PENDAHULUAN
Perlu diketahui bahwa ada begitu banyak jenis bahan kimia dengan
berbagai klasifikasi menurut wujudnya, yaitu ada cair, padat, dan gas. Sifat
fisik dan kimia serta kegunaan bahan tersebut. Oleh karena itu seseorang harus
mengetahuinya sebelum melakukan praktek agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sifat-sifat bahan kimia
2. Mengetahui kegunaan bahan kimia
3. Mengetahui klasifikasi bahan kimia menurut wujudnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Beberapa hal yang harus diketahui adalah wujud, warna, bentuk, bau,
kelarutan, sifat serta kegunaan dari bahan kimia tersebut.
Asam Klorida dengan rumus kimia HCl mempunyai nama lain yaitu
hydrochloric acid, muriaric acid, hydrogen chloride.
Sifat fisik asam klorida, seperti titik didih dan leleh, rapat jenis, dan pH,
tergantung pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan akuatik.
Mereka berkisar dari konsentrasi yang sangat rendah mendekati 0% HCl
hingga angka untuk asam klorida pekat berasap yaitu lebih dari 40%
HCl.
Asam klorida sebagai campuran dua bahan antara HCl dan H2O
mempunyai titik didih-konstan azeotrop pada 20,2% HCl dan 108,6 °C
(227 °F). Asam klorida memiliki empat titik eutektik kristalisasi-konstan,
2
berada di antara kristal HCl·H2O (68% HCl), HCl·2H2O (51% HCl),
HCl·3H2O (41% HCl), HCl·6H2O (25% HCl), dan es (0% HCl).
Terdapat pula titik eutektik metastabil pada 24,8% antara es
dan kristalisasi dari HCl·3H2O.Sifat kimia HCl adalah asam monoprotik,
yang berarti bahwa HCl dapat terdisosiasi (terionisasi) melepaskan satu
H+ (sebuah proton tunggal) hanya sekali. Dalam larutan asam klorida,
H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hydronium : HCl
+ H2O → H3O+ + Cl−
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh
karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida,
seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia
terdisosiasi penuh dalam air.
3
pembersih rumah tangga, dan konstruksi bangunan. Produksi
minyak dapat dirangsang dengan menyuntikkan asam klorida ke dalam
formasi batuan sumur minyak, melarutkan sebagian dari batu, dan
menciptakan struktur berpori besar. Pengasaman sumur minyak adalah
proses umum dalam industri produksi minyak laut utara.
4
Asam klorida dapat digunakan untuk mengatur keasaman (pH) larutan :
Asam Sulfat memiliki Rumus Kimia H2SO4 dengan nama lain minyak
viriol, sulfuric acid, acidum sulfuricum.
Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan
melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3%.
Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan bentuk
asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut
sebagai asam sulfat pekat.
Apabila SO3 dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam asam sulfat,
H2S2O7 akan terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam
pirosulfat, asam sulfat berasap, ataupun oleum. Konsentrasi oleum
diekspresikan sebagai %SO3 (disebut %oleum) atau %H2SO4 (jumlah
asam sulfat yang dihasilkan apabila H2O ditambahkan); konsentrasi yang
umum adalah 40% oleum (109% H2SO4) dan 65% oleum (114,6%
H2SO4). H2S2O7 murni terdapat dalam bentuk padat dengan titik leleh
36 °C.
5
cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke
dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan
keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium:
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api,
atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam
6
air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur
kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium
hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium
kimia.
7
Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk hijau pucat atau abu-abu putih,
sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO 4·5H2O), berwarna biru terang.
Tembaga (II) sulfat pentahidrat akan terdekomposisi sebelum mencair
pada 150 °C, akan kehilangan dua molekul airnya pada suhu 63 °C,
diikuti 2 molekul lagi pada suhu 109 °C dan molekul air terakhir pada
suhu 200 °C.
Warna tembaga(II) sulfat yang berwarna biru berasal dari hidrasi air.
Ketika tembaga(II) sulfat dipanaskan dengan api, maka kristalnya akan
terdehidrasi dan berubah warna menjadi hijau abu-abu.
Tembaga sulfat bereaksi dengan asam klorida. Pada reaksi ini, larutan
tembaga(II) yang warnanya biru akan berubah menjadi hijau karena
pembentukan tetraklorokuprat(II) : Cu2+ + 4 Cl– → CuCl42–
Tembaga(II) sulfat juga dapat bereaksi dengan logam lain yang lebih
reaktif dari tembaga (misalnya Mg, Fe, Zn, Al, Sn, Pb,) :
CuSO4 + Zn → ZnSO4 + Cu
CuSO4 + Fe → FeSO4 + Cu
CuSO4 + Mg → MgSO4 + Cu
CuSO4 + Sn → SnSO4 + Cu
3 CuSO4 + 2 Al → Al2(SO4)3 + 3 Cu
Tembaga yang terbentuk akan terlapisi di permukaan logam lainnya.
Reaksi akan berhenti ketika tidak ada lagi permukaan kosong pada logam
8
yang dapat dilapisi oleh tembaga. Kegunaannya yaitu sebagai herbisida,
reagen analis, dan digunakan dalam sintesis organic.
5. Amonia (NH3)
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).
Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi
di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak
kesehatan.
9
Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), tetapi dapat juga bertindak
sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25). Amonia dapat terbentuk
secara alami maupun sintetis. Amonia yang berada di alam merupakan
hasil dekomposisi bahan organik.
10
merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4-. Senyawa ini
merupakan agen pengoksidasi kuat. Ia larut dalam air menghasilkan
larutan berwarna merah muda atau ungu yang intens, penguapan larutan
ini meinggalkan kristal prismatik berwarna keunguan-hitam. Dalam
senyawa ini, mangan memiliki bilangan oksidasi +7.
11
panas apabila kontak dengan kulit, apabila kontak dengan senyawa yang
mudah menyala akan menyebabkan kebakaran.
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah
senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl, mewakili perbandingan 1:1
ion natrium dan klorida. Dengan massa molar masing-masing 22,99 dan
35,45 g/mol, 100 g NaCl mengandung 39,34 gr Na dan 60,66 gr Cl
Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan
cairan ekstraselular pada banyak organisme multiseluler.
Senyawa ini cukup larut dalam air, dan suhu di mana reaksi berlangsung
memainkan praktis tidak ada peran. Pada suhu 21 ° C koefisien kelarutan
dalam 100g air adalah 35,9, pada 100C itu adalah 38,1 ion Klorida
membentuk kisi kubik, dengan ion natrium berada di atas. Titik lebur
adalah 800,8 ° C. Garam meja mulai mendidih pada suhu 1.465 ° C.
NaCl adalah garam yang terbentuk sebagai hasil dari interaksi basa dan
asam. Natrium klorida adalah elektrolit yang kuat. Ion-ion menarik satu
sama lain dengan sangat kuat, dan daya tarik di antara mereka hanya bisa
dipatahkan oleh pelarut polar. Pada H₂O kisi kristal mudah berantakan.
Anion dan kation dari ikatan dibebaskan (Na⁺, Cl⁻). Ini menjelaskan
konduktivitas listrik yang baik dari natrium klorida.
Ada beberapa cara untuk memperoleh natrium klorida yang ada di Bumi,
antara lain Di perairan laut, samudra, dan danau. Pada banyak deposit
12
mineral ini di berbagai negara, Pada tepi danau garam, Pada rawa-rawa
garam, Pada dinding kawah gunung berapi.
Kegunaan Garam dapur digunakan untuk mengaramkan sayuran, ikan, dan
daging. Ini digunakan sebagai antiseptik. Peran natrium klorida juga penting
dalam dunia kedokteran, yaitu digunakan untuk larutan isotonik.
Identifikasi Natrium klorida yaitu merupakan serbuk Kristal berwarna
putih, larut dalam air, tidak berbau, larut dalam gliserol dan ammonia.
Asam nitrat dengan rumus kimia HNO3 memliki nama lain Nitric acid,
asam sendawa, adalah larutan asam kuat yang mempunyai
nilai pKa sebesar -2. Di dalam air, asam ini terdisosiasi menjadi ion-
ionnya, yaitu ion nitrat NO3− dan ion hidronium (H3O+). Garam dari
asam nitrat disebut sebagai garam nitrat (contohnya seperti kalsium nitrat
atau barium nitrat). Dalam temperatur ruangan, asam nitrat berbentuk uap
berwarna merah atau kuning.
Asam nitrat murni (100%) merupakan cairan tak berwarna dengan berat
jenis 1.522 kg/m³. Ia membeku pada suhu -42 °C, membentuk kristal-
kristal putih, dan mendidih pada 83 °C. Ketika mendidih pada suhu
kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan
nitrogen dioksida sesudah reaksi: 4HNO3 → 2H2O + 4NO2 + O2 (72 °C)
13
Yang berarti bahwa asam nitrat anhidrat sebaiknya disimpan di bawah
0 °C untuk menghindari penguraian. Nitrogen dioksida (NO2) tetap larut
dalam asam nitrat yang membuatnya berwarna kuning, atau merah pada
suhu yang lebih tinggi. Manakala asam murni cenderung mengeluarkan
asap putih ketika terpapar ke udara, asam dengan nitrogen dioksida
terlarut mengeluarkan uap berwarna coklat kemerah-merahan, yang
membuatnya dijuluki "asam berasap merah" atau "asam nitrat berasap".
Asam nitrat berasap juga dirujuk sebagai asam nitrat 16 molar (bentuk
paling pekat asam nitrat pada temperatur dan tekanan standar).
Asam nitrat bercampur dengan air dalam berbagai proporsi
dan distilasi menghasilkan azeotrop dengan konsentrasi 68% HNO3 dan
titik didih 120,5 °C pada 1 atm. Terdapat dua hidrat padat yang
diketahui, yaitu monohidrat (HNO3·H2O) dan trihidrat (HNO3·3H2O).
Asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan karbonat untuk
membentuk garam, seperti amonium nitrat. Karena memiliki sifat
mengoksidasi, asam nitrat pada umumnya tidak menyumbangkan
protonnya (yakni, ia tidak membebaskan hidrogen) pada reaksi dengan
logam dan garam yang dihasilkan biasanya berada dalam keadaan
teroksidasi yang lebih tinggi.Karenanya, perkaratan (korosi) tingkat berat
bisa terjadi. Perkaratan bisa dicegah dengan penggunaan logam ataupun
aloi anti karat yang tepat.
Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat bereaksi dengan hebat
dengan sebagian besar bahan-bahan organik dan reaksinya dapat bersifat
eksplosif. Produk akhirnya bisa bervariasi tergantung pada konsentrasi
asam, suhu, serta reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam
kecuali deret logam mulia dan aloi tertentu. Karakteristik ini membuat
asam nitrat menjadi agen yang umumnya digunakan dalam uji asam.
Sebagai kaidah yang umum, reaksi oksidasi utamanya terjadi dengan
asam pekat, memfavoritkan pembentukan nitrogen dioksida : Cu + 4H+ +
2NO3- → Cu+2 + 2NO2 + 2H2O
14
Sifat-sifat asam cenderung mendominasi pada asam nitrat encer, diikuti
dengan pembentukan nitrogen oksida (NO) yang lebih diutamakan.
Asam nitrat mampu menyerang dan melarutkan semua logam yang ada
pada tabel periodik, kecuali emas dan platina.
15
9. Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
16
keton tidak mengalami perubahan seperti itu karena tidak dapat
teroksidasi lebih lanjut, dan larutan akan tetap menjadi jingga.
Ketika dipanaskan dengan kuat, ia terurai dengan pembentukan oksigen :
4K2Cr2O7 → 4K2CrO4 + 2Cr2O3 + 3O2
Etanol dengan rumus kimia C2H5OH memiliki nama lain yaitu etil
alcohol, alcohol murni, alcohol absolut, adalah cairan tak berwarna yang
mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan
17
lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada
cahaya biasa.
Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan
gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil
dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair
dan lebih sulit menguap daripada senyawa organik lainnya dengan massa
molekul yang sama.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik
lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida,
kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana,piridina,
dan toluena. Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan,
seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida
alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.
18
bromida. Natrium klorida dan kalium klorida sedikit larut dalam
etanol. Oleh karena etanol juga memiliki rantai karbon nonpolar, ia juga
larut dalam senyawa nonpolar, meliput kebanyakan minyak atsiri dan
banyak perasa, pewarna, dan obat.
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang
berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen
atom yang terikat dengannya juga. Reaksi kimia yang dijalankan oleh
etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
Pada reaksi Asam Basa, Etanol dapat diubah menjadi konjugat basanya,
ion etoksida (CH3CH2O−), dengan mereaksikannya dengan logam
alkali seperti natrium: 2CH3CH2OH + 2Na → 2CH3CH2ONa + H2
Reaksi seperti ini tidak dapat dilakukan dalam larutan akuatik, karena air
lebih asam daripada etanol, sehingga pembentukan hidroksida lebih
difavoritkan daripada pembentuk etoksida.
19
Reaksi dengan HBr memerlukan proses refluks dengan katalis asam
sulfat.
20
kimia laboratorium umum, sedangkan natrium kromat penting bagi
industry, larut dalam air dan tidak berbau.
Berat jenisnya adalah 2, 732 g / cm3. Kalium kromat meleleh pada 968, 3
° C. Pada suhu 668 derajat, ia berubah menjadi fase heksagonal merah -
ia memperoleh warna yang berbeda - merah. Namun, ketika didinginkan,
warnanya menjadi kuning lagi. Membentuk kristal kuning dari sistem
belah ketupat. Mengacu pada paramagnetik. Larut dalam etanol, larut
dalam air. Tidak larut dalam etil dan dietil alkohol. Massa molar adalah
194, 19 g / mol.
Dalam asam encer, kalium kromat dikonversi menjadi kalium dikromat,
yang rumusnya adalah K2Cr2O7. Contohnya adalah reaksi berikut:
2K2CrO4 + 2HCl → K2Cr2O7 + 2KCl + H2O
Saat berinteraksi dengan asam pekat, reaksi lain terjadi:
K2CrO4 + 2HCl → K (CrClO3) + KCl + H2O
Ketika berinteraksi dengan asam kalium pekat panas, kromat
menunjukkan sifat oksidatif. Contohnya adalah reaksi berikut yang
dilakukan pada suhu 90 derajat: 2K2CrO4 + 16HCl → 2CrCl3 + + 4KCl
+ 8H2O
Kalium kromium dapat masuk ke dalam reaksi pertukaran. Misalnya:
K2CrO4 + 2AgNO3 → Ag2CrO4 + 2KNO3
K2CrO4 + Hg2(NO3)2 → Hg2CrO4 + 2KNO3
Kegunaannya yaitu sebagai indicator tittasi argentometri, bahan pembuat
cat kuning, untuk mengendapkan PbCr4.
Pembuatannya Dengan mengoksidasi kromium oksida dengan kalium
klorat (reaksi berlangsung pada suhu 500-700 derajat):
Cr2O3 + KClO3 + K2CO3 → 2K2CrO4 + KCl + 2CO2
21
12. Eter (CH3-CH2-O-CH2-CH3)
22
membentuk campuran yang eksplosit dengan udara,dapat melarutkan
lemak,minyak,resin,alkaloid,brom,iod
bereaksi dengan asam sulfat dan menghasilkan alcohol dan asam alkane
sulfonat, dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen.
Pembuatan eter yaitu dengan dehidrasi senyawa alcohol :
2CH3-CH2-OH → CH3-CH2-O-CH2-CH3 + H2O
23
Pada pemanasan, besi(II) sulfat pertama kehilangan air kristalnya dan
kristal hijau semua diubah menjadi zat padat anhidrat berwarna coklat.
Saat dipanaskan lebih lanjut, bahan anhidrat melepaskan sulfur dioksida
dan asap putih dari sulfur trioksida, meninggalkan besi(III) oksida coklat-
kemerahan. Dekomposisi besi(II) sulfat mulai pada kira-kira 480 °C :
2 FeSO4 → Fe2O3 + SO2 + SO3
Seperti semua garam besi(II), besi(II) sulfat adalah reduktor. Misalnya,
mereduksi asam nitrat menjadi nitrogen oksida dan klor menjadi klorida:
6 FeSO4 + 3 H2SO4 + 2 HNO3 → 3 Fe2(SO4)3 + 4 H2O + 2 NO
6 FeSO4 + 3 Cl2 → 2 Fe2(SO4)3 + 2 FeCl3
Pada pemaparan terhadap udara, ia teroksidasi membentuk karat coklat-
kuning yang melapisi dasar ferri sulfat, yang merupakan hasil adisi
(adduct) dari ferri oksida dan ferri sulfat: 12 FeSO4 + 3 O2 → 4
Fe2(SO4)3 + 2 Fe2O3
Secara industri, besi sulfat terutama digunakan sebagai prekursor untuk
senyawa besi lainnya. Ini adalah bahan pereduksi, sebagian besar untuk
reduksi kromat dalam semen, digunakan untuk membentengi makanan
dan untuk mengobati anemia defisiensi besi, digunakan dalam pembuatan
tinta, terutama besi tinta empedu, dapat juga digunakan untuk mewarnai
beton dan beberapa batu kapur dan batu pasir berwarna karat
kekuningan. Tukang kayu menggunakan larutan ferro sulfat untuk
mewarnai kayu maple dengan rona keperakan. Dalam pertanian besi(II)
sulfat digunakan untuk mengobati klorosis besi. Meskipun tidak secepat
aksi besi kelat, efeknya tahan lama. Besi(II) sulfat dapat dicampur
dengan kompos dan rabuk ke dalam tanah untuk membentuk simpanan
yang dapat bertahan selama bertahun-tahun. Besi(II) sulfat juga
digunakan sebagai kondisioner rumput, dan pembasmi lumut.
Pembuatannya dengan melarutkan paku dengan H2SO4, reaksi:
Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2
FeSO4 + 7H2O → FeSO4.7H2O
24
14. Asam Asetat (CH3COOH)
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah salah satu senyawa
organic yang berada dalam golongan asam karboksilat.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini sering kali ditulis
dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat
pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak
berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat adalah komponen
utama cuka (3–9%) selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau
menyengat. Selain diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam
asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk senyawa lain
seperti polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan
sebagai asam lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat
menyebabkan iritasi pada kulit.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan
sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COO–. Asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat,
dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat, dengan kode aditif makanan E260,
25
digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat
encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam
karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton).
Oleh karena itu, asam asetat mempunyai sifat asam. Asam asetat adalah
asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4,76. Basa konjugasinya
adalah asetat (CH3COO−). Basa konjugatnya adalah asetat (CH3COO−).
Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi
pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2,4; menandakan bahwa sekitar
0,4% molekul asam asetat terdisosiasi.
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip
seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang
sedang yaitu 6,2; sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar
seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti
minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercampur
dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti
air, kloroform dan heksana. Dengan alkana yang lebih tinggi (dimulai
dari oktana), asam asetat tidak lagi bercampur sempurna, dan
kebercampurannya terus menurun berbanding lurus dengan kenaikan
rantai n-alkana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam
asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia,
misalnya sebagai pelarut dalam produksi dimetil tereftalat.
Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya
menghasilkan garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan
logam etanoat bila bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam
etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau
bikarbonat. Dengan basa kuat (misalnya pereaksi organolitium), asam
asetat mengalami deprotonasi menghasilkan LiCH2CO2Li. Reaksi
organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah
pembentukan etanol melalui reduksi, pembentukan turunan asam
karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida asetat melalui substitusi
26
nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua molekul
asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui
reaksi esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan amida. Pada suhu
440 °C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida,
atau ketena dan air.
Identifikasi Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain
itu, garam-garam dari asam asetat bereaksi dengan larutan besi(III)
klorida, yang menghasilkan warna merah pekat yang hilang bila larutan
diasamkan.Garam-garam asetat bila dipanaskan dengan arsenik
trioksida (AsO3) membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-O-As(CH3)2),
yang mudah dikenali dengan bau uapnya yang tidak menyenangkan.
Kegunaannya yaitu sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan, di lab digunakan sebagai pereaksi dan pelarut, untuk membuat
larutan buffer asetat, pereaksi kimia, bahan untuk memproduksi
monomer vinil asetat, digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan
ester.
Pembuatannya yaitu dengan mengubah etanol menjadi asam asetat
menggunakan bakteri Acetobacter Xylinum.
27
dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat
ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang
ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun
ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot
kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk
purut).
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang
dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan
penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat
bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu,
sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga
digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air. Pada
temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih.
Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau
bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap
molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air
panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam
sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi
bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 °C. Secara kimia, asam
sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas
175 °C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita
rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan.
Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam menjadikannya berguna
sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam pada air
sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa
dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan.
Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar
ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan
28
menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion
tersebut sebagai kompleks sitrat. Asam sitrat digunakan di dalam
industri bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa
mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena
asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk
keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak. Asam sitrat dapat pula
ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-
gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan
sebagai pengganti sari jeruk.
29
penarnba~an asarn sulfat akan menghasilkan karbon monoksida,
karbondioksida dan H2O.
30
asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi
cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang
ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan
sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
31
formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-
rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina,
formaldehida menghasilkan resin thermoset yang keras. Resin ini dipakai
untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks
atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari
50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin
formaldehida. Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida
dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang
dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang
lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan
busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin
fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai
formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan
sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan
bahan peledak.
32
18. Etil Asetat (C4H8O2)
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap),
tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan
penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan
hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen
yang terikat pada atom elektronegatif seperti fluor, oksigen, dan nitrogen.
Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air
hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada
suhu yang lebih tinggi. Namun, senyawa ini tidak stabil dalam air yang
mengandung basa atau asam.
33
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan
asam asetat dan etanol kembali. Katalis asam seperti asam sulfat dapat
menghambat hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis
yaitu esterifikasi Fischer.
Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan basa kuat
dengan proporsi stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini
menghasilkan etanol dan natrium asetat, yang tidak dapat bereaksi lagi
dengan etanol : CH3CO2C2H5 + NaOH → C2H5OH + CH3CO2Na
Molekul benzena tersusun atas enam atom karbon yang berikatan dalam
34
suatu cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat pada masing-
masing atom karbon. Oleh karena benzena hanya mengandung atom
karbon dan hidrogen, benzena dikelompokkan sebagai hidrokarbon.
35
semua ini memiliki keterbatasan karena benzena dimetabolisme dengan
cepat dalam tubuh manusia.
Iodin atau Iodium adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki
simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua
mahkluk hidup. Iodin adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah
dan paling bersifat elektropositif.
Iodium adalah padatan hitam-ungu gelap. Iodium adalah
unsur Nonlogam, sehingga memiliki sifat seperti non-logam lain yaitu
36
konduktor panas yang buruk, konduktor listrik yang buruk, kepadatan
rendah, serta titik lebur dan titik didih yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan logam.
Iodium ini menguap saat dipanaskan, menghasilkan uap ungu terang.
tidak larut dalam air, tapi larut dalam larutan iodida. Iodium juga mudah
larut dalam pelarut organik. Iodium juga merupakan unsur halogen.
Karena itu, Iodium sangat reaktif, cenderung bergabung dengan elemen
lain untuk menghasilkan senyawa. Hal ini disebabkan karena halogen
kekurangan hanya satu elektron dalam susunan atomnya. Meski
demikian, dibanding halogen lain seperti florin dan klorin, iodium kurang
reaktif. Iodium adalah zat pengoksidasi, meski tidak sekuat bromin atau
klorin. Bereaksi dengan hidrogen sulfida atau hidrazin untuk membuat
asam hidriodik . Senyawa Iodium disebut iodat. Iodat dengan Iodium
sebagai ion I- disebut iodida. Iodida biasanya tidak berwarna tapi
menjadi kuning setelah berada di udara karena iodida dioksidasi
menjadi Iodium. Kalium iodida (KI) adalah salah satu iodida yang
paling umum. Sebagai halogen, Iodium terlalu reaktif untuk berada di
alam sebagai unsur. Iodium bereaksi dengan cepat dengan beberapa
logam seperti aluminium untuk menghasilkan sejumlah besar panas dan
uap beracun.
Kegunaan lodin dalam obat merah digunakan sebagai antiseptic, dalam
laboratorium digunakan untuk menguji dan mengidentifikasi amilum,
dalam bentuk kalium lodat(KIO3) ditambahkan pada garam dapur untuk
mencegah penyakit gondok, dalam bentuk lodoform (CHI3) merupakan
zat organic yang dapat digunakan sebagai antiseptic, dalam bentuk Perak
Iodida( Agl ) dapat digunakan dalam pembuatan film fotografi.
Identifikasi iodin berupa padatan berkilauan berwarna hitam kebiru
biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dan bau
menyengat, mudah larut dalam kloroform,karbon tetraklorida,atau karbon
disulfide, sedikit larut dalam air, konduktor panas yang burik, bersifat
reaktif, zat pengoksidasi.
37
Pembuatannya dengan mereaksikan kalium iodide dengan tembaga
sulfat.
38
analitik, penggunaan yang paling penting hadir karena anion tiosulfat
bereaksi secara stoikiometri dengan iodin dalam larutan berair,
mereduksinya menjadi iodida sebagaimana teroksidasi menjadi
tetrationat. Karena sifat kuantitatif reaksi ini, serta karena Na 2S2O3·5H2O
memiliki umur simpan yang sangat baik, ia digunakan sebagai titran
dalam iodometri. Na2S2O3·5H2O juga merupakan komponen dari
percobaan jam iodin. Penggunaan khusus ini dapat diatur untuk
mengukur kandungan oksigen dari air melalui rangkaian panjang reaksi
di dalam uji Winkler untuk oksigen terlarut. Hal ini juga digunakan
dalam memperkirakan secara volumetrik konsentrasi senyawa tertentu
dalam larutan (hidrogen peroksida, misalnya) dan dalam memperkirakan
kandungan klorin dalam bubuk pemutih komersial dan air.
Identifikasi Natrium tiosulfat merupakan Kristal berwarna putih, tidak
berbau, larut dengan baik dalam air tidak larut dalam etanol, bersifat
higroskofis, terurai perlahana dalam larutan berair, tidak dapat terbakar,
tidak reaktuf, bersifat stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan
yang sesuai rekomendasi, stabil pada kondisi suhu dan tekanan normal.
Pembuatannya dengan memanaskan larutan natrium sulfit/mendidihkan
larutan NaOH berair dan sulfur, Reaksi : 6NaOH + 4S → 2NaS +
Na2S2O3 + 3H2O
39
enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal
dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan
atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif,
dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga
umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil. Dalam
keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak
larut dalam air.
40
23. Kloroform (CHCl3)
41
Untuk proses ini, kloroform dapat dipisahkan menggunakan distalsi
bertingkat, dan proses ini paling banyak diaplikasikan dalam industri.
Kloroform dapat digunakan untuk mengekstraksi komponen yang tidak
larut dalam air seperti lipid dalam proses isolasi DNA. Proses isolasi
DNA melibatkan larutan yang berisi campuran fenol, kloroform,
dan isoamilalkohol. Campuran ini akan membuat suspensi DNA pada
lapisan atas dan pengotor-pengotor akan mengendap pada bagian bawah
tabung. Cairan yang berada pada bagian atas tabung akan diproses lebih
lanjut untuk analisis DNA, dan bagian pengotor dibuang. Kloroform
digunakan untuk mengekstraksi kafein dalam minuman. Untuk
mendapatkan kafeina tersebut, dalam pemisahannya perlu
ditambahkan diklorometana untuk menarik senyawa pengotor. Lapisan
kloroform diambil, lalu diuji menggunakan spektrofotometer ultraviolet.
Kloroform dapat digunakan untuk campuran untuk menentukan
konsentrasi detergen anionik seperti ''sodium dodesil sulfat''. Metode
yang dilakukan dinamakan Methylene Blue Active Substance. Lapisan
bagian kloroform diambil lalu diukur menggunakan spektrofotomer pada
panjang gelombang 652 nm. Kloroform juga dapat digunakan untuk
mengkuantifikasi secara kasar kandungan lipid dalam suatu
sampel. Untuk memisahkan lipid dari pengotor-pengotor lainnya, sering
ditambahkan pelarut organik lainnya seperti metanol untuk menarik
kandungan protein. Lapisan kloroform diambil lalu diuapkan hingga
tersisa lipidnya.
42
Asam Asetat (CH3COOH)
Formalin (CH2O)
Etil Asetat (C4H8O2)
Benzena (C6H6)
N-Heksana (C6H14)
Kloroform (CHCl3)
Padat :
Natrium Hidroksida (NaOH)
Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)
Kalium Permanganat (KMnO4)
Natrium Klorida (NaCl)
Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
Kalium Kromat (K2CrO4)
Besi II Sulfat (FeSO4.7H2O)
Asam Sitrat (C8H6O7)
Asam Oksalat (H2C2O4)
Iodin (I)
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
Gas :
Amonia (NH3)
43
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dari beberapa literature yang dikumpulkan oleh
penulis diperoleh kesimpulan, yaitu :
1. Bentuk-bentuk bahan kimia terdiri dari bentuk padatan, gas dan cair.
2. Bahan kimia digolongkan berdasarkan sifatnya yaitu mudah terbakar,
mudah teroksidasi, mudah meledak, korosif, beracun, dan bahaya iritasi.
3.2 Saran
Alangkah baiknya alat dan bahan di laboratorium dilengkapi lagi agar pada
saat praktikum tidak terjadi kekurangan alat dan bahan. Sebaiknya semua
mahasiswa hadir pada saat praktikum agar dapat melakukan percobaan
dengan baik dan benar dan selalu berhati-hati terhadap beberapa bahan kimia
pada saat praktikum. Serta dosen selalu hadir pada saat praktikum untuk
mengawasi praktikan.
44