Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang
terbaik dari yang dia bisa. Menurut Purwodarminto (1976 : 253), aktualisasi adalah
munculnya atau terungkapnya suatu keadaan terselubung, sedangkan menurut Sudarsono
(1993 : 81) yang disebut diri adalah seseorang atau orang (terasing dari yang lain).
Menurut Abraham Maslow aktualisasi diri merupakan puncak dari perwujudan
segenap potensi manusia di mana hidupnya penuh gairah dinamis dan tanpa
pamrih,konsentrasi penuh dan terserap secara total dalam mewujudkan manusia yang
utuh dan penuh. Orang yang tidak tertekan oleh perasaan cemas, perasaan risau, tidak
aman, tidak terlindngi, sendirian, tida dicintai adalah orang yang terbebas dari meta
motivasi. (Robert, 1993 : 161).
Menurut Zuhairini (2000:188) yang dimaksud dengan aktualisasi diri adalah bila
manusia itu mampu berkembang secara sempurna dengan cara yang semaksimal
mungkin, sebab aktualisasi merupakan bentuk kepribadian yang memiliki karakteristik
yang unik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian aktualisasi diri?
1.2.2 Apa saja kebutuha aktualisasi diri?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor kebutuhan aktualisasi diri?
1.2.4 Bagaimana langkah-langkah untuk mengenal aktualisasi diri?

1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui pengetian aktualisasi diri
1.3.2 untuk mengetahui kebutuhan aktualisasi diri
1.3.3 untuk mengetahui faktor-faktor kebutuhan aktualisasi diri
1.3.4 untuk mengetahui langkah-langkah untuk mengenal aktualisasi diri

1.4 Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui tentang aktualisasi diri

AKPER LUMAJANG Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan
yang terbaik dari yang dia bisa. Menurut Purwodarminto (1976 : 253), aktualisasi
adalah munculnya atau terungkapnya suatu keadaan terselubung, sedangkan menurut
Sudarsono (1993 : 81) yang disebut diri adalah seseorang atau orang (terasing dari
yang lain).
Menurut Abraham Maslow aktualisasi diri merupakan puncak dari perwujudan
segenap potensi manusia di mana hidupnya penuh gairah dinamis dan tanpa
pamrih,konsentrasi penuh dan terserap secara total dalam mewujudkan manusia yang
utuh dan penuh. Orang yang tidak tertekan oleh perasaan cemas, perasaan risau, tidak
aman, tidak terlindngi, sendirian, tida dicintai adalah orang yang terbebas dari meta
motivasi. (Robert, 1993 : 161).
Menurut Zuhairini (2000:188) yang dimaksud dengan aktualisasi diri adalah
bila manusia itu mampu berkembang secara sempurna dengan cara yang semaksimal
mungkin, sebab aktualisasi merupakan bentuk kepribadian yang memiliki
karakteristik yang unik.
Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar
khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang
akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis. (Arianto,
2009). Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi
dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas.
Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta
pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah besar, maka "diri" mulai
berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi beralih dari segi fisiologis ke segi
psikologis. Bentuk tubuh dan fungsinya telah mencapai tingkat perkembangan
dewasa, sehingga perkembangan selanjutnya berpusat pada kepribadian.
Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam
tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan
paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat
AKPER LUMAJANG Page 2
selanjutnya. Kebutuhan paling tertinggi dalam hirarki kebutuhan individu Abraham
Maslow adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga
mati apabila ingin mencapai kesuksesan. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian
oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua
manusia akan mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada
nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow.
Andai saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera
mencapai tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk
mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. (Arianto, 2009). Ahli jiwa termashur Abraham
Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self
actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow
menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia
mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya.
Kebutuhan tersebut meliputi:
a. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan akan pangan, pakaia, dan
tempat tinggal maupun kebutuhan biologis,
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan akan keamanan
kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau
lingkungan yang mengancam,
c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan akan
persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan kasih sayang,
d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan akan harga diri, status,
prestise, respek, dan penghargaan dari pihak lain,
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan akan memenuhi
keberadaan diri (self fulfillment) melalui memaksimumkan penggunaaan
kemampuan dan potensi diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri merupakan
suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan sifat-sifat serta potensi
individu sesuai dengan keunikannya yang ada untuk menjadi kepribadian yang utuh.

AKPER LUMAJANG Page 3


2.2 Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkatan kebutuhan yang paling tinggi
menurut maslow dan kalish. Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk
mengatur diri dan otonominya sendiri serta bebas dari tekanan luar. Lebih dari itu,
aktualisasi diri merupakan hasil dari kematangan diri. Tidak semua orang dapat
mencapai aktualisasi diri secara utuh. Hal ini dikarenakan dalam diri manusia terdapat
dua kekuatan yang saling tarik. Kekuatan pertama mengarah pada pertahanan diri
individu, yang kemudia memunculkan perasaan takut salah, takut menghadapi resiko,
menganggungkan masalalu dengan mengabaikan masa sekarang dan masa datang.
Ragu-ragu dalam mengambil keputusan/bertindak, dan sebagianya. Sementara
kekuatan kedua mengarah pada kebutuhan diri dan terwujudnya seluruh potensi diri
yang di miliki sehingga memunculkan rasa percaya diri dan penerimaan diri secara
utuh. Sekali lagi, kedua kekuatan ini akan selalu saling mempengaruhi dan saling
menarik sepanjang perjalanan hidup manusia sampe akhir hidupnya.
Dalam kehidupannya, banyak hambatan dan rintangan yang ditemui seseorang
dalam mencapai tingkat kebutuhan aktualisasi diri ini. Secara umum, hambatan
tersebut terbagi menjadi dua. Pertama adalah hambatan internal, hambatan ini bersal
dari dalam diri individu sendiri, seperti ketidak tahuan akan potensi diri, keraguan dan
perasaan takut untuk menggungkapkan potensi dirinya. Pada akhirnya, hal tersebut
justru membuat potensi diri individu terus terpendam dan tidak tergali. Kedua, yaitu
hambatan eksternal. Berbeda dengan hambatan internal, hambatan ektrernal justru
bersal dari luar individu. Contohnya adalah budaya masyarakat yang tidak
mendukung upaya aktualisasi potensi diri seseorang, misalnya karena perbedaan
karakter. Dengan kata lain, faktor lingkungan di masyaraat turut berpengaruh terhadap
upaya perwujudan aktualisasi diri. Artinya, aktualisasi diri dapat dilakukan jika
lingkungan mengizinkanya. Akan tetapi, pada kenyataanya lingkungan masyarakat
tidak sepenuhnya menunjang upaya aktualisasi diri yang di lakukan oleh angotanya.
Abraham maslow mendasarkan teorinya mengenai aktualisasi diri ini pada
asumsi dasar bahwa manusia pada hakekatnya memiliki nilai intrinsik berupa
kebaikan. Dari sinilah manusia memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri di dasarkan pada growth motivation
seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Dalam proses pertumbuhanya, manusia di
hadapkan pada dua pilihan bebas, yakni pilihan untuk maju(progressive choice) atau
pilihan untuk mundur (regressive choice). Pilihan-pilihan ini akan menentukan arah
AKPER LUMAJANG Page 4
perjelanan hidup manusia, apakah mendekati atau menjauhi kesuksesan mencapai
aktualisasi diri. Jika progreesive choice lebih mendominasi, individu akan semakin
dekat dengan aktualisasi diri. Sebaliknya, jika regressive choice lebih mendominasi,
individu akan semakin jauh dari aktualisasi diri. Seseorang yang telah mencapai
aktualisasi diri akan memiliki kepribadian yang berbedadengan orang lain pada
umumnya. Menurut abraham maslow, ada beberapa karakteristik yang menunjukan
seseorang mencapai aktualisasi diri:
1. Mampu melihat realitas secara lebih efisien. Karakteristik/kapasitas ini
memungkinkan seseorang untuk mengenali kebohongan, kecuarangan dan kepalsuan
orang lain. Selain itu, ia akan mampu menganalisis berbagai persoalan kehidupan
manusia secara kritis dan mendalam. Kemmpuan melihat realitas kehidupan apa
adanya akan menumbuhkan sikap tidak emosional dan lebih objektif. Individu akan
mendengar apa yang seharusnya ia dengar, bukan mendengar apa yang diinginkan
atau ditakuti oleh orang lain. Pengamatan yang tajam terhadap realitas hidup akan
menghasilkan pola pikir yang cemerlang, menerawang jauh ke depan tanpa
dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat
2. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya. Individu yang telah
mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa
adanya. Ia akan melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri, yang penuh dengan
kekurangan dan kelebihan. Sifat ini akan menumbuhkan sikap toleransi terhadap
orang lain dan juga kesabaran yang tinggi didalam menerima diri sendiri dan orang
lain. Individu akan menerima dengan lapang dada terhadap kritik, saran, ataupun
nasihat dari orang lain terhadap dirinya.
3. Spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran. Individu yang mengaktualisasikan
dirinya dengan benar akan memanifestasikannya di segala tindakan, perilaku dan
gagasan yang ia tunjukkan spontan, wajar dan tidak dibuat-buat. Sifat ini akan
melahirkan sikap lapang dada terhadap apa yang menjadi kebiasaan masyarakat
selama hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip utamanya. Akan tetapi, jika
kebiasaan lingkungan/masyarakat sudah bertentangan dengan prinsip yang
diyakininya, ia tidak segan-segan menentangnya (mis, adat-istiadat yang amoral,
kebohongan, kehidupan sosial yang tidak manusiawi).
4. Terpusat pada persoalan. Bagi individu yang telah mencapai aktualisasi diri, seluruh
perilaku, pikiran dan gagasannya tidak lagi ditujukan untuk kebaikan dirinya,
melainkan untuk kebaikan dan kepentingan umat manusia. Dengan kata lain, seluruh
AKPER LUMAJANG Page 5
pikiran, perilaku dan gagasan indiidu berpusat pada persoalan yang tengah dihadapi
umat anusia, bukan pada persoalan yang sifatnya egoistis.
5. Memisahkan diri: kebutuhan akan kesendirian. Pada umumnya individu yang telah
mencapai aktualisai diri cenderung memisahkan diri dari lingkungan. Sikap ini
didasarkan tas persepsinya mengenai sesuatu yang ia anggap benar tanpa perlu
menunjukkan sikap egois. Ia merasa tdak bergantung atas pikiran orang lain. Sikap
yang demikian membuatnya tenang dan tentram dalam menghadapi hujatan dari orang
lain. Ia Senantiasa menjaga martabat dan harga dirinya mski berada dilingkungan
yang kurang terhormat. Sifat memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi
pengambilan keputusan. Keputusan yang ia ambil tidak dipengaruhi oleh orang lain,
dan ia akan bertanggung jawab atas segala keputusan/kebijakan yang diambilnya.
6. Otonomi : Kemandirian terhadap budaya dan lingkungan. Individu yang telah
mencapai aktualisasi diri tidak akan menggantungkan dirinya pada lingkungan. Ia
dapat melakukan apa saja, kapan saja, dimana saja, tanpa dipengaruhi oleh lingkungan
(situasi dan kondisi) disekitarnya. Kemandirian ini menunjukkan pertahanan diri
individu terhadap segala persoalan yang mengguncang, tanpa harus merasa putus asa
apalagi sampai bunuh diri. Kebutuhan individu terhadap orang lain sebaiknya tidak
menimbulkan ketergantungan sehingga pertumbuhan dan perkembangan dirinya
menjadi lebih optimal.
7. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan. Pada individu yang mampu
mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan manifestasi rasa syukur atas segala potensi
yang dimiliki. Individu akan diliputi perasaan senang, kagum, dan tidak bosan
terhadap apa yang ia miliki meskipun hal tersebut biasa saja. Implikasinya, individu
akan mampu mengapresiasikan segala yang ia miliki. Kegagalan seseorang dalam
mengapresiasikan dirinya dapat membuatnya menjadi manusia yang serakah dan
berperilaku melanggar hak asasi orang lain.
8. Kesadaran social. Pada orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya, jiwanya
cenderung diliputi perasaan simpati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu orang lain
walaupun orang tersenut berperilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan inia akan
memunculkan kesadaran sosial yang membuat individu memiliki rasa bermasyarakat.
9. Hubungan interpersonal. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri cenderung
memiliki hubungan yang baik dengan orang lain meskipun ia tidak cocok dengan
perilaku masyarakat di sekitarnya. Ia pun akrab dan penuh rasa cinta serta kasih

AKPER LUMAJANG Page 6


sayang dengan anak-anak. Hubungan interpersonal ini tidak didasari oleh tendensi
pribadi sesaat, namun dilandasi oleh perasaan cinta, kasih sayang, dan kesabaran.
10. Demokratis. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis.
Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain
berdasarkan golongan, etnis, agama, suku, ras, status sosial-ekonomi, partai, dan
lainnya. Sikap demokratis ini lahir karena individu yang mampu mengaktualisasikan
diri tidak memiliki perasaan risih bergaul dengan orang lain. Selain itu, dengan sikap
rendah hati yang ia miliki, individu senantiasa menghormati orang lain tanpa kecuali.
11. Rasa humor yang bermakna etis. Rasa humor yang dimiliki individu yang mampu
mengaktualisaikan dirinya berbeda dengan rasa humor kebanyakan orang. Ia tidak
akan tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan
orang lain. Humor yang ia tunjukkan tidak hanya memancing tawa, tetapi juga sarat
dengan makna dan nilai pendidikan. Humornya benar-benar mencerminkan hakikat
manusiawi, menghormati dan menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
12. Kreativitas. Kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki oleh individu yang
mampu mengaktualisasikan dirinya. Kreativitas ini tanpa tendensi atau pengaruh dari
pihak manapun dan diwujudkan dalam kemampuan individu melakukan inovasi
spontan, asli, dan tidak dibatasi oleh lingkungan ataupun orang lain.
13. Kemandirian. Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu
mempertahankan pendirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan goyah atau
terpengaruh oleh sebagai guncangan atau kepentingan .
14. Penglaman puncak. Individu yang mapu mengaktualisasikan diri akan memiliki
perasaan yang menyatu dengan alam (Hasyim, 2002). Ia merasa tidak ada batas atau
sekat antara dirinya dan alam semesta. Artinya, individu yang mampu
mengaktualisasikan dirinya akan terbebas dari sekat-sekat, seperti suku, bahasa,
agama, ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya. Dengan demikian, individu akan
memiliki sifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati, alami, sederhana, dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada pada pengalaman
puncak (peak experience). Konsekuensinya, ia akan merasa bersyukur kepada tuhan,
orang tua, orang lain, alam semesta dan segala sesuatu yang membuatnya
memperoleh keberuntungan tersebut.

AKPER LUMAJANG Page 7


2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri
Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami bahwa ada
eksistensi atau hambatan lain tinggal (indwelling) didalam (internal) atau di luar
(eksternal) keberadaannya sendiri yang mengendalikan perilaku dan tindakannya
untuk melakukan sesuatu.
a. Internal
Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri
seseorang, yang meliputi :
1) Ketidaktahuan akan potensi diri
2) Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga potensinya tidak
dapat terus berkembang. Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui,
digali dan dimaksimalkan. Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita
mengetahui potensi yang ada dalam diri kita kemudian mengarahkannya kepada
tindakan yang tepat dan teruji (Fadlymun,2009).
b. Eksternal
Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri
seseorang, seperti :
1) Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi potensi diri
seseorang karena perbedaan karakter. Pada kenyataannya lingkungan
masyarakat tidak sepenuhnya menunjang upaya aktualisasi diri warganya.
2) Faktor lingkungan.
Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap upaya mewujudkan
aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan
mengizinkannya. (Asmadi, 2008). Lingkungan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku
individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis (Sudrajat,
2008).
3) Pola asuh
Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak sangatlah
besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam
proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai
peranan penting dalam pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak
(Brown,1961)

AKPER LUMAJANG Page 8


2.4 Langkah-langkah untuk mengenal Aktualisasi Diri
Ada beberapa langkah dan cara seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya, yaitu :
1.) Mengenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri
Tidak menyembunyikan bakat yang dimiliki, karena bakat diciptakan untuk
digunakan (Benjamin Franklin). Oleh karena itu seseorang harus dan wajib
mengenali dan mengetahui bakat serta potensi unik yang ada dalam dirinya. Bakat
merupakan anugerah tuhan yang tidak ternilai. Tiap orang terlahir dengan bakat
dan potensi yang luar biasa. Yang harus dilakukan adalah memahami, mendeteksi,
dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang di miliki agar berguna bagi
dirinya sendiri.

2.) Mengasah kemampuan setiap hari


Seseorang yang sukses ialah seseoang yang senantiasa mengasah kemampuan
unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan jutaan orang lain
di dunia. Di latih di pertajam setiap harinya. Agar semakin berkembang, agar
semakin matang. Semua berawal dari hal kecil tersebut. Tidak perlu malu,
kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal untuk
menciptakan kesuksesan di masa depan. Petuah bijak mengatakan “Lakukanlah
hal-hal kecil yang tidak anda sukai dengan disiplin tinggi, sehingga kelak
anda dapat menikmati hal-hal besar yang sangat anda sukai. Semakin lama semakin
berkembang dan bermanfaat.

3.) Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person”
Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup.
Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Anda adalah tambang
emas dan berlian yang tidak ternilai harganya. Maka buatlah diri berharga dengan
menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus unik. Berikanlah
perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah dan
anugerah bagi orang lain.

AKPER LUMAJANG Page 9


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengungkapkan diri yaitu
merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini
akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan
dengan baik. Kebutuhan aktualisasi ditandai sebagai hasrat individu untuk menjadi
orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari
individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang
dimilikinya.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah Keperawatan Dasar ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memeberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah Keperawatan Dasar
ini. Semoga makalah Keperawatan Dasar yang membahas tentang Aktualisasi Diri
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

AKPER LUMAJANG Page 10


DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keprawatan. EGC : Jakarta.
Perry.potter.2009.Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7.Salemba Medika: Jakarta

AKPER LUMAJANG Page 11

Anda mungkin juga menyukai