PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abraham Maslow adalah salah satu penganut aliran humanistic, ia terkenal
dengan aktualisali diri, diamana aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi,
sebelumnya ada kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan,
penghargaan dan baru naik ke aktualisasi diri.
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia
dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang
kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan.
Secara ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu
jenjang metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat mengikat,
maksudnya kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan
sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih
tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul
kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan,
baru muncul kebutuhan cinta dan keberadaan, begitu seterusnya sampai
kebutuhan akan aktualisasi diri muncul.
Akan tetapi kebanyak orang setelah mencapai kebutuhan akan penghargaan tidak
begerak ke kebutuhan akan aktualisasi diri. Terdapat beberapa karakterlistik
tentang orang yang sudah mencapai aktualisasi diri dan berbagai hambatan untuk
mencapai aktualisasi diri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep aktualisasi diri ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri ?
3. Apa saja karakteristik aktualisasi diri ?
4. Bagaimanakah cara mencapai aktualisasi diri ?
5. Apa saja hambatan dalam akualisasi diri ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep aktualisasi diri
2. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep aktualisasi diri
3. Untuk mengetahui karakteristik dari konsep aktualisasi diri
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mencapai konsep aktualisasi diri
5. Untuk mengetahui hambatan apa saja dalam mencapai konsep
aktualisasi diri
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai konsep aktualisasi diri agar
memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum ataupun kerja lapangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk
melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arinato,
2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi
diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar
khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan
dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu
(adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari
fisiologis ke psikologis. (Arianto, 2009).
Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang
paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas.
Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta
pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah besar, maka "diri" mulai
berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi beralih dari segi
fisiologis ke segi psikologis. Bentuk tubuh dan fungsinya telah mencapai
tingkat perkembangan dewasa, sehingga perkembangan selanjutnya
berpusat pada kepribadian
Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia
didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir.
Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah
sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya.
Kebutuhan paling tertinggi dalam hirarki
kebutuhan
akan
keamanan
kerja,
(social),
persahabatan,
meliputi
berkeluarga,
kebutuhan
akan
berkelompok,
2.2
didalam
sendiri
(internal)
yang
atau
di
mengendalikan
luar
(eksternal)
perilaku
dan
Internal
Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam
diri seseorang, yang meliputi :
1) Ketidaktahuan akan potensi diri
2) Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga
potensi
yang
ada
dalam
diri
kita
kemudian
Eksternal
2)
Faktor lingkungan
Lingkungan
masyarakat
berpengaruh
terhadap
upaya
3)
Pola asuh
Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak
bukan mendengar apa yang diinginkan, dan ditakuti oleh orang lain.
Ketajaman pengamatan terhadap realitas kehidupan akan menghasilkan
pola pikir yang cemerlang menerawang jauh ke depan tanpa dipengaruhi
oleh kepentingan atau keuntungan sesaat.
b.
lain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan
kelebihan. Sifat ini akan menghasilkan sikap toleransi yang tinggi
terhadap orang lain serta kesabaran yang tinggi dalam menerima diri
sendiri dan orang lain. Dia akan membuka diri terhadap kritikan, saran,
ataupun nasehat dari orang lain terhadap dirinya.
c.
d.
Membutuhkan kesendirian
Pada umumnya orang yang sudah mencapai aktualisasi diri
yang
sudah
mencapai
aktualisasi
diri,
tidak
segala apa yang dia miliki. Walaupun hal ia miliki tersebut merupakan
hal yang biasa saja. Implikasinya adalah ia mampu mengapresiasikan
segala
apa
yang
dimilikinya.
Kegagalan
seseorang
dalam
yang
mampu
mengaktualisasikan
diri
mempunyai
demokratis
ini
lahir
karena
pada
orang
yang
10
Humornya
benar-benar
menggambarkan
hakikat
l. Kreativitas
Sikap kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki oleh
orang yang mengaktualisasikan diri. Kreativitas ini diwujudkan
dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan,
asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
m. Independensi
Ia mampu mempertahankan pendirian dan keputusankeputusan yang ia ambil. Tidak goyah atau terpengaruh oleh
berbagai guncangan ataupun kepentingan.
11
Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur, ikhlas, bersahaja,
tulus hati , dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada
pada
pencapaian
kehidupan
yang
prima
( peak
experience).
Konsekuensinya ia akan merasakan bersyukur pada Tuhan, orang
tua, orang lain, alam, dan segala sesuatu yang menyebabkan
keberuntungan tersebut.
Adapun beberapa langkah sederhana untuk mengaktualisasikan diri
dalam mencapai sukses, yaitu:
a. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri
Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat
diciptakan untuk digunakan, demikianlah nasehat dari Benjamin
Franklin. Oleh karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan
potensi unik yang ada dalam diri anda. Ia adalah anugerah Tuhan
yang tidak ternilai. Yakinilah masing-masing kita terlahir dengan
bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas kitalah untuk memahami,
mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang kita
miliki.
12
person
Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat
perbedaan hidup. Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar
biasa. Anda adalah tambang emas dan berlian yang tidak ternilai
harganya. Maka buatlah diri berharga dengan menjadi yang berbeda
dan bukan asal beda, tetapi harus unik. Berikanlah perbedaan besar
dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah dan anugerah
bagi orang lain.
Aktualisasi diri ini adalah level yang tertinggi, akan tetapi
setelah kebutuhan akan perhargaan mereka terpenuhi
jarang yang mencapai pada aktualisasi diri, kerana hanya
orang yang mempunyai niali-nilai keindahan, kejujuran dan
keadilan yang bisa mencapai pada level ini. Orang yang
telah
mencapai
pada
aktualisasi
diri
meraka
dapat
penolakan,frustasi,dan
perkembangan
hakekat
alami
penyimpangan
akan
dari
menimbulkan
13
menyadari
kelemahan
dirinya
sendiri.
Maslow
(jauh
kebutuhan bertahan)
dari rasa
dengan
sakit
rIsiko
dan
(demi
c.
d.
e.
f.
,kerjakan
sebaik
tulang-otot-hormon,
atau
belajar
buang
ilusi,
dan
pandangan
salah,
14
h.
2.
bahwa
saat
transendesi.
itu
diri
Maslow
seperti
menerima
hilang
atau
gambaran
mengalami
pengalaman
15
akan
mengalaminya
secara
teratur
berkali-
aktualisasi
diri
mempunyai
karakterlistik,
diantaranya:
1.
telah
oleh
kecenmasan-kecemasan,
prasangka-prasangka
atau
3.
Spontanitas
Kesederhanaan dan kealamian, Tingkah laku orang-orang
yang mengaktualisasikan diri adalah spontan, sederhana dan tidak dibuatbuat serta tidak terikat. Spontanitas, kesederhanaan, dan sangat wajar itu
terjadi sebab tindakan mereka dalam mengaktualisasikan dirinya memiliki
kode etik yang relatif otonom dan individual. Meski demikian, mereka juga
16
Kemandirian
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menjadikan mereka
memiliki kadar arah yang tinggi. Mereka memandang diri mereka sebagai
agen
yang
merdeka,
aktif,
bertanggung
jawab,
dan
agen
yang
orang-orang
yang
17
18
diri menurut Maslow adalah orang yang mampu membedakan antara cara
dan tujuan. Mereka biasanya terpusat pada tujuan mereka, sehingga dengan
tindakan itu mereka sering dapat menikmati perjalanan ke suatu tujuan
maupun
tibanya
di
tujuan
itu.
Dengan
kata
lain
orang
yang
adalah mereka yang memiliki rasa humor yang filosofis. Kebanyakan orang
menyukai humor yang bertolak dari kelemahan dan penderitaan orang lain
dengan tujuan untuk mengejek atau menertawakan oarang lain. Dengan rasa
humornya yang filosofis orang-orang yang mengaktualisasikan diri
menyukai humor yang mengekspresikan kritik atas kebodohan, kelancangan
atau kecurangan manusia. Rasa humor yang filosofis, memancing senyum
daripada tertawa.
19
14.
Kreativitas
Yang dimiliki orang yang mengaktualisasikan diri adalah bentuk
tindakan asli, naf dan spontan seperti yang dijumpai pada anak-anak yang
masih polos dan masih jujur. Bentuk kreatifitas ini umumnya digunakan
dalam bentuk kegitan-kegiatan seni, dan ilmu pengetahuan. Kreatifitas tidak
harus berupa penciptaan karya ilmiah yang berat dan serius tetapi bisa juga
berupa penciptaan sesuatu yang sederhana. Pada dasarnya, kreativitas
berkisar pada daya temu dan penemuan hal-hal baru yang menyimpang dari
gagasan lama.
15.
bahwa
aktualisasi
diri
bukan
hanya
pengungkapan kreasi atau karya atau kemampuan khusus, dengan kata lain
setiap orang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan cara melakukan hal
yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya masing-
20
masing tidak terlepas apakah dia itu orang tua, buruh, mahasiswa ataupun
dosen bahkan sekretaris. Oleh karena itu bentuk dari aktualisasi diri pada
setiap individu berbeda-beda.
Lebih lanjut Maslow menyatakan bahwa untuk mencapai taraf
aktualisasi diri tidaklah mudah seperti dalam pencapaian kebutuhan
sebelumnya. Hal ini disebabkan karena upaya dalam pencapaian aktualisasi
diri banyak dipenuhi oleh hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan
tersebut antara lain:
1. Berasal dari individu itu sendiri yakni berupa ketidak tahuan, keraguan
2.
bahkan bisa karena ketakutan yang dialami oleh individu itu sendiri.
Berasal dari luar atau masyarakat, biasanya berupa kecenderungan
untuk mendispersonalisasikan individu, kerepresian sifat-sifat, bakat,
potensi. Dengan kata lain aktualisasi diri hanya mungkin terjadi apabila
kondisi lingkungan amat mendukung. Tetapi kenyataannya tidak ada
satu pun lingkungan yang menunjang anggota masyarakatnya untuk
melakukan aktualisasi diri walaupun ada anggota masyarakat yang
3.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Konsep aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi, sebelumnya ada
kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan dan baru naik
ke aktualisasi diri. Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi
kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang.
Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif)
terpuaskan. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum
muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman
terpuaskan, baru muncul kebutuhan cinta dan keberadaan, begitu seterusnya
sampai kebutuhan akan aktualisasi diri muncul.
3.1 Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dalam
melakukan praktek dan kerja lapangan mampu lebih efektif karena telah
mengetahui bagaimana cara mencapai konsep aktualisasi diri, serta mengetahui
hambatan yang akan ditemui pada saat akan mencapai aktualisasi diri tersebut.
Dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah) sebaiknya
menggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak menutup kemungkinan
dapat memperbesar dalam kesulitan penyusunan.
22
Daftar Pustaka
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S. Kep. 2007. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
23