Anda di halaman 1dari 51

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medis.......................................................................1
1. Pengertian ..................................................................................... 7
2. Anatomi Fisiologi ......................................................................... 8
3. Etiologi ....................................................................................... 10
4. Klasifikasi................................................................................... 11
5. Insiden ........................................................................................ 12
6. Patofisiologi ............................................................................... 12
7. Manifestasi Klinik ...................................................................... 13
8. Pemerikasan Diagnostik ............................................................. 14
9. Pencegahan ................................................................................. 15
10. Penatalaksanaan Medik .............................................................. 16
B. Konsep Dasar Keperawatan ............................................................. 18
1. Pengkajian .................................................................................. 18
2. Penyimpangan KDM ................................................................. 19
3. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 20
4. Rencana Keperawatan ................................................................ 27
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ........................................................................................ 28
1. Data Fokus .................................................................................. 40
2. Analisa Data ............................................................................... 41
B. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 43
C. Rencana Keperawatan (Intervensi) .................................................. 44
D. Catatan Tindakan (Implementasi) .................................................... 48
E. Catatan Perkembangan (Evaluasi) ................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis

1) Pengertian

a. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya


mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal
air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang
sering di temukan di praktik umum. Infeksi saluran kemih dapat terjadi
pada pria dan maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi saluran kemih
dari pada pria (Sukandar, 2007).
b. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urine di
kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara
bergantian dengan istilah infeksi urin. Termasuk pula berbagai infeksi
di saluran kemih yang tidak hanya mengenai kandung kemih
(prostatitis, uretritis) (Arief Mansjoer, 2008).
c. Infeksi saluran kemih adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di
dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak mengandung
bakteri, virus atau mikroorganisme lain. (Suharyanto Toto, 2009).
d. Infeksi saluran kemih di diagnosis dengan membiak organisme spesifik.
Bakteri penyebab paling umum adalah Escheria Coli,
organisme aerobik yang banyak terdapat di daerah usus bagian bawah
(Tambayong, 2008).
Dari berbagai pengertian disimpulkan bahwa Infeksi Saluran
Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.
2) Etiologi ISK (Infeksi Saluran Kemih)

Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK (Infeksi Saluran


kemih) antara lain :
a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK (Infeksi saluran Kemih)

uncomplicated (simple).

b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK (Infeksi saluran


kemih) complicated.
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain- lain.

Prevalensi penyebab ISK (Infeksi Saluran kemih) pada usia lanjut


antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat Pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif.

b. Mobilitas menurun.

c. Nutrisi yang sering kurang baik.

d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.

e. Adanya hambatan pada aliran urin.

f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat


3) Insiden

Hampir 10 juta yang datang ke dokter untuk


memeriksakan kesehatannya adalah pasien infeksi saluran kemih
(ISK). Wanita 50 kali lebih banyak dari pada laki-laki. 1 dari 5
wanita mengalami ISK, dibandingkan pria, perempuan lebih
rentan terinfeksi saluran kemih. Penyebabnya adalah saluran
uretra (saluran yang menghubungkan kantung kemih ke
lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5
centi meter). Berbeda dengan uretra pria yang panjang,
sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk. Berikut faktor
risiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK (Infeksi
Saluran Kemih) (Toto Suharyanto, 2009).

4) Patofisiologi ISK (Infeksi Saluran Kemih)

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :

a. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat.

b. Hematogen.

c. Limfogen.

d. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau


sistoskopi.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih
yaitu:

a. Bendungan aliran urine

1. Anatomi konginetal.

2. Batu saluran kemih.


3. Oklusi ureter ( sebagian atau total ).
b. Urine sisa dalam buli - buli karena :

1. Neurogenik bladder.

2. Striktur uretra.

3. Hipertropi prostat

c. Gangguan metabolik

1. Hiperkalsemia.

2. Hipokalemia.

3. Apamaglobulinemia.

4. Instrumentasi.

5. Dilatasi uretra sistoskopi

d. Kehamilan

1. Faktor statis dan bendungan.

2. PH urine yang tinggi sehingga mempermudah


pertumbuhan kuman.
Infeksi traktus urinarius terutama berasal dari
mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra
dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa.
Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung
kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus
urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih,
mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme
(diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu
mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi
sistisis dan pielonefritis. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat
terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu
atau di kedua ginjal.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi
berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap
batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Sistitis (inflamasi
kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh
aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks
urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi
yang menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau
mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh niesseria
gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis
nongonoreal, uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria
gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau
urea plasma urelytikum.
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan
infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari
salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih
melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai
25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui
aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3
%.
Jenis Infeksi Saluran Kemih antara lain :

1. Kandung Kemih (sistitis).

2. Uretra (uretritis).

3. Prostat (prostatitis).

4. Ginjal (pielonefritis).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dibedakan menjadi :

1. ISK (Infeksi Saluran kemih) uncomplicated (simple).

ISK (Infeksi saluran kemih) sederhana yang terjadi pada


penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomi maupun
fungsional normal. ISK (Infeksi Saluran kemih) ini pada usi
lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya
mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK (Infeksi Saluran kemih) complicated.

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman


penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten
terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia,
sepsis dan shock. ISK (Infeksi Saluran kemih) ini terjadi bila
terdapat keadaan- keadaan sebagai berikut :
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu,
reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih,
paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan
prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK.

c. Gangguan daya tahan tubuh.

d. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen


sperti prosteus spp yang memproduksi urease.

5) Manifestasi Klinik

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

a. Mukosa memerah dan edema.

b. Terdapat cairan eksudat yang purulent.

c. Ada ulserasi pada urethra.

d. Adanya rasa gatal yang menggelitik.

e. Adanya nanah awal miksi.

f. Nyeri pada saat miksi.

g. Kesulitan untuk memulai miksi.

h. Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

a. Disuria (nyeri waktu berkemih).

b. Peningkatan frekuensi berkemih.

c. Perasaan ingin berkemih.

d. Adanya sel-sel darah putih dalam urin.

e. Nyeri punggung bawah atau suprapubik.

f. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada


kasus yang parah.
Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
a. Demam.

b. Menggigil.

c. Nyeri pinggang.

d. Disuria

Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan


gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga
menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal
ginjal.

6) Tes Diagnostik

Urinalisis :

a. Leukosuria atau piuria : merupakan salah satu petunjuk


penting adanya ISK (Infeksi Saluran Kemih). Leukosuria
positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang
besar (LPB) sediment air kemih.
b. Hematuria : hematuria positif bila terdapat 5-10
eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan
oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.
c. Bakteriologis :

1. Mikroskopis.

2. Biakan bakteri.

d. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik.

e. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per


milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari
specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama
adanya infeksi.
f. Metode tes

1. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase


lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan
nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat
urin normal menjadi nitrit.
2. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut
akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes
simplek).
3. Tes-tes tambahan : Urogram intravena (IVU).
Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga
dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi
akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie
prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic,
sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi
yang resisten.
7) Penatalaksanaan medik

a. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun


gram negatif.
b. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau
refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut.
c. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra,
untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk
menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses


keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistemis akan
membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan
pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan
diagnosa keperawatan (Marylin E. Doengoes, 2001).
a. Integritas Ego

Labilitas emosional dari gembira sampai ketakutan,


marah atau menarik diri.
b. Eliminasi

Kateter urinarius terpasang, urine jernih, bising usus tidak


ada, samar atau jelas.
c. Makanan/Cairan

Abdomen lunak dan tidak ada distensi pada awal.


d. Neurosensori

Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anastesi


spinal epidural.
e. Nyeri/Ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan dari berbagai sumber, misalnya :


trauma bedah/insisi, nyeri penyerta, distensi kandung
kemih/abdomen, efek-efek anastesi, mulut kering.
f. Keamanan

Balutan abdomen terdapat sedikit noda atau kering dan


utuh, jalur parenteral bila digunakan paten dan insisi
bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Marylin E. Dongoes, 2001 (Rencana Asuhan


Keperawatan, Ed. 3) diagnosa keperawatan yang lazim terjadi
pada klien dengan Infeksi Saluran Kemih adalah :
a. Infeksi yang b/d adanya bakteri pada saluran kemih

b. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Inflamasi,Kandung


Kemih,dan struktur traktus urinarius lain
c. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan,
frekuensi, dan atau nokturia) yang b/d ISK
d. Kurang pengetahuan yang b/d kurangnya informasi tentang
proses penyakit

3. Rencana Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari


pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan
klien yang telah diketahui. Pada perencanaan meliputi tujuan,
intervensi, rasional, implementasi (Marylin E. Doengoes, 2001).
Diagnosa 1

Penyebarluasan Infeksi b/d adanya bakteri pada saluran


kemih

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam


diharapkan Infeksi sembuh dan mencegah komplikasi.
Intervensi Rasional
1. Kaji suhu tubuh pasien 1. Untuk menjaga kebersihan
selama 4 jam dan lapor suhu dan menghindari bakteri
diatas 38,5 0C yang membuat infeksi uretra
2. Catat karakteristik urine 2. Untuk

mengetahui/mengidentifikasi
indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.

3. Anjurkan pasien untuk 3. Untuk mencegah statis urine


minum 2-3 liter jika ada
kontra indikasi
4. Monitor Pemeriksaan ulang
urine kultur dan sensivitas
untuk menentukan respon
4. Mengetahui seberapa jauh
terapi
efek pengobatan terhadap
5. Anjurkan pasien untuk
keadaan penderita
mengosongkan kandung
kemih secara
6. Berikan keperawatan
5. Untuk mencegah adanya
perineal,pertahankan agar
distensi kandung kemih
tetap bersih dan kering

6. Tanda-tanda vital
menandakan adanya
perubahan didalam tubuh.

Diagnosa 2

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan.

Tujuan :
Nyeri berkurang sampai dengan hilang

Intervensi Rasional

1. Observasi adanya nyeri dan 1. Memudahkan tindakan


tingkat nyeri. keperawatan.
2. Berikan informasi dan 2. Meningkatkan pemecahan

petunjuk antisipasi mengenai masalah, membantu

penyebab ketidaknyamanan mengurangi nyeri berkenaan


dan intervensi yang tepat. dengan ansietas.
3. Kaji TTV. 3. Sebagai pedoman untuk
tindakan selanjutnya.
4. Merilekskan otot, dan
mengalihkan perhatian dari
4. Ubah posisi klien. Anjurkan sensasi nyeri.
penggunaan teknik pernapasan 5. Mengalihkan perhatian klien
dan relaksasi dalam. pada hal-hal yang
5. Alihkan perhatian klien jika menyenangkan mampu
muncul nyeri dengan mengurangi dan
mengajak cerita. menghilangkan nyeri.
6. Analgetik yang di kontrol
pasien memberikan
penghilangan nyeri cepat.
6. Penatalaksanaan pemberian
obat analgetik sesuai indikasi.

Diagnosa 3

Perubahan pola eliminasi b/d obstruksi mekanik pada kandung


kemih ataupun struktur traktus urinarius lain
Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat


mempertahankan pola eliminasi secara adekuat
Intervensi Rasional

1. Ukur dan catat urine setiap 1. Untuk mengetahui adanya


kali berkemih perubahan warna dan untk
mengetahui input/ output
2. Untuk mencegah terjadinya
2. Anjurkan untuk berkemih penumpukan urine dalam
setiap 2-3 jam vesika urinaria
3. Untuk mengetahui adanya
distensi kandung kemih
3. Palpasi kandung kemih setiap 4. Memberikan informasi
4 jam tentang fungsi ginjal dan
4. Awasi pemasukan dan adanya komplikasi
pengeluaran karakteristik urine 5. Peningkatan hidrasi
membilas bakteri
6. Retensi urine dapat terjadi
5. Meningkatkan pemasukan dan menyebabkan distensi
cairan jaringan (kandung
6. Kaji keluhan pada kandung kemih/ginjal).
kemih 7. Untuk memudahkan klien
dalam berkemih
8. Supaya klien tidak sukar

berkemih
7. Bantu klien ke kamar kecil,
memekai pispot/urinal
8. Bantu klien mendapatkan

posisi berkemih yang nyaman

9. Observasi perubahan tingkat 9. Akumulasi sisa uremik dan


kesadaran ketidakseimbangan
elektrolitdapat menjadi
toksin pada susunan saraf
pusat.

Diagnosa 4

Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien


bertambah
Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat kecemasan 1. Untuk mengetahui berat


ringannya kecemasan klien
2. Agar klien mempunyai
semangat dan mau empati
2. Berikan kesampatan Klien terhadap perawatan dan
untuk mengungkapkan pengobatan
perasaannya 3. Agar klien mempunyai
semangat
4. Agar klien kembali
3. Beri Support pada klien menyerahkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
5. Mengetahui sejauh mana
4. Berikan dorongan spiritual
ketidaktahuan pasien tentang
penyakitnya

6. Memberikan pengetahuan
dasar dimana pasien dapat
menbuat pilihan berdasarkan
5. Memberikan kepada pasien informasi.
untuk menanyakan apa yang
7. membantu mengembankan
tidak diketahui tentang kepatuhan klien terhadap
penyakitnya. rencana terapeutik.
6. Kaji ulang proses penyakit
dan harapan yang akan dating

7. Berikan informasi tentang : 8. Pasien sering menghentikan


sumber infeksi, tindakan obat mereka, jika tanda-
untuk mencegah penyebaran, tanda penyakit mereda.
jelaskan pemberian antibiotik, Cairan menolong
pemeriksaan diagnostik: Membilas ginjal.
tujuan, gambaran singkat,
persiapan yang dibutuhkan
sebelum pemeriksaan, 9. Untuk mendeteksi
perawatan sesudah kemungkinan ketidaktahuan
pemeriksaan. dan membantu
mengembangkan penerimaan
8. Anjurkan pasien untuk rencana terapeutik
menggunakan obat yang
diberikan, minum sebanyak
kurang lebih delapan gelas per
hari
9. Berikan kesempatan kepada
pasien untuk mengekspesikan
perasaan dan masalah tentang
rencana pengobatan.

4. Implementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan


aktivitas- aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan
pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat
tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas
perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap
setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan
pelaksanaan perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2001)

5. Evaluasi

1. Klien dapat mengatakan nyeri hilang atau berkurang.

2. Klien dapat mengatakan gangguan pola tidurnya teratasi

3. Klien dapat menyatakan masalahnya dan menunjukkan


sikap untuk menghadapinya.
4. Menyatakan pemahaman kondisi.

5. Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas.


BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

I. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : Ny “S”

Umur : 36 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku /Bangsa : Sunda/ Indonesia

Status perkawinan : Menikah

Pekerjaan : I R T ( Ibu Rumah Tangga )

No. MR : 07.6272

Diagnosa medis : Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Tanggal masuk RS : 12 Mei 2019
Tanggal pengkajian : 14 Mei 2109

b. Identitas penanggung

Nama : Tn “u”

Umur : 39 Tahun

Jenis kelamin : laki - laki

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan Klien : Suami Klien
II. Keluhan utama

a. Keluhan utama : nyeri


b. Riwayat keluhan utama :

Klien mengeluh nyeri pada daerah perut sebelah kanan bawah


,disertai mual, sakit kepala dan pusing yang dialami sejak ± 2
minggu yang lalu.
c. Lamanya keluhan : ± 2 minggu yang lalu

d. Timbulnya keluhan : hilang timbul

e. Faktor yang memperberat : pada saat melakukan aktifitas

f. Cara yang dilakukan untuk mengatasinya : beristirahat dan


minum obat.
g. Diagnosa medik : Infeksi saluran
kemih (ISK) PQRST :
P : Klien mengatakan nyeri perut

Q : Klien mengatakan sakitnya terus menerus dan tembus ke


belakang. R : Klien mengatakan nyeri perut sebelah kanan
S : Klien mengatakan nyeri yang sangat hebat

T : Klien mengatakan nyeri ± 2 minggu yang lalu\

III. Riwayat kesehatan

A. Riwayat kesehatan sekarang

Klien sementara di opname di PKM Talaga di Ruang


Gelatik kamar 11, klien tampak baring dengan keluhan yang
dirasakan yaitu nyeri abdomen sebelah kanan bawah, sakit
kepala dan pusing. Klien masuk RS tanggal 12 Mei 2019
dengan keluhan nyeri pada daerah perut sebelah kanan
bawah, disertai mual mual, sakit kepala dan pusing yang
dialami sejak ± 2 minggu yang lalu.
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Klien mengatakan tidak pernah di opname sebelumnya


di RS , dan penyakit yang biasa di derita klien adalah
sakit kepala.
2. Klien tidak pernah di operasi.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram
GI

G II
40

50
42

G III 18
22
25 20

26

Keterangan:

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Perempuan : Garis keturunan

: Klien ? : Umur tidak di ketahui

: Meninggal : Garis perkawinan

GI : Kakek dan nenek klien meninggal karna faktor usia

G II : Bapak klien anak ke-4 dari 7 bersaudara, sedangkan ibu klien


anak ke- 4 dari 4 bersaudara.
G III : Klien anak ke-2 dari 6 bersaudara.

IV. Riwayat Psikososial

1) Pola konsep diri :

a) Gambaran diri klien : klien merasa puas dengan apa


yang ada dalam dirinya
b) Peran klien : klien menjalankan perannya sebagai istri yang
baik

c) Harga diri klien : klien ingin merasa dihargai dan


bersabar dalam menerima keadaannya.
d) Citra tubuh klien : klien mengatakan tidak ada yang
istimewa dalam dirinya.
e) Ideal diri klien : klien berharap agar ia cepat sembuh dan
kembali berkumpul bersama keluarganya.
2) Pola kognitif

klien tidak mengerti tentang penyakit yang dialami sekarang


dan optimis akan kesembuhan penyakitnya.
3) Pola koping

Klien memperhatikan arahan dokter dan perawat dan


berharap agar dirinya cepat sembuh.
4) Pola interaksi

Klien dapat berinteraksi dengan perawat dan mampu


mengerti pembicaraan.

V. Riwayat spiritual

1) Keadaan klien beribadah

Sebelum sakit klien rajin beribadah, selama di rawat di RS


klien tidak pernah beribadah dan hanya mampu berdoa
untuk kesembuhan penyakitnya.
2) Dukungan keluarga klien

Keluarga senantiasa memberi dukungan dan semangat kepada


klien.

3) Ritual yang biasa dijalankan klien

Tidak ada ritual khusus yang dilakukan klien untuk


kesembuhannya .

VI. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum klien : Baik

1) Tanda – tanda distres :

- Klien tampak lemah


- Klien tampak meringis

- Ekspresi wajah klien tampak gelisah

1. Penampilan klien sesuai dengan usianya.

2. Klien mampu berinteraksi dengan baik.

3. Tinggi badan : 160 cm.

4. Berat badan : 60 kg.

5. Kesadaran : Compos mentis

b) Tanda-tanda
vital : TD : 120/80mmHg N : 80 x/i
S : 36,7 OC

P :20x/i
c) Sistem pernapasan

1) Hidung

(a) Tidak ada pernapasan cuping hidung

(b) Tampak ada sekret

(c) Hidung simetris kiri dan kanan

2) Leher

(a) Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid

(b) Tidak terdapat tumor

3) Dada

(a) Bentuk dada simetris kiri dan kanan

(b) Pengembangan dada mengikuti pergerakan napas

(c) Simetris kiri dan kanan

(d) Frekuensi pernapasan 20x/i

4) Sistem kardiovaskuler
(a) Bunyi jantung 1 (lup)

(b) Bunyi jantung II (dub)

(c) Arteri karotis tidak teraba

5) Sistem pencernaan

(a) Mulut : Kemampuan menelan baik.

(b) Abdomen : Nyeri tekan pada bagian perut bawah

sebelan kanan

(c) Gaster : Gerakan peristaltik menurun.

(d) Anus :Tidak dilakukan pemeriksaan.

6) Sistem indera

1) Mata

(a) Kelopak mata normal.

(b) Bulu mata warna hitam.

(c) Alis warna hitam.

(d) Lapang pandang baik.

(e) Sclera tidak ikterus.

2) Hidung

(a) Penciuman baik

(b) Mampu mengenali dan membedakan bau

(c) Ada secret yang menghalangi penciuman.

(d) Perih di hidung karena flu.

3) Telinga

(a) Pendengaran baik


(b) Simetris kiri dan kanan

(c) Tidak tampak serumen

(d) Keadaan daun telinga normal

7) Sistem saraf

1. Fungsi cerebral

(a) Status mental


a. Klien dapat berinteraksi dengan baik

b. Klien dapat mengingat waktu dan tempat

c. Cara bicara klien baik

(b) Kesadaran GCS : 14 (E4, V5, M6)

a. Eye : Dapat membuka mata secara spontan


(F4)

b. Verbal : Orikutasi baik (V5 )

c. Motorik : Mengikuti perintah (M6)

2. Fungsi cranial

(a) Nervus I (olfaktorius) : Klien mampu


membedakan bau

(b) Nervus II (optichus) : Penglihatan klien cukup


baik.

(c) Nervus III,IV,VI (oculamotorius, troclearis,


abdusen) :Bola mata bergerak kiri dan
kanan
(d) Nervus V (trigenius) : Klien mampu
merasakan sentuhan pada dahi
(e) Nervus VII (fasialis) : Klien dapat tersenyum

(f) Nervus VIII (akustikus) : Klien mampu


mendengar dengan jelas
(g) Nervus IX (glassofaringeus) : Klien mampu
merasakan rasa pahit.
(h) Nervus X (vagus) : Klien tidak ada kesulitan untuk
menelan

(i) Nervus XI (assesoris) : Klien dapat


mengangkatbahunya
(j) Nervus XII (tlipoglasus) : Klien
mampu menjulurkan lidahnya.
8) Sistem muskuloskeletal

1. Kepala

(a) Bentuk mesochepal

(b) Gerakan ke segala arah

2. Vertebra

Tidak ada kelainan bentuk.

3. Kaki

Tidak ada edema pada kedua kaki

4. Tangan

Tidak ada edema pada kedua tangan terpasang infus RL.

9) Sistem integumen

1. Kulit

(a) Warna kulit sawo matang

(b) Terdapat tahi lalat di bawah mata kanan.

2. Kuku

Tampak panjang dan bersih.

3. Rambut

Berwarna hitam.

10) Sistem endokrin

a. Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid


b. Suhu tubuh seimbang.

c. Tidak ada keringat berlebihan.

11) Sistem perkemihan

a. BAK : 1 kali sehari.

b. Jumlah : 400-600 CC

c. Nyeri saat BAK.

12) Sistem reproduksi

Tidak dilakukan pemeriksaan.

13) Sistem immun

a. Tidak terdapat alergi obat-obatan.

b. Penyakit flu berhubungan dengan cuaca.

VII. Aktifitas Sehari - hari

Jenis Kegiatan Sebelum Sakit Selama Sakit


A. Nutrisi

1. Makanan

Nasi, sayur, ikan Bubur, telur


- Jenis
3x sehari 3x sehari
dihabiskan ½ Porsi dihabiskan
- Frekuensi
baik Menurun
- Jumlah

Air putih, cairan


- Selera Air putih

2. Cairan

- Jenis
Jenis Kegiatan Sebelum Sakit Selama Sakit
infus

- Frekuensi 6-8 gelas / hari 1-2 gelas / hari


Oral Oral, Infus
- Cara pemenuhan

B. Eliminasi

1 x Sehari Tidak teratur


1. BAB
Aromatik Aromatik
Kuning Hitam
- Frekuensi
Lembek Keras
- Bau

4 x sehari
- Warna
Kuning 1x sehari
Amoniak Kuning
- Konsistensi Amoniak

2. BAK

- Frekuensi 13.00 – 14.30


Tidak teratur
- Warna 09.00 – 06.00 01.30 – 03.30

- Bau
Waslap
- Jumlah 2 x sehari

C. Istirahat / Tidur

1. Tidur siang

2. Tidur malam

D. Personal Hygiene

1. Mandi
Jenis Kegiatan Sebelum Sakit Selama Sakit
2. Gunting kuku 2 x seminggu 2 x seminggu
2x sehari 2x sehari
3. Sikat gigi Mandiri Dibantu

4. Mandiri / dibantu
VIII. Pemeriksaan Labolatorium

Nama Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Satuan

1) Glukosa random 70-110 79 mg/d


l
2) Ureum 10-50 27 mg/d
p.0,5-1,2 l
3) Creatinin L.37/ P.31 0,7 mg/d
L.42/ P.32 l u/l
4) SGOT 37 C 4,0-10,0 11 u/l
11,0-16,0 u/l
5) SGPT 17 g/dl
3,50-5.50 u/l
6) WBC 9,6 u/l
100-300
7) HGB 10,6

8) RBC 4,05

9) PLT 188

Urine Rutin

Sed.Epitel : 2-3

Lekosit : 3-5

Eritrosit : 2-3

IX. Rencana Therapi

 IFVD RL 14 tetes / menit

 Inj. ketorolac 1 amp/12 jam/ iv

 Inj.cipro inf/12 jam

 Inj.ranitidine 1 amp/12 jam/ iv


KLASIFIKASI DATA

Nama : Ny “S” Dd. Medik : Infeksi Saluran Kemih

Umur : 36 Tahun Ruangan : Gelatik

J. Kelamin : Perempuan Tanggal : 14 Mei 2019

Data Subjektif Data Objektif


1. Klien mengatakan nyeri pada 1. Ekspresi wajah klien tampak
perut sebelah kanan bawah. meringis
2. Klien mengatakan sakit kepala. 2. Klien tampak baring

3. Klien mengatakan nyeri saat BAK 3. Klien tampak gelisah

4. Klien mengatakan selalu terjaga 4. Klien sering terbangun

5. Klien mengatakan susah berkemih 5. Nampak terpasang infuse RL 28


tts/menit.
6. Klien mengatakan susah tidur. 6. Klien kurang minum air putih

7. Klien mengatakan tidak tahu 7. Klien bertanya-tanya tentang


tentang penyakitnya. penyakitnya
8. Jam tidur malam : 01:30 – 03:00

9. Vital signs

TD : 120/80 mmHg
N : 80x/ menit
S : 36,7 C,P: 20xmenit

ANALISA DATA

Nama : Ny “S” Dx. Medik : Infeksi Saluran Kemih

Umur : 36 Tahun Ruangan : Gelatik

J. Kelamin : Perempuan Tanggal : 14 Mei 2019


No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Mikroorganisme Nyeri Akut
1. Klien mengatakan nyeri
pada perut sebelah kanan
Pengosongan kandung
bawah.
kemih
Nyeri Skala 4
2. Klien mengatakan sakit
kepala Mobilitas menurun
3. Klien mengatakan nyeri
saat berkemih
DO : Sistem imunitas
1. Klien tampak meringis menurun

2. Vital signs
TD : 120/80 mmHg Adanya hambatan pada
N : 80x/ menit aliran urine
S : 36,7 C
P : 20x/menit
Nyeri

2. Insomnia
DS : Bakteri escheria coli

1. Klien mengatakan susah 


tidur
Mukosa yang rusak

DO : mengalami inflamasi
1. Klien tampak baring.

2. Klien tampak gelisah.
Nyeri



Menstimulasi pusat jaga



REM Menurun



Pusat jaga lebih besar

dari pada pusat tidur




Gangguan pemenuhan

istirahat tidur

3. Gangguan pola
DS: Bakteri eschericia coli
eliminasi BAK
1. Klien mengatakan susah 

BAK Masuk dalam saluran


perkemihan
2. Klien mengatakan nyeri
saat BAK 

Berkembang biak
DO:
1. Klien kurang minum air merusak jaringan sel
putih perkemihan
2. Frekuensi BAK : 1x sehari

Pembengkakan

sumbatan saluran

perkemihan



Urin tidak bisa keluar



Retensi urine



Pola eliminasi BAK

ISK
4. DS: Kurang
 pengetahuan
1. Klien mengatakan tidfak
tahu tentang penyakitnya. Klien dirawat


DO:
Perubahan status
1. Klien bertanya-tanya
kesehatan
tentang penyakitnya 

kurang informasi

tenyang penyakitnya



Kurang pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny “S” Dx. Medik : Infeksi Saluran Kemih

Umur : 36 Tahun Ruangan : Gelatik

J. Kelamin : Perempuan Tanggal : 14 Mei 2019

No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

1 Nyeri akut b/d infeksi 14 Mei 2019 16 Mei 2019


saluran kemih.

2 Gangguan pemenuhan 14 Mei 2019 15 Mei 2019


istirahat/tidur b/d
insomnia.

3 Gangguan pola eliminasi 14 Mei 2019 16 Mei 2019


urine b/d
ketidakmampuan kandung
kemih untuk berkontraksi
secara adekuat.
4 Kurang pengetahuan b/d 14 Mei 2019 15 Mei 2019
kurangnya informasi
tentang penyakit yang di
derita.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny “S” Dx. Medik : Infeksi Saluran Kemih

Umur : 36 Tahun Ruangan : Gelatik

J. Kelamin : Perempuan Tanggal : 14 Mei 2019

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Keperawatan
1 Nyeri akut b/d Nyeri hilang 1. Observasi 1.Untuk
infeksi saluran kemih ditandai TTV mengetahui
ditandai dengan : dengan: keadaan
DS :  Klien umum klien
tidak
 klien merasa
mengatakan nyeri 2. untuk
2. Observasi
nyeri pada perut mengetahui
tingkat dan
sebelah kanan sejauh manan
lokasi nyeri
bawah nyeri yang
 klien dirasakan
mengatakan klien
sakit kepala.
DO : 3. Anjurkan 3. Untuk
klien mengurangi
 Klien tampak membatasi pergerakan
meringis aktivitasnya. yang dapat
TTV: TTD : memperberat
nyeri.
120/80 mmHg 4. Untuk
Nadi : 80 x/mnt
4. Berikan posisi
Pernapasan: 20 mengurangi
yang nyaman
x/mnt rangsangan
untuk klien.
Suhu : nyeri
5. untuk
36,7oC
5. Pemberian
mengurangi
obat anti nyeri
rasa nyeri
1. Untuk

1. Observasi
2 Gangguan mengetahui
pola tidur
pemenuhan istirahat jam istirahat
klien
tidur b/d insomnia yang
ditandai dengan : dibutuhkan
DS : klien
 Klien mengatakan Kebutuhan 2. Ciptakan 2. Memudahkan
susah tidur. istirahat tidur suasana yang klien untuk
 Klien mengatakan terpenuhi aman dan beristirahat.
selalu terjaga. dengan tenang.
DO: kriteria :
 Klien

mampu
beristiraha
t dengan
tenang.
 Klien tampak  Klien 3. Menganjurka 3. Untuk
baring n klien untuk
 Klien tampak tidak banyak memenuhi
gelisah. terjaga. istirahat. kebutuhan
 Jam tidur istirtahat
malam:01.00- yang normal.
0300 4. Jelaskan 4. Untuk

pentingnya mengetahui
istirahat pentingnya
terhadap istirahat
tubuh pada untuk tubuh
klien.
5. Berikan
5. Untuk
posisi yang
nyaman mengurangi
sesuai timbulnya
kemauan pergerakan
klien yang dapat
menyebabkan
nyeri
1. Mengukur 1. Untuk
volumen
urine saat mengetahui
cairan yang
Gangguan pola
eliminasi urine b/d
ketidakmampuan

Klien dapat
3 BAK dengan
normal di
kandung kemih tandai denga: berkemih keluar
berkontraksi secara (input).
adekuat ditandai  Klien 2. Untuk
dengan : mengatak
DS : an tidak 2. Anjurkan meminimalka
susah n potensi
 klien mengatakan BAK. klien untuk urine yang
tidak
susah BAK  Tidak berlebihan
menahan
 klien mengatakan merasa pada kandung
BAK pada kemih.
nyeri saat BAK nyeri saat
saat ingin 3. Peningkatan
DO : BAK.
berkemih. cairan dapat
3. Anjurkan membersihka
 Frek.BAK: 1x
sehari n obstruksi
klien untuk pada saluran
banyak kemih
minum air 4. Untuk
putih.
memudahkan
klien untuk
4. Ajarkan klien BAK.
tentang posisi
yang nyaman
saat
berkemih.
Klien dapat 5. observasi 5. Untuk
mengerti dan
memahami warna urine. mengetahui
tentang warna urine
penyakitnya. klien.

1. Untuk

4 Kurang 1. Kaji tingkat mengetahui


pengetahuan b/d pengetahuan sejauh mana
kurangnya klien pengetahuan
informasi tentang klein.
penyakit yang 2. Agar klien
diderita, ditandai mengerti
dengan : tentang
DS : 2. Berikan HE
penyakitnya.
pada klien 3. Untuk
tentang
 Klien mengatakan
penyakitnya.
tidak tahu tentang menghindari
3. Jelaskan
penyakitnya. terjadinya
DO : infeksi.
pentingnya
menjaga
 Klien nampak
kebersihan
bertanya-tanya 4. Untuk
diri.
tentang
4. Jelaskan
penyakitnya. menghindari

langkah-
langkah terulangnya
mencegah penyakit
timbulnya yang sdama.
penyakit
yang
berulang.
5. Berikan

kesempatan
5. Untuk
pada klien
untuk
mengetahui
bertanya
sejauh mana
tentang
tingkat
penyakitnya.
pengetahuan
klien.
CATATAN TINDAKAN

Nama : Ny “S” Dx. Medik : Infeksi Saluran Kemih

Umur : 26 Tahun Ruangan : Gelatik

J. Kelamin : Perempuan Tanggal : 14 Mei 2019

HARI/TANGGAL DX JAM IMPLEMENTASI


Kamis 1 09.30 1. Mengobservasi TTV
04-05-19 Hasil : TTV:
TD: 120/80 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,7 C

P : 20 x/i

2. Mengobservasi tingkat dan lokasi


nyeri.
Hasil : Tingkat nyeri : skala 4, dan
09.33 lokasi nyeri di daerah perut
sebelah kanan bawah.
3. Menganjurkan klien untuk
membatasi aktivitasnya.
Hasil : Klien mau melakukannya.

09.34
09.36 4. Memberi posisi yang nyaman
untuk klien.
Hasil : posisi semi fowler.

5. Melaksanankan pem,berian obat


anti nyeri.
09.38
Hasil : inj.Ketorolac,
Dosis : 1 amp
Pemberian : IV
1. Mengkaji pola tidur klien.

Hasil : Klien tidak tidur.

Jam tidur malam :01:30- 03:00

2 09.39
2. Menciptakan suasana yang aman
dan tenang.
Hasil : klien tampak tenang.

3. Menganjurkan klien untuk banyak


09.42 beristirahat.
Hasil : Klien mau melakukannya.

4. Menjelaskan pentingnya istirahat


bagi tubuh klien.
Hasil : klien tampak mengerti.
09.44
5. Memberikan posisi yang nyaman

09.45

09.47
sesuai dengan kemauan klien.
Hasil : Klien baring telentang.
1. Mengukur volume urine setelah
berkemih.
3 09.49 Hasil : frek :2 x sehari
Jumlah : 400 cc
2. Menganjurkan untuk tidak
menahan BAK pada saat ingin
berkemih
Hasil : klien mau melakukannya.

09.52
3. Menganjurkan klien untuk banyak
minum air putih.
Hasil : Klien mau melakukannya.

4. Mengajarkan klien tentang posisi


yang nyaman saat berkemih.
Hasil : Klien mengatakan jongkok
09.54
saat berkemih.
5. Mengobservasi warna urine.

Hasil : Warna urine klien kuning


dan tampak jernih.
09.56

09.58
4. 10.05 1. Mengkaji tingkat pengetahuan
klien.
Hasil : klien belum mengerti
tentang penyakitnya.
2. Memberikan HE pada klien
tentang penyakitnya
Hasil:Klien nampak
10.08 memperhatikan penjelasan
mahasiswa.
3. Menjelaskan pentingnya menjaga
kebersihan diri setelah BAK
Hasil : Klien nampak mengerti.

4. Menjelaskanlangkah-langkah
mencegah terulangnya penyakit
yang sama.
10.10 Hasil: klien mengerti dan mau
melaksanakannya.
5. Memberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya tentang
penyakitnya.
Hasil : Klien nampak bertanya.
10.14

10.16
Jumat
05-05-19
1 09.30 1. Mengobservasi TTV
Hasil : TTV:
TD: 120/80 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,7 C

P : 20 x/i

2. Mengobservasi tingkat dan lokasi


nyeri.
Hasil : Tingkat nyeri : skala 2,dan
09.32 lokasi nyeri di daerah perut
sebelah kanan bawah.
3. Menganjurkan klien untuk
membatasi aktivitasnya.
Hasil : Klien mau melakukannya.

4. Memberi posisi yang nyaman


untuk klien.
Hasil : posisi semi fowler.
09.34
5. Melaksanankan pemberian obat
anti nyeri.
Hasil :inj.Ketorolac,

09.35

09.38
Dosis : 1 amp
Pemberian : IV
1. Mengkaji pola tidur klien.

2 09.40
Hasil : Klien tidak tidur.
Jam tidur malam :21:30
2. Menciptakan suasana yang aman
dan tenang.
Hasil : klien tampak tenang.
09.42
3. Menganjurkan klien untuk banyak
beristirahat.
Hasil : Klien mau melakukannya.

4. Menjelaskan pentingnya istirahat


09.44 bagi tubuh pada klien.
Hasil : klien tampak mengerti.

5. Memberikan posisi yang nyaman


sesuai dengan kemauan klien.
09.45 Hasil : Klien baring telentang.

1. Mengukur volume urine setelah


berkemih.
Hasil : frek :3 x sehari
09.47

3 09.48
Jumlah : 500 cc

09.50 2. Menganjurkan untuk tidak


menahan BAK pada saat ingin
berkemih
Hasil : Klien mau melakukannya.

3. Menganjurkan klien untuk


banyak minum air putih.
09.52 Hasil : Klien mau melakukannya.

4. Mengajarkan klien tentang posisi


yang nyaman saat berkemih.
Hasil : Klien mengatakan
jongkok saat berkemih.
09.54
5. Mengobservasi warna urine.

Hasil : Warna urine klien kuning


dan tampak jernih.
1. Mengkaji tingkat pengetahuan
klien.
Hasil : klien mengerti tentang
09.56
penyakitnya.
2. Memberikan HE pada klien

tentang penyakitnya
Hasil:Klien nampak mengerti.

10.08 3. Menjelaskan pentingnya


menjaga kebersihan diri
setelah BAK
Hasil : Klien mau
melakukannya..
4. Menjelaskan langkah-langkah
mencegah terulangnya penyakit
yang sama.
Hasil: klien mengerti dan mau
10.10 melaksanakannya.
5. Memberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya tentang
penyakitnya.
Hasil : Klien nampak bertanya.

1. Mengobservasi TTV
10.12 Hasil :
TD: 110/80 mmHg
N : 72 x/i
S : 36,5 C
P : 20 x/i

09.47 2. Mengobservasi tingkat dan


lokasi nyeri.
Hasil : Klien mengatakan tidak
nyeri lagi
3. Menganjurkan klien untuk
membatasi aktivitasnya.
Hasil : Klien mau
09.48 melakukannya.
4. Memberi posisi yang nyaman
untuk klien.
Hasil : posisi semi fowler.

09.50 5. Melaksanankan pem,berian obat


anti nyeri.
Hasil :inj.Ketorolac,
Dosis : 1 amp
Pemberian : IV

1. Mengukur volume urine setelah


09.52 berkemih.
Hasil : frek :4-5 x sehari
Jumlah : 600 cc
2. Menganjurkan untuk tidak
menahan BAK pada saat ingin
09.56 berkemih
Hasil : klien mau melakukannya.

3. Menganjurkan klien untuk


banyak minum air putih.
Hasil : Klien mau
melakukannya.
09.58
4. Mengajarkan klien tentang posisi
yang nyaman saat berkemih.
Hasil : Klien mengatakan
jongkok saat berkemih.
10.05
5. Mengobservasi warna urine.
Hasil : Warna urine klien kuning
dan berbau amoniak.
CATATAN
PERKEMBANGAN
(CP. 5)

Nama : Ny “N” Dx. Medik : Infeksi Saluran Kemih

Umur : 36 Tahun Ruangan : Gelatik

J. Kelamin : Perempuan Tanggal : 14 Mei 2019

HARI/TANGGAL NDX JAM EVALUASI


Kamis 1 09.38 S : Klien mengatakan nyeri pada saat
14-05-19 berkemih.
O : Klien tampak meringis.
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengobservasi TTV

2. Mengobservasi tingkat dan lokasi


nyeri.
3. Menganjurkan klien untuk
membatasi aktivitasnya.
4. Memberi posisi yang nyaman untuk
klien.
5. Melaksanankan pemberian obat
anti nyeri.
2 09.47 S : Klien mengatakan susah tidur
O : Klien tampak gelisah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengkaji pola tidur klien.

2. Menciptakan suasana yang aman


dan tenang.
3. Menganjurkan klien untuk banyak
beristirahat.
4. Menjelaskan pentingnya istirahat
bagi tubuh pada klien.
5. Memberikan posisi yang nyaman
sesuai dengan kemauan klien.

S : Klien mengatakan susah BAK


O : Klien tampak meringis.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur volume urine setelah
berkemih.
2. Menganjurkan untuk tidak menahan
BAK pada saat ingin berkemih

3. Menganjurkan klien untuk banyak


minum air putih.
4. Mengajarkan klien tentang posisi
yang nyaman saat berkemih.
5. Mengobservasi warna urine.

S : Klien mengatakan tidak mengerti


tentang penyakitnya.
O : Klien tampak tenang
4 10.16 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengkaji tingkat pengetahuan
klien.
2. Memberikan HE pada klien tentang
penyakitnya
3. Menjelaskan pentingnya menjaga

4. kebersihan diri setelah BAK


5. Menjelaskanlangkah-langkah
mencegah terulangnya penyakit
yang sama.

6. Memberikan kesempatan pada klien


untuk bertanya tentang penyakitnya.

S: Klien mengatakan nyerinya agak


Jumat 1 09.38 berkurang
15-05-19 O : Klien tampak tenang

A : Masalah sebagian teratasi


P : Lanjutkan intervensi
1. Mengobservasi TTV

2. Mengobservasi tingkat dan lokasi


nyeri.
3. Menganjurkan klien untuk
membatasi aktivitasnya.
4. Memberi posisi yang nyaman untuk
klien.
5. Melaksanankan pemberian obat
anti nyeri.

S : Klien mengatakan sudah bisa tidur


dengan baik
50

O : Klien tampak tenang.


A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

S : Klien mengatakan tidak terlalu sulit


dalam berkemih.
3 09.56 O : Klien tampak tenang

A : Masalah sebagian teratasi


P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur volume urine setelah
berkemih.
2. Menganjurkan untuk tidak menahan
BAK pada saat ingin berkemih
3. Menganjurkan klien untuk banyak
minum air putih.
4. Mengajarkan klien tentang posisi
yang nyaman saat berkemih.
5. Mengobservasi warna urine.
51

4 10.12 S : Klien mengatakan sudah mengerti


tentang penyakitnya
O : Klien tampak tenang.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

S : Klien mengatakan sudah tidak nyeri


lagi.
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi
Sabtu 1 09.52 P : Pertahankan intervensi
16-05-19

S : Klien mengatakan tidak susah lagi


BAK
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai