Gga Pada Anak
Gga Pada Anak
B. Etiologi
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah:
1. Kondisi prerenal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi prerenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah status
penipisan volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran
gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis), dan gangguan fungsi
jantung (infark miokardium, gagal jantung kongestif, atau syok kardiogenik)
2. Penyebab intrarenal (kerusakan actual jaringan ginjal)
Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur
glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat
benturan, dan infeksi serta agen nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus
akut (ATN) dan berhentinya fungsi renal. Cedera akibat terbakar dan benturan
menyebabkan pembebasan hemoglobin dan mioglobin (protein yang dilepaskan
dari otot ketika cedera), sehingga terjadi toksik renal, iskemik atau keduanya.
Reaksi tranfusi yang parah juga menyebabkan gagal intrarenal, hemoglobin
dilepaskan melalui mekanisme hemolisis melewati membran glomerulus dan
terkonsentrasi di tubulus ginjal menjadi faktor pencetus terbentuknya hemoglobin.
Penyebab lain adalah pemakaian obat-obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID),
terutama pada pasien lansia. Medikasi ini mengganggu prostaglandin yang secara
normal melindungi aliran darah renal, menyebabkan iskemia ginjal.
3. Pasca renal
Pascarenal yang biasanya menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal meningkat, akhirnya
laju filtrasi glomerulus meningkat. Meskipun patogenesis pasti dari gagal ginjal
akut dan oligoria belum diketahui, namun terdapat masalah mendasar yang
menjadi penyebab. Beberapa factor mungkin reversible jika diidentifikasi dan
ditangani secara tepat sebelum fungsi ginjal terganggu. Beberapa kondisi yang
menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan fungsi ginjal: (1)
hipovolemia; (2) hipotensi; (3) penurunan curah jantung dan gagal jantung
kongestif; (4) obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan
darah, atau batu ginjal dan (5) obstrusi vena atau arteri bilateral ginjal. ( Sarwono,
2001).
A. Pengkajian Keperawatan
h. Keamanan
Gejala : adanya reaksi transfusi
Tanda : demam, sepsis(dehidrasi), ptekie atau kulit ekimosis, pruritus, kulit kering.
i. Penyuluhan/Pembelajaran:
Gejala : riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urianrius,
malignansi., riwayat terpapar toksin,(obat, racun lingkungan), Obat nefrotik
penggunaan berulang Contoh : aminoglikosida, amfoterisisn, B,anestetik vasodilator,
Tes diagnostik dengan media kontras radiografik, kondisi yang terjadi bersamaan
tumor di saluran perkemihan, sepsis gram negatif, trauma/cedera kekerasan ,
perdarahan, cedra listrik, autoimunDM, gagal jantung/hati.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema dan menurunnya tingkat
aktivitas
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan mekanisme regulasi,
edema.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen ke jaringan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorexia
C. Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan
Diagnosa
NO
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Kerusakan integritas 1. Tissue Integrity : Skin and 1. Monitor keadaan kulit pasien
kulit berhubungan Mucous membranes 2. Jaga dengan cermat terhadap
dengan edema dan 2. Hemodyalis akses resiko terjadinya cedera termal
menurunnya tingkat akibat penggunaan kompres
aktivitas Setelah dilakukan asuhan hangat dengan suhu yang terlalu
keperawatan selama 3 x 24 tinggi dan akibat cidera panas
Definisi : jam diharapkan pasien yang tidak terasa ( bantalan
Perubahan/gangguan mampu memenuhi pemanasan, radiator )
epidermis dan/atau Kriteria hasil : 3. Mobilisasi pasien setiap dua jam
dermis. 1. Integritas kulit yang baik sekali
bisa dipertahankan 4. Anjurkan pasien untuk
Batasan 2. Tidak ada luka/lesi pada menggunakan kosmetik dan
Karakteristik : kulit preparat tabir surya
Kerusakan lapisan 3. Perfusi jaringan baik 5. Kolaborasi dengan dokter dalam
kulit (dermis) 4. Menunjukan pemahaman pemberian obat anti histamine
Gangguan dalam proses perbaikan dan salep kulit
permukaan kulit kulit dan mencegah
terjadinya cedera tulang
(epidermis 5. Mampu melindungi kulit
Invasi struktur da mempertahankan
tubuh kelembaban kulit dan
perawatan alami
Faktor yang
berhubungan :
1. Eksternal
a. Zat kimia,
Radiasi
b. Usia yang
ekstrim
c. Kelembapan
d. Hipertermia,H
ipotermia
e. Faktor
mekanik
(mis,gaya
gunting)
f. Medikasi
g. Lembab
h. Imobilitasi
fisik
2. Internal
a. Perubahan
status cairan
perubahan
pigmentasi
b. Peru bahan
turgor
c. Faktor
perkembangan
d. Kondisi
ketidakseimba
ngan nutrisi
e. Penurun
imunologis
f. Penurunan
sirkulasi
g. Kondisi
gangguan
metabolik
h. Gangguan
sensasi
i. Tonjolan
tulang
Faktor yang
berhubungan :
- Kehilangan cairan
aktif
- Kegagalan
mekanisme
regulasi
Faktor yang
berhubungan :
- Kurang
pengetahuan
tentang faktor
pemberat(mis.,m
erokok, gaya
hidup monoton,
trauma, obesitas,
asupan garam,
imobilitas)
- Kurang
pengetahuan
tentang proses
penyakit (mis.,
diabetes,
hiperlipidemia)
- Diabetes
mellitus
- Hipertensi
- Gaya hidup
monoton
- merokok
Moorhead, Sue. Marion, J. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5. United
Kingdom: Elsevier.
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015 –2017
Edisi 10. Jakarta: EGC.
Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
Sarwono. 2001. lamet. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke tiga. Jakarta : Balai
penerbit FKUI