada perasaan-perasaan kita. Urutan yang diajarkan dalam Alkitab
adalah: FAKTA-FAKTA ——>IMAN ——>PERASAAN. Perasaan adalah penanggap jiwa atau hati.
Perasaan ini merupakan akibat dari pemahaman kita terhadap Kitab Suci, namun tak dapat dijadikan
patokan kepercayaan kita maupun status keselamatan kita. Ini mengantar kita kepada point berikutnya.
Prinsip 2: Kita harus mendasarkan kepastian kita kepada fakta-fakta yang dinyatakan dalam Kitab
Suci, bukan kepada usaha-usaha atau perbuatan-perbuatan kita. Perbuatan-perbuatan atau perubahan-
perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita karena kasih karunia Allah ini dapat mengkonfirmasikan
tentang realita kehidupan kita dengan Allah. Namun kita harus berhati-hati agar tindak menjadikan
landasan subjektif sebagai dasar kepastian, karena bila persekutuan orang percaya dengan Tuhan menjadi
terganggu akibat sesuatu dosa yang diperbuatnya, ia bisa saja kelihatan atau bertingkah seperti orang yang
tidak percaya, terlebih bila keadaan ini berlangsung agak lama.
1 Korintus 3:1-4 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara
dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi,
yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah
makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum
dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu
ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia
duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata:
"Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos,"
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Apabila kita menjadikan perbuatan atau ketaatan sebagai bukti atau dasar keselamatan maka kita
akan diperhadapkan pada dilemma ini: Apabila kita hidup dalam ketaatan sekarang (andaikata ini
menjadi bukti atau dasar keselamatan), bisa saja keadaan ini berubah. Karena andaikata kita kemudian
hidup dalam ketidaktaatan, maka ini akan membuktikan (berdasarkan dasar pemikiran tadi) bahwa kita
sekarang tidak lagi sebagai orang Kristen yang sejati meskipun bisa saja kita akan kembali hidup dalam
ketaatan. Ketaatan sekarang ini tak dapat dijadikan sebagai bukti kesejatian iman Kekristenan kita,
karena bila itu yang dijadikan pegangan atau landasan maka kita tidak akan pernah memiliki kepastian
mengenai keselamatan kita.
Perbuatan seseorang pasca-keselamatan tak bisa dijadikani dasar untuk kepastian
keselamatan. Kitab Suci memperingatkan kita tentang bahayanya mendasarkan
kepastian atau hubungan seseorang dengan Allah kepada perbuatan orang itu. Sebagai
contoh, perhatikan Matius 7:13-23. Nabi-nabi palsu biasanya datang dengan berbulu
domba. Pasti mereka akan kelihatan orang baik, bukan? Mereka akan tampak sebagai
‘orang-orang Kristen yang patut diteladani’ atau tiang-tiang jemaat. Buah di sini
menunjukkan perilaku mereka bukan ajaran mereka —lihat Mat. 12:31-37.) Namun
Kitab Suci menegaskan bahwa mereka tidak pernah percaya kepada Kristus; mereka
tidak memiliki hubungan yang sejati dengan Dia (ay. 23). Sebaliknya ternyata mereka
hanya mempercayai diri mereka sendiri (ay. 22). Perbuatan mereka tampak baik.
Bahkan mereka pun menganggap diri mereka memiliki hubungan yang benar dengan
Allah. Namun mereka pun telah tertipu. Mereka tidak memahami bahwa kepastian
keselamatan itu tak dapat didasarkan kepada perbuatan. 4
Perilaku Kristen tak boleh dijadikan dasar bagi kepastian keselamatan, melainkan kepastian
keselamatan itu harus didasarkan kepada karya dan kecukupan Kristus Sang Juruselamat dan kehidupan
4
Rich Christianson, The Grace Evangelical Society News, Vol. 9, No. 1, January-February 1994,
hal. 4.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


baru yang telah diperolehnya di dalam Kristus itu harus menjadi dasar dari perilaku kehidupan Kristen
sehari-hari.
Kolose 3:1-4 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah
hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia
dalam kemuliaan.
Sebagaimana ditunjukkan Yohanes dalam 1 Yohanes 1:6-7, perilaku dan kehidupan
seperti Kristus merupakan bukti persekutuan sejati dan juga membuktikan bahwa orang
itu benar-benar berjalan dengan Tuhan dalam terang.
1 Yohanes 1:6-7 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun
kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita
beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa.
Namun perilaku kehidupan Kristen tak membuktikan adanya hubungan yang sejati
dengan Tuhan karena ketika seorang percaya hidup dalam dosa untuk suatu jangka
waktu tertentu, akan tampak perbuatan-perbuatan daging, sehingga orang percaya itu
akan kelihatan seperti orang yang tidak percaya. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, Rasul Paulus membicarakan tentang keadaan ini ketika ia menyebut orang-
orang Kristen karnal (dikuasai sifat kedagingan) sebagai “manusia duniawi” dalam 1
Korintus 3:3-4.
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan
perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa
kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan
Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu
menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Berjalan atau hidup seperti manusia duniawi sama dengan berjalan atau hidup seperti
orang yang tidak mengenal Kristus. Rasul Paulus tidak mempersoalkan atau meragukan
keselamatan mereka. Ia mengakui akan keselamatan mereka namun mereka ternyata
hidup menurut daging dan bukan menurut Roh. Keadaan ini membuat mereka terlihat
seperti orang-orang duniawi, yang belum mengalami kuasa penyelamatan Kristus
meskipun seebnarnya mereka telah berada di dalam Kristus dan Roh Allah telah
berdiam di dalam mereka.
1 Korintus 1:2-9, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan
dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua
orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu
Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa
kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur
kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada
kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala
hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan
kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu
tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan
Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada
kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah,
yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan
kita, adalah setia. 1 Korintus 3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat
berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia
duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus
yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Terkadang ayat seperti 2 Korintus 13:5 digunakan untuk mendukung perlunya
menyelidiki perbuatan-perbuatan kita untuk membuktikan keselamatan kita. Hal ini
sungguh disesalkan karena cara seperti ini hanya menjadikan ayat ini sekedar ayat
pembukti tanpa memperhatikan konteks, arti sebenarnya dan tujuan penulisan ayat ini
sebagaimana dikemukakan Paulus dalam 2 Korintus.
2 Korintus 13:5 Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam
iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa
Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak
tahan uji.
MacArthur menjadi contoh tentang kasus ini. Ia menulis: “Keraguan terhadap keselamatan seseorang
tidaklah salah sepanjang keraguan itu tidak dibiarkan terus menerus bercokol. Kitab Suci mengajak untuk
menyelidiki diri kita. Keraguan harus dihadapi dan diselesaikan secara jujur dan secara alkitabiah.”
Kemudian, setelah mengutip 2 Korintus 13:5, ia mengakhirinya dengan perkataan ini, “Nasihat ini
banyak kali diabaikan —bahkan tak pernah digubris—dalam gereja masa kini.” 5
Namun pertanyaannya adalah apakah hal ini merupakan penafsiran yang tepat dari ayat ini? Apakah
Paulus menyuruh orang-orang percaya menyelidiki diri mereka untuk mendapatkan kepastian
keselamatan? Konteksnya tidak demikian! Coba simak alasannya berikut ini:
(1) Sekali lagi, seperti halnya dalam 1 Korintus, Paulus tidak meragukan keselamatan mereka. Ia
sama sekali yakin bahwa mereka telah diselamatkan dan hal ini nyata dalam ayat-ayat yang telah
disebutkan di atas tadi.
(2) Kalaupun Paulus menyuruh mereka menyelidiki diri untuk mendapatkan kepastian, ia tidak
menyuruh mereka agar menyelidiki perbuatan-perbuatan untuk mendapatkan kepastian keselamatan.
Menurut Kitab Suci, apabila ada sesuatu yang perlu diselidiki, maka hal itu adalah mengenai objek dari
iman mereka. Apakah mereka telah benar-benar percaya kepada Kristus dan bukan kepada sesuatu sistim
perbuatan?
(3) Ia tidak menyuruh mereka menyelidiki diri mereka sendiri melainkan menurut konteksnya dalam
ayat 3-7, Paulus mempunyai tujuan lain. Tampaknya sebagian orang mempermasalahkan keabsahan
pelayanan Paulus akibat pengaruh guru-guru palsu. Bandingkan dengan 2 Korintus 11:1-12:21 yang
berisi pembelaan Paulus terhadap berbagai tuduhan tak berdasar tentang pelayanannya. Dalam ayat 3,
mereka menuntut bukti bahwa Kristus berbicara melalui Paulus. Dalam ayat 5 Paulus menunjukkan
bahwa bukti yang mereka cari itu ada di dalam diri mereka sendiri karena ia telah menjadi bapa iman
mereka.
1 Korintus 4:15 Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus,
kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah
menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.
Cara terbaik untuk membuktikan pelayanan Paulus ialah dengan menyelidiki iman mereka sendiri
karena kesejatian iman mereka juga membuktikan kesejatian pelayanan Paulus sebagai jurubicara Kristus.
Apakah mereka mengenal Sang Juruselamat? Ya. Bagaimana cara mereka mengenal Juruselamat itu?
Melalui pelayanan Paulus. Ia tidak menganggap iman mereka palsu. Karena itu, kesejatian iman mereka
membuktikan bahwa Paulus dan pelayanannya juga lulus dari ujian ini. Inilah maksud dari perkataannya
dalam 2 Korintus 13:6 yang mengatakan, “Tetapi aku harap, bahwa kamu tahu, bahwa bukan kami yang
tidak tahan uji.”
Ingatlah bahwa dasar untuk mendapatkan kepastian keselamatan adalah kesaksian FirmanNya
sebagaimana dinyatakan dalam 1 Yohanes 5:11-13:
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan
hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup;
barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan

5
John F. MacArthur, Jr., The Gospel According to Jesus, Zondervan, Grand Rapids, 1988, hal.
190.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu
memiliki hidup yang kekal.

The Bema
(Takhta Pengadilan Kristus)
Apakah kepastian keselamatan yang kita peroleh berdasarkan karya Kristus yang telah selesai Ia
kerjakan untuk kita berarti kita bisa berbuat apa saja dan tidak perlu risau dengan perbuatan-perbuatan
kita? Apakah kepastian keselamatan itu membolehkan kita berbuat apa saja yang kita inginkan dalam
kehidupan kita? Tidak, sama sekali tidak, apabila kita memahami Firman Allah secara menyeluruh.
Setiap orang percaya atau setiap anak Allah adalah abdi (pelayan) yang baik terhadap waktu, talenta
(termasuk karunia rohani), kebenaran Allah, dan harta yang telah Allah percayakan kepada kita. Seorang
abdi atau pelayan adalah seorang yang dipercayakan untuk mengelola milik atau kepunyaan orang lain.
Apakah artinya? Rasul Paulus mengajarkan bahwa “yang dituntut dari setiap pelayan adalah agar didapati
setia.” Allah akan menuntut pertanggungjawaban kita terhadap apa yang Ia telah percayakan kepada kita.
Saatnya akan datang di mana kita akan mempertanggungjawabkan kehidupan yang Ia telah karuniakan
kepada kita. Inilah maksud atau arti firman dalam 1 Korintus 3:12-15:
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu,
rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak.
Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan
bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang
dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia
akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam
api.
Perhatikan perbedaan di sini. Orang percaya berada di sorga berdasarkan apa yang telah
dikerjakan oleh Kristus, namun untuk setiap pekerjaan yang kita lakukan dan kesetiaan
kita dalam mengelola karunia-karuniaNya kepada kita, Ia akan membalasnya dengan
pemberian pahala. Sekali lagi, coba simak dengan baik komentar Radmacher tentang
ini:
Ketika saya menulis perkataan-perkataan ini, saya ada di hadapan Allah dalam keadaan
tanpa cacat-cela dan sempurna karena Allah melihat saya melalui Yesus Kristus. Fakta
ini tak dapat diganggu gugat. Tak seorangpun yang telah mengenal Yesus Kristus akan
menghadap pengadilan Takhta Putih dalam Wahyu 20. Namun setiap orang percaya
akan menghadap Takhta Pengadilan Kristus (Bema) dan seluruh pekerjaan (perbuatan)
kita akan diadili (2 Kor. 5:10). Penting diperhatikan bahwa baik orang yang tidak
bertobat maupun yang sudah bertobat akan diadili menurut pekerjaan-pekerjaan mereka.
Orang yang tidak bertobat akan dihukum menurut perbuatan mereka pada Pengadilan
Takhta Putih dan dalam pengadilan itu akan ditentukan tingkat hukuman kekal yang
menimpanya di neraka. Demikian pula Orang yang bertobat akan dihakimi menurut
pekerjaannya (perbuatannya) pada pengadilan Bema dan hasil dari pengadilan itu akan
menentukan pahala yang akan diberikan kepadanya. 6
Dalam Pelajaran 7 nanti, kita akan membicarakan Takhta Pengadilan Kristus lebih mendetail, namun
untuk saat ini cukup bagi kita untuk mengetahui bahwa meskipun kita terjamin aman di dalam Kristus
Juruselamat kita dan sorga telah menjadi bagian kita yang pasti, kita masih diberikan kesempatan untuk
mengabdi dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang dituntut dari kita
sekarang adalah sikap kedisiplinan berdasarkan kasih karunia Allah dalam mengejar kesalehan yang
mengandung janji bagi kehidupan sekarang maupun hidup yang akan datang.
1 Timotius 4:7-8 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah
dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam
segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang
akan datang.

6
Radmacher, Vol. 10, No. 3, hal. 1, 4.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Pelajaran 3:
Kepastian mengenai Jaminan Kekal

Pendahuluan
Meskipun orang percaya sudah memperoleh kepastian mengenai keselamatannya dan tak
meragukannya lagi, pertanyaan yang masih muncul adalah mengenai ketetapan atau keabadian
keselamatannya. Setelah orang percaya itu beroleh keselamatan karena percaya Kristus dan kematianNya
di salib untuk menebus dosa-dosanya, dapatkah orang percaya itu kehilangan keselamatannya? Adakah
sesuatu yang kita lakukan yang berakibat hilangnya keselamatan kita? Jawabannya adalah TIDAK!
Mengapa? Karena Kitab Suci menegaskan bahwa dengan iman kita dilindungi oleh kuasa Allah. Dengan
iman kita telah dibawa masuk ke dalam suatu hubungan kasih karunia dengan Allah, sebagai pemberian
Allah melalui AnakNya yang dikasihi. Kita selamat berdasarkan kesaksianNya bukan kesaksian kita.
1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu
sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada
zaman akhir.
Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya
kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
Ketujuh pendekatan berikut ini membahas mengenai jaminan kekal orang percaya. Keselamatan itu
tak akan hilang karena terjamin oleh kuasa Allah yang melindunginya dan kecukupan Pribadi dan Karya
Kristus bagi kita.

Pendekatan Trinitas
Argumentasi pertama mengenai jaminan kekal keselamatan orang percaya berlandaskan peran ketiga
pribadi dalam Trinitas yang melindungi sehingga kita tetap aman di dalam Kristus.

Peran Anak
Roma 8:31-39 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika
Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan
mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang
malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau
kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-
domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut,
maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang
di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pernyataan dalam Roma 8:34, “Kristus Yesus, yang telah mati,” diberikan sebagai jawaban kepada
pertanyaan-pertanyaan dalam ayat 31-33, dan juga mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan serta
pernyataan-pernyataan dalam ayat 35-39. Namun tujuan dari ayat 34 adalah untuk menunjukkan
terjaminnya keselamatan kekal orang percaya. Ada dua alasan yang dikemukakan yang berkaitan dengan
Kristus, Allah Anak:

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


(1) Kristus Mati sebagai Penebus dan Pengganti kita: Melalui kematian Kristus, tirai yang
memisahkan manusia dari Allah dihilangkan. Dosa manusia dan kesucian Allah yang telah
memisahkannya dari Allah telah dibereskan di atas salib sehingga Allah menyatakan kita benar melalui
iman kepada Yesus Kristus. Kebenaran yang sama ini juga ditegaskan dalam beberapa ayat berikut.
Roma 3:23-28 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan
dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya,
karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-
Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata,
bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika
demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan
perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Roma 5:1,8 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. … Akan tetapi Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika
kita masih berdosa.
Kitab Ibrani mengemukakan bahwa kematian Kristus merupakan satu-satunya pengorbanan yang
berkenan yang dilaksanakan hanya sekali untuk selama-lamanya.
Ibrani 9:11-14 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik
yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna,
yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika
darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda
menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati
nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup.
Ibrani 9:26-28 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini
dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman
akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan
untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya
satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah
itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk
menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Ibrani 10:12-14 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena
dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya
menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka
yang Ia kuduskan.
(2) Kristus Bangkit dan Duduk di sebelah Kanan Allah. Argumentasi kedua dalam Roma 8:34
adalah mengenai kebangkitan dan kedudukan Kristus di sebelah kanan Allah Bapa. Ia duduk di sebelah
kanan Allah sebagai perantara dan pembela kita ketika kita berbuat dosa atau dituduh berbuat dosa, dan Ia
mendoakan kita. Semunya ini dilakukanNya bagi kita berdasarkan karyaNya yang telah dikerjakanNya di
atas salib untuk mendamaikan kita dengan Allah.
Wahyu 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah
tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang
diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang
mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.”

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Roma 5:10-11 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam
Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian
itu.
Ibrani 7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa
untuk menjadi Pengantara mereka.
Yohanes 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada
di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah
mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-
Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Peran Bapa
Karena tuntutan kesucianNya telah terpenuhi lewat kematian AnakNya, maka perlindungan Allah
terhadap keselamatan kita terjamin berdasarkan:

Tujuan dan rencanaNya yang kekal


Keselamatan itu adalah pekerjaan Allah semata. Tak ada sesuatu, termasuk dosa kita, yang dapat
menggagalkan tujuan dan rencana Allah yang kekal yang telah merancang penyelamatan kita berdasarkan
kasih karuniaNya melalui iman kepada Kristus, AnakNya. Oleh karena tuntutan kesucianNya telah
terpenuhi melalui kematian Kristus maka Ia membenarkan setiap orang yang telah menerima dan
berimankan Kristus, AnakNya itu.
Efesus 1:3-6 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus
telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam
Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak
bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya
terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam
Dia, yang dikasihi-Nya.

Kasih terhadap AnakNya


Keselamatan kita juga terjamin dan aman melalui Pribadi AnakNya dan karyaNya yang sempurna
untuk penebusan dosa-dosa kita. Setiap orang yang telah percaya kepadaNya berada “di dalam Dia, yang
dikasihiNya,” suatu tempat di mana kasih Allah berdiam, sehingga tak ada sesuatupun yang dapat
memisahkan kita lagi dari kasih Allah itu (lihat Ef. 1:3-6 di atas).
Roma 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu
makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita.
Yohanes 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di
dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka
dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka
menjadi satu sama seperti Kita.

PekerjaanNya dalam Mendisiplin Kita


Peran Allah dalam mendisiplin kita ketika kita berbuat dosa membuktikan bahwa kita tetap menjadi
anakNya. Ketika kita jatuh ke dalam dosa Ia tidak membuang kita melainkan Ia akan mendisplin kita.
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu
seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang
yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah
terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari
ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan
mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan
kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada
waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
1 Korintus 5:1-5 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan
percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri
ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita
dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? Sebab aku,
sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku--sama seperti aku
hadir--telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam
itu. Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan
kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada
Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
1 Korintus 11:30-32 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak
sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa
kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak
akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Dosa tidak dapat mengubah atau membatalkan hubungan kita dengan Allah sebagai anak-
anakNya. Namun perbuatan dosa itu pasti akan berpengaruh terhadap persekutuan kita dengan
Dia, keakraban kita dengan Dia, pelayanan kita kepadaNya dan mahkota yang kita akan terima
dalam kerajaanNya di masa yang akan datang.
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak,
batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika
pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan,
tetapi seperti dari dalam api.

KuasaNya
Tak ada sesuatu atau seorangpun yang lebih besar dan lebih berkuasa dari Allah Bapa. Ini pula berarti
tak ada sesuatu dan seorangpun yang dapat menggagalkan tujuan Allah dalam menyelamatkan kita atau
dapat mengeluarkan kita dari lingkup kasih dan pemeliharaanNya (lihat Rom. 8:31-39).
1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu
sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada
zaman akhir.
Yudas 24 Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang
membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-
Nya.
2 Korintus 5:17-19 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari
Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan
yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Peran Roh Kudus

PekerjaanNya dalam Membaptiskan Kita dengan Roh


Baptisan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang bertujuan mempersatukan kita ke dalam
tubuh Kristus dan pekerjaan Kristus. Ini juga berarti, apabila orang percaya kehilangan keselamatan
berarti tubuh Kristus itu menjadi cacat. Tentu saja ini tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Kepada
jemaat Korintus yang karnal (duniawi), karena diwarnai dengan berbagai perselisihan, dengki,
percabulan, dan mabuk, Paulus menyatakan, “bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia
duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (1 Kor. 3:3). Namun Paulus tak meragukan
keselamatan mereka dan kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan mereka.
1 Korintus 12:12-13 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula
Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani,
baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minum dari satu Roh.
1 Korintus 3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan
kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang
belum dewasa dalam Kristus.
1 Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam
Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di
segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka
dan Tuhan kita.
1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus
yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa
kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

PekerjaanNya dalam Kelahiran Baru


Peristiwa kelahiran baru merupakan pemberian kehidupan kekal, yang menjadikan orang percaya
sebagai ciptaan baru dalam Kristus. Ini tak pernah akan berubah atau menjadi batal. Pertama, karena ini
didasarkan pada pekerjaan Kristus, Anak Allah, bukan pada usaha atau pekerjaan kita. Dan kedua,
sebagaimana kelahiran jasmani menjadikan kita anak dari orang tua kita sekali untuk selama-lamanya,
demikian pula dengan kelahiran rohani.
2 Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya
kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang
dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan
pengharapan kita.
Yohanes 3:3-8 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata
Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah
tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab
Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan
Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging,
adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran,
karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana
ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang
atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh
Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak
percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak
Tunggal Allah.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, Allah tidak membuang anakNya yang tidak taat melainkan
Ia mendisiplin anak-anakNya yang berbuat dosa. Bisa saja disiplinNya itu berbentuk kematian jasmani,
namun orang percaya yang dikenai disiplin itu tetap sebagai anakNya (lihat Ibr. 12:5-12 di atas).

PekerjaanNya dalam Mendiami Orang Percaya


Ini menunjukkan pengaruniaan Roh Kudus untuk mendiami orang percaya sebagaimana telah
dijanjikan Kristus. Berdiamnya Roh di dalam kita itu bersifat permanen. Roh Kudus diberikan kepada
kita untuk selama-lamanya dan diberikan tanpa syarat lain kecuali percaya (beriman) kepada Kristus.
Yohanes 7:37-39 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri
dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa
percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima
oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum
dimuliakan.
Yohanes 14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
1 Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu
bukan milik kamu sendiri?
Yakobus 4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh
yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"

Roh Kudus sebagai Meterai


Meterai merupakan gambaran mengenai peran Roh Kudus yang datang untuk mendiami orang
percaya. Fungsi meterai pada masa itu merupakan lambang atau bukti : (a) pengesahan sesuatu transaksi,
yakni keselamatan kita, (b) kepemilikan sah, bahwa kita telah menjadi milik Allah, dan (c) jaminan sah,
bahwa hanya yang memiliki kewenangan yang dapat membatalkan sesuatu yang telah dimeteraikan.
Dalam hal ini yang memiliki kewenangan itu tak lain adalah Allah . Namun Ia telah berjanji untuk tidak
akan melakukannya.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh
Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Karena itu Paulus menyatakan bahwa orang-orang percaya di Korintus yang karnal (duniawi)
sekalipun telah menjadi milik Allah berdasarkan transaksi keselamatan yang telah dikerjakanNya di
dalam Kristus untuk mereka.
1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus
yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa
kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Roh Kudus sebagai Jaminan


Hal ini sekali lagi merupakan gambaran mengenai peran Roh Kudus terhadap orang-orang percaya.
Seperti halnya uang jaminan (uang muka) yang dibayarkan oleh pembeli dalam sebuah transaksi

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


pembelian rumah. Uang muka ini menjadi jaminan akan diadakannya pembayaran penuh oleh sang
pembeli pada waktu yang telah ditetapkan. Demikian pula dengan pemberian Roh Kudus kepada orang
percaya oleh Allah. Pemberian Roh KudusNya itu menjadi jaminan dari Allah tentang pemenuhan janji-
janjiNya di masa yang akan datang. Yakni bahwa kita pada akhirnya akan menerima segala berkat yang
terkait dengan keselamatan itu. Istilah “jaminan” dalam ayat-ayat berikut ini menunjuk kepada kepastian
pemenuhan janji dalam sesuatu transaksi.
Efesus 1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh
seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji
kemuliaan-Nya.
2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh
Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Pendekatan Posisional
Baptisan Roh Kudus berfungsi mempersatukan orang percaya dengan Kristus. Hal ini merupakan
posisi rohani yang baru yang diterima oleh setiap orang percaya. Perkataan seperti “di dalam Kristus,” “di
dalam Dia, yang dikasihiNya,” yang digunakan berulang kali dalam surat-surat Paulus, menunjuk kepada
konsep pemikiran ini. Ini menegaskan bahwa kita telah diselamatkan dan diterima oleh Allah
berdasarkan posisi kita atau persatuan kita dengan Kristus.
Efesus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah
mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya
kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Efesus 2:5-6 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita
telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- dan
di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat
bersama-sama dengan Dia di sorga.
Kolose 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah
dan penguasa.
2 Timotius 2:11-13 Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan
hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika
kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap
setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Perkataan dalam ayat berikut ini bukan sekedar jaminan saja, melainkan jaminan ganda! Persatuan
kita dengan Kristus sekaligus merupakan jaminan terhadap kemuliaan yang pasti akan menjadi bagian
kita.
Kolose 3:3-4 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus
di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak,
kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Pendekatan Logika
Apabila sebelum kita bertobat, Allah telah melakukan hal yang sedemikian besar bagi kita ketika kita
masih sebagai orang-orang berdosa yang terpisah dari Dia, ketika kita masih sebagai musuh Allah,
apalagi sekarang ini ketika kita telah diperdamaikan dan dipersatukan dengan Dia, yang telah dibenarkan
di dalam Kristus. Pasti Ia akan melakukan hal-hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi bagi kita yang
telah menjadi anak-anakNya.
Roma 5:8-10 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita
sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka
Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidup-Nya!

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-
Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu
kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Pendekatan Tangan Allah


Ada janji khusus yang amat indah dari Tuhan yakni bahwa tak seorangpun (termasuk Setan dan diri
kita sendiri) dapat merebut atau merampas kita dari tangan Anak atau Bapa. Kitab Suci menyatakan
bahwa kita sekarang berada dalam genggaman tangan Allah yang penuh kuasa Didalam tangan Allah
merupakan tempat yang paling aman karena Ia lebih besar dan lebih berkuasa dari siapapun di dunia ini.
Yohanes 10:28-29 an Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka
pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut
mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar
dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

Pendekatan Tata Bahasa


Penggunaan bentuk waktu lampau (perfect tense) dalam beberapa ayat dalam Perjanjian Baru juga
menunjukkan terjaminnya dan amannya keselamatan orang percaya. Makna dari bentuk waktu lampau
(perfect tense) dalam bahasa Yunani ditambah dengan konteks dan analogi yang digunakan dalam Kitab
Suci juga merupakan argumentasi mengenai terjaminnya keselamatan orang percaya. Bentuk lampau dari
kata kerja (perfect tense) menunjukkan suatu tindakan atau peristiwa yang telah selesai dikerjakan pada
masa lampau, namun efek dari tindakanNya itu berpengaruh pada masa sekarang, yakni pada saat
pembicara mengucapkannya. Jadi hal ini ada kaitannya dengan keadaan sekarang. Kata kerja dalam ayat-
ayat berikut yang menggunakan bentuk lampau (perfect tense) menegaskan terjaminnya keselamatan
orang percaya.
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-
Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Roma 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini.
Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan
menerima kemuliaan Allah.
1 Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam
Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di
segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka
dan Tuhan kita.
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah.

Pendekatan Kasih Karunia


Argumentasinya adalah ini. Perjanjian Baru jelas menyatakan bahwa kita diselamatkan karena
kasih karunia melalui iman, dan keselamatan bukanlah hasil pekerjaan atau perbuatan amal kita.
Namun andaikata setelah kita percaya kepada Kristus dan menerima karyaNya, lalu kita kehilangan
keselamatan akibat sesuatu perbuatan yang kita lakukan atau tidak lakukan, maka itu sama dengan
mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan kita. Tentu saja hal ini sangat
bertentangan dengan ajaran Perjanjian Baru (lihat juga Rom. 4:1-5; 11:6).
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.
Titus 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Pendekatan Mengenai Dosa Apa
Pendekatan yang dimaksudkan di sini adalah mengenai pertanyaan, Dosa apa yang dapat
menyebabkan seseorang kehilangan keselamatannya? Setiap dosa pasti tidak mencapai sasaran
kekudusan Allah yang sempurna yang telah ditetapkanNya. Terlepas dari tingkat kedewasaan rohani atau
hubungan seseorang dengan Tuhan, tak ada yang sempurna menurut ukuran Allah. Kita semua, tanpa
kecuali, sadar atau tidak, pasti ada kekurangan dan kelemahan (istilah-istilah yang digunakan manusia
untuk memperhalus dosa). Dan setiap dosa, besar atau kecil, menurut definisi Kitab Suci, tidak mencapai
sasaran kemuliaan Allah.
1 Yohanes 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita
sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka
kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Jika demikian, di mana kita harus menarik garisnya? Dengan kata lain, dosa apa yang
menghilangkan keselamatan dan dosa apa yang tidak menghilangkan keselamatan? Mereka yang
berpendapat bahwa orang percaya dapat kehilangan keselamatan cenderung memilah-milah dosa, seolah-
olah Allah membiarkan dosa-dosa yang satu dan menghukum dosa-dosa yang lain. Akhirnya yang
dipermasalahkan adalah mengenai tingkat dosa, sehingga pertanyaan yang muncul adalah dosa yang
bagaimana yang menyebabkan seseorang kehilangan keselamatan? Manusia sering membeda-bedakan
dosa menurut tingkatannya, namun pembedaan itu sama sekali tidak sesuai dengan cara pandang Allah
mengenai dosa. Bagi Allah dosa, besar atau kecil, tetap dosa.
Amsal 6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang
menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan
darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki
yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan
kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Ayat-ayat Problematik
Bagaimana dengan ayat-ayat yang sering dianggap mengajarkan mengenai kehilangan keselamatan?
Pelajaran ini tak bermaksud membahas semua ayat-ayat itu. Namun bila dicermati dengan saksama,
dengan memperhatikan konteks dekat maupun konteks seluruh Perjanjian Baru, dan memperhatikan
analogi iman, sesungguhnya tak ada dari ayat-ayat itu yang mengajarkan bahwa orang percaya dapat
kehilangan keselamatan.

Analogi Iman
Analogi iman merupakan prinsip hermeneutika (ilmu penafsiran) yang mengajarkan bahwa ayat-ayat
yang kurang jelas harus diartikan berdasarkan ayat-ayat yang jelas, bukan sebaliknya. Saya yakin mereka
yang mempercayai keselamatan bisa hilang, atau yang mengajarkan keselamatan KeTuhanan (Lordsship
salvation), telah mengabaikan prinsip ini.
Ada dua cara mereka mengabaikan prinsip ini :
(1) Mereka mendasarkan pemahaman akan Injil pada ayat-ayat yang kurang jelas, bukannya kepada
ayat-ayat jelas yang jumlahnya sangat banyak.
(2) Mereka tidak mau menggunakan prinsip-prinsip penafsiran yang benar terhadap ayat-ayat yang
jelas dengan mengartikannya menurut pandangan keliru tentang ayat-ayat yang tak jelas atau sulit.

Kategori-kategori Ayat-Ayat Sulit


Ayat-ayat problematik (ayat-ayat yang dianggap mengajarkan bahwa orang-orang percaya bisa
kehilangan keselamatan, atau yang dianggap mengajarkan bahwa orang-orang seperti itu sama sekali
belum selamat atau dianggap mengajarkan bahwa orang percaya tak boleh melakukan perbuatan-
perbuatan tertentu) sebenarnya dapat dikategorikan pada salah satu kategori di bawah ini. Juga
sebenarnya ayat-ayat itu sama sekali tidak bersangkut paut dengan keselamatan kekal:

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


(1) Ayat-ayat yang berkaitan dengan Bema (Takhta Pengadilan Kristus) yang memperingatkan orang
percaya mengenai kemungkinan kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan.
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak,
batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika
pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan,
tetapi seperti dari dalam api.
1 Korintus 9:25-27 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan,
menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu
mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu
aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
(2) Ayat-ayat yang memperingatkan tentang dahsyatnya disiplin dari Allah terhadap orang-orang
yang melalaikan kasih karunia (anugerah) Allah.
1 Korintus 3:16-17 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh
Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah
akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Ibrani 6:1-6 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang
Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan
lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan
kepada Allah, yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan,
kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. Dan itulah yang akan kita perbuat,
jika Allah mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah
mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan
yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan
datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian,
hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka
dan menghina-Nya di muka umum.
Ibrani 10:23-31 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan
kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan
supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya
menjelang hari Tuhan yang mendekat. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah
memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk
menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan
penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas
keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus
dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah
perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Sebab kita
mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut
pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." Ngeri benar, kalau jatuh
ke dalam tangan Allah yang hidup.
(3) Ayat-ayat yang menggambarkan perilaku anak-anak Allah, yang seharusnya mewarnai kehidupan
anak-anak Allah. Termasuk di dalamnya adalah ayat-ayat yang menggambarkan sifat dan kondisi orang-
orang yang tidak percaya sebagai pendorong untuk mengejar kesalehan atau kekudusan dan menjalani
kehidupan sesuai dengan posisi kita di dalam Kristus. Ayat-ayat ini tidak mengancam hilangnya
keselamatan dan juga tidak mengajak kita untuk meragukan atau mempertanyakan keselamatan kita,
melainkan mengajak kita untuk hidup sebagaimana layaknya orang-orang yang berada di dalam Kristus.
Misalnya, bandingkan dengan Efesus 5:1-12.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah
di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah
menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi
Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun
jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga
perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak
pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada
orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang
mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan
orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan
murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan
mereka. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang
di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya
berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada
Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang
tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang
tersembunyi telah memalukan.

Argumentasi 1 Yohanes 3:6 dst.


1 Yohanes 3:6-10 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat
dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa
yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa
yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk
inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-
perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab
benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari
Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak
berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak
mengasihi saudaranya.
Konteks I Yohanes 3:6 berbicara tentang alasan mengapa orang-orang percaya tidak boleh berbuat
dosa. Dalam ayat ini Yohanes mengemukakan beberapa alasan namun tidak mempersoalkan keselamatan
orang percaya melainkan memotivasi atau mendorong orang-orang percaya agar berjalan dalam terang.
Namun pertanyaan yang muncul adalah apakah 1 Yohanes 3:6b mengindikasikan bahwa orang yang di
dalam Dia, orang beriman kepada Kristus, tak pernah akan berbuat dosa lagi? Pemikiran ini seperti ini
tentu saja bertentangan dengan 1 Yohanes 1:8 dan 10 dan 5:16. Sebagai manusia yang lemah dan tidak
sempurna tentu saja orang percaya pun tak lepas dari perbuatan dosa. Jika demikian apa maksud Yohanes
dalam ayat ini?
Sebagai ilustrasi, andaikata seorang anak mencuri permen di sebuah supermarket. Kemudian ibunya
mendapatinya berbuat hal itu, lalu ia mengatakan kepada anaknya, “anggota keluarga kita tidak biasa
mencuri, ngerti?” Masuk akalkah ucapan ibu itu? Namun ternyata anaknya sebagai salah satu anggota
keluarga telah melakukan perbuatan itu. Apa sebenarnya maksud ibu itu? Maksudnya ialah bahwa
mencuri adalah perbuatan yang bertentangan dengan standard moral yang berlaku dalam keluarga, karena
itu anak itu harus menyadarinya dan tidak boleh melakukan perbuatan seperti itu. Ibu itu tidak
mengatakan bahwa ia telah berkeliling dan menanyakan satu per satu anggota keluarganya dan mendapati
bahwa tak seorangpun dari mereka yang pernah mencuri. Tidak. Namun yang ia ingin tunjukkan dalam
kasus ini adalah mengenai standard moral yang berlaku dalam keluarga mereka sebagai dorongan atau
motivasi bagi anaknya.
Yohanes di sini mengemukakan hal yang sama. Inilah standardnya, sebagai anggota keluarga Allah,
kita tidak berbuat dosa, dan kita harus ingat akan standard ini. Ia tidak menyangkal fakta bahwa orang-
orang percaya masih berbuat dosa atau bisa jatuh ke dalam dosa. Untuk lebih memperjelas kebenaran ini
maka ayat ini diikuti dengan beberapa alasan dan ilustrasi mengenai dosa yang terjadi di dalam
kehidupan orang-orang percaya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Motivasi atau dorongan lain yang dikemukakan Yohanes terdapat dalam ayat 9: “Setiap orang yang
lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat
berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Ayat ini tidak berarti bahwa orang-orang percaya tidak dapat
berbuat dosa lagi. Pemikiran ini sekali lagi bertentangan dengan ayat-ayat di atas tadi.
Ada yang mengartikan ayat ini bahwa Yohanes bermaksud mengatakan bahwa orang-orang Kristen
tak dapat berbuat dosa atau tidak biasa berbuat dosa. Apakah ini yang dimaksudkan Yohanes? Saya yakin
bukan itu maksudnya. Pengertian “berbuat” sebagai kebiasaan (present tense) merupakan pengertian yang
keliru. Apabila ini yang dimaksudkan Yohanes, maka bagaimana istilah Yunani prass, yang digunakan
Yohanes dalam ayat-ayat berikut ini.
Yohanes 3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat (prasso), membenci terang dan tidak
datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak.
Yohanes 5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup
yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat (prasso) akan bangkit untuk
dihukum.
Kalau begitu apa yang dimaksud Yohanes dalam ayat ini? Istilah “tidak dapat berbuat dosa” tidak
berarti tak mampu berbuat (melakukan). Perkataan ini dapat juga berarti tidak mau. Ayat-ayat lain dalam
Perjanjian Baru berikut ini menjelaskannya:
Lukas 11:5-7 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah
malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara,
pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam
perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan
kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu
aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat
bangun dan memberikannya kepada saudara.
Lukas 14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat
datang.
Markus 1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya
kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia
tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya
dari segala penjuru.
Markus 6:3-5 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas
dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?"
Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang
nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum
keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana,
kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas
mereka.
1 Korintus 10:21 Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-
roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam
perjamuan roh-roh jahat.
I Yohanes 3 bermaksud menyatakan bahwa kita tidak mau berbuat dosa lagi karena kita telah lahir
dari Allah dan memiliki sifat Allah. Ini pulalah arti yang terdapat dalam Roma 6:1-10 yang ditulis setelah
Paulus menulis 5:20-21.
Sebagai contoh, andaikata dokter memberitahu seorang perokok yang telah terkena gangguan
tenggorokan, “Anda tidak dapat merokok lagi.” Ini bukan berarti orang itu tak dapat merokok lagi
melainkan ia tidak mau merokok lagi karena merokok itu akan mengakibatkan gangguan yang lebih
parah lagi terhadap kesehatannya.
Jelas terlihat dalam kehidupan Raja Daud, yang dijuluki orang yang sangat dekat dengan Allah,
bahwa orang percaya masih dapat jatuh atau terjerumus ke dalam dosa untuk jangka waktu yang lama.
Demikian pula orang-orang percaya di dalam Kristus pun (dengan segala hal yang mereka telah miliki di
dalam Kristus), yang hidup dalam dosa sehingga perilaku hidupnya menyerupai orang-orang yang tidak
percaya, perilaku seperti ini merupakan hal yang aneh dan tidak masuk akal lagi karena bertentangan

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


dengan posisinya yang sebenarnya di dalam Kristus. Hidup dalam dosa bagi orang percaya akan
membawa konsekuensi yang dahsyat, bahkan bisa membawanya kepada perbuatan dosa yang
mendatangkan maut, sebagai bentuk disiplin Allah untuk menghentikannya dari berbuat dosa terus
menerus.
1 Korintus 11:27-32 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau
minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu
hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti
dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui
tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu
yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita
sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan,
kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang
tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan
hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada
dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.

Konsekuensi Hidup dalam Dosa


Ayat-ayat kunci:
Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau
mendengar.
Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku
mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
1 Yohanes 1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun
kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
(1) Kehilangan persekutuan dengan Tuhan plus kehilangan kontrol Roh Kudus dan buah Roh
dalam kehidupannya (lihat 1 Yoh. 1:5-7). Dosa selalu mendukakan dan memadamkan Roh (Ef. 4:30; 1
Tes. 5:19). Dosa juga akan mempengaruhi kehidupan doa kita (Maz. 66:18), kesaksian kita (Kisah 1:8),
semangat mempelajari Firman Allah (1 Kor. 2:10-16; Ef. 3:16 dst.). Semua hal ini merupakan pelayanan
Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Jika orang percaya berbuat dosa terus maka pelayanan Roh
Kudus pada akhirnya akan berubah dari pelayanan yang memberdayakan menjadi pelayanan
menginsafkan.
1 Yohanes 1:5-7 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami
sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada
kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita
hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi
jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh
persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita
dari pada segala dosa.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
1 Tesalonika 5:19 Janganlah padamkan Roh.
Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau
mendengar.
Kisah 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan
kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi."
1 Korintus 2:10-16 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh
menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain
roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang
tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh
dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah
kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang
mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan
yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi
manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu
baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya
dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia
sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan,
sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Efesus 3:16-19 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan
dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus
diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa,
supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa
lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat
mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya
kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
(2) Kekecewaan, kehilangan sukacita, karena kita dikendalikan oleh sifat lama (dosa).
Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku
mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
(3) Menyia-nyiakan sumber-sumber spiritual, mental, dan fisikal.
Efesus 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan
hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
(4) Munculnya dan meningkatnya perbuatan-perbuatan daging dengan segala akibatnya
yang dahsyat.
Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah.
Galatia 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan
saling mendengki.
(5) Disiplin ilahi, ganjaran Allah ditimpakan untuk menyadarkan kita.
Ibrani 12:5-10 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu
seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang
yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu
harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah
terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari
ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan
mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan
kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
1 Korintus 11:29-32 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh
Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang
lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri,

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita
dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Mazmur 32:4 Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku
menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
(6) Hubungan-hubungan yang rusak dengan segala efek negatifnya terhadap orang-orang di
sekitar kita, khususnya keluarga kita.
Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya
jangan kamu saling membinasakan.
Ibrani 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia
Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang
mencemarkan banyak orang.
(7) Pudarnya kesaksian kepada dunia dan perbuatan-perbuatan yang mempermalukan Tuhan.
1 Petrus 2:12-15 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan
Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat
melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia
melawat mereka. Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik
kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang
diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-
orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik
kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
1 Petrus 3:15-17 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap
sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang
yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,
tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni,
supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus,
menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat
baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.
1 Petrus 4:15-16 Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai
pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai
orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah
dalam nama Kristus itu.
(8) Kehilangan pahala ketika menghadap Bema (Takhta Pengadilan Kristus).
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak,
batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika
pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan,
tetapi seperti dari dalam api.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya
dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Konsekuensi-konsekuensi Lain
Selain akibat-akibat yang telah disebutkan di atas adalah:
(1) Penimpaan disiplin Allah yang menjadi semakin dahsyat.
Mazmur 32:4 Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku
menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
Ibrani 12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang
yang diakui-Nya sebagai anak."

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


(2) Terus hidup dalam dosa dapat menyebabkan gereja mengambil tindakan pemecatan dari
persekutuan jemaat (1 Kor. 5).
2 Tesalonika 3:6-15 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama
Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak
melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari
kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena
kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma,
tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban
bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan
karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab,
juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu:
jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami
dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk
dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan
nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan
pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri. Dan kamu, saudara-
saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik. Jika ada orang yang tidak mau
mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul
dengan dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi
tegorlah dia sebagai seorang saudara.
Matius 18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada
jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai
seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
(3) Displin yang ditimpakan Allah pada akhirnya bisa berbentuk kematian jasmani.
1 Korintus 11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak
sedikit yang meninggal.
1 Yohanes 5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang
tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan
hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada
dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Memang keselamatan orang-orang percaya aman dan terjamin dalam Kristus dan orang percaya tak
akan kehilangan keselamatan, yang telah dikerjakan oleh Kristus, Juruselamat kita, yang sekarang duduk
dalam kemuliaan di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Pembela kita. Namun realita kehidupan dan Kitab
Suci menyatakan dengan jelas bahwa apabila orang percaya tidak tinggal dalam persekutuan dan tidak
menyelesaikan dosa dalam kehidupannya, ia dapat saja terjerumus ke dalam keadaan berdosa yang
semakin dalam dan dahsyat sebagaimana dialami Daud. Keadaan seperti ini dapat terjadi mungkin saja
karena ia sebenarnya belum benar-benar diselamatkan, namun penyebab utama yang sering terjadi adalah
karena kegagalan orang percaya untuk tinggal dalam lingkup kehidupan dan kuasa Roh Allah.
Harapan kami kiranya pelajaran mengenai terjaminnya keselamatan orang percaya ini akan
menolong orang percaya yang sedang berada dalam permasalahan ini. Tujuan pelajaran tentang jaminan
keselamatan ini adalah agar setiap orang percaya beroleh kepastian keselamatan. Dan berbekal kepastian
ini akan memotivasinya kepada suatu kehidupan yang saleh, menjauhi dosa, dan terhindar dari sikap
menyia-nyiakan keselamatan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Ingatlah, tujuan Allah Bapa kita
dalam mendisiplin anak-anakNya dengan penuh kasih adalah untuk memperbaiki kita dan
mengembalikan kita kepadaNya.
Rasul Paulus telah mempertaruhkan imannya di atas anugerah Allah yang pasti dan dapat dipercaya
(2 Tim. 1:12b). Meskipun sebagian orang mengartikan ini sebagai karunia-karunia rohani yang telah
dipercayakan Allah kepada Rasul Paulus, namun sebenarnya “apa yang dipercayakan Allah” ini adalah
mengenai iman kepada Pribadi dan Karya Kristus sebagai dasar keselamatan. Paulus meyakini bahwa
iman ini akan tetap terpelihara sampai segala ancaman, tantangan, bahaya dan kegagalan mewarnai
kehidupan di dunia ini berlalu, yaitu pada saat kedatangan Kristus kedua kali.
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu,
akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus (Filipi 1:6)

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Pelajaran 4:
Kepastian Mengenai Pemeliharaan Allah Setiap Hari

Pendahuluan
Pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, kita dilahirkan kembali dan menjadi anak
dalam keluarga Allah. Sejak saat itu kita pemeliharaan Allah, sebagai Bapa kita yang mengasihi, menjadi
bagian kita.
Yohanes 1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang
yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh
keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu
menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan
roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Galatia 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus
Kristus.
Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang
meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu
kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika
kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya."
Karena Allah kita adalah sempurna maka demikian pula pemeliharaanNya terhadap kita adalah
sempurna dan lengkap. Pelajaran berikut ini akan menyoroti aspek pemeliharaan Allah terhadap orang-
orang percaya, yang telah menjadi anak-anakNya yang dikasihi. Kebenaran-kebenaran yang kita akan
selidiki berikut ini sangat penting dipahami oleh setiap orang yang percaya.

Janji Pemeliharaan Allah


Sebagai anak Allah, setiap orang percaya berada dalam tanggung jawab pemeliharaan Allah yang
penuh hikmat dan kuasa. Janji dalam 1 Petrus 5:7 merupakan akibat dari nasihat atau perintah dalam ayat
6. Janji ini harus dipahami dan diterapkan berdasarkan konteks ini. Marilah kita memperhatikan tiga
aspek yang terkandung dalam janji ini: tanggung jawab, akarnya, dan alasannya.
1 Petrus 5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu
kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Tanggung jawab atau Nasihat


Janji tentang pemeliharaan Allah muncul sebagai akibat dari ayat sebelumnya yang berisikan
perintah ini, “Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya
pada waktunya.” Kita diperintahkan untuk merendahkan diri di bawah kekuasaan Allah yang penuh
hikmat. Sebenarnya dalam bahasa Yunani, kata kerjanya berbentuk perintah pasif. Artinya, kita tidak
disuruh agar “merendahkan diri kita,” melainkan “membiarkan diri kita menjadi rendah” Konteks dalam
1 Petrus ini adalah mengenai penganiayaan dan penderitaan karena nama Kristus. Penderitaan
merupakan proses yang digunakan Allah untuk melatih kita, seperti halnya api yang digunakan untuk
memurnikan logam. Dalam hal ini penderitaan digunakan Allah untuk memurnikan dan menumbuhkan
iman kita. Tentu saja hal ini merupakan proses perendahan karena proses ini akan menjadikan kita
semakin bergantung kepada Allah. Mengenai konsep pemurnian ini, perhatikan pula 1 Petrus 1:6-9.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita
oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang
diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan
dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum
pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun
kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan
yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan
jiwamu.
Kesombongan seseorang akan nyata melalui berbagai usaha yang dilakukannya menurut
pemikirannya sendiri tanpa mau bergantung atau berserah kepada Allah. Sebagai ilustrasi, ketika
seseorang mengalami penganiayaan atau penderitaan, biasanya ia cenderung membalas atau mencari
jalan sendiri dalam mengatasinya, tanpa mau berserah kepada pertolongan Tuhan. Petrus menunjuk
kepada Tuhan Yesus sebagai teladan kerendahan dan ketaatan sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 2:21-
25. Perintah dalam ayat 6 ini mengajak kita untuk membiarkan Allah mengajar kita tentang kerendahan
melalui penderitaan-penderitaan yang dialami dalam kehidupan ini:
1 Petrus 2:21-25 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita
untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-
Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki,
Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam,
tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah
memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati
terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab
dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala
dan pemelihara jiwamu.

Akar atau Landasannya


Akar atau landasan dari ketaatan dan kerendahan di bawah tangan Allah yang berkuasa tersirat
dalam perkataan, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya.” Dengan kata lain ayat ini mengajak
kita, “jadilah rendah hati ......dengan menyerahkan segala kekuatiranmu kepada Tuhan.” Pengertian ini
tampak lebih jelas dalam susunan kalimat bahasa Yunaninya. Menyerahkan segala kekuatiran kita kepada
Tuhan merupakan landasan dan sarana bagi proses perendahan.
Selain itu dalam teks bahasa Yunani, “segala kekuatiranmu” menunjuk kepada “kekuatiran atau
kesusahan secara menyeluruh dan utuh.” Maksudnya kita tidak disuruh untuk menyerahkan setiap
kekuatiran kepada Tuhan, melainkan kita harus datang kepada suatu titik di mana kita harus meletakkan
seluruh kehidupan dengan segala beban, permasalahan, ketakutan, kesusahannya di bawah tangan Allah
yang penuh kasih dan kuasa. Kita diajak bukan menyelesaikan permasalahan kita sendiri, dengan
berusaha memanipulasi atau menaklukkan orang-orang lain dan berusaha mengatasi keadaan di sekitar
kita dengan kemampuan kita sendiri, melainkan kita diperintahkan agar menyerahkan seluruh kehidupan
kita dengan segala permasalahannya di bawah pemeliharaan, tujuan-tujuan dan waktu Allah. Pada saat
kita melakukannya, kita akan dimampukan untuk merendahkan diri di bawah tangan Allah yang berkuasa
sehingga tujuan-tujuanNya akan dapat terlaksana di dalam dan melalui kehidupan kita. Sebaliknya
apabila kita tidak mau merendahkan diri, kita akan menjadi sombong dan angkuh, karena kita selalu
berusaha mengatasi setiap keadaan dengan cara dan kemampuan kita sendiri, khususnya ketika
mengalami penderitaan atau penganiayaan.
Dalam 1 Samuel menceritakan bahwa Allah mengangkat Daud menjadi raja menggantikan Saul
karena ketidaktaatannya (lihat 1 Sam. 15-16). Saul adalah orang yang tidak rela menyerahkan
kehidupannya di bawah kekuasaan tangan Allah melainkan selalu berupaya menyelesaikan
permasalahannya sendiri. Ia adalah seorang yang cenderung senang menaklukkan atau mengatasi sendiri.
Kita patut mengakui bahwa sering sifat seperti ini ada di dalam kita. Namun Allah tidak ingin Daud
menjadi seperti Saul, karena itu Allah menggunakan Saul dan penganiayaannya terhadap Daud untuk
memberantas sifat-sifat Saul ini yang ada di dalam diri Daud. Dalam dua peristiwa yang berbeda, Saul
pernah melemparkan tombak kepada Daud dengan maksud mau membunuhnya. Apa sebenarnya maksud
Saul ini? Ia berusaha mau mengatasinya sendiri. Ia tak rela berserah kepada kehendak Allah. Lalu apa
yang Daud lakukan? Apakah ia memungut kembali tombak itu dan menusukkannya kepada Saul? Tidak.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Ia menyerahkan semua permasalahannya itu kepada Tuhan. Dengan berbuat demikian ia merendahkan
dirinya di bawah tangan Allah yang berkuasa. Kemudian ia pergi.
1 Samuel 18:10-20 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas
Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti
sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya. Saul melemparkan tombak itu,
karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud
mengelakkannya sampai dua kali. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN
menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur. Sebab itu Saul menjauhkan Daud
dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di
depan dalam segala gerakan tentara. Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab
TUHAN menyertai dia. Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin
takutlah ia kepadanya; tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud,
karena ia memimpin segala gerakan mereka. Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia
anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu,
hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN."
Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh
tangan orang Filistin." Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah
sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu
raja?" Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada
Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi
isterinya. Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu
diberitahukan kepada Saul, maka iapun menyetujuinya.

Alasan atau Penjelasan


Alasan kita harus merendahkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan segala kekuatiran kita
kepadaNya tampak dalam perkataan, “sebab Ia yang memelihara kamu.” Arti literalnya dalam bahasa
Yunani adalah, “sebab Ia menaruh perhatian kepadamu.” Ini berarti anda dan saya menjadi objek
perhatianNya. Dengan kata lain kita sangat berharga kepada Allah karena kita menjadi pusat
perhatianNya. Apabila Allah memperhatikan kita, mengapa kita harus kuatir? Sikap tidak mempercayai
pemeliharaan Allah pada dasarnya merupakan keangkuhan. Ini sama dengan bertindak seolah-olah kita
lebih tahu dari pada Allah dan kita berusaha melakukan apa yang kita anggap Allah tak dapat lakukan.
Atau sama dengan mengatakan, kita kuatir dengan apa yang Allah akan lakukan sehingga kita tak mau
mempercayakan kehidupan kita kepadaNya. Mungkin kita berpikir Ia akan mengambil sesuatu yang kita
sangat butuhkan. Namun apabila Allah sendiri telah berbuat hal yang terbesar bagi kita, sehingga Ia rela
memberikan AnakNyayang tunggal bagi kita, masakan Ia tidak akan memelihara kita sebagai anak-
anakNya.
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-
Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu
kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Roma 5:8-11 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita
sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka
Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam
Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian
itu.

Janji Pemenuhan Segala kebutuhan Kita


Oleh karena Allah sangat menaruh perhatian kepada kita sebagai anak-anakNya yang telah
mengalami penebusanNya, Rasul Paulus mengajak kita untuk melihat bahwa perhatianNya itu juga
mencakup kebutuhan-kebutuhan kita sehari-hari (bukan keserakahan kita). Paulus menulis, “Allahku
akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil.
4:19). Janji ini disampaikan dalam dalam konteks bantuan keuangan yang telah diberikan oleh jemaat

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Filipi kepada Paulus untuk pelayanan penginjilan. Paulus ingin meyakinkan mereka bahwa pemberian
mereka itu tidak akan membuat mereka berkekurangan. Allah berjanji akan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka, dan dasar pemenuhanNya itu adalah “menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam
Kristus Yesus.” Pemenuhan kebutuhan oleh Allah ini adalah berdasarkan kekayaan Allah yang telah
diberikanNya kepada kita dalam Kristus. Hal ini mengingatkan kita tentang Roma 8:32.
Tuhan Yesus memperingatkan kita tentang kekuatiran akan kebutuhan kita sehari-hari. Untuk itu Ia
ingatkan kita akan pemeliharaan Allah, dan janji pemenuhan setiap kebutuhan pokok kita dalam Matius
6:25-34. Tiga kali Ia menasihatkan kita agar “Jangan kuatir” (6:25, 31 dan 34). Agar hal ini menjadi
lebih jelas maka ada lima pertanyaan yang diajukan dalam ayat-ayat ini yang menunjukkan bahwa kuatir
itu tak ada gunanya dan sia-sia.
Matius 6:25-34 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari
pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-
burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal
dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan
pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa
memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah
mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab
itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan; Apakah yang
akan kami minum; Apakah yang akan kami pakai; Semua itu dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan
hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari.
Mengapa kuatir itu adalahsikap yang bodoh? Kuatir itu adalah sikap yang bodoh dan
tak ada gunanya, bila kita menyadari akan pemeliharaan Allah dan perhatianNya
terhadap setiap kebutuhan kita (lihat 6:25, 26, 27, 28, 30). Ia menyatakan bahwa
kekuatiran merupakan sifat yang mewarnai orang-orang yang “kurang percaya.”
Kekuatiran adalah akibat kegagalan memahami pemeliharaan Allah terhadap kita
sebagai umat kepunyaanNya. Yesus di sini juga menunjukkan bahwa apabila burung di
udara dan bunga di padang dipelihara Allah, masakan kita sebagai anak-anakNya tidak
dipeliharaNya. Akhirnya, Ia menunjukkan bahwa berdasarkan pemeliharaan Allah yang
penuh kasih dan keadaan dunia yang jahat dan bersifat sementara ini maka prioritas dan
perhatian utama kita haruslah kepada hal-hal rohani yang menyangkut kerajaan Allah
(6:33-34).

Janji Pemenuhan Melalui Doa


Sebagai anggota-anggota keluarga Allah, kita bisa langsung berhubungan dengan Allah sebagai Bapa
sorgawi kita melalui Imam Besar kita, Tuhan Yesus Kristus. Meskipun Allah telah mengetahui setiap
kebutuhan kita sebelum kita memintanya (Mat. 6:32), dan Ia menaruh perhatian yang sangat besar
terhadap kita, namun kita diajak untuk menyampaikan setiap kebutuhan kita dan orang-orang lain kepada
Allah dalam doa kita.
Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang
meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu
kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika
kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya."
1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-
Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita
juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-
Nya.
Filipi 4:6-8 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang
sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya
itu.
Apabila Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita dan memperhatikan kita, mengapa berdoa?
Jawabannya ialah karena Ia ingin bekerja dalam kehidupan kita melalui doa. Yakobus 5:16 menyatakan
bahwa doa orang benar itu besar kuasanya. Doa adalah sarana persekutuan dan merupakan bukti iman
dan penyerahan kita. Juga doa merupakan sarana untuk memfokuskan hati kita kepada Tuhan dan kepada
tujuan-tujuan serta pemeliharaanNya terhadap kita.
Kebanyakan fasal dalam kitab Mazmur merupakan ratapan atau permohonan. Biasanya dalam fasal-
fasal itu menyoroti sesuatu kesulitan atau kekecewaan terhadap permasalahan yang menerpa pemazmur.
Namun dalam doa pemazmur, ketika ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan, ia menatap kepada
Pribadi Allah, ajaran-ajaranNya, dan janji-janjiNya. Hasilnya, ia mendapatkan pandangan yang segar dan
baru. Kemudian dalam mazmur-mazmur ituberakhir dengan ungkapan keyakinan dan pengharapan serta
sukacita dalam Tuhan. Allah memang tidak pernah berubah, namun yang berubah adalah pribadi dan
sikap pemazmur itu setelah melalui proses (lihat Maz. 3:1-8; 5:1-12; 6:1-10; 7:10, 13). Bila kita sungguh-
sungguh ingin mencari wajah Allah, doa merupakan tempatnya dan melalui doa Allah menempa,
mengubah dan membentuk kita menurut kehendakNya.
Doa juga merupakan sarana kita mengakui dosa-dosa, menyampaikan ucapan syukur kita kepada
Allah, dan menyampaikan setiap kebutuhan kita. Namun kebutuhan terbesar kita adalah pembentukan
untuk menjadi serupa dengan gambar Yesus Kristus, AnakNya. Tuhan berjanji bahwa Allah sebagai Bapa
kita, tidak akan memberikan batu apabila kita meminta roti, atau memberikan ular bila kita meminta
ikan. Berdasarkan kasih dan hikmatNya yang sempurna, Ia hanya akan memberikan apa yang terbaik
bagi kita. Namun kita harus sadar pula bahwa apa yang sering kita anggap sebagai roti atau ikan,
mungkin itu sebenarnya akan menjadi batu atau ular bagi kita. Itulah sebabnya Allah sering tidak
menjawab permintaan kita. Itulah sebabnya juga doa kita harus sesuai dengan kehendakNya.
Matius 7:9-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia
meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia
akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu
salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan
hawa nafsumu.
Dalam doa sering butuh waktu menanti jawabannya. Mungkin itulah sebabnya Allah memberikan
tiga gambaran tentang doa, meminta, mencari dan mengetuk, dalam Matius 7:7-8.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka
pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Doa bukan sekedar meminta-minta saja, melainkan dalam doa kita memohon pimpinan dan
kehendak Allah. Dalam menantikan jawaban dari Dia digambarkan seperti seorang yang mengetuk pintu
dan menanti seseorang mendengar ketukan kita dan membukakan pintu. karena itu kita dinasihatkan
untuk teruslah meminta, dan bersabar, serta pastikan bahwa apa yang anda minta itu sesuai dengan
kehendakNya. Jadi persoalan penting dalam doa ini adalah apakah hal yang saya mintakan itu adalah
yang terbaik dan sesuai dengan maksud dan kehendak Allah yang mengetahui segala-galanya?

Halangan-Halangan Terhadap Doa


Berikut ini beberapa hal yang menghalangi kehidupan doa kita:
(1) Tidak Sesuai dengan pimpinan Roh Kudus.
Yohanes 4:22-23 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa
yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan
datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah
Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian.
Yudas 20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri
di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh
dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya
untuk segala orang Kudus.
Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau
mendengar.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia
akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(2) Tidak sesuai dengan Firman Allah (lihat juga Maz. 119)
Amsal 28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga
doanya adalah kekejian.
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam
kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
(3) Tidak berdoa dengan iman.
Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya.
1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-
Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita
juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-
Nya.
Yakobus 1:5-7 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah
hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang
yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari
oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu
dari Tuhan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa
Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
(4) Kegagalan doa karena sikap kita yang tak mau berserah (angkuh).
Yakobus 4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu
membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar
dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
(5) Tidak berdoa dengan motif yang benar, dan tak sesuai dengan kehendak Allah.
Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu
salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan
hawa nafsumu.
Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami
akan hidup dan berbuat ini dan itu."
1 Korintus 4:19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan
menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang
sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
Matius 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Matius 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
(6) Tidak tekun, cepat kecewa, putus asa.
Lukas 18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan,
bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
1 Samuel 27:1-3 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga pada suatu
hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain
meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi
Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari
tangannya." Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang
bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. Daud dan semua
orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud
dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas
isteri Nabal, perempuan Karmel.
Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan
baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
(7) Menyimpan dendam, tak mau mengampuni.
Markus 11:25-26 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada
barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga
mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka
Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)
(8) Kemunafikan, berpura-pura, untuk mencari pujian orang lain.
Matius 6:5-8 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah
ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan
orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
(9) Doa yang hanya diulang-ulang, memperbagus kata-kata, sekedar memenuhi tuntutan
upacara keagamaan.
Matius 6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan
orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-
kata doanya akan dikabulkan.
1 Raja-Raja 18:26-29 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka,
mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya
Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu
mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu
tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah
dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian;
barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka memanggil lebih keras serta
menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga
darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan
sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang
menjawab, tidak ada tanda perhatian.
Roma 10:2-3 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka
sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh
karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk
mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran
Allah.
(10) Ketidakharmonisan dalam keluarga.
1 Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris
dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Kesimpulan
Di akhir kehidupan George McCluskey, ia sangat terbeban untuk anak-anaknya. Karena itu setiap
hari ia meluangkan sejam berdoa dari jam 11 sampai 12 mendoakan mereka satu demi satu. Ia berdoa
bukan hanya untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk cucu-cucunya, dan buyut-buyutnya yang belum lahir
pada saat itu. Ia berdoa agar mereka akan mengenal Allah yang benar di dalam Yesus, AnakNya, dan
sungguh-sungguh menyerahkan hidup mereka bagi pelayananNya. Dari keempat generasi keturunannya,
ternyata setiap anaknya menjadi pendeta atau kawin dengan seorang pendeta, terkecuali satu. Orang itu
adalah Dr. James Dobson, yang terkenal dan mungkin tak asing lagi bagi kita. Tak banyak yang mengenal
George McCluskey, namun karena doanya ribuan bahkan jutaan orang dalam generasi sekarang ini
mendapat berkat yang besar.

Pelajaran 5:
Kepastian Mengenai Jalan Kelepasan dari Dosa

Pendahuluan
Banyak pertanyaan muncul mengenai permasalahan dosa dalam kehidupan orang percaya. Mengapa
saya sebagai orang percaya masih berbuat dosa? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa
memperoleh pengampunan atas dosa saya? Bagaimana saya dapat mengatasi dan menaklukkan sifat-sifat
lama saya? Orang percaya akan diperhadapkan dengan dilemma (permasalahan) seperti yang dinyatakan
dalam Roma 7:15-18 dan Galatia 5:17. Itulah sebabnya orang-orang Kristen masa kini perlu arahan dan
petunjuk Kitab Suci dalam menghadapi permasalahan ini.
Roma 7:15-18 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku
kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi
jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di
dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia,
tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan
hal berbuat apa yang baik.
Galatia 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan
Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga
kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

Definisi Dosa
Dosa adalah segala sesuatu yang tidak sesuai atau mencapai standar (sasaran) yang telah ditetapkan
Allah. Segala hal yang tidak sesuai dengan hukum moral Allah dalam bentuk tindakan, perbuatan atau
keadaan adalah dosa. Singkatnya, setiap hal yang bertentangan dengan karakter Allah yang kudus adalah
dosa.7

Kategori-Kategori Dosa
Ayat-ayat Kunci:
Amsal 6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang
menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan
darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki
yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan
kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Efesus 5:19-22 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan
segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada
yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan.
Untuk dapat lebih mendalami sifat dosa itu, kita dapat mengelompokkan dosa itu ke dalam empat
kategori:

Tidak Menghargai Kasih Karunia Allah


Tidak menghargai kasih karunia Allah berarti sengaja melalaikan atau menyia-nyiakan kasih karunia
Allah dengan selalu berusaha mengandalkan kekuatan diri sendiri dalam menghadapi setiap hal.
Termasuk dalamnya adalah melalaikan Firman Allah, tak mau bersekutu untuk mendapatkan kekuatan
rohani, dan tak mau berdoa atau membawa setiap kebutuhan kita kepadaNya.
Ibrani 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia
Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang
mencemarkan banyak orang.
Yesaya 50:11 Sesungguhnya, kamu semua yang menyalakan api dan yang memasang
panah-panah api, masuklah ke dalam nyala apimu, dan ke tengah-tengah panah-panah
api yang telah kamu pasang! Oleh tangan-Kulah hal itu akan terjadi atasmu; kamu akan
berbaring di tempat siksaan.
Yeremia 2:13 Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber
air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor,
yang tidak dapat menahan air.
Yeremia 17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada
TUHAN!

7
Charles C. Ryrie, Basic Theology, Victor Books, Wheaton, 1986, hal. 212.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Pada hakekatnya sikap tak menghargai atau menyia-nyiakan kasih karunia Allah adalah berusaha
menjalani kehidupan ini dengan mengandalkan kemampuan, kekuatan dan kepintaran sendiri tanpa mau
berserah kepada kekuatan dan kuasa Allah.
Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Ibrani 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan
semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Galatia 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita
harapkan.
Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging.
Efesus 6:10-18 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan
kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah
dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan
segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan
berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil
damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan
perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah
ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan
permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu
itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus.

Dosa-Dosa Pikiran atau yang berkenaan dengan Sikap


Dosa-dosa ini termasuk kepahitan, kebencian, kekuatiran, iri, tamak, dengki, selalu tak merasa puas
dan kebencian.
Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah.
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Dosa-Dosa yang berkenaan dengan Lidah


Dosa-dosa lidah termasuk berbohong, bersaksi dusta, fitnah, berkata kotor, gosip, menyebar
permusuhan (provokator) dan luapan amarah.
Amsal 6:17-19 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang
yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera
lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan
dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Efesus 5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--
karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Efesus 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Dosa-Dosa yang berkenaan dengan Perbuatan


Termasuk dalam kategori ini adalah perbuatan amoral (zinah, percabulan), mencuri, menipu,
membunuh, dan merampok.
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah.
Dalam upaya memahami keempat kategori dosa ini, penting sekali kita menyorotinya dari perspektif
hubungan sebab akibat atau akar/buah busuk. Setiap perbuatan dosa pasti ada akar permasalahannya.
Tuhan Yesus berbicara tentang hal ini dalam ayat-ayat:
Matius 12:34-37 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat
mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan
mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari
perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat
dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia
yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula
engkau akan dihukum.
Matius 15:18-19 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang
menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,
perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Apa yang keluar dari mulut kita mencerminkan atau menggambarkan apa yang ada dalam hati.
Dalam Alkitab, hati itu menggambarkan keadaan batiniah seseorang, termasuk di dalamnya adalah
pikiran, perasaan dan kehendak orang itu. Apabila kita memikirkan atau merancang-rancang hal-hal yang
jahat, yang tidak sesuai dengan pikiran Kristus, pasti itulah yang akan keluar dari mulut kita. Dosa-dosa
lidah merupakan produk dosa-dosa dalam hati atau dosa-dosa mental seseorang. Apabila kita menyimpan
pikiran-pikiran jahat seperti dengki, iri, amarah ataupun ketakutan, ini akan membuahkan memfitnah
orang lain, menyombongkan diri, berupaya menjatuhkan orang lain dengan berbagai cara licik, seperti
melancarkan kritik-kritik negatif dan menyebar gosip atau mengeluarkan kata-kata yang tidak
mencerminkan iman, kasih dan pengharapan.
Namun pikiran-pikiran jahat inipun memiliki akar atau sumbernya. Dalam Matius 15:19 “pikiran
jahat” didaftarkan bersama dengan membunuh, berzinah, percabulan, mencuri, berdusta, dan fitnah.
Memang dosa-dosa tersebut bersumber dari pikiran jahat, tetapi dari manakah pikiran jahat itu
bersumber? Perhatikan dalam Matius 12:34-35, Tuhan Yesus melukiskan apa yang ada dalam hati
seseorang ibarat perbendaharaan harta. Perbendaharaan harta itu bisa baik atau jahat. Harta tentu saja
adalah sesuatu yang kita sangat hargai, mengapa? Karena dengan harta kita dapat membeli apa saja yang
kita inginkan atau yang kita anggap menjadi kebutuhan kita.
Saya ingin menegaskan di sini bahwa pikiran jahat itu bersumber pada kepercayaan-kepercayaan
yang keliru atau kebohongan-kebohongan (dusta) yang kita percayai. Misalnya, apabila kita iri atau
menginginkan milik orang lain, seebnarnya kita menaruh pemikiran atau kepercayaan yang keliru bahwa
dengan mendapatkan milik orang lain itu, kita akan menjadi senang atau bahagia. Bila kita menaruh
pemikiran semacam itu berarti kita telah mempercayai kebohongan (dusta) yang disodorkan oleh Setan
dan dunia ini, bahwa kebahagiaan itu dengan sendirinya akan datang bila kita memiliki harta atau
kekayaan yang banyak, apakah itu dalam bentuk popularitas, plesir, jabatan, kepintaran atau hal-hal
material.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Aplikasi sederhana dari pelajaran ini adalah bahwa dalam menghadapi dosa dalam kehidupan kita,
kita harus belajar melihat apa yang ada dibalik sesuatu perbuatan dosa, yakni langsung kepada akar
permasalahannya. Jika tidak, maka kita tak akan pernah mengalami perubahan yang sejati dan abadi,
yang sebenarnya harus terjadi atau terbentuk di dalam bagian yang paling dalam, yakni dalam batin atau
hati seseorang. Ini tentu saja hanya bisa terjadi melalui iman. Kita akan membahasnya lebih lanjut dan
lebih mendalam, dalam pelajaran-pelajaran berikut.

Jalan Keampunan Dosa


Ayat-ayat Kunci:
1 Yohanes 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita
sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka
kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Roma 8:31-34 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika
Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan
mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang
malah menjadi Pembela bagi kita?
Yohanes 13:1-10 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu,
bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia
senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka
sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah
membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa
Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan
menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada
pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai
membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada
pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya:
"Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang
Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata
Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya."
Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian
dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi
juga tangan dan kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak
usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.
Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
Mazmur 32:1-5 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya
tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri,
tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam
tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya
musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-
pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela.
Mazmur 51:1-13 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, ketika nabi Natan
datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut
kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab
aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang
Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam
penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku
dikandung ibuku. Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan
dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari
pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi
lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang
yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap
dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan
perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-
Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali
padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh
yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan
pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Keselamatan dalam Kristus memberikan dan menjamin jalan kemenangan atas dosa, namun hal itu
tidak membebaskan kita dari godaan berbuat dosa. Setiap orang percaya harus berusaha (a) agar tidak
berbuat dosa (1 Yohanes 2:1), dan (b) menjauhkan pemikiran boleh terus hidup dalam dosa agar kasih
karunia semakin nyata dalam kehidupannya (Rom. 6:1dst.). Namun sebagai manusia biasa, kita tak lepas
dari dosa selama kita masih dalam dunia ini. Ini dijelaskan dalam 1 Yohanes 1:8-2:2.
Jika demikian, apakah jalan kelepasan yang telah disediakan Allah ketika kita berbuat dosa? Untuk
mendapatkan jawabannya, coba simak ayat-ayat dibawah ini:
1 Yohanes 1:8-2:2 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri
kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka
kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-
anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun
jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus
Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk
dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Roma 6:1-8 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun
dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah
kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau
tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis
dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan
Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-
Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab
siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus,
kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.

Janiji Keampunan Melalui Pengakuan


I Yohanes 1:8-10 mengajak kita untuk memperhatikan tiga aspek dalam pengakuan dosa: (a)
Pengakuan akan adanya prinsip dosa; (b) pengakuan dosa-dosa khusus atau dosa-dosa tertentu; dan (c)
pengakuan akan adanya perbuatan dosa. Ketiga aspek ini akan dibahas di bawah ini.
Karena kata kunci di sini adalah pengakuan, pertanyaan yang muncul adalah apakah arti mengakuii
dosa? Istilah Yunani untuk mengaku dalam 1 Yohanes 1:9 adalah homologeo yang berarti “berbicara
bahasa yang sama,” “mengakui, setuju dengan.” Kata ini berasal dari homologos, yang berarti “berpikir
sama.” Jadi mengaku dosa dalam ayat ini berarti kita setuju dengan pikiran Allah dan FirmanNya
mengenai dosa itu. Mari kita simak dua hal mengenai maknanya:

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


(1) Pengakuan merupakan keharusan memandang dosa itu menurut keadaannya yang
sebenarnya. Dosa itu selalu mencelakakan kita dan orang-orang lain. Dosa itu selalu mempermalukan
Allah. Dosa itu selalu jelek dan buruk. Dosa itu bukan hanya membutuhkan pengampunan Allah untuk
pemulihan persekutuan orang percaya melainkan juga perlu dibuang jauh-jauh dari kehidupan kita
dengan pertolonganNya. Kita tak boleh bersikap meringankan atau pandang enteng terhadap dosa. Kita
harus membenci dosa sebagaimana Allah memandangnya sebagai sesuatu yang keji dan jijik.
Amsal 28:13-14 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada
kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan.
(2) Pengakuan menuntut kejujuran dari pihak kita terhadap dosa itu. Kita sering cenderung mau
menghindar dari realita dosa yang kita perbuat. Kita selalu berusaha berdalih, menyangkalinya, atau
menyalahkan orang lain seperti yang diperbuat Adam dan Hawa ketika diperhadapkan dengan
pelanggaran mereka dalam Kejadian 3:7-13.
Kecenderungan manusia sejak mulanya untuk berdalih atau melemparkan kesalahannya diperjelas
dalam dalam 1Yohanes 1:6-10 dengan kata “jika” yang disebutkan lima kali. Perhatikan ketiga hal dalam
1 Yohanes 1:8-10 yang perlu diakui. Dua dari antaranya dikemukakan sebagai pernyataan palsu melalui
perkataan “Jika kita mengatakan” (ayat 8 dan 10). Namun ingat bahwa lawan atau kebalikan dari
pernyataan palsu adalah pengakuan yang jujur mengenai dosa kita. Inilah yang dituntut Allah dari pihak
kita.

Pengakuan akan adanya prinsip dosa (1 Yohanes 1:8)


Yohanes mengalamatkan tulisannya kepada orang-orang percaya dengan maksud menasihatkan
mengenai persekutuan mereka dengan Tuhan. Istilah Yunani koinonia, berarti “partisipasi, keikutsertaan,”
dan yang kemudian diartikan “persekutuan, hubungan dekat atau akrab.” Dengan iman, orang-orang
percaya mengambil bagian dalam kehidupanNya dan sifatNya untuk menjadi seperti Kristus. Dalam 1
Yohanes 2:1, 7 dan 12, Yohanes menyapa para pembacanya dengan sebutan, “anak-anakku,” dan
“saudara-saudara yang kekasih.” Ia yakin mereka telah mengenal Tuhan dan dosa-dosa mereka telah
diampuni, namun ia prihatin dengan persekutuan dan perjalanan hidup mereka sehari-hari dengan Tuhan.
Orang-orang percaya mungkin saja mengatakan memiliki persekutuan dengan Tuhan (1 Yohanes
1:6), namun kenyataannya mereka berjalan dalam kegelapan karena mereka tidak mau mengakui dan
membereskan dosa mereka. Karena itu Yohanes ingin menunjukkan prinsip penting dalam memelihara
persekutuan dan mengemukakan bukti-bukti adanya persekutuan yang sejati dengan Tuhan.
Mazmur 51:5 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku
dikandung ibuku.
Mazmur 58:3 Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan
pendusta-pendusta telah sesat.
Namun kita perlu memahami adanya perbedaan antara hubungan, yakni perihal menjadi anak Allah
oleh kelahiran baru melalui iman kepada Kristus, dan persekutuan, kedekatan dengan Tuhan melalui
iman. Dengan munculnya berbagai angin pengajaran menyesatkan yang memutarbalikkan Firman Tuhan,
muncul pula orang-orang yang mengajarkan bahwa sebagai orang percaya, mereka tidak memiliki dosa
lagi. Mereka bahkan mengatakan tidak memiliki lagi kecenderungan berbuat dosa dan sifat (kapasitas)
berbuat dosa di dalam diri mereka. Dosa di sini berbentuk tunggal (singular) yang menunjukkan prinsip
dosa warisan yang selalu cenderung terpusat kepada diri sendiri. 8 Yohanes berkata bahwa orang-orang
seperti itu hanya menipu diri mereka sendiri, namun pasti mereka tak dapat menipu Dia yang benar-benar
mengenal keadaan mereka yang sebenarnya.
Kebalikan dari pandangan seperti ini adalah mengakui bahwa kita masih memiliki sifat dosa atau
prinsip dosa di dalam diri kita. Memang kelahiran baru memberikan kita sifat baru, namun tidak
membasmi sifat lama atau prinsip dosa yang masih bercokol di dalam kita. Kuasa dosa di dalam kita
memang telah lumpuh sehingga kita tak harus diperhamba lagi olehnya., namun sifat dosa itu masih tetap
ada. Memahami kebenaran ini dan mengakui kenyataan ini akan menolong kita untuk tetap waspada dan

J. R. W. Stott, The Epistles of John, An Introduction and Commentary, Eerdmans, Grand


8

Rapids, 1964, hal. 76-77.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


siuman sehingga kita akan termotivasi secara aktif untuk berupaya mengatasinya melalui iman kepada
Kristus dan kasih karuniaNya. Mustahil kita dapat menaklukkan musuh kita apabila kita tidak
mengetahui bahwa musuh itu ada.
Roma 6:4-11 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya,
kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang
kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang
telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita
percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas
Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-
lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya
kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah
dalam Kristus Yesus
Roma 7:14-21 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat
daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu.
Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci,
itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku
menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang
memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam
aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak
memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa
yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku
kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku
kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam
aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik,
yang jahat itu ada padaku.
Galatia 5:17-21 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--
sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi
jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah
hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah.

Pengakuan dosa-dosa khusus atau dosa-dosa tertentu (1 Yohanes 1:9)


Dengan menyadari keberadaan sifat dosa ini dalam diri kita, akan mendorong kita untuk lebih siap
dan waspada terhadap perbuatan dosa khusus atau tertentu yang kita harus akui kepada Allah dan
berupaya membereskannya. Yohanes mengatakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1
Yohanes 1:9).
“Dosa” dalam ayat 9 ini berbentuk jamak (plural) – “dosa-dosa” dengan dibubuhi kata penunjuk
artikel dalam bahasa Yunani, sedangkan dosa dalam ayat 8 berbentuk tunggal (singular) tanpa penunjuk
artikel. Yohanes di sini menulis tentang perbuatan-perbuatan dosa tertentu. Karena itu kita tak boleh
hanya sekedar meminta agar Tuhan mengampuni segala dosa kita. Mengucapkan doa pengakuan yang
sangat umum seperti ini akan mengakibatkan tiga hal:
(1) Hal ini akan menggabungkan dosa-dosa secara umum sehingga kita tak perlu lagi menggubris
dosa-dosa khusus dalam kehidupan kita.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


(2) Hal ini merupakan cara menyembunyikan atau membiarkan dosa-dosa kita.
(3) Hal ini akan menghambat upaya penyelesaian dosa-dosa khusus dan akar penyebabnya
berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci.
Dalam bahasa Yunani istilah “mengakui” adalah kata kerja berbentuk sekarang yang berlangsung
terus (present continuous tense) yang dikenal dengan sebutan “iterative present.” Mengaku di sini
merupakan suatu tindakan yang harus terjadi terus-menerus dan berulang kali. Setiap kali kita menyadari
akan sesuatu perbuatan dosa, pada saat itulah kita langsung mengakuinya sambil berserah kepada Roh
Allah dan FirmanNya untuk memperoleh kuasa dalam menyelesaikan dosa itu dan berpegang teguh
kepada pengampunan Allah.
Firman Tuhan berjanji bahwa Allah itu setia dan adil sehingga mau mengampuni dan menyucikan
kita. Apabila kita dengan jujur mengakui dosa-dosa kita, Allah selalu setia mengampuni kita. Ia akan
memulihkan persekutuan kita. Dosa memang selalu mendukakan Roh (Ef. 4:30) dan memadamkan
kuasaNya (1 Tes. 5:19). Dosa itu mencerminkan ketidakrelaan kita untuk hidup dibawah kontrol Allah,
merusak persekutuan dan menghambat perjalanan kita dengan Tuhan (bandingkan Yes. 59:1-2).
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
1 Tesalonika 5:19 Janganlah padamkan Roh.
Yesaya 59:1-2 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi
yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah
segala dosamu.
Meskipun Allah memiliki kesucian yang sempurna, namun Ia adalah adil dan selalu rela
mengampuni dan memulihkan persekutuan berdasarkan Karya Kristus, Pembela kita, di atas salib,
apabila kita mau mengakui dosa-dosa kita.
1 Yohanes 2:1-2 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa
kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Kita tentu saja hanya dapat mengakui dosa-dosa yang kita ketahui atau sadari, namun seperti
dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:8 dan 10 bahwa selama kita berada dalam kehidupan di dunia ini, kita tak
pernah akan mencapai kesempurnaan atau hidup tanpa dosa. Selalu akan ada bidang dalam kehidupan
kita yang memerlukan perubahan atau perbaikan. Dengan kata lain, akan selalu ada dosa-dosa yang tidak
disadari. Namun janji Tuhan menyatakan bahwa sepanjang kita mau mengakui dosa-dosa yang kita
ketahui atau sadari dan benar-benar bertekad untuk mau berjalan bersama Tuhan, Ia tidak hanya
mengampuni dosa-dosa yang kita akui melainkan juga Ia akan menyucikan kita dari segala dosa
(termasuk dosa-dosa yang tak disadari) sehingga persekutuan kita dengan Dia menjadi pulih.
Menyucikan dalam ayat ini menunjuk kepada proses transformasi (perubahan) yang terjadi melalui
pengakuan itu karena melalui pengakuan itu menandakan kita mau mengupayakan penyelesaian dosa
dan pemulihan.
Mazmur 32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-
pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela.

Pengakuan akan adanya dosa (1 Yohanes 1:10)


Berjalan dalam persekutuan dengan Allah sama dengan berjalan dalam terang (1 Yohanes 1:7) dan
hal ini juga berarti berjalan dalam terang Firman Allah. Alkitab diibaratkan seperti pedang dan pelita
yang menerangi perjalanan kita (lihat Ibr. 4:12; Maz. 119:105, 130). Kedua gambaran ini (pedang dan
pelita) menunjuk kepada kemampuan (kuasa) Kitab Suci dalam menyatakan dan mengekspos dosa dan
perilaku kita yang telah mengecewakan Tuhan dan orang-orang lain.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119:130 Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi
pengertian kepada orang-orang bodoh.
2 Timotius 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran.
Efesus 5:8-17 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah
terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang
hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan
kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan
kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-
perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-
tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah
ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara
orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan
saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang
arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu
janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Namun ternyata sebagian orang menganggap diri mereka tidak pernah berbuat dosa lagi. Pertanyaan
yang muncul adalah apakah ayat ini berarti mereka tidak pernah berbuat dosa lagi ataukah mereka telah
berhenti dari kebiasaan berbuat dosa dan tidak lagi menjadikan perbuatan dosa sebagai perilaku
kehidupan mereka. Menurut bentuk waktu (tense) 1 Yohanes 1:10 dalam bahasa Yunani (perfect tense
yang menunjukkan tindakan lampau yang berakibat sekarang bagi pembicara) tampaknya mendukung
pandangan kedua. Efek dari pandangan pertama hanya akan menjadikan peran Firman dan Roh Kudus
dalam proses pengudusan orang percaya menjadi sesuatu yang tidak berguna.

Tujuan Pengakuan
Ayat-ayat Kunci:
1 Yohanes 2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Amsal 28:13-14 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi
siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. Berbahagialah orang yang
senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke
dalam malapetaka.
I Yohanes 2:1 memperjelas tujuan yang ada dalam pikiran Yohanes. Sebagaimana telah disebutkan,
pengakuan itu bertujuan untuk menghentikan proses berbuat dosa. Pengakuan bermaksud agar kita
membereskan dosa sehingga persekutuan kita dengan Tuhan menjadi pulih. Kesempatan untuk
mengadakan pengakuan ini tak boleh dijadikan dalih untuk terus dapat berbuat dosa, misalnya dengan
mengatakan, “Saya dapat berbuat dosa semau saya karena saya selalu dapat mengakui dosa itu.” Sikap
seperti ini akan membawa beberapa akibat buruk bagi kita:
(1) Membuat kita memandang ringan dosa. Akibatnya kita sulit melihat konsekuensi-
konsekuensinya yang jelek dan dahsyat terhadap kemuliaan Allah, terhadap kesaksian kita kepada orang-
orang lain, terhadap pribadi kita sendiri, dan terhadap pahala-pahala kekal yang telah disediakan Allah
bagi kita.
(2) Membuat kita tak melihat alasan perlunya pengakuan. Kita mengakui dosa untuk
menghentikan perilaku berdosa dan untuk memulihkan kembali persekutuan dan kuasa Allah dalam diri

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


kita. Dosa selalu mendukacitakan dan memadamkan kuasa Roh; namun pengakuan akan memulihkan
persekutuan sehingga kita dapat berjalan dengan iman dalam kuasaNya.
(3) Membuat kita melalaikan tujuan Allah dalam merubah kita untuk menjadi serupa dengan
gambar AnakNya. Kebahagiaan dan damai sejati tidak diperoleh melalui perilaku hidup berdosa,
melainkan diperoleh melalui mengenal Kristus dan persekutuan yang akrab dengan Dia.
(4) Membuat kita melalaikan dan melupakan disiplin Allah.
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu
seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang
yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu
harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah
terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari
ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan
mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan
kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada
waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya
Mazmur 32:1-5 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya
tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri,
tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam
tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya
musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-
pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela.

Jalan Pendamaian bagi Dosa Kita


Ayat-ayat Kunci:
1 Yohanes 2:1-2 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa
kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia
Roma 8:31-34 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika
Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan
mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang
malah menjadi Pembela bagi kita
Kendati tujuan pengajaran dalam 1 Yohanes ini adalah agar kita tidak berbuat dosa, namun pada
kenyataannya kita masih berbuat dosa. Namun ketika kita berbuat dosa kita memiliki Yesus Kristus yang
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang menjadi solusi sempurna bagi dosa kita. Perihal Kristus sebagai
solusi sempurna kita dijelaskan melalui tiga gambaran berikut.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Kristus adalah Pembela kita
Istilah parakletos dalam bahasa Yunani berarti “seseorang yang berdiri di sisi kita sebagai penolong,
atau pendoa.” Meskipun ide “pembela” seperti halnya dalam sebuah pengadilan agak jarang digunakan, 9
namun inilah makna yang terkandung dalam istilah ini, khususnya bila melihat ajaran Paulus dalam
Roma 8:34. Sebagai pembela kita, apabila kita dituduh seseorang atau Setan (Wah. 12:10), Kristus akan
membela kita dengan mempertegas pengampunan dan kedudukan kita sebagai orang yang telah
dibenarkan di hadapan Allah berdasarkan kematianNya yang menggantikan kita dan menebus dosa kita
(Rom. 8:34). Lukas 22:31-32 juga menggambarkan bagaimana kepembelaan Kristus ini berfungsi.
Roma 8:34 Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang
malah menjadi Pembela bagi kita?
Wahyu 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah
tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang
diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang
mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.”
Lukas 22:31-32 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti
gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan
engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.

Kristus adalah Benar dan Adil


Ini menegaskan tentang kualifikasi Kristus sebagai Penyelamat. Bahwa Kristus adalah Allah-
Manusia (Allah sejati dan manusia sejati tanpa dosa) yang menggantikan kita, pembela kita, pendoa dan
penolong kita.

Kristus adalah Jalan Pendamaian bagi Dosa-Dosa Kita


Apabila orang percaya yang telah berbuat dosa ingin mengetahui dasar pengampunan Allah atau
berpikir dosanya sudah terlalu besar dan terlalu buruk untuk mendapatkan pengampunan dari Allah, coba
simak dengan baik pernyataan di bawah ini:
Sebegitu cukup pengorbanan Yesus Kristus bagi penebusan dosa kita sehingga khasiat
karyaNya di atas salib itu menjangkau bukan hanya dosa-dosa orang-orang percaya,
melainkan juga dosa-dosa seluruh dunia. Maksudnya Yohanes ingin menegaskan bahwa
Kristus telah mati bagi semua manusia (lihat 2 Kor. 5:14-15, 19; Ibr. 2:9). Tentu saja ini
tak berarti bahwa setiap orang pada akhirnya akan selamat, melainkan bahwa setiap
orang yang mendengar Injil itu berkesempatan untuk menerima keselamatan bila ia
menginginkannya (Wah. 22:17). Namun menurut konteksnya, tujuan Yohanes di sini
ingin mengingatkan para pembacanya tentang jangkauan “korban penebusan” Kristus
agar mereka tahu bahwa kepembelaanNya sebagai Pribadi yang Benar itu, konsisten dan
telah menggenapi kekudusan Allah. 10

Jalan Kelepasan atas Dosa


Ayat-ayat Kunci:
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan
biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak
akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

9
William F. Arndt dan F. Wilbur Gingrich, A Greek-English Lexicon of the New Testament and
Other Early Christian Literature, Cambridge, University Press, 1960, hal. 623.
10
Zane Hodges, “1 John,” The Bible Knowledge Commentary, the New Testament Edition,
Editor, John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, Victor Books, Wheaton, 1983, hal. 887.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Mazmur 32:6-7 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi
Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak
melandanya. Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga
aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela
Roma 6:1-14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun
dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah
kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau
tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis
dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan
Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-
Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab
siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus,
kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas
Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-
lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya
kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah
dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu
yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu
menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata
kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu
mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada
Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi
oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih
karunia..
Lihat juga Galatia 5:16-26; Efesus 5:15-20; Kolose 3:1-16.
Apabila kerinduan dan tujuan Allah dalam hal ini adalah agar orang percaya tidak berbuat dosa,
bagaimanakah kita, sebagai orang-orang percaya, bisa menang atas dosa? Di sini kita akan menyimak
perihal mengalami kemenangan Allah atas godaan, atas perilaku berdosa atau kebiasaan-kebiasaan
berbuat dosa yang mendominasi yang sering menerpa kehidupan Kekristenan kita. Dengan munculnya
berbagai godaan berbuat dosa, tentu kita ingin tahu bagaimana kita dapat menghadapi godaan-godaan
dan menang atasnya. Dengan melihat banyaknya kegagalan yang dialami orang-orang percaya dalam
menghadapi dosa, muncul pertanyaan apakah kita benar-benar dapat mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang
sering mencengkeram kehidupan kita? Berdasarkan kasih dan anugerah Allah, persatuan kita dengan
Kristus, dan kuasa Roh Kudus, kita bisa mengatakan YA, kita bisa menang.
I Korintus 10:13 adalah ayat yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menghantui ini. Di
dalamnya berisi janji yang amat indah bagi kita. Ayat ini mengajarkan tiga unsur penting mengenai
pencobaan (godaan) dan jalan dari Allah untuk beroleh kemenangan.

Pencobaan Yang Biasa


Perkataan Paulus, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang
tidak melebihi kekuatan manusia,” tidak boleh diartikan bahwa karena kita hanyalah manusia biasa yang
tak lepas dari pencobaan, maka sebaiknya kita menyerah saja. Terkadang orang berdalih dengan
mengatakan, ya, itulah keadaan saya yang sebenarnya sehingga ia tidak bisa menghindar dari pencobaan
itu lalu jatuh ke dalam dosa. Ingat, Allah sedang bekerja untuk merubah kita dan perubahan itu adalah
demi kebaikan kita. Allah sungguh sangat memperhatikan kita dan sedang bekerja demi kesejahteraan
kita.
Namun juga di sini Rasul Paulus menegaskan bahwa bukan hanya kita yang menghadapi pencobaan.
Kita tidak sendirian dalam peperangan melawan godaan dan dosa. Orang-orang lain juga mengalami hal
yang sama dan telah berhasil dalam peperangan. Pencobaan merupakan hal yang biasa bagi semua

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


manusia sehingga kita tidak berdalih dengan berkata bahwa problema atau pergumulan kita berbeda
dengan orang lain. Kita akan terhibur bila kita sadar bahwa orang-orang lain juga menghadapi ujian dan
pencobaan yang sama bahkan mungkin lebih berat dari kita dan mereka ternyata berhasil melewatinya
dengan pertolongan kuasa Allah.
Ibrani 11:2-12 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah,
sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena
iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada
korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar,
karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara,
sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian,
dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat,
ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia
harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang
sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah
tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk
menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia
ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. Karena iman Abraham
taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik
pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena
iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia
tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu
itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan
dibangun oleh Allah. Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk
menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia,
yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang
yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti
pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
Jadi di sini Paulus memperingatkan kita bahwa menghadapi pencobaan merupakan hal yang biasa.
Kemudian Paulus menunjukkan dua hal lagi mengenai kesetiaan dan kemurahanNya bagi kita dalam
menghadapi setiap pencobaan.

Allah Mengendalikan Suasana Pencobaan


Allah tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui batas kemampuan kita (1 Kor. 10:13-14). Ia
mengetahui kelemahan, tingkat kedewasaan dan seluk beluk kehidupan kita setiap saat. Ia berjanji akan
menolong kita dalam pencobaan yang melampaui kesanggupan kita. Di saat pencobaan menerpa,
mungkin kita merasa tak sanggup menanggungnya lalu kita jatuh. Namun ingatlah, bila itu yang terjadi,
penyebabnya bukan karena kita tidak dapat menanggungnya melainkan karena kita tidak mau. Ini
terjadi mungkin karena kita meragukan pertolonganNya dan kuasaNya atau karena kita tak waspada atau
tak berhati-hati dalam perjalanan kita dengan Allah setiap hari.
1 Korintus 10:13-14 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-
pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena
itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan
berhala!
Ayat ini juga mengajarkan bahwa ketika pencobaan atau ujian datang, asalkan kita tak meragukan
pertolongan dan kuasa Tuhan, (a) kita akan dapat menanggungnya oleh kasih karunia Allah, dan (b)
Allah, meskipun Ia tak pernah mencobai kita dengan dosa, mungkin mengizinkan itu terjadi menurut
maksudNya sendiri. Dengan kata lain bahwa Allah mengendalikan pencobaan-pencobaan yang datang ke
dalam kehidupan kita atas izinNya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Yakobus 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari
Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai
siapapun.
Ini tidak bermaksud agar kita menyerah saja dan melalaikan tanggung jawab kita dalam menghadapi
pencobaan itu. Kitab Suci menunjukkan apa tugas kita ketika menghadapi pencobaan :
(1) Menjauhkan diri dari pencobaan. Perhatikan sikap Yusuf ketika digoda oleh istri Potifar
sebagaimana dikisahkan dalam Kejadian 39:1-12.
1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah
keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
2 Timotius 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan,
kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati
yang murni.
(2) Berdoa ketika dicobai.
Matius 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan
kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
(3) Kita tak boleh mencobai Tuhan. Kita mencobai Tuhan melalui ketidak percayaan kita, yaitu
dengan tidak mempercayai kuasa dan pertolonganNya, dan dengan bersikap tak berjaga-jaga, tak
waspada, atau tak mengindahkan nasihat dan peringatan Tuhan.
Ulangan 6:16 Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia
di Masa.
Matius 4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke
bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-
malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk kepada batu."
(4) Jangan coba bermain-main dengan pencobaan. Kita tak boleh mencobai Tuhan dengan
nyerempet-nyerempet bahaya atau bermain-main dengan api. Kita bisa terbakar.
Amsal 5:8 Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri pintu
rumahnya,
Amsal 7:6-20 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari jendela
rumahku, kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak
muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu
melangkah menuju rumah perempuan semacam itu, pada waktu senja, pada petang hari,
di malam yang gelap. Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan,
berpakaian sundal dengan hati licik; cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat
tenang di rumah, sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap tikungan ia
menghadang. Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa
malu berkatalah ia kepadanya: "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan
pada hari ini telah kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku keluar menyongsong
engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau. Telah kubentangkan
permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir.
Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis. Marilah kita
memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena
suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, sekantong uang dibawanya,
ia baru pulang menjelang bulan purnama."

Allah Menyediakan Jalan Keluar Dari Pencobaan


1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan
biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak
akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Ayat ini mengajarkan bahwa ketika kita berjalan dengan Tuhan dan mempercayai jalan keluar yang
telah disediakanNya bagi kita, dan tidak mencobaiNya, Ia akan menyediakan jalan kelepasan bagi kita.
Setiap pencobaan pasti ada jalan keluarnya. Tak ada pencobaan yang tidak dapat di atasi, kecuali bila kita
sengaja menjerumuskan diri ke dalamnya atau tidak mau menjauhinya.
Perhatikan pula bahwa ayat ini menegaskan tentang adanya “jalan keluar” (kelepasan). Saya
berpendapat bahwa ini merupakan peringatan tentang kecenderungan mencari solusi yang tidak
alkitabiah dalam menghadapi pencobaan. Jalan keluar yang dimaksud di sini adalah melalui petunjuk-
petunjuk Allah dalam FirmanNya dalam menghadapi setiap permasalahan hidup.
Mazmur 119:45 Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
Mazmur 119:133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala
kejahatan berkuasa atasku.
Mazmur 119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu,
tidak ada batu sandungan bagi mereka.
Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia
akan meluruskan jalanmu.
Amsal 14:12 Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Istilah Yunani untuk “kelepasan” dalam ayat ini adalah ekbasis yang berarti “jalan keluar.” Istilah ini
digunakan dua kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam ayat ini dan Ibrani 13:5-7. Dalam surat Ibrani
(khususnya ay. 7), istilah ini lebih terfokus kepada “hasil atau akibatnya.” Penggunaan atau makna ini
juga ditemukan dalam tulisan-tulisan ekstra biblikal (di luar Alkitab). Hasilnya adalah perilaku yang saleh
– keakraban persekutuan dengan Allah. Hal ini akan dialami seseorang yang mengutamakan Firman dan
berjalan dengan iman bersama dengan Tuhan.
Sedangkan istilah ekbasis dalam 1 Korintus 10:13 agak lain maknanya. Dalam ayat ini, jalan
kelepasan atau jalan keluar dari pencobaan bukan kelepasan tiba-tiba yang diperbuat Tuhan bagi kita,
ibarat seseorang yang ditarik atau disentak keluar dari nyala api yang sedang membakarnya. Meskipun
cara seperti ini bisa saja terjadi namun ini bukan arti utamanya. Pengertiannya tampak dalam perkataan
“menanggung.” Yang dijanjikan Tuhan di sini bukan kelepasan tiba-tiba dari sesuatu pencobaan
melainkan kemampuan dalam menanggungnya. Maksudnya, kemampuan menghadapi pencobaan itu
tanpa berbuat dosa.
Sebagai kesimpulan, ada dua hal yang dikemukakan mengenai pencobaan yang menimpa kita:
(1) “Jalan keluar” menunjukkan sesuatu akibat atau hasil dari sesuatu tindakan. Yaitu akibat
dari menerapkan prinsip-prinsip Firman Allah setiap hari. Tentu saja semakin kita bertumbuh dan lebih
dekat dengan Tuhan, kemampuan kita dalam menghadapi ujian atau pencobaan akan semakin besar.
(2) “Jalan keluar” berarti kemampuan menghadapi atau menanggung pencobaan. Ini tak harus
diartikan sebagai kelepasan total, meskipun kemampuan menghadapi pencobaan dapat berarti
kemampuan untuk menghindari pencobaan secara bijaksana. Dan bila kita tak mampu menghadapinya
maka sebaiknya kita menjauh dari pencobaan itu.
Pengertian ini dikuatkan oleh kata-kata terakhir dalam ayat ini yang menjelaskan arti dari ekbasis
“jalan keluar” itu. Ayat ini diakhiri dengan perkataan “sehingga kamu dapat menanggungnya.” Kata-kata
ini menunjukkan tujuan atau akibat. Jalan keluar disediakan Allah bagi kita akan memampukan kita
menanggung pencobaan atau ujian tanpa berbuat dosa. Mungkin lebih tepat kata-kata ini menunjukkan
pengertian jalan keluar itu, yaitu “kemampuan untuk menanggungnya.” 11
Kita dapat mengartikannya sebagai “jalan menuju kelepasan, kemampuan untuk menanggungnya.”
Pada akhirnya “jalan keluar” itu merupakan hasil atau akibat dari tindakan berjalan dengan Allah yang
juga berarti kemampuan untuk menanggung atau mengatasi ujian atau pencobaan.

11
A. T. Robertson, A Grammar of the Greek New Testament in the Light of Historical Research,
Broadman Press, Nashville, 1934, hal. 1087; James Hope Moulton, A Grammar of the New Testament
Greek, Vol. 1, T. & T. Clark, Edinburgh, Third Ed., 1967, hal. 167.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Allah, berdasarkan kasih karuniaNya yang telah memungkinkan kita masuk ke dalam persekutuan
denganNya, memberikan kita kemampuan dalam menghadapi pencobaan. Tugas kita adalah
memanfaatkannya atau menerapkannya ke dalam kehidupan kita.

Kesimpulan Mengenai Jalan Keluar dari Allah


(1) Hidup berserah kepada kuasa Roh Kudus.
Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging.
Roma 8:2-10 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari
hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat
karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus
Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena
dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum
Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan
daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada
hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam
daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,
melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang
tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam
kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena
kebenaran.
(2) Hidup dalam FirmanNya.
Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
2 Timotius 2:16-17 Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang
hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di
antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,
Ibrani 3:7-12 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu
mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu
pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan
menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun
lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka
sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam
murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Waspadalah, hai saudara-
saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang
tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.
Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
(3) Memahami dan menerapkan kedudukan kita dalam Kristus.
Roma 6:1-14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun
dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah
kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau
tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis
dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan
Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-
Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab
siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus,
kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas
Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-
lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya
kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah
dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu
yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu
menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata
kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu
mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada
Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah
hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia..
(4) Menjauhi pencobaan.
1 Korintus 10:14 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan
berhala!.
1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah
keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
2 Timotius 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan,
kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati
yang murni.
Amsal 7:6-15 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari
jendela rumahku, kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-
anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang menyeberang dekat sudut
jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu, pada waktu senja, pada
petang hari, di malam yang gelap. Maka datanglah menyongsong dia seorang
perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik; cerewet dan liat perempuan ini,
kakinya tak dapat tenang di rumah, sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat
setiap tikungan ia menghadang. Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya,
dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya: "Aku harus mempersembahkan
korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku
keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau
(5) Tekun berdoa dengan iman.
Matius 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan
kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh
dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya
untuk segala orang Kudus.
Mazmur 119:33-38 Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-
ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti,
maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.
Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.
Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba.
Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-
jalan yang Kautunjukkan! Teguhkanlah pada hamba-Mu ini janji-Mu, yang berlaku bagi
orang yang takut kepada-Mu.
(6) Mengendalikan pikiran — memperhatikan dan mengendalikan sikap dan cara berpikir kita
berdasarkan terang Kitab Suci.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


2 Korintus 10:3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara
duniawi,
Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua
yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
(7) Berjalan dengan siuman, sadar dan waspada.
1 Petrus 1:13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah
pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada
waktu penyataan Yesus Kristus.
1 Petrus 4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan
jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
(8) Hidup oleh iman.
2 Korintus 5:7 --sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena
melihat--
Galatia 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita
harapkan..
Ibrani 4:1-2 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu
yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih
berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada
mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak
bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
Ibrani 11:1-6 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian
kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah
dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang
tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban
yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian
kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena
iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia
tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya.
Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi
upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia..
(9) Mengutamakan pergaulan yang benar.
Ibrani 10:24-25 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong
dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-
pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita
saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat..
1 Korintus 15:33-34 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!
Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu
merasa malu
Mazmur 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang
tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh!
Mazmur 119:63 Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan
orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


(10) Menaruh pikiran Kristus: Pandangan, penilaian, prioritas dan upaya yang benar.
Matius 6:21-33 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata
adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat,
gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya
kegelapan itu. Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada
yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula
akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting
dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-
burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal
dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan
pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa
memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah
mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab
itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang
akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu..
2 Korintus 10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu
yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
1 Timotius 6:6-12 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan
besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat
membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka
yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-
bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke
dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau hai manusia Allah,
jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan
kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup
yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang
benar di depan banyak saksi..
(11) Senantiasa mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi: dosa selalu ada akibatnya – kita
menuai apa yang kita tabur.
Galatia 6:6-7 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi
segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur
orang, itu juga yang akan dituainya..
Beberapa akibat dosa adalah: hilangnya persekutuan, mengakibatkan displin Allah, hilangnya
pelayanan yang efektif, rusaknya hubungan, hilangnya pahala, dan yang terutama adalah
mempermalukan nama Tuhan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Pelajaran 6:
Kepastian Mengenai Pimpinan Allah
Tujuan pelajaran ini adalah untuk meletakkan dasar-dasar alkitabiah mengenai pimpinan Allah bagi
orang-orang percaya. Ini tentu saja bukanlah kupasan atau uraian selengkap-lengkapnya mengenai
kehendak Allah.

Problema Yang Dihadapi Manusia


Amsal 14:12 memperingatkan mengenai jalan yang disangka orang benar namun berakhir pada
kebinasaan. Yeremia dengan jelas menyatakan tentang ketidakmampuan manusia menentukan jalan
kehidupannya. Yeremia 10:23, mengatakan, “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk
menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” Karena
ketidakmampuan dan keterbatasan hikmat dan pemahaman manusia karena keberdosaannya sehingga
manusia tak dapat menetapkan langkah kehidupannya. Apa yang mungkin kelihatan benar baginya pada
akhirnya membawa kebinasaan dan maut. Karena pikiran manusia bukanlah pikiran Allah sehingga
rencana-rencananya tidak mencapai sasaran atau tak sesuai dengan rencana Allah yang sempurna.
Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah
jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu
1 Korintus 1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia
dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Ilustrasi:
(1) Pada tahun 1940an, manusia merancang bom atom karena berpikir bahwa bom atom akan
mengakhiri seluruh perang dan akan menciptakan perdamaian dunia. Namun ternyata perkiraan itu
meleset.
(2) Ketika muncul masaalah dalam perkawinan, sering orang berpikir perceraian sebagai solusinya,
bukannya berusaha mengatasi permasalahannya. Menurut Kitab Suci, berupaya mengatasi problema
dalam perkawinan adalah kehendak Allah. Hal ini merupakan jalan terbaik bagi keluarga itu maupun
masyarakat secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa ajaran Kitab Suci dalam hal ini adalah
benar. Karena pada akhirnya perceraian menimbulkan lebih banyak penderitaan dan kesulitan, bukan
hanya bagi mereka yang terlibat dalam perceraian melainkan juga dalam kehidupan bermasyarakat secara
umum.
Hanyalah Allah, Alfa dan Omega, yang memiliki hikmat dan kuasa, serta kasih dan kemurahan yang
tak terbatas yang dapat membereskan permasalahan kehidupan manusia. Siapakah yang lebih mengetahui
keadaan kita, kemampuan kita, kelemahan kita dan seluk beluk kehidupan kita, melebihi Allah Pencipta,
yang telah membentuk kita sejak dalam kandungan?
Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku
dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan
ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

Janji dari Allah


Kitab Suci menyatakan bahwa Allah peduli akan kita dan Ia ingin memimpin kehidupan kita kepada
tujuan yang terbaik menurut rencanaNya. Betapa mulia rencanaNya bagi kehidupan kita karena Ia
memiliki hikmat serta pengetahuan yang sempurna atas kehidupan kita masa lampau, sekarang dan yang
akan datang. Ia memiliki segala kuasa atas dunia dan makhluk ciptaanNya. Bukti terbesar tentang
kerinduan Allah untuk menuntun kehidupan kita jelas terlihat dalam ayat-ayat Kitab Suci. Ia telah
memberikan Kitab Suci agar melaluinya kita dapat mengetahui kehendak dan tujuanNya dalam
kehidupan kita. Karena itu penting sekali kita mengenaliNya dan petunjuk-petunjukNya dalam menjalani
kehidupan ini. Tugas kita sekarang adalah mempercayakan kehidupan kita kepadaNya dan biarkanlah Ia
yang menuntun atau membimbing kehidupan kita.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia
akan meluruskan jalanmu..
Amsal 16:1-4 Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah
berasal dari pada TUHAN. Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya
sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,
maka terlaksanalah segala rencanamu. TUHAN membuat segala sesuatu untuk
tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka..
Amsal 16:9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang
menentukan arah langkahnya.
Yakobus 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah
hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1 Petrus 5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu
kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu..

Ayat-Ayat Mengenai Kehendak Allah


Bila berbicara tentang kehendak Allah itu, apa yang muncul dalam pikiran kita? Pengamatan saya
kebanyakan orang lebih terfokus kepada hal-hal lain tetapi melalaikan hal-hal utama yang mendasar
dalam kehidupan ini. Misalnya, bagi kebanyakan orang mencari pimpinan atau kehendak Allah sering
hanya terbatas pada hal-hal seperti berikut ini:
 Siapa yang akan menjadi pasangan hidup saya? (seseorang yang akan membuat saya bahagia dan
tentu saja sempurna).
 Di mana saya akan bekerja? (tempat yang enak, cukup menantang dan gaji yang besar).
 Apa mobil yang harus saya beli? (yang bagus dan tak mudah rusak).
 Rumah yang bagaimana yang harus saya beli? (yang bertetangga dengan orang-orang Kristen
supaya saya tak perlu bersaksi lagi).
 Haruskah saya menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan di mana? (sekolah di mana saya
dapat beroleh pendidikan dan nilai terbaik, teman-teman yang menyenangkan, sekolah yang
jauh sehingga saya terlepas dari campur tangan orang tua).
 Pendeta yang bagaimana baik bagi gereja kami ? (seseorang yang serba bisa dalam segala bidang
pekerjaan).
Jelas terlihat bahwa hal-hal di atas ini merupakan fokus perhatian utama manusia untuk
mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Manusia berharap kehidupannya akan berjalan mulus,
ibarat jalan raya bebas hambatan. Pada hal mereka lupa bahwa nasihat Firman Tuhan tentang pentingnya
mencari pimpinan dan kehendak Tuhan dan perlunya membawa semua persoalan hidup kita dalam doa,
sebagaimana nasihat Yakobus yang mengatakan, “Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yakobus 4:15). Demikian pula Paulus
menasihatkan hal serupa, “Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan
untuk mengunjungi kamu” (Rom. 1:10), dan Amsal 16:3, “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,
maka terlaksanalah segala rencanamu.”
Bila kita menyimak dengan baik ayat-ayat di atas, menunjukkan bahwa kebahagiaan kita dan segala
hal yang menjadi fokus perhatian utama kita itu sebenarnya merupakan hal-hal sekunder, bukan yang
terutama. Sikap dan obsesi sedemikian menggambarkan cara berpikir manusiawi yang sangat dangkal
yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan Allah dan cara Ia bekerja. Manusia masa kini cenderung sangat
terobsesi kepada pola pikir konsumtif yang hanya mengejar kesenangan hidup dan sikap berfoya-foya,
sedangkan Allah merancang tujuan-tujuan yang lebih besar dan mulia untuk kehidupan manusia.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Pengamatan sekilas ayat-ayat yang berbicara tentang perihal mencari “kehendak Allah” ini
menunjukkan bahwa perhatian utama Allah adalah hal-hal moral dan spiritual yang sesuai dengan
kehendakNya dan perubahan perilaku kita agar menjadi seperti gambar Kristus.
1 Korintus 1:1-2 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus
Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka
yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus,
dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus
Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.
2 Korintus 1:1 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan
dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus
di seluruh Akhaya.
Efesus 6:6 angan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi
sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah.
Kolose 4:12 Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu, hamba Kristus
Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh,
sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang
dikehendaki Allah.
1 Tesalonika 4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu
menjauhi percabulan.
1 Petrus 2:15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu
membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
1 Petrus 4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
1 Petrus 5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan
paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau
mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Prinsip-Prinsip Yang Kita Harus Terapkan

Kesetiaan dan Tekad


Fondasi utama dalam mencari dan melaksanakan kehendak Allah adalah kesetiaan kepada Allah dan
tekad untuk melaksanakan kehendakNya – atau menjadi berkenan kepadaNya dan memuliakanNya.
Mazmur 25:12 Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN
menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.
2 Korintus 5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini,
maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya
Mazmur 37:4-5 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan
kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan
percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;.
1 Tesalonika 4:1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam
Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya
berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu
melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
Yakobus 4:3-4 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena
kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk
memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu
tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi
barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Efesus 6:6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi
sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,
2 Timotius 2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya
dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada
komandannya.

Kita Memerlukan Fakta-Fakta dan Data

Data Dari Firman Allah


Ajaran atau perintah: Ini menunjuk kepada perintah-perintah mendetil dari FirmanNya yang
diberikan untuk menuntun perilaku kehidupan kita. Tuhan menghendaki agar kita berdoa, membaca
FirmanNya, bersekutu secara teratur, untuk para suami agar mengasihi istri mereka dll. Kita dinasihatkan
agar tidak mencuri, berbuat zinah, berdusta, membunuh, menyebarkan gosip, bersungut dan mengeritik.
Seluruh perintah ini mengekspresikan kehendak Allah.
Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Ilustrasi: Apabila di jalan raya tampak rambu-rambu batas kecepatan “30 km per jam,” maka rambu-
rambu itu merupakan petunjuk atau perintah untuk ditaati. Salah satu contoh petunjuk atau perintah
dalam Alkitab adalah “saling mengampuni satu dengan yang lain.” Ini harus ditaati.
Prinsip-Prinsip atau Petunjuk-Petunjuk: Petunjuk yang sangat umum memiliki banyak penerapan.
Ini dapat dijadikan pedoman, khususnya apabila Kitab Suci tidak jelas memberikan perintah-perintah
langsung.
Ilustrasi: Apabila rambu lalu lintas mengatakan, “Berhati-hati.” Ini dapat diterapkan ke dalam
berbagai situasi dan kondisi. Dalam Alkitab ada nasihat yang mengatakan “Segala sesuatu
diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi
bukan segala sesuatu membangun” (1 Kor. 10:23). Ayat ini mengajarkan bahwa di dalam Kristus kita
bebas melakukan hal-hal yang tidak dilarang Kitab Suci, namun pertanyaannya adalah apakah hal-hal itu
bermanfaat untuk saya dan kesaksian saya kepada orang-orang lain atau tidak?

Data Dari Dunia


Prinsip-prinsip yang digunakan dalam memproses atau mengolah data dari dunia:
(1) Orang-orang percaya tidak berasal dari dunia namun berada di dalamnya sehingga perlu
menggunakan data-data dari dunia ini secara bijaksana bukan hanya untuk menunjang kehidupan
dan keluarga melainkan juga untuk pelayanan atau pekerjaan kita.
Yohanes 17:14-18 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia
membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya
Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama
seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu
adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian
pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.
1 Korintus 7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi
seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal
sekarang akan berlalu.
Efesus 4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja
keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat
membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Efesus 5:10-18 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil
bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi
sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang
dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala
sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang
nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur
dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena
itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang
bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini
adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.
(2) Allah itu bersifat transenden, berdaulat dan imanen. Ia aktif bekerja di dunia dan dalam
kehidupan kita. Karena itu kita memiliki sumber data atau fakta mengenai cara Allah bekerja dalam
melaksanakan maksud-maksudNya yang kita akan jadikan sebagai pedoman dalam melakukan
kehendakNya di dunia ini.
Roma 1:10 Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh
kesempatan untuk mengunjungi kamu.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Roma 15:32 agar aku yang dengan sukacita datang kepadamu oleh kehendak Allah,
beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu.
Pengkhotbah 7:13-14 Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa
yang telah dibengkokkan-Nya? Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang
ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya
manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya..
(3) Namun Setan juga aktif bekerja sehingga kita harus waspada dalam menggunakan data-
data yang ada. Untuk dapat membedakan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, kita
perlu menggunakan Firman Allah sebagai filternya.
2 Timotius 2:26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas
dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
Efesus 5:15-16 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang
ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

Data Pribadi
Prinsip-prinsip yang dapat kita gunakan dalam mengolah data mengenai diri kita sendiri:
(1) Allah telah membentuk kita dan mengangkat kita sesuai dengan tujuan-tujuanNya. Tujuan
Allah ini mencakup setiap aspek kehidupan dan keberadaan kita – termasuk aspek seksualitas, talenta, IQ,
fisik, orang tua, latar belakang, waktu dan usia, dll., terkecuali dosa.
Mazmur 139:13-16 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku
dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan
ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku
tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku
direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada
satupun dari padanya.
Yeremia 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Yesaya 43:7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk
kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
Yesaya 54:16 Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan tukang besi yang menghembus
api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya, tetapi Akulah juga yang
menciptakan pemusnah untuk merusakkannya.
Keluaran 9:16 akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni supaya
memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh
bumi.
(2) Sebagai orang-orang orang percaya, Allah juga mengaruniakan kita karunia-karunia rohani
agar kita mampu melaksanakan pelayanan membangun tubuh Kristus dan tugas kita di dalam
dunia (lihat juga 1 Kor. 12:3-12).
Roma 12:3-8 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata
kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa,
sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada
kamu masing-masing. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak
anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga
kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing
adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia
yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika
karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar,
baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa
yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas;
siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang
menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
1 Petrus 4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
(3) Setiap orang adalah penting dan unik karena Allah mempunyai rencana dan tujuan khusus
bagi kehidupannya sesuai panggilan dan pimpinan Allah.
Mazmur 119:73 Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku
pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.
Mazmur 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib;
ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Roma 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata
kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa,
sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada
kamu masing-masing.
Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita
hidup di dalamnya.

Data Lain Yang Harus Dipertimbangkan


(1) Situasi-situasi, pintu-pintu yang terbuka dan tertutup.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


1 Korintus 7:20-21 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia
dipanggil Allah. Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa!
Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah
kesempatan itu.
Filipi 1:12-18 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang
terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi
seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. Dan
kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku
untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. Ada
orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang
memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena
kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain
karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan
demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa, sebab
bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan
jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.
Roma 15:32 agar aku yang dengan sukacita datang kepadamu oleh kehendak Allah,
beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu.
(2) Fakta-fakta atau data-data ekonomi, politik, geografi dan sosial.
(3) Minat seseorang dalam menyenangi maupun tidak menyenangi sesuatu, karakter dan kepribadian
seseorang.
(4) Karunia-karunia, talenta-talenta, keahlian, kemampuan, ketrampilan, pengalaman dan kesiapan
seseorang.
(5) Kondisi fisik atau kesehatan, usia seseorang.
(6) Jenis kelamin (pria atau wanita).
Ilustrasi: Misalnya, ada lowongan yang terbuka untuk menjadi pemain dalam tim basket nasional,
namun saya tahu pasti hal ini bukanlah kehendak Allah bagi saya. Alasannya karena mempertimbangkan
faktor usia saya yang sudah tua, kelambanan saya, dan fisik saya yang terlampau pendek. Kita harus
belajar melihat bahwa Allah bekerja melalui situasi atau keadaan dalam menyatakan kehendak atau
pimpinanNya bagi kita. Segala sesuatu dan setiap keadaan tidak terjadi secara kebetulan atau di luar
rencana. Setiap faktor harus dipertimbangkan dalam mencari pimpian Tuhan.

Kesimpulan Prinsip-Prinsip
(1) Kita harus belajar mempertimbangkan data dan fakta apa saja yang kita peroleh dari dunia kita
(kesehatan, kemampuan, pendidikan, keuangan, sakit-penyakit dan kondisi-kondisi lainnya).
(2) Kita harus mempelajari fakta-fakta ini dan belajar menerima keadaan kita dan meyakini bahwa
Allah memegang kendali dan menggunakan setiap keadaan sesuai rencanaNya . Ia aktif bekerja dalam
setiap hal dan kondisi.
(3) Dalam mempertimbangkan data-data dan fakta-fakta ini, kita harus mengingat peran Firman
Allah sebagai pedoman dalam menentukan apa yang benar dan salah.
Ibrani 5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat.
Yesaya 55:7-9 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat
meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan
mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-
Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Amsal 2:9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran,
bahkan setiap jalan yang baik.
Allah tidak pernah akan mengizinkan kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
FirmanNya. Setan selalu melakukannya, demikian pula dunia ini melakukannya, namun tidak demikian
dengan Tuhan kita. Sebagai contoh, seorang gadis Kristen ingin kawin dengan pria yang bernama
Charlie, namun apabila Charlie bukan seorang yang percaya kepada Tuhan, ia harus menyadari bahwa
Allah pasti tidak berkenan atau merestui keinginannya itu berdasarkan Firman Allah yang
mengungkapkan kehendakNya.
1 Korintus 7:39 Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal,
ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah
seorang yang percaya.
2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(4) Mengenal kehendak Allah bukan sekedar hal mengenal apa yang benar dan salah melainkan
mengenai apa yang terbaik dan sesuai dengan ajaran FirmanNya bagi kita.
Filipi 1:10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak
bercacat menjelang hari Kristus.
Filipi 1:20-21 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam
segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang,
Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh
matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Matius 6:19-20 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan
karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah
bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri
tidak membongkar serta mencurinya;
(5) Juga sebagai pedoman. Kita harus ingat bahwa Allah juga tidak memberikan kita keinginan-
keinginan yang bertentangan dengan akal sehat. Seorang gadis mungkin saja ingin langsung kawin
dengan seorang lelaki ganteng yang baru saja dikenalnya. Ini tentu saja tak masuk akal. Karena anda
mustahil dapat mengenal seseorang dengan baik hanya dalam waktu yang sangat singkat. Atau misalnya,
seseorang yang telah berkeluarga ingin berhenti dari sesuatu pekerjaan dan beralih ke suatu usaha atau
pekerjaan baru. Namun apabila ada bayi yang baru lahir di dalam keluarganya, tanpa punya uang
tabungan, dan punya setumpuk hutang, pastilah keputusan untuk pindah pekerjaan merupakan hal yang
tidak masuk akal untuk dilakukan.
(6) Demikian pula perlu diingat bahwa Allah tidak memberikan keinginan-keinginan dalam hati kita
yang bertentangan dengan data–data atau fakta-fakta lain yang masuk akal yang bersumber dari dunia ini.
Misalnya, seseorang mungkin punya ambisi menjadi seorang seniman atau arsitek. Namun
pertanyaannya, apakah orang itu memiliki talenta sebagai seniman atau ketrampilan menggambar? Jika
tidak, pasti keinginan itu bukan berasal dari Allah.
(7) Sebagaimana telah dinyatakan, bahwa setiap keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan Kitab Suci pasti bukan berasal dari Allah. Firman Allah adalah kuncinya. Karena
itu pertimbangkan dan ujilah setiap keinginan anda berdasarkan ajaran dan prinsip Firman. Apabila
cocok dengan Firman, itu pasti dari Allah. Namun kalaupun cocok, kita masih harus mengujinya dengan
waktu dan dengan data-data lainnya. Untuk itu kita harus membawa setiap hal dalam doa sambil
memohon hikmat daripadaNya.
Yakobus 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah
hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
(8) Kunci terutama di sini adalah persekutuan pribadi dengan Tuhan. Lukas 16:10 mencatat prinsip
yang dapat digunakan. Ayat ini mengatakan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga
dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar
juga dalam perkara-perkara besar.” Prinsip yang diajarkan dalam ayat ini yang harus melandasi

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


keputusan-keputusan besar– misalnya, sekolah, perkawinan, pekerjaan, membeli mobil, rumah, dsb. –
adalah kesetiaan kita dalam pelaksanaan dan komitmen kita kepada Tuhan dalam melaksanakan rutinitas
kehidupan kita sehari-hari. Kita tak hanya diberikan kemampuan membedakan apa yang benar dan apa
yang salah melainkan juga kemampuan menentukan pilihan dengan memprioritaskan kehendak Allah di
atas kehendak kita. (lihat juga Ef. 5:9-18; Lukas 14:25-27).
Mazmur 119:133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala
kejahatan berkuasa atasku.
Roma 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Matius 16:23-24 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis.
Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku
Meskipun pimpinan Allah pada akhirnya akan menghindarkan kita dari kebuntuan dan memberikan
kita ketenangan dan kebahagiaan, namun tujuan utamanya bukan menjadikan hidup ini ibarat jalan raya
yang bebas hambatan, mulus tanpa lobang dan hambatan yang membahayakan. Pimpinan Allah dalam
hal ini bertujuan memampukan kita dalam memuliakan Allah dan melaksanakan kehendakNya dalam
keadaan dan situasi apapun.

Pelajaran 7:
Kepastian Mengenai Pahala Kekal
Pengajaran tentang Bema
Pelajaran berikut ini yang akan membahas mengenai Pahala dan Takhta Pengadilan Kristus
merupakan doktrin utama dalam Perjanjian Baru. Ajaran ini sering diabaikan, atau kalaupun diajarkan
sering disalahartikan karena menyebut tentang “pengadilan” yang meruakan terjemahan dari bahasa
Yunaninya. Mengenai hal ini, Samuel Hoyt berkomentar:
Di kalangan gereja masa kini tampak adanya silang pendapat mengenai sifat pengadilan
atau pemeriksaan yang dilakukan ketika seseorang menghadap takhta pengadilan
Kristus. Perkataan “takhta pengadilan Kristus” bisa mengakibatkan kesimpulan keliru
mengenai sifat dan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Kekeliruan yang biasa muncul
adalah bahwa Allah akan menjatuhkan ganjaran yang setimpal dengan dosa-dosa yang
dilakukan oleh orang-orang percaya, yang berakibat penjatuhan hukuman sebagai
pembalasan atas dosa-dosa mereka. 12
Kita akan melihat nanti bahwa meskipun dalam Pengadilan akan membawa akibat-akibat serius,
namun Takhta Pengadilan Kristus itu bukanlah tempat penjatuhan hukuman terhadap dosa-dosa orang-
orang percaya, melainkan pemberian pahala bagi orang-orang percaya yang ditentukan berdasarkan
kesetiaan dan amal baktinya.
Dalam 1 Tesalonika 2:19-20, Rasul Paulus mengakui bahwa ia termotivasi oleh fakta tentang
pemberian pahala-pahala pada kedatangan Kristus bagi orang-orang percaya. Hal ini selalu
disinggungnya dalam setiap fasal suratnya ini dan juga menjadi pokok bahasan utama dalam 2
Tesalonika. Memang peristiwa kedatangan Kristus kedua kali dan maknanya bagi dunia dan diri kita
secara pribadi merupakan pokok penting dalam Perjanjian Baru.

Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective, Part 1,” Bibliotheca
12

Sacra, January-March, 1980, electronic media, hal. 32.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


1 Tesalonika 2:19-20 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau
mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya,
kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.
Juga penting diperhatikan dalam ayat-ayat terakhir Kitab Wahyu, sebagai kitab terakhir, kita
menemukan perkataan ini dari Tuhan kita: “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-
Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Wah. 22:12).
Kendati keselamatan merupakan pemberian Allah, namun tersedia pula pahala-pahala yang akan
diberikan karena kesetiaan kita kepada Tuhan atau hilang karena ketidaksetiaan kita. Pemberian pahala
merupakan faktor pendorong bagi kehidupan Kristen. Namun kita perlu memahami sifat pahala-pahala
dengan benar agar kita pun termotivasi secara benar. Sebagian orang menjadi agak risih bila
membicarakan tentang pahala-pahala karena pokok ini seakan lebih menekankan “jasa” kita manusia dari
pada “kasih karunia” Allah, dan juga mereka berpendapat bahwa melayani Tuhan itu harus dilakukan
berdasarkan kasih dan untuk kemuliaan Allah.
Memang kita harus melayani Tuhan berdasarkan kasih kepadaNya dan untuk kemuliaan Allah.
Pemahaman mengenai sifat pahala-pahala itu akan membantu kita ke arah itu. Namun demikian kita
tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa Alkitab menjanjikan pahala bagi kita. Allah mengaruniakan
keselamatan untuk kita. Itu merupakan pemberian Allah melalui iman, namun juga Ia memberikan pahala
untuk setiap perbuatan baik kita. Allah, berdasarkan kemurahanNya, telah memberikan sarana bagi kita
untuk melayani Dia. Allah jugalah yang mengerjakan di dalam kita kemauan maupun pekerjaan
berdasarkan kasih karuniaNya, namun keputusan untuk mau melayani, dan ketekunan kita dalam
melakukannya merupakan tanggung jawab dan peran kita. Allah melihat hal-hal ini sebagai perbuatan
yang patut diberi pahala. Coba simak ayat-ayat berikut ini:
Filipi 2:12-13 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu
tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang
mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
1 Korintus 3:11-15 Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari
pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di
atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-
masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji,
ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi
ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
1 Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada
sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku,
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Kolose 1:29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai
dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.
Roma 14:10-11 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau
mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan,
semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan
Allah."
2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini,
maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. Sebab kita semua
harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat.
1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya
apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu
terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Wahyu 3:11-12 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak
seorangpun mengambil mahkotamu. Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru
di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan
Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari
sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Pengertian Tentang Pengadilan Bema


Roma 14:10 dan 2 Korintus 5:10 berbicara tentang “takhta pengadilan.” Ini adalah terjemahan dari
istilah Yunani, Bema. Meskipun istilah Bema digunakan dan Injil-Injil dan Kisah Para Rasul tentang
sebuah panggung tempat penguasa Romawi duduk untuk menjatuhkan vonis, namun penggunaannya
dalam surat-surat Paulus lebih tepat menggambarkan penggunaan aslinya. Orang-orang Yunani
menggunakan Bema sebagai tempat pemberian medali (piala) dalam sebuah perlombaan atau
pertandingan olah raga.
Roma 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau
mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Allah.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya
dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Istilah Bema diambil dari pertandingan-pertandingan Isthmian di mana para kontestan olah raga
bertanding untuk mendapatkan piala. Piala atau medali diberikan menurut penilaian atau pengawasan
para hakim yang mengamati apakah setiap peraturan pertandingan telah dipatuhi dengan baik. Pemenang
yang telah bertanding sesuai aturan akan dipanggil naik ke atas panggung yang disebut Bema. Di atas
panggung itu, hakimnya akan mengalungkan kalung yang terbuat dari dedaunan ke atas kepalanya
sebagai tanda kemenangan.
2 Timotius 2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara,
apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
1 Korintus 9:24-25 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua
peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena
itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut
mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka
berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Dalam ayat-ayat ini Paulus menggambarkan orang percaya sebagai atlit yang bertanding dalam
sebuah perlombaan rohani. Seorang atlit Yunani yang menang akan menghadap Bema untuk
menerima piala atau medali yang akan layu. Demikian pula orang Kristen akan menghadap
Bema Kristus untuk menerima pahala yang tidak akan layu. Hakim yang berdiri di Bema itu
akan memberikan mahkota kepada para pemenang. Namun Hakim itu tidak mencambuk mereka
yang kalah.13
Juga ia tidak akan menghukum mereka, misalnya, dengan kerja paksa.
Dengan kata lain, Bema itu merupakan tempat pemberian mahkota atau pahala. Di tempat itu akan
ditetapkan apakah pelomba itu akan menerima mahkota atau akan kehilangan mahkota lewat proses
penilaian. Bema bukan tempat penghukuman atas dosa-dosa yang dilakukan orang-orang percaya.
Pandangan ini tidak konsisten dengan karya Kristus di salib yang telah selesai dikerjakanNya untuk
membayar hukuman atas dosa-dosa mereka. Chafer dan Walvoord mengomentari hal ini dengan sangat
jelas:
Mengenai dosa, Kitab Suci mengajarkan bahwa seorang anak Tuhan, berdasarkan kasih
karuniaNya, telah terlepas dari hukuman (Yoh.3:18; 5:24; 6:37; Rom. 5:1; 8:1; 1 Kor.
11:32); juga karena kedudukannya di hadapan Allah, dan karena hukuman atas seluruh
dosa-dosanya – masa lampau, sekarang, dan yang akan datang (Kol. 2:13) telah
ditanggung oleh Kristus, Pengganti kta yang sempurna, maka orang percaya tidak
13
Hoyt, 37.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


hanya terlepas dari hukuman melainkan juga diterima dalam kesempurnaan Kristus
berdasarkan keberadaannya di dalam Kristus (1 Kor. 1:30; Ef. 1:6; Kol. 2:10; Ibr. 10:14)
serta dikasihi oleh Allah sebagaimana Kristus dikasihi (Yohanes 17:23). 14
Selain itu, mengenai Bema, Chafer menulis, “Dapat dikatakan bahwa pengadilan itu sama sekali tak
berkaitan dengan permasalahan dosa, melainkan lebih berkaitan dengan pemberian pahala (mahkota) dari
pada penolakan karena kegagalan.” 15

Kapan Pengadilan Bema Dilaksanakan?


Pelaksanaan Bema terjadi segera setelah rapture (pengangkatan orang percaya) atau kebangkitan
orang percaya, sebagaimana dinyatakan dalam 1 Tesalonika 4:13-18:
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang
mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang
tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan
telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus
akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu
dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan,
sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu
tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah
berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam
Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal,
akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di
angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena
itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Argumentasi atau Alasan-Alasan Yang Mendukung Pandangan Ini:
(1) Dalam Lukas 14:12-14, pahala itu dikaitkan dengan kebangkitan dan pengangkatan orang
percaya.
Lukas 14:12-14 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila
engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau
mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau
tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan
mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi
apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang
cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena
mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan
mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
(2) Dalam Wahyu 19:8, ketika Tuhan datang kembali bersama dengan mempelaiNya di akhir masa
Tribulasi, tampak mempelai wanita telah diberi pahala atau mahkota. Pahalanya digambarkan sebagai
kain lenan halus, perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus. Perkataan ini menunjukkan
akibat dari pemberian pahala.
Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang kudus.).
(3) Dalam 2 Timotius 4:8 dan 1 Korintus 4:5, pahala itu berkaitan dengan “hariNya” atau hari
kedatangan Tuhan. Sekali lagi hal ini menunjuk kepada peristiwa yang disebutkan dalam 1 Tesalonika
4:13-18.
2 Timotius 4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan

14
Lewis Sperry Chafer, Major Bible Themes: 52 Vital Doctrines of the Scripture Simplified and
Explained, direvisi oleh John F. Walvoord, Zondervan, Grand Rapids, 1974, hal. 282.
15
Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology, Vol. 4: Ecclesiology-Eschatology, Dallas Seminary
Press, Dallas, TX, 1948, hal. 406.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-
Nya.
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum
Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia
akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati.
Jadi urutan peristiwanya adalah (a) pengangkatan, termasuk pemuliaan atau kebangkitan tubuh kita,
(b) pengangkatan ke angkasa untuk pergi bersama-sama dengan Tuhan, (c) menghadap pengadilan Bema
dan (d) pemberian kompensasi atau pahala.

Dimana Pengadilan Bema Dilaksanakan?


Bema itu akan terjadi di angkasa di hadapan hadirat Tuhan. Hal ini dinyatakan dalam ayat-ayat
berikut:
1 Tesalonika 4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan
Wahyu 4:2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga,
dan di takhta itu duduk Seorang.
Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang kudus.).

Siapa Yang Akan Menghadap Pengadilan Bema?


Setiap ayat yang berbicara tentang Bema selalu terkait dengan orang-orang percaya atau jemaat
Tuhan. Perhatikan penekanan tentang perbuatan-perbuatan baik.
Roma 14:10-12 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau
mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan,
semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan
Allah." Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab
tentang dirinya sendiri kepada Allah..
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak,
batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika
pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan,
tetapi seperti dari dalam api.
2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini,
maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. Sebab kita semua
harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat.
1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya
apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu
terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
1 Tesalonika 2:19-20 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau
mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya,
kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.
1 Timotius 6:18-19 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam
kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai
hidup yang sebenarnya.
Titus 2:12-14 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-
keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia
sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia
dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala
kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri,
yang rajin berbuat baik.
Peristiwa kebangkitan yang berkaitan dengan pemberian pahala kepada orang-orang kudus masa
Perjanjian Lama akan terjadi setelah masa Tribulasi, yakni setelah orang-orang kudus masa gereja berada
di surga, kemudian diberikan pahala, dan kembali bersama dengan Tuhan untuk menghakimi isi bumi ini
(lihat juga Mat. 24).
Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang kudus.).
Daniel 12:1-2 Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang
akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang
besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu
itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati
namanya tertulis dalam Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur
di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal,
sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Semua orang percaya, tanpa melihat tingkat kerohanian mereka, akan diangkat dan menghadap
pengadilan Bema untuk mempertanggung-jawabkan kehidupan mereka. Pada saat itu akan ditentukan
apakah mereka akan menerima pahala atau kehilangan pahala. Sebagian menganut pandangan partial
rapture (pengangkatan parsial) mengajarkan bahwa hanyalah mereka yang memiliki tingkat kerohanian
tertentu yang berlayak mengalami pengangkatan. Ini terjadi sebagai hukuman bagi orang-orang percaya
yang berbuat dosa. Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, pandangan ini tidak hanya bertentangan
dengan karya Kristus yang telah selesai dikerjakanNya untuk membayar hukuman bagi dosa-dosa,
melainkan juga bertentangan dengan ajaran dalam 1 Tesalonika 5:8-17:
Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman
dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Karena Allah tidak
menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah
kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan
yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. Kami
minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja
keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;
dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan
mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Kami juga menasihati
kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah
mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.
Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi
usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua
orang. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa.
Perhatikan ayat 9 dan 10. Konteksnya berbicara tentang kembalinya Kristus bagi jemaatNya —
peristiwa pengangkatan (1 Tes. 4:13-18). Pengangkatan merupakan sarana kelepasan kita dari murka
yang dinyatakan dalam fasal 5:1-3. Selain itu, perkataan “berjaga-jaga atau tidur” dalam ayat 10
menunjuk kepada kondisi spiritual atau moral, bukan apakah orang itu hidup atau mati pada saat Kristus
datang, seperti dijelaskan dalam 4:13-14. Ini jelas terlihat dalam konteks 5:4-8 dan perubahan istilah
dalam bahasa Yunani yang digunakan Paulus untuk istilah “tidur.” Dalam 5:10, Paulus menggunakan
istilah Yunani katheudo, bukan koimao, yang bermakna metaforis dalam 4:13-14 mengenai kematian
jasmani. Meskipun istilah katheudo digunakan untuk tidur secara jasmani atau kematian, istilah ini juga

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


biasa digunakan untuk menggambarkan sikap apathi spiritual atau kelalaian terhadap perkara-perkara
rohani. Ini jelas terlihat dalam konteks fasal 5. Jadi kesimpulannya adalah ini: Berdasarkan karya Kristus
yang telah selesai dikerjakanNya secara sempurna di atas salib (perhatikan perkataan “yang sudah mati
untuk kita” dalam ayat 10), entah kita berjaga-jaga secara rohani atau tidak, kita akan hidup bersama-
sama dengan Dia melalui pengangkatan untuk menghadap pengadilan Bema.

Siapa Hakim Dalam Pengadilan Bema?


Hakimnya tak lain adalah Tuhan Yesus Kristus yang pada masa sekarang pun sedang mengamati
kehidupan kita. Ia jugalah yang akan mengadakan penilaian terhadap setiap perbuatan kita dan
kehidupan kita secara keseluruhan ketika kita menghadap Pengadilan Bema. Dalam Roma 14:10, Rasul
Paulus menyebut penilaian ini sebagai saat Bema Allah sedangkan dalam 2 Korintus 5:10, Paulus
menyebutnya sebagai Bema Kristus. Kesimpulannya adalah Yesus yang adalah Allah akan menjadi hakim
kita dan pemberi pahala bagi kita.
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum
Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia
akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan
menerima pujian dari Allah.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya
dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya
apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu
terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
Roma 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau
mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Allah.

Tujuan dan Alasan Pengadilan Bema


Tujuan dan alasan pengadilan Bema ini merupakan pokok yang paling santer dibicarakan, khususnya
karena pembahasannya akan mengarah kepada aspek-aspek praktis pengadilan Bema ini. Pertanyaan-
pertanyaan penting yang biasanya muncul adalah: Mengapa kita harus menghadap Bema? Apakah hanya
untuk penerimaan pahala atau kehilangan pahala? Apakah ada hukuman yang dijatuhkan? Akan adakah
dukacita yang dialami? Apakah dasar pelaksanaan Bema itu? Apakah karena dosa, perbuatan-perbuatan
baik atau apa?
Di kalangan gereja masa kini, muncul silang pendapat mengenai sifat dari pengadilan Bema itu.
Penggunaan istilah “takhta pengadilan,” kurangnya pemahaman latar belakang historis dan kulturis
mengenai Bema dan teologia yang kabur mengenai karya Kristus di salib merupakan faktor-faktor
penyebab perbedaan-perbedaan pendapat ini. Dalam hal ini Allah hanya dipandang sebagai pemberi
pembalasan terhadap dosa-dosa orang percaya atau dosa yang tidak diakui.

Tiga Pandangan Mengenai Bema


Sebagai tinjauan singkat ketiga pandangan ini, saya ingin mengutip tulisan Samuel L. Hoyt dalam
Bibliotheca Sacra.
Sebagian sarjana Alkitab melihat takhta pengadilan ini sebagai tempat yang diwarnai
dukacita mendalam, ketakutan, dan tempat Kristus akan membeberkan seluruh dosa-
dosa orang percaya ( dosa-dosa yang tidak diakui) di hadapan orang-orang kudus yang
telah dibangkitkan dan mengalami pengangkatan. Sebagian lagi malah mengemukakan
bahwa orang-orang Kristen harus mengalami semacam penderitaan karena dosa-dosa
mereka pada saat menghadapi pengadilan ini.
Di pihak lain, sebagian lagi yang menganut kronologi eskatologis yang sama
berpendapat bahwa peristiwa ini merupakan semacam upacara pemberian penghargaan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Mahkota akan diberikan kepada setiap orang percaya. Akibatnya setiap orang Kristen
akan dipenuhi rasa syukur untuk mahkota yang diterimanya, sehingga ia tidak akan
berasa malu.
Para sarjana Alkitab lainnya mengemukakan pandangan tengah. Mereka mengakui
adanya pengadilan atau pemeriksaan namun hal yang lebih ditekankan adalah aspek
penghargaan dalam pengadilan tersebut. Mereka menekankan pentingnya kesetiaan dan
ketekunan dalam kehidupan Kristen sekarang ini namun menolak konsep adanya
penjatuhan hukuman jasmaniah dalam pengadilan Bema. Yang ditekankan adalah
bahwa setiap orang Kristen harus mempertanggung-jawabkan kehidupannya di hadapan
Kristus yang mahatahu dan kudus. Segala perbuatan yang dilakukan menurut kekuatan
daging ini tidak akan mendapatkan pahala, namun segala perbuatan yang dilakukan
dalam kuasa Roh Kudus akan mendapatkan pahala. Mereka yang menganut pandangan
ini percaya bahwa orang-orang Kristen akan dimuliakan di hadapan Kristus tanpa sifat
berdosa. Demikian pula setiap orang percaya akan berdiri tanpa rasa bersalah karena ia
telah dibenarkan dalam Kristus. Tak perlu ada lagi hukuman jasmani karena Kristus
telah menanggung seluruh murka Allah terhadap dosa-dosa orang-orang percaya
selama-lamanya.16
Saya percaya pandangan yang terakhir ini lebih sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Alasan-alasannya
akan dibahas ketika kita mempelajari tentang sifat, tujuan dan dasar pengadilan Bema. Namun untuk saat
ini, agar kita tidak menarik kesimpulan yang keliru, kita perlu selalu ingat bahwa Firman Allah
mengajarkan adanya konsekuensi-konsekuensi temporal (sekarang) dan futural (akan datang) terhadap
dosa atau ketidaktaatan kita. Meskipun dosa kita tidak akan dihukum ketika menghadap Bema karena
Kristus telah menanggungnya bagi kita, namun kita tak boleh meremehkan dosa, mengingat konsekuensi-
konsekuensinya yang serius.

Konsekuensi-Konsekuensi Dosa Sekarang


Uraian berikut ini tidaklah mendalam, karena hanya bertujuan untuk menunjukkan bahwa dosa
dalam kehidupan orang percaya bukanlah hal yang kecil.

1. Hilangnya Persekutuan Dengan Tuhan


Dosa yang diperbuat orang percaya akan mengakibatkan hilangnya persekutuan yang akrab dengan
Tuhan dan hilangnya sukacita dan damai.
Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku
mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela.

2. Disiplin Dari Tuhan


Kita tidak boleh memandang disiplin dari Tuhan sebagai hukuman. Disiplin dari Allah sebagai Bapa
kita bertujuan mendidik dan memperbaiki anak-anakNya. Terkadang disiplin ini datang dalam bentuk
ujian, pencobaan, kegagalan, dan kesusahan, yang Ia gunakan untuk memperbaiki dan melatih kita.
Namun apabila kita tetap terus berbuat dosa, itu akan menambah kemalangan kita. Namun tujuan
disiplinNya selalu untuk mengembalikan kita kepadaNya. Apabila orang percaya tidak mau bertobat, ini
dapat saja meningkat menjadi dosa yang membawa maut (kematian) seperti yang dialami Ananias dan
Safira (Kisah 5), dan beberapa orang percaya di Korintus yang tidak mau mengakui dosa mereka dan
membereskannya dengan Tuhan.
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu
seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang
yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu
harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah
terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari
ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
16
Hoyt, hal. 32-33.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan
mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan
kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada
waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
1 Korintus 11:28-30 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan
baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan
dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang
meninggal.
1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang
tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan
hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada
dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.

3. Hilangnya Kuasa dan Keberbuahan


Bila kita tak mau menyelesaikan dosa kita melalui pengakuan yang jujur, kita mendukakan Roh
Kudus dan memadamkan kuasaNya di dalam kehidupan kita. Selain itu, akibatnya kita akan menjalani
kehidupan ini dalam kekuatan dan keinginan daging, bukannya dengan iman kepada Allah. Kita akan
mengandalkan cara kita sendiri dalam mengahadapi setiap permasalahan hidup. Tentu saja sikap dan cara
seperti ini hanya akan menghasilkan perbuatan-perbuatan daging dengan segala akibatnya yang dahsyat
dan sia-sia. Firman Tuhan mengajarkan bahwa apabila kita tidak tinggal di dalam Dia, yakni hidup dalam
iman dan ketaatan kepada Tuhan, kita tak akan dapat berbuat apa-apa dan hidup kita akan hampa.
Galatia 3:1-5 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona
kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di
depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah
menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada
pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah
kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu
alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang
menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan
mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau
karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?
Galatia 5:1-5 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita.
Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu,
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap
orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat;
kamu hidup di luar kasih karunia. Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan
kebenaran yang kita harapkan.
Galatia 5:19-21, 26 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah.… . dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling
menantang dan saling mendengki.
Yeremia 2:12-13 Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan
sangat, demikianlah firman TUHAN. Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri,
yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.
Yohanes 15:1-7 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di
dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia
dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan
dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-
Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya.

4. Hilangnya Kesempatan-Kesempatan
Bila keinginan kita sendiri yang mengendalikan kehidupan kita, bukannya Tuhan, kita akan menjadi
tidak sensitif terhadap orang lain sehingga hilang kesempatan untuk melayani. Dengan kata lain, kita
kehilangan visi. Orang-orang Kristen duniawi tidak memiliki visi selain hanya mengejar ambisi atau
urusan pribadi mereka sendiri.
Yohanes 4:34-38 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu
mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu:
Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan
matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia
mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama
bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang
lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-
orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."

5. Hilangnya Keinginan dan Motivasi Pelayanan


Orang-orang percaya yang duniawi dan dikuasai keinginan daging (karnal) biasanya hanya
dikendalikan oleh keinginan-keinginan diri mereka sendiri. Mungkin tepat dan cocok sekali topik tentang
hal mementingkan diri sendiri dan pahala-pahala dibahas di sini karena sebagian orang memandang
pahala sebagai hal yang mengarah kepada kepentingan diri sendiri dan bersifat karnal.
Galatia 5:16-17 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--
sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Zane Hodges memiliki pemikiran yang baik mengenai konsep ini:
Kitab Suci tidak mengajar kita untuk tidak tertarik kepada kebahagiaan atau
kesenangan diri kita. Keinginan untuk melepaskan diri dari hukuman kekal itu sendiri
merupakan minat pribadi yang sah dan penting. Naluri untuk menjaga dan memelihara
kehidupan kita pun demikian. Juga kesenangan dan penikmatan bukanlah pengalaman-
pengalaman yang haram.
Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, Ia menyediakan bagi
mereka “berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan
buahnya” (Kej. 2:9). Mereka dapat menikmatinya dengan leluasa asalakan mereka tidak
memakan buah dari pohon yang dilarang. Demikian pula, Paulus meberkata kepada
orang-orang kaya bahwa “Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita
segala sesuatu untuk dinikmati.” (1 Tim. 6:17).

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Mementingkan atau mengasihi diri sendiri tak boleh diartikan hanya sebagai pengejaran
kepentingan diri kita sendiri. Hal ini harus diartikan sebagai pengejaran kepentingan
diri sendiri menurut cara kita sendiri, bukannya menurut cara Allah. Oleh karena
“kasih” merupakan sifat yang baik yang merupakan bagian dari iman Kristen, sering
kali hal mementingkan diri sendiri diartikan sebagai pengejaran kepentingan diri
sendiri yang melanggar hukum kasih. 17
Mengejar kepentingan (keinginan) diri sendiri menurut cara atau petunjuk Allah adalah hal yang sah.
Namun orang yang hanya bersikap mementingkan diri sendiri biasanya terlalu dikuasai oleh keinginan
dirinya sendiri dengan mengorbankan orang-orang lain dan kehendak Allah. Paad saat Adam dan Hawa
makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, tindakan mereka itu mencerminkan keterpusatan kepada
keinginan diri sendiri. Sikap tersebut adalah dosa dan dapat disamakan dengan penyembahan berhala.
Ketika mereka ditempatkan di taman yang indah itu dan menikmati buah pohon-pohon dengan segala
keindahan dan kenyamanan taman itu, mereka bertindak menuruti keinginan (selera) diri mereka sendiri
namun mereka melakukannya dengan bergantung kepada Tuhan dan dalam ketaatan kepadaNya.

6. Hubungan-Hubungan Yang Rusak dan Ketidakharmonisan


Perilaku duniawi akan berakibat rusaknya hubungan-hubungan dan membawa penderitaan terhadap
orang-orang di sekitar kita – keluarga kita, sahabat-sahabat kita, teman-teman sekerja kita, dan teman-
teman seiman kita dalam tubuh Kristus.
Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya
jangan kamu saling membinasakan.
Ibrani 12:15-17 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih
karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan
yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang
mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk
sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima
berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki
kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

7. Hilangnya Kesehatan Jasmani dan Vitalitas


Tentu saja tidak semua sakit penyakit, kelemahan, atau penderitaan selalu disebabkan oleh perbuatan
dosa, namun hal itu bisa saja terjadi dan bahkan sering kali terjadi.
1 Korintus 11:29-30 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh
Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang
lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang
tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan
hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada
dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang.
Amsal 14:30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

8. Hilangnya Mahkota Ketika Menghadap Bema


Akan ada orang percaya yang kehilangan pahala sebagaimana dinyatakan dalam ayat-ayat berikut:
1 Korintus 3:13-15 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena
hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun
Zane C. Hodges, “We Believe in: Rewards,” Journal of the Grace Evangelical Society, Vol. 4,
17

No. 2, Autumn 1991, hal. 7.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan
menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Tujuan Bema (Lanjutan)


Pengadilan Bema itu tidak bersifat menghukum. Bema bukan penghakiman orang percaya karena
sesuatu perbuatan dosa yang dilakukannya.
Kitab Suci mengajar bahwa bagi orang percaya, keadilan Allah terhadap dosa orang
percaya, telah digenapi Kristus secara sempurna untuk selama-lamanya di atas salib.
Apabila Allah harus menghukum lagi orang percaya untuk dosa-dosanya yang telah
dibayar oleh Kristus, berarti Allah menuntut dua pembayaran untuk dosa sehingga hal
ini akan bertentangan dengan keadilanNya. Konsep tentang penghukuman dosa orang
percaya mengaburkan kecukupan dan khasiat kematian Kristus di atas salib. 18
Kristus telah membayar hukuman bagi dosa-dosa orang percaya pra dan pasca pertobatan. Orang
percaya dapat kehilangan pahala yang seharusnya ia terima, namun ia tidak tidak harus menjalani
hukuman lagi untuik “membayar” dosa-dosanya.
Kitab Suci mengajar bahwa setiapdosa, yang diakui maupun tidak diakui, telah diampuni dan
dibereskan melalui karya Kristus di salib, sehingga orang percaya tidak perlu diperhadapkan lagi dengan
dosa-dosanya pada pengadilan Bema. Ayat-ayat berikut menjelaskan prinsip mendasar mengenai sifat dari
Karya Kristus yang sempurna dan lengkap itu.
Ibrani 10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-
lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Roma 5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi
orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang
benar.
Kolose 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah
dan penguasa.
Ibrani 8:12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan
tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.".
Ibrani 10:17-18 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi
apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban
karena dosa.
Yesaya 38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku;
Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah
melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
Yesaya 44:22 Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut
diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-
Ku, sebab Aku telah menebus engkau!
Mazmur 103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita.
Kita tidak akan mengalami hukuman lagi. Mengapa? Karena Kristus telah menanggung hukuman
kita dengan menanggung kutuk karena kita.
Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Yohanes 3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa
tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama
Anak Tunggal Allah.

18
Hoyt, hal. 33-34.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-
Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Jika demikian mengapa kita harus mengakui dosa kita? Dan mengapa Allah harus menghukum
orang-orang percaya karena dosa yang tidak diakui seperti halnya Ananias dan Safira dalam Kisah 5 dan
beberapa orang percaya di Korintus dalam 1 Korintus 11:28? Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan
permasalahan yang sama sekali lain atau berbeda.
Dosa yang tidak diakui ada kaitannya dengan persekutuan kita dengan Tuhan selama kita berada
dalam kehidupan di dunia ini, tidak berkaitan dengan kedudukan kita di hadapan Allah. Dosa yang tidak
diakui akan menghambat persekutuan dan pengendalianNya atas kehidupan kita. Sebagaimana Amos 3:3
mengatakan, “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?” Jelas jawabannya
adalah tidak.
Pengakuan berarti kita setuju dengan Allah mengenai dosa kita dan dalam pengakuan ini kita mau
menunjukkan keinginan kita untuk kembali berada di bawah kontrol Allah. “Pengampunan sehari-hari
bagi mereka yang termasuk dalam keluarga Allah harus dibedakan dengan pengampunan yudisial dam
posisional terhadap dosa-dosa seseorang yang terjadi pada saat ia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus”
(Hoyt, hal.38). Kita perlu membedakan antara pengampunan horisontal dan pengampunan vertikal ketika
Allah membenarkan kita dan memberikan kita kedudukan karena Kristus.
Ayat-ayat Kunci:
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu
seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang
yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu
harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah
terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari
ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan
mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan
kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada
waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
1 Korintus 11:28-32 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan
baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan
dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang
meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi
kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum
bersama-sama dengan dunia.
Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai sifat hukuman atas orang-orang percaya selama dalam
kehidupan ini. Ini berupa pengenaan disiplin yang bertujuan memperbaiki dan mengembalikan kita
kepada persekutuan yang akrab dengan Allah. Ayat-ayat ini juga penyebab utama pengenaan disiplin itu
yakni karena kegagalan kita dalam membereskan dan mengakui dosa. Dosa selalu menghalangi
persekutuan kita dengan Allah.
Perkataan dalam 1 Korintus 11:32, “dihukum bersama-sama dengan dunia” kemungkinan besar
menunjuk kepada penghukuman yang disebut dalam Roma 1:24 dst., yakni kebobrokan moral dan
semakin hancurnya nilai-nilai moral manusia ketika mereka menjauh bahkan menentang Tuhan.
Demikian juga yang terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya, namun melalui disiplin, Allah
berupaya menghentikan prosesnya.
1 Korintus 11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya
kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Roma 1:24-32 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka
akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka
menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk
dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu
Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri
mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga
suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka
melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima
dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. Dan karena mereka
tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada
pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:
penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh
dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah
pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam
kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak
mengenal belas kasihan. Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum
Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati,
mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka
yang melakukannya.
Allah tidak menghukum dosa-dosa kita dalam arti mengharuskan kita membayar hukuman bagi dosa
itu.
Kitab Suci mengajar bahwa kematian Kristus sudah cukup dan telah memenuhi secara
sempurna murka Allah terhadap dosa orang percaya. Permasalahan dosa dalam
kaitannya dengan keadilan Allah telah terpenuhi selama-lamanya melalui pengorbanan
AnakNya. Hukuman terhadap dosa-dosa orang percaya telah dibayar penuh oleh
Kristus, sebagai pengganti orang percaya. Orang percaya telah menjalani pengadilan,
dan telah dijatuhi hukuman melalui penggantinya yaitu Yesus Kristus. Allah tak
mengharuskan lagi pembayaran hukuman untuk dosa untuk kedua kalinya karena
pembayarannya telah lunas dibayar oleh Kristus. Orang percaya dipandang oleh Bapa
sebagai orang yang telah mengenakan pakaian kebenaran Kristus. Karena itu Allah tak
melihat alasan lagi untuk mendakwa orang Kristen secara hukum karena semuanya
telah digenapi di dalam kematian Yesus Kristus. Karena itu ketika orang percaya
menghadap takhta pengadilan Kristus, hukuman untuk dosa-dosa orang percaya tak
perlu dijatuhkan lagi. 19
Namun Allah mendisplin kita seperti halnya seorang bapa mendisiplin anak-anaknya, dengan
maksud mengembalikan kita kepada persekutuan dan membentuk kita menjadi serupa dengan gambaran
AnakNya. Jadi ini merupakan persoalan keluarga.

Aspek-Aspek Positif Dari Bema

Untuk Menilai Pekerjaan Orang-Orang Percaya


Bema merupakan tempat penilaian kualitas dari setiap pekerjaan orang percaya apakah baik atau
buruk. Setiap pekerjaan kita akan dinilai apakah berkenan sehingga patut diberi imbalan pahala, atau tak
berkenan, sehingga tak patut mendapatkan pahala. Sebenarnya proses penilaian itu sudah sedang
berlangsung sekarang ini oleh Tuhan (Lihat Wah. 2-3).

Untuk Menghilangkan Buah Yang Tak Berkenan


Bema juga adalah tempat penghilangan atau penghancuran buah-buah yang tak berkenan yang
digambarkan dengan simbol kayu, rumput kering, dan jerami. Setiap perbuatan, pikiran, dan motif yang
jahat, maupun setiap perbuatan baik yang dikerjakan berdasarkan kekuatan daging akan hangus terbakar
seperti halnya kayu, rumput kering dan jerami dalam api, karena semuanya tak berlayak untuk diberi

19
Hoyt, hal. 38.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


pahala. Mengapa? Kita akan menemukan jawabannya ketika kita menyelidiki tentang dasar penerimaan
atau hilangnya pahala.

Untuk Memberikan Pahala Kepada Orang Percaya


Pengadilan Bema juga merupakan tempat pemberian imbalan pahala kepada orang-orang percaya
untuk setiap perbuatan baik yang telah mereka kerjakan. Hal ini terlihat dalam simbol emas, perak dan
batu permata yang sangat berharga dan dapat bertahan dalam ujian api tanpa hangus terbakar. Jenis
pekerjaan dalam kategori ini adalah pekerjaan-pekerjaan itu dilakukan di bawah pimpinan dan kendali
Roh Kudus.
1 Korintus 3:13-15 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena
hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun
seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan
menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Perkataan “nampak” dalam bahasa Yunani adalah phaneros yang berarti “dikenal,
kelihatan, dinyatakan.” Perkataan “hari itu” menunjuk kepada hari pelaksaaan Bema
yakni setelah pengangkatan jemaat atau orang-orang percaya. Perkataan
“menyatakannya” adalah deloo yang berarti “memperjelas, membuatnya menjadi nyata
atau jelas.” Istilah Yunani lain untuk “nampak” yang digunakan di sini adalah
apokalupto yang berarti “membukakan.” “Ujiaan” adalah dokimazo yang berarti
“menguji untuk diadakan penilaian.” “Kualitas” adalah hopoion, suatu keterangan
tentang mutu untuk mengetahui “apa jenisnya.”
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum
Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia
akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan
menerima pujian dari Allah.
“Menerangi” dalam bahasa Yunani adalah photizo, yang berarti “membawa sesuatu kepada terang,
membuatnya kelihatan.” Istilah “memperlihatkan” adalah phaneroo, berarti “menyatakan, membukakan.”
Pokok utama di sini sangat jelas terlihat dalam dua ayat berikut ini yaitu: Bahwa Tuhan akan menilai
kualitas dan sifat dari setiap pekerjaan kita.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya
dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Wahyu 22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk
membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.”

Aspek-Aspek Negatif dari Bema


Ada beberapa ayat yang menunjukkan aspek negatif dari Bema yang perlu penjelasan. Dalam ayat-
ayat ini ada pernyataan seperti “memberi pertanggungan jawab bagi dirinya,” “menderita kerugian,”
“malu” dan “mendapat pembalasan untuk setiap perbuatan .... baik atau jahat.”
Akankah orang-orang percaya mengalami rasa malu, sedih, menyesal ketika menghadap Bema? Jika
demikian, bagaimana kita menyesuaikan pernyataan-pernyataan ini dengan ayat seperti Wahyu 7:17,
“Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka”, dan Wahyu 21:4, “Dan Ia akan menghapus
segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau
ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu,” atau dengan Yesaya 65:17,
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak
akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.”?
Efek-efek negatif pengadilan Bema adalah sebagai berikut:

Hilangnya Pahala

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Kerugian yang disebutkan dalam 1 Korintus 3:15 menunjukkan hilangnya pahala bukan keselamatan
karena ayat berikutnya menjelaskan tentang hal ini. Perhatikan bahwa perkataan “ia akan menderita
kerugian” lebih tepat diartikan “rugi dalam arti tidak menerima pahala.”
1 Korintus 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri
akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Diskualifikasi
Diskualifikasi yang disebutkan dalam 1 Korintus 9:27 berarti didiskualifikasi dari pahala, bukan
kehilangan keselamatan. Ini tampak lebih jelas dalam konteks dan analogi yang digunakan mengenai
pertandingan olahraga Yunani.
1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Pembalasan (Imbalan) Setimpal


Perkataan “apa yang patur diterimanya” dalam 2 Korintus 5:10 menunjukkan penerimaan pahala
atau hilangnya pahala. Kata kerja yang digunakan di sini adalah komizo yang berarti “memikul dengan
selamat,” “memikulnya sebagai barang rampasan.” Dalam bentuk middle voice seperti dalam ayat ini,
istilah ini berarti “memikul untuk diri sendiri,” 20 atau “menerima kembali apa yang menjadi miliknya.” 21
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya
dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Matius 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang
menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
Efesus 6:8 Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau
ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.
Makna pemberian pahala ini juga jelas terlihat dalam istilah-istilah Yunani yang digunakan dalam 2
Korintus 5:10. Istilah “baik”, agathos artinya berharga seperti buah yang baik sedangkan istilah “jahat” –
phaulos — artinya buruk (busuk), seperti buah busuk yang tak dapat dimakan. Maknanya istilah-istilah
inii bukan baik dalam pengertian benar lawan jahat karena berdosa. Bila arti ini yang dimaksudkan oleh
Paulus maka lebih tepat menggunakan istilah kalos, “baik” dan kakos, “jahat.” Untuk perbuatan-
perbuatan baik, yang berharga, ibarat buah yang baik, kita akan menerima imbalan pahala (mahkota),
sedangkan untuk perbuatan-perbuatan jahat, busuk dan tak berharga, tidak akan mendapat imbalan
pahala.
Pengertian ini mungkin dapat dilukiskan seperti seorang siswa yang mengerjakan tugas pelajaran
yang buruk sehingga mendapat nilai yang buruk. Hasil pekerjaannya yang jelek atau buruk itu
mendapatkan imbalan yang sesuai dengan kualitas pekerjaannya. Jika buruk, nilainya juga buruk, jika
baik, nilainya baik. Ketika saya belajar di Seminari Theologia Dallas, ada sebuah tulisan di kantor bagian
akademik yang mengatakan, “Keselamatan adalah oleh anugerah ...... Penamatan adalah oleh pekerjaan.”

Merasa Malu
Istilah lain yang menunjukkan aspek negatif dari Bema terdapat dalam 1 Yohanes 2:28. Ayat ini pasti
menunjuk kepada Bema. Dalam ayat ini dikemukakan kita beroleh keberanian karena kita tinggal di
dalam Kristus. Sedangkan rasa malu di hadapan Tuhan merupakan akibat kegagalan untuk tetap tinggal
di dalam Dia.

G. Abott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament, 3rd ed., T. & T. Clark,
20

Edinburgh, 1937, hal. 252.


21
Fritz Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament, ed. Cleon L. Rogers, Jr.,
Regency, Grand Rapids, 1976, hal. 468.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya
apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu
terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
“Anak-anakku” merupakan perkataan kasih sayang yang diucapkan Yohanes tentang para
pembacanya dan panggilan ini mengartikan bahwa mereka adalah orang-orang yang sudah mengalami
kelahiran baru.
Perkataan “tinggal di dalam Dia” sinonim dengan bersekutu dengan Dia. Ini yang menjadi pokok
pembicaraan utama dalam suratnya ini (1:3-7). Tinggal di dalam Dia berarti menjadikan kehidupan
Kristus sebagai sumber kehidupan kita dan mentaatiNya sebagai akibat penyerahan kita kepadaNya.
Inilah dasar pemberian pahala. Bila kita tidak tinggal di dalam Dia maka kita akan kehilangan pahala.
Perihal tinggal di dalam Kristus atau berserah penuh kepadaNya merupakan pokok yang penting kita
ingat.
Kata “supaya” menunjukkan tujuan, yaitu kedatangan Kristus dengan segala maknanya bagi kita.
Kemudian perkataan “apabila Ia menyatakan diriNya.” Kata “apabila” menunjuk kepada saat
kedatangan Tuhan yang dapat saja terjadi sewaktu-waktu. Aspek kondisional dari pernyataan dalam ayat
ini tak meragukan realita kedatangan Kristus, melainkan aspek waktunya (kapan) yang bisa terjadi setiap
saat. Istilah “menyatakan” menunjuk kepada peristiwa pengangkatan yang akan membawa kita untuk
menghadap Bema.
“Kita beroleh keberanian percaya.” Istilah Yunani untuk “keberanian” adalah parresia yang berarti
“keberanian berbicara.” Meskipun tak ada dari kita yang sempurna namun kesetiaan atau ketekunan
untuk tetap tinggal dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan memberikan kepastian (jaminan) penerimaan
pahala.
“Dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya (kehadiranNya).” Perhatikan beberapa
hal dalam kalimat ini. Menurut kata kerjanya dalam bahasa Yunani yang berbentuk aorist subjunctive,
serta arti dari kata kerjanya sesuai tata bahasanya, ini menunjuk kepada perbuatan (tindakan) pada masa
yang akan datang, bukan tindakan yang sedang berlangsung. Bentuk kata kerjanya adalah pasif. Artinya
orang yang disebut di sini akan menjadi objek penerima tindakan, yaitu orang itu akan dipermalukan.
Namun bagaimana caranya? Ada dua pandangan yang dikemukakan:
(1) Orang percaya yang tidak tinggal di dalam Dia akan malu di hadapan Tuhan, atau Ia akan
dipermalukan oleh Tuhan. Pandangan ini agak bersifat punitif (menghukum) dan kurang cocok dengan
tujuan Bema itu dan juga tidak sesuai dengan janji Tuhan bahwa orang percaya tidak akan mengalami
hukuman.
(2) Orang percaya yang tidak tinggal di dalam Dia akan dipermalukan melalui pembeberan
perbuatannya di hadapan pengadilan Bema. Namun perasaan malu ini muncul oleh kesadarannya sendiri
akan kegagalan dan dosanya yang telah mengakibatkan hilangnya pahala. Namun semuanya ini hanya
berlangsung sementara berdasarkan ayat-ayat berikut:
Wahyu 7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah
akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Wahyu 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak
akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab
segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Yesaya 56:12 "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah kita
minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!"
Hoyt menyimpulkan dengan baik ayat-ayat ini sebagai berikut:
Alkitab mengemukakan bahwa akan ada tingkat perasaan malu yang bervariasi ketika
menghadap pengadilan Bema. Ini bergantung kepada tingkat ketidaksetiaan setiap
orang percaya. Karena itu setiap orang percaya harus berupaya hidup berkenan kepada
Tuhan dalam segala hal. Meskipun perasaan malu ini telah dialami orang-orang percaya
selama di dunia ini, namun mereka juga perlu menyadari apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang. Pemahaman tentang apa yang akan terjadi pada masa yang

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


akan datang ini menjadi sumber sukacita yang luar biasa bagi orang-orang percaya.
English mengemukakan penjelasan yang seimbang tentang pokok ini sebagai berikut.
Sukacita pasti akan menjadi perasaan yang mendominasi kehidupan bersama dengan
Tuhan; namun saya percaya ketika perbuatan-perbuatan kita menjadi nyata pada
pengadilan Bema itu, akan ada dukacita yang bercampur dengan sukacita. Kita akan
merasa malu ketika kita menderita kerugian. Namun kita juga akan bersukacita ketika
menyadari bahwa pahala-pahala yang diberikan juga merupakan bentuk ekspresi lain
dari kasih karunia (anugerah) Tuhan kita; karena pada hakekatnya kita sebenarnya
adalah hamba-hamba (pelayan-pelayan) yang tidak berguna. 22
Unsur-unsur penyesalan, dukacita, rasa malu memang tak dapat dihindari ketika kita
menghadap Hakim kita pada pengadilan Bema. Namun dukacita ini bersifat relatif
karena orang-orang Kristen yang paling saleh sekalipun sadar bahwa pasti akan ada
sesuatu dalam kehidupannya yang menyebabkan ia berdukacita atau menyesal ketika
berhadapan dengan terang kekudusan Allah yang tak terhampiri. Jika demikian, ini
berarti bahwa orang Kristen yang paling saleh sekalipun juga akan mengalami dukacita.
Namun ini bukanlah gambaran Perjanjian Baru mengenai surga. Perasaan yang
mendominasi surga adalah sukacita dan syukur. Meskipun tak dapat disangkal bahwa
akan ada tingkat dukacita dan penyesalan, namun ini bukanlah perasaan yang
mendominasi dalam sepanjang kekekalan.
Kondisi emosional orang-orang percaya adalah kebahagiaan yang sempurna dan kekal.
Perasaan ini terbit dari kesadaran akan fakta-fakta yang terjadi yang dialami secara
pribadi. Pengharapan akhirnya akan berubah menjadi realita bagi mereka yang telah
ditebus dari perhambaan dosa dan kebinasaan dan memasuki terang kemuliaan anak-
anak Allah (Rom. 8:18-25). Penghapusan kutuk, penderitaan dan kematian (maut) juga
akan menghapus dukacita, air mata dan ratap tangis (Wah. 21:4).
Takhta Pengadilan Kristus dapat disamakan dengan acara wisuda. Pada hari wisuda itu
akan ada tingkat perasaan kecewa dan penyesalan karena seorang mahasiswa mungkin
tidak belajar baik atau bekerja lebih keras. Namun pada hari wisuda itu, perasaan yang
mendominasi adalah sukacita, kesenangan, bukan penyesalan atau kekecewaan. Para
wisudawan tidak meninggalkan ruangan dengan menangis karena tidak mendapatkan
nilai yang lebih baik. Sebaliknya mereka diliputi rasa syukur karena mereka telah
berhasil tamat, dan mereka senang dengan apa yang mereka telah capai. Terlalu
menekankan aspek dukacita dan penyesalan ketika menghadap Takhta Pengadilan
Kristus sama dengan menjadikan surga itu neraka. Terlalu menekankan aspek dukacita
sama dengan menjadikan makna kesetiaan itu menjadi kabur atau hampa. 23

Sifat dari Mahkota


Apakah yang dimaksud dengan pahala-pahala? Apa penjelasan Alkitab tentang pahala-pahala ini?
Hal yang kita pelajari tentang pahala-pahala dalam Kitab Suci agak bersifat umum:
(1) Janji tentang mahkota. Mahkota biasanya digunakan sebagai simbol kemenangan, kekuasaan
dan tanggungjawab.
(2) Janji tentang harta surgawi. Ini menekankan nilai dan jaminan kekal mahkota itu.
Matius 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat
tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
1 Petrus 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat
cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

22
E. Schuyler English, “The Church At the Tribunal,” dalam Prophetic Truth Unfolding Today,
ed. Charles Lee Feinberg, Fleming H. Revell Co., Old Tappan, NJ, 1968, hal. 29.
23
Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective,” Bagian 2, Bibliotheca
Sacra, electronic media, hal. 131.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


(3) Janji tentang penghargaan atau pujian. Ini nyata dalam ayat-ayat yang menjelaskan tentang
pemberian pahala dalam bentuk ucapan pujian seperti “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang
baik dan setia …”
Matius 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Lukas 19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang
baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas
sepuluh kota.
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum
Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia
akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan
menerima pujian dari Allah.
(4) Janji-janji kepada mereka yang menang. Ini menunjukkan pahala-pahala khusus bagi orang-
orang percaya yang menang atas berbagai pencobaan dan ujian dari pada sekedar janji umum bagi seluruh
orang percaya.
Wahyu 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon
kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Wahyu 2:11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh
kematian yang kedua."
Wahyu 2:17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna
yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya
tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya."
Wahyu 2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai
kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;
(5) Janji tentang tanggung jawab dan kekuasaan atas milik Tuhan.
Matius 19:28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada
waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-
Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel.
Matius 24:45-47 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya
atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya
itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.
Matius 25:21, 23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu....... Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul
tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung
jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Lukas 19:17-19 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang
baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas
sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan
lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Lukas 22:29-30 Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-
Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku
di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua
belas suku Israel.
Wahyu 2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai
kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa.

Analogi-Analogi Yang Patut Direnungkan


(1) Pesta Perjamuan. Dalam sebuah pesta, setiap orang yang diundang menyantap makanan dengan
porsi yang berbeda-beda, namun setiap orang puas dan kenyang. Setelah mengalami pemuliaan, kita tak
lagi memiliki sifat berdosa yang biasanya memproduksi perasaan dengki, atau iri, atau kemarahan, atau
kepahitan, atau ketidakpuasan. Semua orang percaya akan diliputi perasaan kagum akan Allah dan
keadaan kita yang telah mengalami pemuliaan.
(2) Seorang anak lelaki pada pertandingan baseball. Setiap anak lelaki yang menyenangi olah
raga baseball mengidamkan untuk menjadi pemain dalam suatu turnamen baseball, dan ia tak akan iri
atau marah apabila ia tidak menjadi bintang lapangan. Ia pasti akan merasa puas hanya dengan bisa
masuk sebagai salah satu pemain dan ia akan senang dengan peran apa saja yang diberikan kepadanya.
(3) Acara wisuda. Semua wisudawan akan hadir dan diliputi perasaan bahagia karena dapat
mengikuti penamatan. Namun ketika ijazah diberikan, mungkin ada dukacita yang dialami, namun
dukacita itu akan dengan sendirinya tenggelam oleh sukacita yang menguasai acara itu.
(4) Karunia-karunia rohani kita. Pahala-pahala yang akan kita terima dapat disamakan dengan
karunia-karunia rohani yang kita terima. Pahala-pahala itu akan dipandang lebih sebagai tanggung jawab
atau sebagai kesempatan dari pada sekedar sebagai tanda penghargaan atau medali yang dikenakan
kepada tentara yang telah berjasa. Ingatlah bahwa seluruh mahkota kita akan diserahkan di bawah kaki
Kristus, karena hanya Dia yang berlayak menerimanya. Dalam Matius 25:21, 23 dan Lukas 19:17-19
menyatakan bahwa pahala itu bisa berupa kekuasaan atas banyak kota. Mungkin pula kekuasaan atas
suatu kawasan di jagat raya ini. Semua orang percaya akan mendiami kerajaan millenium dan mewarisi
kekekalan bersama dengan Tuhan. Sebagian akan memerintah dengan Dia, namun sebagian tidak karena
kehilangan pahala.
Wahyu 4:10-11 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-
lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa;
sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan."
Matius 25:21-23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta
itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba
dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Lukas 19:17-19 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang
baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas
sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan
lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
(5) Dalam Kitab Suci, jemaat Tuhan disebut sebagai imamat yang rajani. Ini mungkin
menunjukkan tentang kekuasaan kita. Kita mungkin akan memerintah bersama Kristus atas suatu galaxi,
benda angkasa di langit, dan yang pasti atas malaikat-malaikat, dan dunia.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


1 Korintus 6:2-3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi
dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu
sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu,
bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa
dalam hidup kita sehari-hari
1 Korintus 4:8 Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah
menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi
raja, sehingga kamipun turut menjadi raja dengan kamu.
Tak diragukan bahwa kita akan memerintah atas sesuatu bagian dalam kerajaan millenium dan kerajaan
kekal sebagaimana dinyatakan dalam Matius 25:21; Lukas 19:17-19 (lihat di atas).
Daniel 7:18, 22, 27 sesudah itu orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi akan
menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang pemerintahan itu sampai selama-
lamanya, bahkan kekal selama-lamanya.… 22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang
dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya
datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan.… . 27 Maka pemerintahan,
kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan
kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah
pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada
mereka.

Mahkota Dalam Perjanjian Baru

Istilah-Istilah Yang Digunakan Untuk Mahkota

Stephanos
Ini adalah mahkota seorang pemenang, yang berbentuk kalung dari dedaunan yang dikenakan oleh
Hakim pada Pengadilan Bema kepada seorang atlit yang menang. Istilah ini digunakan untuk mahkota
yang dijanjikan bagi orang-orang percaya karena kesetiaan mereka dalam kehidupan Kristen.

Diadema
Ini adalah mahkota seorang raja. Istilah ini digunakan untuk ketujuh diadema yang dikenakan oleh
Binatang dalam Wahyu 12:3 dan 13:1. Sebagai bukti bahwa Kristus adalah Raja di atas segala raja, Ia
mengenakan diadema pada waktu kedatanganNya kembali ke dunia.
Wahyu 19:21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut
Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.
Tuhan Yesus adalah Pemenang, dan kemenangan kita sebenarnya adalah kemenanganNya yang kita
peroleh melalui iman. Mahkota diberikan sebagai pahala atas kesetiaan kita dalam memanfaatkan
anugerah Allah dan kemenangan Kristus dalam kehidupan kita. Mahkota-mahkota ini mengingatkan kita
tentang tanggung jawab kita agar tetap tinggal di dalam pokok anggur.

Pentingnya Mahkota

Mahkota Duri
Mahkota duri ini berbicara tentang karya Kristus di salib yang sekaligus mengartikan
kemenanganNya atas dosa, Setan, dan maut.
Matius 27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-
Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka
berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang
Yahudi!"

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Markus 15:17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah
mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya.
Yohanes 19:2, 5, 2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya
di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu; … 5 Lalu Yesus keluar,
bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah
manusia itu!"

Mahkota Yang Tidak Akan Binasa


Ini menjelaskan tentang sifat seluruh mahkota. Ini berbeda dengan mahkota-mahkota di dunia ini
yang hanya bersifat sementara. Mahkota ini khusus diberikan bagi mereka setia dan tekun dalam
perlombaan iman dan menunjukkan pengendalian diri dalam melayani Tuhan.
1 Korintus 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan,
menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu
mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Mahkota Kemegahan
Mahkota ini diberikan kepada mereka yang giat bersaksi dan melayani. Di satu sisi jemaat di
Tesalonika merupakan mahkota Paulus, dan ketika menghadap Bema akan ada sukacita serta kebanggaan
atas kehadiran mereka di surga.
1 Tesalonika 2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota
kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau
bukan kamu?
Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku
dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang
kekasih!
Namun apakah yang dimaksudkan Paulus ketika ia menyebut jemaat Tesalonika sebagai mahkotanya?
Berdasarkan penggunaan istilah “mahkota” (stephanos, mahkota pemenang) dalam ayat-ayat lain, dan
fakta bahwa orang-orang percaya akan meletakkan mahkota-mahkota mereka di hadapan Tuhan, Paulus
mungkin memikirkan tentang sebuah mahkota pribadi yang ia akan terima karena keberhasilannya dalam
mengantar orang kepada Kristus. Meskipun dalam ayat ini Paulus tidak mengatakan bahwa ia akan
menerima mahkota, namun pemikiran ini tersirat dalam ayat ini dan juga dalam ayat-ayat lain. Meskipun
mereka yang telah dihentarnya kepada Kristus mungkin belum hidup sesuai yang diinginkan Tuhan,
namun menyaksikan keberadaan dan kehadiran mereka di surga membawa sukacita yang sangat besar.
Wahyu 4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-
lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu,

Mahkota Kehidupan
Mahkota ini diberikan kepada mereka yang sabar menanggung ujian (pencobaan) dan godaan (Yak.
1:12; Wah. 2:10). Mahkota yang dimaksud di sini bukan kehidupan kekal karena kehidupan kekal
diberikan melalui iman kepada Kristus. Mahkota ini merupakan pahala yang mereka terima karena
kesabaran dalam menanggung pencobaan dan kemenangan atas godaan.
Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia
sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia.
Wahyu 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis
akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu
dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia
sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah
meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
Roma 3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus;
Roma 5:15-17 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab,
jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh
lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas
semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak
berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu
telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak
pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut
telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima
kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh
karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.
Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah,

Mahkota Kebenaran
Mahkota ini merupakan pahala yang diberikan kepada mereka yang setia dan giat menggunakan
karunia-karunia dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan dalam melayani pekerjaan Tuhan. Dan juga
mahkota ini diberikan kepada mereka yang merindukan kedatanganNya. Perhatikan bahwa kedua hal ini
tak dapat dipisahkan. Merindukan kedatanganNya sama dengan hidup dalam terang kedatanganNya.
2 Timotius 4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan
hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-
Nya.

Mahkota Kemuliaan
Mahkota kemuliaan dijanjikan kepada para penatua atas kesetiaan mereka dalam menjalankan tugas
dan tanggungjawab menggembalakan jemaat.
1 Petrus 5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima
mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Peletakkan Mahkota-Mahkota
Oleh karena hanya Kristus yang berlayak dan karena kita hanya dapat berbuah apabila kita tinggal di
dalam Dia dan membiarkan kehidupanNya mengisi kehidupan kita, maka setiap orang percaya akan
meletakkan seluruh mahkotanya dihadapan Kristus sebagai pengakuan bahwa semua perbuatan dan
pelayanan kita adalah karena kasih karuniaNya semata.
Wahyu 4:10-11 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-
lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa;
sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan."

Banyak Mahkota (Diadema-Diadema)

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


Ini adalah mahkota-mahkota kerajaan yang menunjukkan Yesus Kristus sebagai Raja di atas segala
raja dan Tuhan atas segala yang dipertuan, yang satu-satunya berlayak dan berhak memerintah dan
menghakimi dunia.
Wahyu 19:12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak
mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun,
kecuali Ia sendiri.

Kesimpulan
Bagian ini mengakhiri pelajaran kita tentang berbagai cara Allah dalam memberikan kita jaminan
kepastian tentang pemeliharaan dan kasihNya yang sempurna. Kita telah mempelajari bahwa jaminan
kepastian dari Allah ini mencakup masa lampau keselamatan kita, masa sekarang dengan berbagai jenis
kebutuhan hidup kita – misalnya, perlindungan, pemeliharaan setiap hari, keampunan, kemenangan atas
dosa, dan tuntunan melintasi badai-badai kehidupan. Namun tidak berhenti di sini saja karena dalam
pelajaran terakhir ini kita telah belajar bahwa jaminan kepastian dari Allah ini juga menembusi kekekalan
masa yang akan datang. Melalui pelajaran ini kita juga mendapatkan kepastian bahwa segala jerih payah
kita tidak sia-sia di dalam Tuhan. Allah mempunyai program untuk memberikan pahala kepada orang-
orang percaya yang setia dalam pelayananNya dan menang karena iman kepada anugerahNya yang tak
terbatas itu.
Tidaklah heran apabila penulis Ibrani menyebut keselamatan kita dalam Kristus sebagai
“keselamatan yang sebesar” itu (Ibr. 2:3). Namun tepat pula apabila kita mengakhiri pelajaran ini dengan
merenungkan peringatannya mengenai “keselamatan yang sebesar itu” yang telah kita peroleh. Ia
mengatakan:
Ibrani 2:1-4 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita
dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan
dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan
ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau
kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh
Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat
dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus,
yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Kitab Suci, dengan perantaran malaikat, telah menyatakan mengenai umat Allah pada masa
Perjanjian Lama bahwa mereka telah menerima pembalasan yang setimpal dari Allah karena
ketidaktaatan mereka, namun janganlah kita berpikir bahwa sebagai umat masa Perjanjian Baru bahwa
kita akan luput dari akibat-akibat seperti itu bila kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebegitu besar
yang telah dikerjakan Kristus di atas salib bagi kita. Selain kita beroleh keselamatan, Allah juga
memberikan kita kepastian kepastian mengenai pemeliharaanNya baik masa lampau, sekarang, dan masa
yang akan datang. Sebagai abdi-abdi atau pelayan-pelayan yang baik dari berkat-berkat yang Allah, kita
diberikan suatu tanggung jawab yang besar dan mulia untuk bertindak berdasarkan kehidupan baru yang
telah kita terima dalam Kristus. Allah telah berkenan menjadikan kita resipien (penerima) keselamatan
yang sebegitu besar itu.
Dalam kaitan dengan peringatan ini, Zane Hodges menjelaskan:
Apabila para pembaca tidak memandang kepada kemenangan akhir dan kelepasan yang
telah dijanjikan yang adalah kemenangan akhir dari Anak Allah itu sendiri, mereka
dapat mengharapkan pembalasan yang setimpal. Namun tentang sifat dari pembalasan
itu tidak dijelaskan oleh penulis, namun agak sulit untuk mengatakan bahwa penulis
berbicara tentang neraka dalam hal ini. Perkataan “kita” yang sering ditemukan dalam
ayat-ayat ini menunjukkan bahwa penulis pun memasukkan dirinya sendiri di antara
mereka yang harus memperhatikan peringatan ini.
Tentu saja “keselamatan” yang disebutkan dalam ayat ini sama dengan dalam 1:14,
yang mengindikasikan keikutsertaan para pembaca dalam kemenangan Putra Allah,
karena adanya sebutan Ia memiliki “teman-teman sekutu” (lihat 1:9). Tuhan Yesus
Kristus sendiri, ketika berada di bumi, banyak berbicara tentang kerajaanNya yang akan

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001


datang dan keikutsertaan para pengikutNya yang setia dalam pemerintahanNya dalam
kerajaan itu (lihat, misalnya, Lukas 12:31-32; 22:29-30). Namun pengalaman
keselamatan ini, yang pertama diberitakan oleh Tuhan, juga diteguhkan melalui
berbagai mujizat dan tanda ajaib yang dikerjakan oleh mereka yang
mendengarkanNya, yaitu murid-muridNya yang pertama. Dalam membicarakan hal
ini, penulis Ibrani menganggap mujizat-mujizat ini sebagai kuasa-kuasa Zaman yang
akan datang (lihat Ibr. 6:5) dan, tak berbeda dengan orang-orang Kristen pertama dalam
Kitab Kisah para Rasul, mereka melihat mujizat-mujizat ini sebagai pekerjaan dari Dia
yang berkuasa yang telah naik dan duduk di sebelah kanan Allah (lihat “tanda-tanda,”
atau “mujizat-mujizat” dalam Kisah 2:43; 4:30; 5:12; 6:8; 8:6, 13; 14:3; 15:12; juga
lihat 2 Kor. 12:12). Bahwa penulis berpikir tentang “dunia yang akan datang” juga
dijelaskan dalam Ibrani 2:5. 24
Pokok pembahasan di sini bukan mengenai hilangnya keselamatan, yang telah terjamin kekal dalam
Kristus, melainkan penulis menyampaikan peringatan tentang kegagalan hidup oleh iman, kegagalan
untuk ikut serta dalam kuasa dan kehidupanNya yang penuh kemuliaan, dan kegagalan dalam
memandang kepada pahala-pahala kekal yang akan diterima dalam kerajaanNya yang akan datang.

Zane Hodges, The Bible Knowledge Commentary, editor John F. Walvoord dan Roy B. Zuck,
24

Scripture Press, Wheaton, Illinois, 1983, 1985 hal. 783.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) Winter 2001

Anda mungkin juga menyukai