2 - Bab 1,2
2 - Bab 1,2
BAB I
PENDAHULUAN
asuhan dari perawat. Penyakit yang perlu menjadi perhatian saat ini salah
satunya adalah penyakit TBC atau Tuberkulosis Paru. Penyakit TBC adalah
Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat
diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5.000 tahun sebelum masehi, namun
Jumlah kasus baru TBC paru BTA positif di Indonesia tahun 2017
dan perempuan sebanyak 66.610 orang (39,55%). Adapun jumlah kasus TBC
1
2
paru untuk semua tipe tercatat sebanyak 306.770 kasus, yaitu laki-laki
Penemuan TBC paru BTA positif di Provinsi Jawa Barat tahun 2017,
perempuan. Sedangkan untuk semua tipe tercatat sebanyak 78.698 kasus yaitu
TBC paru sebanyak 1.575 kasus, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 865
Majalengka, 2018).
jumlah kasus TBC pada tahun 2018 sebanyak 35 kasus dan pada bulan
Januari-Maret tahun 2019 sebanyak 19 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan
2019).
Berdasarkan data statistik dari kejadian pada TBC paru maka perawat
mendapatkan penanganan yang tepat dan akurat. Peran perawat dalam upaya
respon pasien terhadap penyakit yang ia derita seperti mengelola intake dan
tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. Pada penderita penyakit TBC
paru jika tidak segera mendapatkan penanganan bisa menjadi serius atau
Majalengka
Kabupaten Majalengka.
Kabupaten Majalengka.
Majalengka.
5
Kabupaten Majalengka.
BTA
evidence practice.
paru.
1.4.2.2 Bagi Puskesmas
Sebagai masukan dan informasi untuk puskesmas dalam mengatasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Keluarga
perkawinan,ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Muhlisin, 2015).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua atau lebih yang di
adalah terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat oleh hubungan darah,
perkawinan dan adopsi, yang memiliki hubungan yang selaras, serasi dan
7
sedarah suami
2015:12)
a. Terorganisasi
b. Adanya Keterbatasan
a. The Nuclear Family (Keluarga Inti), yaitu suatu rumah tangga yang
kakek, nenek, paman, bibi, atau keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah tangga, seperti nucler
c. The Dyad Family (keluarga Dyad), keluarga yang terdiri dari suami
dan isteri ( tanpa anak ) yang hidup bersama dalam satu rumah.
terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi
e. The Single Adult Living Alone/Single Adult Family, yaitu suatu rumah
tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup sendiri
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang
bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
“weekend”.
j. Keluarga Usila, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami isteri
hidup bersama.
a. The Ummarried Teenage Mather, keluarga yang terdiri dari orang tua
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
g. Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan
keluarga asalinya.
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
lingkungannya.
sebagai salah satu kelompok dari peranan social serta sebagai anggota
2.1.5.3 Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka, mendorong kejujuran
2.1.5.4 Struktur yang kaku, suka melawan dan tergantung pada peraturan
(permisivenes)
struktur
dilakukan, yaitu:
keluarga.
2.1.6.3 Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
2016:7)
perkembangan, yaitu:
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan
c. Beradaptasi dengan anak barn lahir, anak yang lain juga ; terpenuhi.
anak.
anak.
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek 1 dan nenek.
b. Mempertahankan keintiman.
anaknya
17
anak-anaknya.
Ciri-ciri keluarga, menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton, yaitu
(Setiawan, 2016:2):
3.1.8.3 Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan
garis keturunan
3.1.8.5 Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
2.1.9.1 Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandari semangat gotong
royong.
secara musyawarah.
2.1.10.1 Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
sendiri.
19
penyakit keturunan.
c. Menderita hipertensi.
anaknya.
gugurkan.
d. Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga.
20
batang (basil) yang dikenal dengan nama mycobacterium TBC (Naga, 2013).
menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini
bisa masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan
luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang
sangat bervareasi.
Paru merupakan salah satu organ pada saluran napas bawah pada
paru, berikut organ lain yang termasuk dalam saluran napas bawah yang
Gambar 2.1
Struktur Paru
(sumber: Irawan, 2014)
a. Trakea
dan terdiri dari tracheal ring yang dibentuk oleh kartilago (tulang
b. Bronkus
yaitu :
c. Alveolus
alveolus adalah sekitar 200 sampai 300 mikron. Fungsi dasar dari
darah dari kapiler ini terjadi melalui dinding alveolus. Alveoli mulai
Udara melewati rute yang panjang yang terdiri dari berbagai organ
yaitu:
c. Transport yaitu proses perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari
d. Pengaturan ventilasi
2.1.3 Etiologi
kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 /um dan tebal 0,3 –
0,6 /um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak lipid. Lipid inilah
yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap
gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering
maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam
intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini adalah
aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang
tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian
apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal
imunitas diperantarai sel. Sel efektor adalah makrofag dan limfosit. Respons
Awalnya, infeksi kuman dalam bentuk droplet nuklei terhirup masuk saluran
makrofag dan terkena sekret saluran nafas. Kalau kuman difagosit oleh
kesukaran kimia dan fisik. Kandungan lipid yang tidak sedikit dalam
Sesudah infeksi tuberkulosis primer, ada bisa saja infeksi ini dapat
(Mansjoer; 2015).
2.1.5 Pathways
Gambar 2.1
Pathways
28
27
Pada saat penderita batuk atau bersin, kuman TBC dan BTA positif
yang sangat kecil ini kemudian mengering dengan cepat dan menjadi
droplet yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat bertahan di udara
selama beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau lambat driplet yang
mengandung unsur kuman TBC akan terhirup oleh orang lain (Naga, 2013).
TBC dapat ditularkan dari individu dengan penyakit pulmonal aktif yang
Menurut Manurung (2016), tanda dan gejala TBC adalah batuk lebih
dari tiga minggu, natuk berdarah, sakit di dada selama lebig dari tiga
minggu, demam selama lebih dari tiga minggu, dapat juga ditemukan
penurunan berat badan secara drastic, keringat dingin pada malam hari,
Laringitis dan menjalar ke organ lain seperti usus. Komplikasi lanjut yaitu
kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat
lanjutan.
a) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan
resistensi obat.
waktu 2 minggu.
2) Tahap Lanjutan
a. Isoniasid (H)
90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini
b. Rifampisin (R)
seminggu.
c. Pirasinamid (Z)
dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg
30
d. Streptomisin (S)
e. Etambutol (E)
a. Kategori 1
lanjutan yang terdiri dari Isonoasid (H) dan Rimpamisin (R), diberikan
b. Kategori 2
dengan Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z), etambutol (E) dan
(Z) dan Etambutol (E) setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap
lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam
seminggu.
c. Kategori 3
hasilnya negatif.
secara lengkap tapi tidak ada hasil pemeriksaan ulang dahak paling
e. Drop out / DO yaitu penderita yang tidak mengambil obat 2 kali berturut-
f. Gagal:
2.3.1 Pengkajian
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk
2016:33).
nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan
a. Wawancara
b. Pengamatan
c. Study dokumentasi
Studi dokumentasi yang bisa dijadikan acuan oleh perawat antara lain
4. Pemeriksaan Fisik
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan
jaringan perawat.
1. Data Umum
2) Usia
6) Komposisi keluarga
7) Genogram
e. Tipe Keluarga
f. Suku bangsa
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. Kalau ada perpedaan dalam
apakah berhasil atau tidak dan kesulitan kesulitan yang masih dirasakan
g. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
hasilnya.
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik oleh kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
hari, miskin bila kelurga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari hari secara
kebutuhan sehari-hari.
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-
sering rekreasi dilakukan dan apa kegiatan yang dilakukan baik oleh
terpenuhi.
kesehatan.
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
rumah tangga, jenis septicktank, jarak septicktank dengan sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah. Apakah rumah dan lingkungan sekitar
yang terjadi.
berpindah tempat. Tgl didaerah yang sekarang sudah berapa lama dan
masyarakat sekitamya
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
4. Struktur keluarga
komunikasi berlangsung dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak.
c. Struktur peran
peran lain dilaksanakan contoh ibu berperan sebagai ayah karena ayah telah
meninggal.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang diahut oleh keluarga, yang
dapat diterima oleh masyarakat dan apakah dapat diterima oleh masyarakat.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
menumbuhkan konsep diri yang positif). Hal yang perlu dikaji yaitu
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana membesarkan anak, siapa yang melakukan,
d. Fungsi reproduksi
anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
2) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga lebih dari 6
bulan.
permasalahan.
7. Pemeriksaan Fisik
fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
Tabel 2.1
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
Pemeriksaan TTV
a. Tekanan Darah
b. HR
c. Respirasi
d. Suhu Badan
e. BB
f. TB
Pemeriksaan Fisik
Head to toe
Kepala
a. Kepala
b. Rambut
Mata
a. Bentuk
b. Konjungtiva
c. Sklera
d. Pupil
Hidung
a. Bentuk
b. Perdarahan/sekret
Telinga
a. Bentuk
Mulut
a. Keadaan bibir
b. Keadaan gusi
Keadaan lidah
Leher
a. Tyroid
Integumen
a. Kebersihan kulit
b. Turgor Bersih
c. Kelembaban Elastis
Lembab
Pemerikasaan Thorak
a. inspeksi
a) Bentuk thorax Simetris
b)Pernafasan Normal
b. Pemeriksaan Paru
a) Palpasi Getar suara terdengar
b) Perkusi Bunyi resonan
c) Auskultasi Suara nafas teratur
45
8. Harapan Keluarga
adalah kriteria dan bobot. Kriteria dari prioritas masalah keperawatan keluarga
terdiri dari:
1) Sifat masalah, kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat
3) Kriteria ketiga adalah potensial untuk dicegah, kriteria ini dapat ditentukan
sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri dari tinggi dengan skor 3,
ini terdiri dari segera dengan skor 2, tidak perlu segera skomya 1 dan tidak
Tabel 2.2
Skala Prioritas Masalah Keluarga
(Biolon dan Maglaya)
No Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah
1. Aktual (tidak atau kurang sehat) 3
1. 1
2. Ancaman kesehatan 2
3. Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah
1. Mudah 2
2. 2
2. Sebagian 1
3. Tidak dapat 0
Kemungkinan masalah dapat dicegah
1. Tinggi 3
3. 1
2. Cukup 2
3. Rendah 1
Menonjolnya masalah
1. Masalah berat dan harus segera ditangani 2
4. 1
2. Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
3. Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Setiawan (2016:135)
Skoring :
Skor X bobot
Angka tertinggi
(Muhlisin, 2015)
Kriteria keluarga mandiri terdiri dari 3 bagian, berikan tanda cek (√) pada
Tabel 2.3
Pengukuran atau Kriteria keluarga mandiri
Keterangan :
kesehatan
criteria :
kesehatan tersebut.
dengan criteria :
keluarga )
sebagai berikut:
keluarga sesuai dengan penjelasan diatas. Kolom kesimpulan diisi dengan cara
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat / usianya yang terlalu
muda
sebagai berikut :
1. Kriteria hasil :
kali/menit)
- dipsnea berkurang
2. Rencana tindakan
tinggi.
e). Bantu dan ajakan klien berbalik posisi, batuk dan napas dalam setiap 2
3. Rasional
selanjutnya.
e). Batuk dan napas dalam yang tetap dapat mendorong sekret laluar
1). Tujuan : terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan
a). Mencatat status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, integritas
c). Mengkaji masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodik
e). Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat.
4). Rasional
d).Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputun atau obat untuk
legaster.
perawatan di rumah.
perawatan diri.
3) Rencana tindakan
lain.
semburan pasir.
3) Rasional
peningkatan ansietas.
54
pernafasan.
2) Kriteria hasil :
3) Rencana tindakan :
c) Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi, bantu klien untuk
kontraindikasi.
4) Rasional.
penafasan.
pengenceran sekret.
2) Kriteria hasil :
3) Rencana tindakan
4) Rasional
mampuan yang dihadapi keluarga harus menjadi perhatian. Oleh karena itu,
(Muhlisin, 2015):
implementasi.
seoptimal mungkin.
2.3.6 Evaluasi
pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap
nyeri berkurang.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah