Latar belakang
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Masalah sampah merupakan
masalah yang saat ini masih sulit ditanggulangi. Pengetahuan dan kesadaran
masyarakat Dusun Modin masih kurang mengenai kebersihan lingkungan khususnya
masalah pengelolaan sampah. Banyak sampah plastik yang berserakan di pinggir jalan,
fasilitas umum, dan kebun-kebun yang dimiliki warga. Sebagian masyarakat masih
membuang sampah sembarangan walaupun sudah terdapat beberapa tempat
pembuangan umum. Hal tersebut menimbulkan dampak buruk yaitu lingkungan terlihat
jorok sehingga dapat menurunkan jumlah kunjungan wisatawan ke Dusun Modin serta
mempermudah penyebaran berbagai jenis penyakit yang mengganggu kesehatan
masyarakat setempat.
Maka dari itu sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kebersihan lingkungan kami mengambil penyuluhan tentang lingkungan sehat dan
sampah. Berdasarkan hasil pengkajian dari masyarakat di wilayah Dusun Modin,
sebagian besar mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan mengenai kebersihan
lingkungan dan sampah. Oleh karena itu, seluruh warga masyarakat pada Dusun Modin
menjadi target sasaran dalam penyuluhan mengenai lingkungan sehat dan sampah.
Program penyuluhan kebersihan lingkungan ini ditujukan kepada masyarakat di Dusun
Modin.
BAB II
Tinjauan Pustaka
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut:
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an,reaktor/tempat
yang bersifat khusus. Salah satu masalah dari kesehatan lingkungan yaitu tentang
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air,
pencemaran tanah, pencemaran udara.
Unsur-unsur atau syarat mutlak untuk disebut suatu lingkungan telah tercemar
haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
3. Kegiatan manusia
4. Timbul perubahan, atau menurunkan mutu yang lebih rendah hingga ke tingkat tertentu
5. Fungsi lingkungan menjadi berkurang atu tidak dapat berfungsi
6. Menurut perutukannya
Masih banyak manusia yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak
butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumber daya alam, sekaligus tidak peduli
dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagi mereka, kesejahteraan material
sesaat menjadi kepedulian utama dan pada saat yang sama mengabaikan berbagai
tragedi kerusakan lingkungan yang umumnya padahal justru mendatangkan kerugian
bagi mereka juga dan bahkan bagi orang lain yang tidak tahu menahu (Dyahwanti Inarni
Nur, 2007).
Kerusakan internal adalah kerusakan yang terjadi diakibatkan alam itu sendiri.
Kerusakan karena faktor internal sulit dicegah karena merupakan proses alami yang
terjadi pada bumi/alam (Dyahwanti Inarni Nur, 2007).
3. Kebakaran hutan karena proses alami pada musim kemarau panjang, disebabkan
oleh embun yang berfungsi sebagai lensa pengumpul api (pada titik fokusnya)
pada saat terkena cahaya matahari, tepat pada saat embun belum menguap.
4. Banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai Kerusakan lingkungan
karena faktor internal pada umumnya diterima sebagai musibah bencana alam.
Kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat namun akibatnya dapat
berlangsung dalam waktu yang cukup lama (Dyahwanti Inarni Nur, 2007).
Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh ulah
manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Pada
umumnya disebabkan karena kegiatan industri, berupa limbah buangan industri.
Kerusakan karena faktor eksternal antara lain disebabkan oleh :
1. Pencemaran udara yang berasal dari cerobong asap pabrik (kegiatan industri) dan
juga gas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil (pada system transportasi)
Usaha penambangan adalah semua usaha yang dilakukan oleh seseorang atau
badan hukum/badan usaha untuk mengambil bahan galian dengan tujuan untuk
memanfaatkan lebih lanjut bagi kepentingan manusia (Sukandarrumidi, 2009). Indonesia
adalah salah satu Negara yang memiliki potensi penambangan yang sangat potensial,
bukan hanya untuk kebutuhan negeri tetapi juga dimanfaatkan untuk dunia internasional
(Desianti Kiki Rizki, 2012).
2. Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat hidup orang
banyak, Contohnya besi, tembaga, emas, perak dan lain-lain.
3. Golongan c, bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena sifatnya
tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Contohnya marmer, batu kapur, tanah liat, pasir, yang sepanjang tidak mengandung
unsur mineral.
1. Usaha penambangan
3. perlu dilakukan pengkajian amdal untuk mengkaji kemanfaatan atau untung rugi
bagi penambang, pemerintah daerah, dan lingkungan.
2.6 Pencemaran Udara
Udara diperlukan manusia setiap saat dalam kehidupannya. Untuk itu kualitas
udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat
(Ricki M. Mulia, 2005).
Selain itu pencemaran udara dapat pula dikatakan sebagai perubahan atmosfer
oleh karena masuknya bahan kontamnan alam atau buatan ke dalam atmosfer tersebut
(H.J Mukono, 2003).
2.6.1 Debu
Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan (H.J Mukono, 2003). Semua debu
apabila terdapat dalam jumlah yang berlebihan untuk jangka waktu yang lama, dapat
menyebabkan kerusakan patologis pada manusia. Debu debu dengan komposisi yang
berbeda mempunyai efek yang berbeda.
1. Sifat pengendapan
Adalah sifat debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya grafitasibumi.
Namun karena kecilnya kadang-kadang debu ini relatif tetap berada di udara. Debu
yang mengendap dapat mengandung proporsi partikel yang lebih dari pada yang
ada di udara.
Sifat permukaan debu akan cenderung selalu basah, dilapisi oleh lapisan air yang
sangat tipis. Sifat ini penting dalam pengendalian debu dalam tempat kerja.
3. Sifat penggumpalan
Oleh karena permukaan debu selalu basah, sehingga dapat menempel satu sama
lain dan dapat menggumpal. Kelembaban di bawah saturasi kecil pengaruhnya
terhadap penggumpalan debu. Akan tetapi bila tingkat humiditas di atas titik saturasi
mempermudah penggumpalan. Oleh karena partikel debu bisa merupakan inti dari
pada air yang berkonsentrasi, partikel jadi besar.
4. Sifat listrik statik
Debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang
berlawanan. Dengan demikian, partikel dalam larutan debu mempercepat terjadinya
proses penggumpalan.
5. Sifat opsis
Debu atau partikel basah/lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang dapat
terlihat dalam kamar gelap. Debu tambang didefinisikan sebagai zat padat yang
terbagi halus. Partikel-partikel zat padat atau cairan yang berukuran sangat kecil di
dalam medium gas atau udara disebut aerosol misalnya asap, kabut dan debu
dalam udara.
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang
melayang di udara (Suspended Particular Matter – SPM) dengan ukuran 1 mikron
hingga 500 mikron. Konsentrasi partikel debu yang tinggi dalam udara, lamanya
paparan berlangsung akan mempengaruhi partikel yang mengendap di paru
semakin banyak. Beberapa orang yang mengalami paparan debu yang sama baik
jenis maupun ukuran partikel, konsentrasi maupun lamanya paparan berlangsung,
tidak selalu menunjukkan akibat yang sama. Secara umum partikel yang mencemari
udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan, dan manusia. Baku mutu udara
ambien untuk debu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Penegnedalian PencemaranUdara yaitu 230
µg/Nm3 selama 24 jam dengan metode analisis Gravimetric.
Pengukuran kadar debu menggunkana alat Environmental Particle Air Monitor EPAM-
5000.
3. Pasangkan inlet partikulat material (sensor) pada alat, sesuai dengan jenis
pengukuran yang dipilih.
4. Masuk ke menu Special Function, tekan Enter
7. Masuk ke pilihan Size Select, dan pilih arah panah bawa atau atas untuk memilih
jenis pengukuran yang akan digunakan,tekan Enter
10. Lakukan pengukuran dan lihat hasil pada rekaman alat ( nilai Average).
2. Arah angin
3. Kecepatan angin
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI. (2008). Kemasan Sebagai Kemasan Pangan. Dikutip dari
http://ik.pom.go.id/wpcontent/uploads/2011/11/Plastiksebagaikemasanpanga n.pdf (12 Mei
2012)
4. Tattit K, Eram TP. (2011) Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.2011;7(1):63-72. 5
14. Mirza MN. Hygiene sanitasi dan jumlah coliform air minum Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Kemas. 2014;9(2):167-173.
21. Munthe SA, Mart F. Hubungan Kondisi Lokasi dan Alat Perlengkapan pada
Depot Air Minum Isi Ulang (AMIU) dengan Kualitas Bakteriologi di Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2012. [dikutip 2015 Agustus 5]. Tersedia dari: (https://www.academia.edu/7663029/Amiu-
mskjurnal-skp-2013)