PENDAHULUAN
Di Era Globalisasi ini kita sering mendengar istilah syndrom nefrotik, hal ini lumrah
terjadi di kehidupan kita, tetapi kadang kita tidak mengetahui apa syndrome nefrotik itu
sebenarnya. Sekarang melalui makalah ini kami akan membahas mengenai syndrom
nefrotik.
Syndrome Nefrotik merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai
hematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum
jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.
1
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang tersebut adalah
sebagai berikut.
1 Bagaimanakah konsep dasar penyakit nefrotik syndrome?
2 Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pada anak atau bayi dengan gangguan
nefrotik syndrome?
1.3 Tujuan
1 Tujuan Umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada bayi/anak dengan gangguan nefrotik syndrom.
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui konsep dasar penyakit nefrotik syndrome.
b Mengetahui dan mampu melakukan asuhan keperawatan pada bayi atau anak
dengan gangguan nefrotik syndrome.
1.4 Manfaat Penulisan
1 Mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan pada bayi atau
anak dengan gangguan sistem perkemihan: nefrotik syndrom
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Bayi atau Anak Dengan Penyakit
Nefrotik Syndrom
A. Pengertian
3
Tanda-tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat merusak membran kapiler
glomerulus dan menyebabkan peningkatan permiabilitas glomerulus (Sukiane, 2002).
C. Etiologi/Faktor Predisposisi
Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini
dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi.
4
b. Neoplasma seperti limfoma, leukemia, serta karsinoma (kanker).
3. Sindroma nefrotik primer yang atau disebut juga Sindroma nefrorik Idiopatik,
yang diduga ada hubungan dengan genetik, imunoligik dan alergi. Meliputi:
D. Patofisiologi
Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah proteinuria
sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini disebabkan
5
oleh karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang sebabnya belum
diketahui yang terkait dengan hilannya muatan negative gliko protein dalam dinding
kapiler. Pada sindrom nefrotik keluarnya protein terdiri atas campuran albumin dan
protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam tubulus terlalu banyak akibat
dari kebocoran glomerolus dan akhirnya diekskresikan dalam urin. Manifestasi primer
sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma protein, terutama albumin, ke dalam urine.
Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak mampu
untuk terus mempertahankannya jika albumin terus menerus hilang melalui ginjal.
Akhirnya terjadi hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia disebabkan oleh hilangnya
albumin melalui urin dan peningkatan katabolisme albumin di ginjal menyebabkan
edema. Sintesis protein di hati biasanya meningkat (namun tidak memadai untuk
mengganti kehilangan albumin dalam urin). Hipotesis menunjukan kehilangan albumin
mengakibatkan penurunan tekanan onkotik dalam saluran darah. Ini mengakibatkan
kebocoran cairan dari dalam darah ke intestitium. Isi dari cairan yang berkurang dalam
saluran darah seterusnya akan mengaktifkan renin- angiotensin- aldosteron sistem.
Hormon vasopressin (ADH) akan dirembes untuk menstabilkan kandungan cairan dalam
saluran darah seperti sediakala. Meskipun demikian, pengumpulan cairan ini
menyebabkan kehilangan cairan yang terus- menerus ke interstitium karena protein terus
menerus hilang kedalam urin diikuti dengan kerusakan pada membran basal
glomerulus. Ini menyebabkan penumpukan cairan secara berlebih dalam jaringan dan
mengakibatkan edema. Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein
di hati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia) hal ini
menyebabkan intake nutrisi berkurang sehingga menyebabkan terjadinya malnutrisi.
Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh
karena hipoalbuminemia, hyperlipidemia.
6
E. Pathway
Perubahan permeabilitas
Virus,bakteri, protozoa inflamasi membrane glomerulus
Intoleransi
aktivitas
8
Efek
vasokontriksiarterioral Merangsang reabsorbsi
Beban
Tekanankerja
Penurunandarah
jantungjantung Volume plasma
Na+ dan air
anterioral curah
periper
Absorbsi air oleh usus Hipovolemia Tekanan arteri
Beban kerja
jantung
Penurunan curah
jantung
9
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan tidak
berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk mempertahankan
tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan yang cepat.
2. Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/ hari
dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis dan
edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan masukan protein
yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif nitrogen yang
persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan protein. Diit harus
mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang mengalami anoreksia
akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan yang adekuat.
3. Perawatan kulit. Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma
terhadap kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban harus
dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat dengan lembut,
menggunakan pelarut dan bukan dengan cara mengelupaskan. Daerah popok harus
dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum harus disokong dengan popok yang tidak
menimbulkan kontriksi, hindarkan menggosok kulit.
10
4. Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan
untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
5. Kemoterapi:
b. Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk mengangkat
cairan berlebihan, misalnya obat-obatan spironolakton dan sitotoksik
( imunosupresif ). Pemilihan obat-obatan ini didasarkan pada dugaan imunologis
dari keadaan penyakit. Ini termasuk obat-obatan seperti 6-merkaptopurin dan
siklofosfamid.
11
dan frustasi akan timbul pada mereka karena mengalami relaps yang memaksa
perawatan di rumahn sakit.
H. Pengkajian
1. Identitas anak: nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dll.
2. Riwayat :
a. Riwayat kesehatan yang lalu: pernahkah sebelumnya anak sakit seperti ini?
b. Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit anak yang sering dialami,
imunisasi, hospitalisasi sebelumnya, alergi dan pengobatan.
c. Pola kebiasaan seharihari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola
istirahat tidur, aktivitas atau bermain, dan pola eliminasi.
3. Riwayat penyakit saat ini:
a. Keluhan utama.
b. Alasan masuk rumah sakit.
c. Faktor pencetus.
d. Lamanya sakit.
4. Pengkajian sistem.
a. Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (terkait dgn
edema).
b. Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya
cyanosis, diaphoresis.
c. Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki, retraksi
dada, cuping hidung.
d. Sistem persarafan : tingkat kesadaran, tingkah laku (mood, kemampuan
intelektual,proses pikir), sesuaikah dgn tumbang? Kaji pula fungsi sensori,
fungsi pergerakan dan fungsi pupil.
e. Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali /
splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar.
f. Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.
5. Pengkajian keluarga
a. Anggota keluarga.
b. Pola komunikasi.
c. Pola interaksi.
d. Pendidikan dan pekerjaan.
e. Kebudayaan dan keyakinan.
f. Fungsi keluarga dan hubungan.
I. Diagnosa Keperawatan
12
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal
ditandai dengan dyspnea
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya suplai
suplai oksigen
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan didalam jaringan,
gangguan mekanisme regulasi (retensio sodium, natrium dan air).
5. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d penurunan asupan
oral, mual, muntah, vomit
6. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder
imunosupresi, prosedur invansif.
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen dalam tubuh
8. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
13
J. Rencana Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Ketidakefektifan NOC NIC
pola nafas 1. Respiratory status : Ventilation Airway Management
berhubungan 2. Respiratory status : Airway - Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila
dengan ekspansi patency perlu
paru tidak 3. Vital sign status - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
maksimal Kriteria Hasil : - Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
ditandai dengan 1. Mendemosntrasikan batuk efektif buatan
dyspnea dan suara nafas yang bersih, tidak - Pasang mayo bila perlu
ada sianosis dan dyspnue (mampu - Lakukan fisioterapi dada bila perlu
mengeluarkan sputum, mampu - Keluarkan secret dengan batuk atau suction
bernafas dengan mudah, tidak ada - Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
pursed lips) - Lakukan suction pada mayo
2. Menunjukkan jalan nafas yang - Berikan bronkodilator bila perlu
paten (klien tidak merasa tercekik, - Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
irama nafas, frekuensi pernapasan - Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
dalam rentang normal, tidak ada - Monitor respirasi dan status O2
suara nafas abnormal) Oxigen Therapy
3. Tanda-tanda vital dalam rentang - Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
normal (tekanan darah, nadi, - Pertahankan jalan nafas yang paten
14
pernapasan) - Atur peralatan oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi pasien
- Observasi adanya tanda-tanda hivopentilasi
- Monitor vital sign
2. Ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan 1. Circulation status Peripheral Sensation management
perifer 2. Tissue Perfusion : cerebral (Management sensasi perifer)
berhubungan Kriteria Hasil 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
dengan Mendemonstrasikankan status panas/dingin/tajam/tumpul
menurunnya sirkulasi yang ditandai dengan : 2. Monitor adanya paretese
suplai oksigen 1. Tekanan systole dan diastole 3. Intruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi
dalam rentang yang diharapkan atau laserasi
2. Tidak ada ortostatik hipertensi 4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
3. Tidak ada tanda-tanda 5. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
peningkatan tekanan intracranial 6. Monitor kemampuan BAB
(tidak lebih dari 15 mmHg) 7. Kolaborasi pemberian analgetik
Mendemonstrasikan kemampuan 8. Monitor adanya tromboplebitis
kognitif yang ditandai dengan : 9. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
1. Berkomunikasi yang jelas dan
sesuai kemampuan
2. Menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
15
3. Memproses informasi
4. Membuat keputusan dengan benar
3. Penurunan NOC NIC
curah jantung 1. Cardiac Pump Effectiveness Cardiac Care
berhubungan 2. Circulation Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada
dengan 3. Vital Sign Status 2. Catat adanya disritmia jantung
perubahan Kriteria Hasil 3. Catat danya tanda dan gejala turunnya cardiac output
frekuensi 1. Tanda vital dalam rentang normal 4. Monitor status kardiovaskuler
jantung 2. Dapat mentoleransi aktivitas, 5. Monitor status pernapasan yang menandakan gagal
tidak ada kelelahan jantung
3. Tidak ada edema paru, perifer, 6. Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
dan tidak ada asites 7. Monitor balance cairan
4. Tidak ada penurunan kesadaran 8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
9. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
10. Monitor toleransi aktivitas pasien
11. Anjurkan untuk menurunkan stres
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor kualitas dari nadi
4. Monitor jumlah dan irama jantung
5. Monitor bunyi jantung
16
6. Monitor frekuaensi dan irama pernapasan
7. Monitor suara paru
8. Monitor pola pernapasan abnormal
9. Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
10. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
4. Kelebihan NOC NIC
volume cairan 1. Electrolite and acid base balance Fluid Management
berhubungan 2. Fluid balance 1. Timbang popok/pembalut
dengan 3. Hydration 2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
akumulasi Kriteria Hasil 3. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan
cairan didalam 1. Terbebas dari edema 4. Monitor vital sign
jaringan, 2. Bunyi napas bersih, tidak ada 5. Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan
gangguan dispnea 6. Kaji lokasi dan luas edema
mekanisme 3. Terbebas dari distensi vena 7. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake
regulasi (retensio jugularis cairan kalori
sodium, natrium 4. Memelihara tekanan vena sentral, 8. Monitor status nutrisi
dan air). tekanan kapiler paru, output Fluid Monitoring
jantung, dan vital sign dalam batas 1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
normal eliminasi
5. Terbebas dari kelelahan, 2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
kecemasan atau kebingungan ketidakseimbangan cairan
6. Menjelaskan indikator kelebihan 3. Catat secara akurat intake dan output
cairan 4. Monitor tanda dan gejala dari oedema
17
5. Ketidakseimban NOC NIC
gan Nutrisi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Nutrition Management
Kurang dari
x 24 jam diharapkan masalah 1. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi
Tubuh kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
kurang dari kebutuhan tubuh dapat
berhubungan 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
teratasi dengan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
dengan
C
penurunan Kriteria Hasil : 5. Berikan substansi gula
asupan oral, 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
1. Adanya peningkatan berat badan
mual, muntah, untuk mencegah konstipasi
sesuai dengan tujuan 7. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
vomit 2. Berat badan ideal sesuai dengan
dengan ahli gizi)
tinggi badan 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
harian
nutrisi 9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
5. Menunjukkan peningkatan fungsi 11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
pengecapan dari menelan dibutuhkan
6. Tidak terjadi penurunan berat badan
Nutrition Monitoring
yang berarti
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
18
7. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
13. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake kalori
15. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla lidah
dan cavitas oral
16. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
19
Penatalaksanaannya. dengan petunjuk umum
- Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
Menunjukan kemampuan untuk kandung kencing.
mencegah timbulnya infeksi - Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection
Jumlah leukosit dalam batas normal ( proteksi terhadap infeksi )
- Monitoring tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
Menunjukan prilaku hidup sehat - Monitoring hitung granulosit , WBC
- Monitoring kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung terhadap penyakit menular
- Partahankan teknik aspesis pada yang berisiko
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kuliat pada epidema
- Infeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan ,
panas, drainase
- Infeksi kondisi luka /insisi bedah
- Dorong masukan utrisi yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien utuk minum antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mengindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
7. Intoleransi NOC Activity Therapy:
aktivitas 1. Energy Conservation 1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitas Medik dalam
berhubungan 2. Activity Tolerance merencanakan program terapi yang tepat
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu
dengan 3. Self Care : ADLs
dilakukan
ketidakseimbang Kriteria Hasil :
20
an antara suplai 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 3. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
dan kebutuhan tanpa disertai peningkatan tekanan yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
4. Bantu untuk mendapat alat bantu aktivitas seperti kursi
oksigen dalam darah, nadi dan RR
roda, krek
tubuh 2. Mampu melakukan aktivitas
5. Bantu untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
sehari-hari (ADLs) secara mandiri
beraktivitas
3. Tanda-tanda vital normal 6. Bantu pasien untuk mengembankan motivasi diri dan
4. Energy psikomotor penguatan
7. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
5. Level kelemahan
6. Mampu berpindah : dengan atau
tanpa bantuan alat
7. Status kardiopulmunari adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi: pertukaran gas
dan ventilasi adekuat
8. Gangguan Citra NOC NIC
Tubuh
a. Body Image Body image enhancement
berhubungan b. Self esteem
dengan Setelah 3x24 jam interaksi diharapkan: a. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap
perubahan tubuhnya
Kriteria Hasil b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
bentuk tubuh
c. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dalam
a. Body image positif prognosis penyakit
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan d. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
personal e. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
21
c. Mendeskripsikan secara faktual f. Fasilitas kontak dengan individu lain dalam kelompok
perubahan fungsi tubuh kecil
d. Mempertahankan interaksi social
22
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Bayi atau Anak Dengan Penyakit Nefrotik Syndrom
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
23
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Edema masa neonatus, malaria, riwayat glomerulonefritis akut dan glomerulonefritis
kronis, terpapar bahan kimia.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Piting edema cekung dan lunak bila ditekan di daerah sekitar edema
2) Urine sedikit, gelap dan berbusa
3) Berat badan meningkat
4) Kulit pucat
5) Diare
6) Konstipasi
7) Sesak nafas
8) Malaise
9) Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit ini atau diabetes
mellitus. Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani
dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua tahun
setelah kelahiran.
5. Kebutuhan bernafas
a. Nafas pendek
b. Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi, kedalaman (pernafasan Kussmaul); nafas
amonia.
6. Kebutuhan nutrisi
a. Nafsu makan menurun, berat badan meningkat akibat adanya edema, nyeri daerah
perut, malnutrisi berat.
b. Mual, muntah, anoreksia
7. Kebutuhan eliminasi
a. Perubahan pola berkemih biasanya : peningkatan frekuensi, polyuria (kegagalan
dini), atau penurunan frekuensi/ oliguria(fase akhir)
b. Disuria, ragu- ragu, dorongan, dan retensi( inflamasi obstruksi, infeksi).
c. Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
d. Oliguria( biasanya 12-21 hari); poliuria(2-6 L/hari)
e. Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih.
8. Kebutuhan tidur dan istirahat
Kesulitan tidur karena mungkin terdapat nyeri, cemas akan hospitalisasi.
9. Kebutuhan gerak dan aktivitas
a. Keletihan, kelemahan, malaise
b. Edema pada area ektrimitas (sakrum, tumit, dan tangan). Pembengkakan pergelangan
kaki / tungkai.
10. Kebutuhan rasa nyaman
Sakit kepala, pusing, malaise, nyeri pada area abdomen, adanya asites.
11. Kebutuhan rasa aman
24
a. Adanya reaksi transfusi
b. Demam(sepsis, dehidrasi)
c. Pretekie, area kulit ekimosis
d. Pruritus, kulit kering
12. Kebutuhan Seksual
- Anak usia pra sekolah mulai membedakan perilaku sesuai jender. Anak mulai
menirukan tindakan orangtua yang berjenis kelamin sama. Eksplorasi tubuh
mencakup mengelus diri sendiri, manipulasi genital, memeluk boneka.
13. Pola pikir dan persepsi
- Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah sampai pada tahap pemikiran
prakonseptual ditandai dengan anak-anak menilai orang, benda, dan kejadian di luar
penampilan luar mereka.
14. Persepsi diri
- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
- Anak usia pra sekolah dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Kosakata sudah
mulai meluas, kalimat kompleks sederhana tapi dipahami. Untuk usia 3 tahun,
komunikasi lebih sering berbentuk simbolis.
15. Pertahanan koping
- Perpisahan
- Lingkungan baru
- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
- Menyangkal, menarik diri, marah.
16. Sistem nilai kepercayaan
Kebutuhan spiritual pada anak mengikuti orangtua.
17. Neosensori
a. Sakit kepala, pengelihatan kabur
b. Kram otot/ kejang; sindrom kaki gelisah
c. Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidak mampuan
berkonsentrasi, hilang memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran (azotemia,
ketidakseimbangan elektrolit/ asam/ basa)
18. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala mesochepal, wajah tampak sembab karena ada edema fascialis.
b. Pemeriksaan Mata
Edema periorbital, mata tampak sayu karena malnutrisi.
c. Pemeriksaan Hidung
Adanya pernapasan cuping hidung jika klien sesak napas.
25
d. Pemeriksaan Telinga
Fungsi pendengaran, kebersihan telinga, ada tidaknya keluaran.
e. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal, mukosa bibir biasanya
kering, pucat.
f. Pemeriksaan Leher
Adanya distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh dan peningkatann kerja
jantung.
g. Pemeriksaan Jantung
Mungkin ditemukan adanya bunyi jantung abnormal, kardiomegali.
h. Pemeriksaan Paru
Suara paru saat bernapas mungkin ditemukan ronkhi karena efusi pleura,
pengembangan ekspansi paru sama atau tidak.
i. Pemeriksaan Abdomen
Adanya asites, nyeri tekan, hepatomegali.
j. Pemeriksaan Genitalia
Pembengkakan pada labia atau skrotum.
k. Pemeriksaan Ektstrimitas
Adanya edema di ekstrimitas atas maupun bawah seperti di area sakrum, tumit, dan
tangan.
l. Tanda vital : peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, hipertensi, nafas cepat
dan dalam (kusmaul), dyspnea
19. Tes Diagnostik
a. UJI URINE
1) Protein urine meningkat
2) Urinalis cast hialin dan granular, hematuria
3) Dipstick urine positif untuk protein dan darah
4) Berat jenis urine meningkat
b. UJI DARAH
1) Albumin serum menurun
2) Kolesterol serum meningkat
3) Hemoglobin dan hematokrit meningkat (hemokonsentrasi)
4) Laju endap darah (LED) meningkat
5) Elektrolit serum bervariasi dengan keadaan penyakit per orang
c. UJI DIAGNOSTIK
Biopsy ginjal merupakan uji diagnostic yang tidak dilakukan secara rutin
Selain proteinuria masif, sedimen urin biasanya normal. Bila terjadi hematuria
mikroskopik lebih dari 20 eritrosit/LPB dicurigai adanya lesi glomerular (misal sklerosis
26
glomerulus fokal). Albumin plasma rendah dan lipid meningkat. IgM dapat meningkat,
sedangkan IgG menurun. Komplemen serum normal dan tidak ada krioglobulin.
Anamnesis penggunaan obat, kemungkinan berbagai infeksi, dan riwayat penyakit
sistemik klien perlu diperhatikan. Pemeriksaan serologit dan biopsi ginjal sering
diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab GN
sekunder. Pemeriksaan serologit sering tidak banyak memberikan informasi dan biayanya
mahal. Karena itu sebaiknya pemeriksaan serologit hanya dilakukan berdasarkan indikasi
yang kuat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal
ditandai dengan asites, dyspnea.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya suplai
oksigen
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung.
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan didalam jaringan,
gangguan mekanisme regulasi (retensio sodium, natrium dan air).
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan asupan oral, mual, muntah, vomit.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder
imunosupresi, prosedur invasive.
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen dalam tubuh.
8. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh.
27
C. Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Ketidakefektifan NOC NIC
1. Respiratory status : Ventilation Airway Management
pola nafas
2. Respiratory status : Airway patency - Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust
berhubungan 3. Vital sign status
bila perlu
Kriteria Hasil :
dengan ekspansi - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1. Mendemosntrasikan batuk efektif dan suara
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
paru tidak
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
buatan
maksimal
dyspnue (mampu mengeluarkan sputum, - Pasang mayo bila perlu
ditandai dengan - Lakukan fisioterapi dada bila perlu
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
- Keluarkan secret dengan batuk atau suction
dyspnea
pursed lips) - Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien - Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
- Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
pernapasan dalam rentang normal, tidak ada - Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor respirasi dan status O2
suara nafas abnormal)
Oxigen Therapy
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
(tekanan darah, nadi, pernapasan) - Pertahankan jalan nafas yang paten
- Atur peralatan oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi pasien
- Observasi adanya tanda-tanda hivopentilasi
- Monitor vital sign
2. Ketidakefektifan NOC NIC
1. Circulation status Peripheral Sensation management
perfusi jaringan
2. Tissue Perfusion : cerebral (Management sensasi perifer)
perifer Kriteria Hasil 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
28
berhubungan Mendemonstrasikankan status sirkulasi terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2. Monitor adanya paretese
dengan yang ditandai dengan :
3. Intruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada
1. Tekanan systole dan diastole dalam
menurunnya
isi atau laserasi
rentang yang diharapkan
suplai oksigen 4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
2. Tidak ada ortostatik hipertensi
5. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
3. Tidak ada tanda-tanda peningkatan
6. Monitor kemampuan BAB
tekanan intracranial (tidak lebih dari 15 7. Kolaborasi pemberian analgetik
8. Monitor adanya tromboplebitis
mmHg)
9. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
Mendemonstrasikan kemampuan kognitif
yang ditandai dengan :
1. Berkomunikasi yang jelas dan sesuai
kemampuan
2. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan
orientasi
3. Memproses informasi
4. Membuat keputusan dengan benar
3. Penurunan NOC NIC
1. Cardiac Pump Effectiveness Cardiac Care
curah jantung
2. Circulation Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada
b/d perubahan 3. Vital Sign Status 2. Catat adanya disritmia jantung
Kriteria Hasil 3. Catat danya tanda dan gejala turunnya cardiac output
afterload,
1. Tanda vital dalam rentang normal 4. Monitor status kardiovaskuler
kontraktilitas 2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada 5. Monitor status pernapasan yang menandakan gagal
dan frekuensi kelelahan jantung
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak 6. Monitor abdomen sebagai indikator penurunan
jantung
ada asites perfusi
4. Tidak ada penurunan kesadaran 7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
9. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
29
antiaritmia
10. Monitor toleransi aktivitas pasien
11. Anjurkan untuk menurunkan stres
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor kualitas dari nadi
4. Monitor jumlah dan irama jantung
5. Monitor bunyi jantung
6. Monitor frekuaensi dan irama pernapasan
7. Monitor suara paru
8. Monitor pola pernapasan abnormal
9. Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
10. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
4. Kelebihan NOC NIC
1. Electrolite and acid base balance Fluid Management
volume cairan
2. Fluid balance 1. Timbang popok/pembalut
b/d akumulasi 3. Hydration 2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Kriteria Hasil 3. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan
cairan b/d
1. Terbebas dari edema 4. Monitor vital sign
akumulasi 2. Bunyi napas bersih, tidak ada dispnea 5. Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan
3. Terbebas dari distensi vena jugularis 6. Kaji lokasi dan luas edema
cairan didalam
4. Memelihara tekanan vena sentral, tekanan 7. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake
jaringan,
kapiler paru, output jantung, dan vital signcairan kalori
gangguan 8. Monitor status nutrisi
dalam batas normal
Fluid Monitoring
mekanisme 5. Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
regulasi (retensio kebingungan
eliminasi
6. Menjelaskan indikator kelebihan cairan
sodium, natrium 2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
dan air). ketidakseimbangan cairan
3. Catat secara akurat intake dan output
4. Monitor tanda dan gejala dari oedema
30
5. Ketidakseimban NOC NIC
gan Nutrisi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan x 24 Nutrition Management
Kurang dari
jam diharapkan masalah keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Tubuh kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan
berhubungan 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
dengan Kriteria Hasil :
vitamin C
penurunan 5. Berikan substansi gula
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai
asupan oral, 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
dengan tujuan
mual, muntah, 2. untuk mencegah konstipasi
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
7. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
vomit 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
5. Menunjukkan peningkatan fungsi 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
pengecapan dari menelan harian
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang 9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
berarti
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
31
7. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
13. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake kalori
15. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral
16. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
32
Jumlah leukosit dalam batas normal - Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
kandung kencing.
Menunjukan prilaku hidup sehat - Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection
( proteksi terhadap infeksi )
- Monitoring tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
- Monitoring hitung granulosit , WBC
- Monitoring kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung terhadap penyakit menular
- Partahankan teknik aspesis pada yang berisiko
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kuliat pada epidema
- Infeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan , panas, drainase
- Infeksi kondisi luka /insisi bedah
- Dorong masukan utrisi yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien utuk minum antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mengindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
7. Intoleransi NOC Activity Therapy:
1. Energy Conservation
aktivitas 1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitas Medik
2. Activity Tolerance
berhubungan 3. Self Care : ADLs dalam merencanakan program terapi yang tepat
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang
dengan
Kriteria Hasil :
mampu dilakukan
ketidakseimbang 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
3. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
33
an antara suplai disertai peningkatan tekanan darah, nadi sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
dan kebutuhan dan RR diinginkan
2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari 4. Bantu untuk mendapat alat bantu aktivitas seperti
oksigen dalam
(ADLs) secara mandiri kursi roda, krek
tubuh
3. Tanda-tanda vital normal 5. Bantu untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
4. Energy psikomotor
beraktivitas
5. Level kelemahan
6. Bantu pasien untuk mengembankan motivasi diri dan
6. Mampu berpindah : dengan atau tanpa
penguatan
bantuan alat
7. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
7. Status kardiopulmunari adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi: pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
8. Gangguan Citra NOC NIC
Tubuh
a. Body Image Body image enhancement
berhubungan b. Self esteem
dengan a. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap
perubahan tubuhnya
Setelah 3x24 jam interaksi diharapkan: b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
bentuk tubuh
c. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan
Kriteria Hasil dalam prognosis penyakit
d. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
a. Body image positif e. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan
bantu
personal f. Fasilitas kontak dengan individu lain dalam kelompok
c. Mendeskripsikan secara faktual perubahan
kecil
fungsi tubuh
d. Mempertahankan interaksi social
34
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
36
disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan dan evaluasi disesuaikan dengan
kriteria hasil yang telah ditentukan.
3.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk, 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius.
Suryadi dan Yuliani, Rita. 2001. Praktek klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:
Sagung Seto.
Suriadi dan Rita Yulianni. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: PT. Fajar
Interpratama.
38