Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi berupa jenis virus yaitu


parasit Taxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalon Virus), Herpes
Simplex Virus (HSV1-HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak
klinisnya lebih terbatas (misalnya Mcasles, Varicella, Echovirus, Mumps,
Vassinia, Polio dan Coxsackie-B) (Dharmana, 2007).

Penyakit Torch ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai


keluhan yang bisa menyerang siapa saja, ulai anak-anak sampai orang dewasa,
baik pria maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat
menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat visik dan
mental beranekaragam (Dharmana, 2007).

Infeksi Torch juga dapat menyerang semua bagian organ tubuh, termasuk
sistem saraf pusat dan perifer yang mengendalikan fungsi gerak, penglihatan,
pendengaran, sistem kardiovaskuler serta etabolisme tubuh (Juanda, 2007).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?


2. Apa saja klasifikasi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
3. Apa etologi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
4. Bagaimana penularan dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
5. Apa manifestasi klinis dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
6. Bagaimana patafisiologi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
7. Bgaimana pathway dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
8. Apa saja pemeriksaan untuk mendiagnosa adanya infeksi TORCH pada
kehamilan?
9. Bagaimana cara menghindari dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
10. Bagaimana cara mencegah dari infeksi kehamilan dengan TORCH?

1
1.3 TUJUAN

1 TujuanUmum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pembuatan makalah mata kuliah Sistem Reproduksi dengan judul “Konsep
Medis Kehamilan dengan Infeksi TORCH”.
2. Tujuan khusus
a. Apa definisi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
b. Apa saja klasifikasi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
c. Apa etologi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
d. Bagaimana penularan dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
e. Apa manifestasi klinis dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
f. Bagaimana patafisiologi dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
g. Bgaimana pathway dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
h. Apa saja pemeriksaan untuk mendiagnosa adanya infeksi TORCH
pada kehamilan?
i. Bagaimana cara menghindari dari infeksi kehamilan dengan TORCH?
j. Bagaimana cara mencegah dari infeksi kehamilan dengan TORCH?

1.4 MANFAAT

Manfaat yang diharapkan timbul dari pembuatan makalah ini, diantaranya


adalah

1. Bagi Penulis
Makalah ini bermanfaat untuk menambahkan pengetahuan penulis
tentang konsep medis kehamilan dengan infeksi torch.

2. Bagi Profesi Keperawatan


Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk bahan
penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan tentang konsep medis
infeksi kehamilan pada pasien torch, sehingga dapat menghasilkan
tenaga perawat profesional yang memiliki pengetahuan yang memadai
sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan.

3. Bagi Pasien
Memahami dan membentuk persepsi positif tentang perilaku caring
seorang perawat kepada pasien dengan kehamilan infeksi torch.

2
4. Bagi Rumah Sakit

Meminimalisir adanya perubahan perilaku negatif baik dari pasien


maupun keluarga dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor yang
dapat menjadikan terjadinya kehamilan dengan infeksi torch.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Gb.1 Infeksi Torch

Torch adalah sebuah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat


jenis penyakit infeksi yang menyebabkan kelainan bawaan, yaitu Taxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari
HSV 1 dan HSV 2. Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya
bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil (Juanda, 2007)..

TORCH adalah singkatan dari Taxoplasma gondii (Taxo), Rubella, Cyto


Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) serta kemunkinan oleh
virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas misalnya ; Measles, Varicella,
Echovirus, Mumps, Virus Vaccinia, vrus Polio dan virus Coxsackie-B (Ir. A. H
Juanda 2007).

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah adanya zat anti (antibody) yang
spesifik terhadap kuman penyebab infeksi tersebut sebai respon tubuh
terhadap adanya benda asing (kuman). Antibody yang terburuk dapat berupa
Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) (Lasmawati, 2010).

4
Penyakit Torch ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai
keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang
dewasa, baik pria maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat
menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan
mental yang beranekaragam.

2.2 KLASIFIKASI

Menurut (Juanda, 2007) klasifikasi dari infeksi torch pada kehamilan sebagai
berikut :

1 Toxoplasma
Toxoplasmosis penyakit zonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat
ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporoza yang dikenal
dengan nama Toxoplasma gondi yaitu suatu parasit intraseluler yang
menginfeksi pada manusia dan hewan. Toxoplasma gondi termasuk
spesies dari kelas sporozoa (Cocidia), pertama kali ditemukan pada
binatang pengerat Ctenodactyius gundi di Afrika Utara (Tunisia) oleh
Nicole dan Manccaux tahun 1908. Taun 1928 Toxoplasma gondi
ditemukan pada manusia pertama kali oleh Castellani. Infeksi ini
disebabkan oleh Toxoplasmosis Gondi yang bersumber dari kucing, tikus
dan hewan peliharaan lain. Jalur kontaminasi adalah melalui makanan
yang terkontaminasi oleh kotoran hewan tersebut dalam bentuk kista yang
tidak mati. Pengaruhnya terhadap kehamilan dapat menimbulkan cacat
kongenital yang berat secara multipel, persalinan atau abortus,
diagnosisnya hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan serologis. Bila
infeksi masih aktif sebaiknya menunda kehamilan sehingga terhindar dari
kemungkinan cacat pada bayinya.
2 Rubella
Virus Rubella atau yang disebut juga dengan “Campak Jerman”
merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan
menyerang siapa saja. Virus Rubella ditemukan oleh Sir Norman Greg dari
Eropa tahun 1941 dan baru dapat diisolasikan tahun 1962. Walaupun

5
penderita virus Rubella tidak menampakkan gejala klinis 14-21 hari, virus
ini sebetulnya telah berada di beberapa tempat misalnya tenggorokan,
hidung, air seni dan kotoran manusia. Penyakit ini biasanya menyerang
pada saluran pernafasan atau di dalam tenggorokan.. Bahaya virus Rubella
ini pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran. Kalau tidak
keguguran anak yang dilahirkan bisa terkena penyakit katarak, tuli,
hydrosefalus, mikrosefalus, hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ
tubuh seperti jantung, paru-paru dan limfa). Bisa juga menyebabkan berat
bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis radang selaput otak,
radang iris mata dan beberapa jenis penyakit lainnya.
3 Cyto Megalo Virus (CMV)
Cyto Megalo Virus (CMV) termasuk golongan virus DNA. Hal ini
berdasarkan struktur dan cara virus saat melakukan replikasi. Virus ini
menyebabkan pembengkakan sel sehingga terlihat sel membesar
(sitomegali) dan tamapak sebagai gambaran mata burung hantu.
Infeksi CMV terjadi karena pemaparan pertama kali atas individu disebut
infeksi primer. Infeksi primer berlangsung simptomatis ataupun
asimptomatis serta virus akan menetap dalam jaringan hospes dalam
waktu yang tidak terbatas. Pada pengidap CMV, misalnya seorang ibu
pada saat hamil, ia akan mengalami keguguran terus-menerus atau bayi
yang dikandungnya lahir dalam keadaan cacat fisik, seperti hydrosefalus,
lahir dengan usus keluar, kaki dan tangannya jadi bengkok
4 Herpes Simplex Virus
Pada dasarna virus Herpes juga disebut Herpes Simplex Virusdan sering
disingkat dengan HSV. Virus ini dibedakan menjadi dua, yaitu HSV 1 dan
HSV 2 penyebab 84% karena kasus penyakit kelamin. Perbedaan antara
HSV 1 dan HSV 2 adalah
a HSV 1
Bagian pada HSV 1 yakni pada kulit dan selaput lendir mukosa
dimata atau dimulut, hidung dan telinga. Bentuk pada kulit HSV 1

6
membentuk bercak verikel-verikel kecil. Pada HSV 1 terdapat
antibody anti HSV 1.
b HSV 2
Sedangkan pada HSV 2 bagian yang terkena yakni pada kulit dan
selaput lendir pada alat kelamin dan perianal. Bentuk kulit pada
HSV 2, membentuk bercak verikel-verikel besar, tebal dan
terpusat. Pada HSV 2 terdapat antibody anti HSV 2.
2.3 ETIOLOGI

Penyebab utama dan virus dan parasit TORCH (Toxo, Rubella, CMV
dan Herpes) adalah hewan yang ada disekitar kita, seperti ayam, kucing,
burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Meskipun
tidak secara langsung sebagai penyebab terjangkitnya penyakit yang berasa
dari virus ini adalah hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena
perantara (tidak langsung) seperti memakan sayuran, daging setengah matang
dan lainnya (Juanda, 2007)

2.4 CARA PENULARAN TORCH

Menurut (Price, 2010) penularan TORCH pada manusia dapat melalui dua
cara, yaitu secara aktif (didapat) dan secara pasif (bawaan). Penularan secara
aktif disebabkan diantara lain sebagai berikut :

a. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi,
misalnya daging sapi, kambing domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan
lainnya.

b. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses kucing yang menderita
TORCH. Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah
(lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia
maupun hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang
tercemar, disebabkan karen oosista bisa bertahan di tanah sampai beberapa
bulan.

7
c. Transfuse darah (trofozoid), transpantasi organ atau cangkok jaringan
(trozoid, sista), kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH
masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka.

d. Hubungan seksual antara pria dan wanita juga dapat menyebabkan


menularnya penyakit TORCH, misalnya, seorang pria terkena salah satu
penyakit TORC dan kemudian melakukan hubungan seksual pada seorang
wanita (yang sebelumnya belum terinfeksi) maka ada kemungkinan wanita
tersebut nantinya akan terkena penyakit TORCH.

e. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika
mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya
terkena penyakit TORCH melalui plasenta.

f. Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit
TORCH. Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan
terjangkit salah satu penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit
tersebut bisa mneular kepada sang bayi yang sedang disusuinya.

g. Keringat yang menempel pada baju ataupun keringat yang masih menepel
di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya penyakit TORCH. Selain
itu jaga dapat ditularkan melalui air liur.

h. Faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia,


anatara lain adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan buah-buahan
segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mnecuci tangan dahulu,
mengkonsumsi makanan atau minuman yang disajikan tanpa ditutup,
sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.

2.5 MANIFESTASI KLINIS

Menurut (Juanda, 2007).manifestasi klinis dari infeksi torch pada kehamilan


sebagai berikut :

8
1). Toxoplasma

Gejala klinis orang-orang yang terkena Toxoplasmosis pada umumnya


tidak merasa sakit yang menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi.
Gejala klinis yang muncul mirip seperti gejala klinis penyakit infeksi pada
umumnya , seperti demam, pembesaran kelenjar limfa dileher bagian
belakang tanpa ada rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit di otot, lesu dan
lemas.
2). Rubella

Demam ringan (37,5o C), pusing, pilek ringan, mata merah dan nyeri pada
persendian

3). Cyto Megalo Virus (CMV)

Demam, letih, lesu, flu, bahkan hingga terjadi penurusan jumlah sel drah
putih. Apabila menyerang sistem pencernaan maka dapat menyebabkan
mual muntah bahkan mengalami diare

4). Herpes Simplex Virus


Lesu, gangguan pernafasan, bisul berair, suhu panas atau dingin,
pendarahan, hepatomegali, kelainan jaringan saraf pusat, kulit kuning,
kulit biru, radang selaput lendir mata, korioretinis, kematian
2.6 PATOFISIOLOGI

a. Toxoplasma (Kucing)

Organisme tempat Toxoplasma gondi hidup adalah kucing. Kucing


tersebut terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan
daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing
mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst
terus menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau
pulih kembali. Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses
menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan
infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika

9
oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan
akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih
dari 1 tahun tetapi tidak aktif.

b. Rubella

Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan


menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk
kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus
akan menyebrang ke sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh
post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama. pada rubella
yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan
virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi
dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah
sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun
kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.

c. Cyto Megalo Virus (CMV)

Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di


amerika utara. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui
kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah,
liur, secret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut
ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu;
setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu
sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan
sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak
aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga
kini belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.

d. Herpes (Herpes Simplex Virus)

Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibody


maka infeksinya bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil
berat. Ini disebut infeksi primer. Virus kemudian akan menjalar melalui

10
serabut saraf sensoris ke ganglian saraf regional (ganglian sakralis) dan
berdiam disana secara laten. kalau pada saat virus masuk pertama kali
tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh akan membuat antibody
sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat infeksi primer.
Bila sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami aktifasi
dan multiplikasi kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat
ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi
primer. Faktor-faktor pencetus, virus akan mengalami aktivasi dan
multiplikasi kembali sehingga terajadi infeksi neklien. Karena pada saat
ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi
primer.

11
2.7 PATHWAY

Virus, bakteri, parasit,


factor genetik

Infeksi kehamilan

Toxoplasma Rubella CMV Herpes


(disebabkan oleh
(Pada kucing)
penyakit
Masuk melalui sal. Ditularkan
kelamin)
pernafasan langsung melalui
Pengeluaran urin, darah, liur,
oocyt yg terdapat secret servical,
virus Peradangan Masuk kedalam
semen, ASI
mukosa tuh yang belum
sal.pernafasan memiliki antibody
Disebarkan
melalui udara Menyebar ke Terjadi infeksi
seluruh tubuh Terjadi infeksi
Ketika dihirup
menyebabkan
infeksi

Demam Lesu Sakit Mual Bisul Diare


lemas kepala & muntah berair
sakit
Hipertermi Kekurangan
diotot Resiko
Gg. Nutrisi Volume
Intoleransi kurang dari kerusakan cairan
Nyeri integritas
aktivitas kebutuhan
jaringan kulit

12
2.8 PEMERIKSAAN TORCH

a. Toxoplasma

Tes ini mempergunakan antigen toxoplasma yang diletakkan pada


penyangga padat, mula-mula di inkubasi dengan serum penderita
kemudian dengan antibodi berlebel enzim. Kadar antibodi dalam serum
penderita sebanding dengan intertitas warna yang timbul setelah ikatan
antigen antibodi di campur dengan substrat. Uji aviditas pada ELISA
bermanfaat untuk determinasi prediktif kapan seseorang atau individu
tersebut diperkirakan terinfeksi aviditas ELISA juga dapat di gunakan
untuk menentukan status infeksi serta kekuatan ikatan intrinsik antara
antibodi dengan antigen.

b. Rubella

Dengan tes ELISA, HAI, pasif HA atau tes LA, atau dengan
adanya IgM spesifik rubella yang mengindikasikan infeksi rubella telah
terjadi. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan
anti-Rubella IgG dan IgM. Pemeriksaan anti rubella IgG dapat digunakan
untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika
ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk di vaksinasi.

Pemeriksaan anti-Rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna


untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan <18 minggu dan resiko
infeksi rubella bawaan.

c. Cyto Megalo Virus

Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui


infeksi akut atau infeksi berulang, dimana infeksi akut mempunyai resiko
yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi
Anti CMV IgG dan IgM, serta aviditas Anti-CMV IgG.

d. Herpes Simpleks

13
Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan IgM sangat
penting unuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi oleh HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila
infeksi terjadi pada saat kehamilan.

2.9 CARA MENGHINDARI TORCH

Untuk menghindari sedini mungkin penyakit TORCH yang sangat


mebehayakan ini, ada beberapa hal sebagai solusi awal yang bisa dilakukan
antara lain sebagai berikut:

a. Bila mengkonsumsi daging seperti daging ayam, sapi kambing, kelinci,


babi dan lainnya terlebih dahulu dimasak dengan matang hingga sehu
mencapai 66o C, agar oosista yang mungkinterbawa di dalam daging
tersebut bisa mati.

b. Kucing peliharaan di rumah hendaknya di beri daging matang untuk


mencegah infeksi yang masuk kedam tubuh kucing. Tempat makan,
minum dan alas tidur harus selalu dicuci/dibersihkan

c. Hindari kontak dengan hewan –hewan mamalia liar, seperti rodensia


liar(tikus, musang, dll) serta reptilia kecil seperti cicak, kadal dan
babengkarung ynag kemungkinan dapt sebagai hewan perantara TORCH

d. Bagi wanita yang sedang hamil, terutama yang dinyatakan secara


serologis sudah negatif, jangan memelihara atau menagani kucing kecuali
dengan sarung tangan.

2.10 CARA MENCEGAH TORCH

Mengingat bahaya dari TORCH untuk ibu hamil, bagi anda yang sedang
merencanakan kehamilan atau yang saat ini sedang hamil, dapat
mempertimbangkan saran-saran sebagai berikut agar bayi terlahir baik
dengan sempurna.

a. Makan makanan begizi

14
Saat hamil sebaiknya anda mengkonsumsi banyak makanan bergizi.
Selain baik untuk perkembangan janin, gizi yang cukup juga akan
membuat tubuh tetap sehat dan kuat. Bila tubuh sehat, maka tubuh dapat
melawan berbagai penyakit termasuk TORCH sehingga tidak akan
menginfeksi tubuh

b. Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan

Ada baiknya, anda memeriksakan tubuh sebelum merencanakan


kehamilan. Anda dapat memeriksa apakah dalam tubuh tedapat virus atau
bakteri yang dapat menyebabkan infeksi TORCH. Jika anda sudah
terinfeki, ikuti saran dokter untuk mengobatinya dan tunda kehamilan
hingga benar-benar sembuh.

c. Melakukan vaksinasi

Vaksinasi bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab


TORCH. Seperti vaksin rubella dapat dilakukan sebelum kehamilan.
Hanya saja , anda tidak boleh hamil 2 bulan kemudian.

d. Makan makanan yang matang

Hindari memakan makanan tidak matang atau setengah matang. Virus


atau parasit penyebab TORCH bisa terdapat pada makanan dan tidak akan
mati apabila makanan tidak dimasak sampai matang. Untuk mencegah
kemungkinan tersebut, selalu konsumsi makanan matang dalam
keseharian anda.

e. Periksa kandungan secara teratur

Selama masa kehamilan, pastikan agar anda juga memeriksakan


kandungan secara rutin dan teratur. Maksudnya adalah agar dapat
dilakukan tindakan secepatnya apabila di dalam tubuh anda ternyat
terinfeki TORCH. Penanganan yang cepat dapat membantu agar kondisi
bayi tidak menjadi buruk.

15
f. Jaga kebersihan tubuh

Jaga hygine tubuh anda, prosedur hygine dasar, seperti mencuci tangan,
sangatlah penting.

2.11 KOMPLIKASI

Menurut (Juanda. 2007), komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil
dengan infeksi torch sebagai berikut :

1. Toksoplasmosis
Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan
menyebabkan 20% janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin.
Sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga 65% janin akan
terinfeksi.
2. Rubella
Penyakit ini agak berbeda dari toksoplasmosis karena rubela hanya
mengancam janin bila didapat saat kehamilan pertengahan pertama,
makin awal (trimester pertama) ibu hamil terinfeksi rubella makin serius
akibatnya pada bayi yaitu kematian janin, intrauterin, abortus spontan,
atau malformasi kongenital pada sebagian besar organ tubuh (kelainan
bawaan) : katarak, lesi jantung, hepatosplenomegali, ikterus, petekie,
meningo-esenfalitis, khorioretinitis, hidrosefalus, miokarditis dan lesi
tulang. Sedangkan infeksi setelah masa itu dapat menimbulkan gejala
subklinik misalnya khorioretinitis bertahun-tahun setelah bayi lahir.
3. Cyto Megalo Virus (CMV)
Infeksi virus ini dapat ditemukan secara luas di masyarakat, sebagian
besar wanita telah terinfeksi virus ini selama masa anak-anak dan tidak
mengakibatkan gejala yang berarti. Tetapi bila seorang wanita terinfeksi
pada masa kehamilan maka infeksi ini akan menyebabkan manifestasi
klinik infeksi janin bawaan sebagai berikut : hepatosplenomegali,
ikterus, petekie, meningoensefalitis, khorioretinitis dan optic atrophy,
mikrosefali, letargia, kejang, hepatitis dan jaundice. Jika bayi dapat
bertahan hidup akan disertai retardasi psikomotor maupun kehilangan
pendengaran.

16
4. Herpes Simplek
Pada bayi infeksi ini didapat secara perinatal akibat persalinan lama
sehingga virus ini mempunyai kesempatan naik melalui membran yang
robek untuk menginfeksi janin. Gejala pada bayi biasanya mulai timbul
pada minggu pertama kehidupan tetapi kadang-kadang baru pada
minggu ke dua-tiga. Manifestasi kliniknya yaitu hepatosplenomegali,
ikterus, petekie, meningoesenfalitis, khorioretinitis, mikrosefali dan
miokarditis.

BAB 3

PENUTUP

17
3.1 KESIMPULAN

Torch adalah sebuah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat


jenis penyakit infeksi yang menyebabkan kelainan bawaan, yaitu Taxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari
HSV 1 dan HSV 2. Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya
bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil.

Penyebab utama dan virus dan parasit TORCH (Toxo, Rubella, CMV
dan Herpes) adalah hewan yang ada disekitar kita, seperti ayam, kucing,
burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Meskipun
tidak secara langsung sebagai penyebab terjangkitnya penyakit yang berasa
dari virus ini adalah hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena
perantara (tidak langsung) seperti memakan sayuran, daging setengah matang
dan lainnya.

Penularan TORCH pada manusia dapat melalui dua cara, yaitu secara
aktif (didapat) dan secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif disebabkan
diantara lain sebagai berikut : Makan daging setengah matang yang berasal
dari hewan yang terinfeksi, Makan makanan yang tercemar oosista dari feses
kucing yang menderita TORCH, Transfuse darah (trofozoid), transpantasi
organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista), Hubungan seksual antara pria
dan wanita juga dapat menyebabkan menularnya penyakit TORCH.

Manifestasi klinis dari TORCH adalah: sakit kepala, Lemah, Sulit


berpikir jernih, Demam, Mati rasa, Koma, Serangan jantung, Perubahan pada
penglihatan (seperti pengelihatan ganda, lebih sensitif tehadap cahaya terang,
atau kehilangan penglihatan), Kejang otot, dan sakit kepala parah

3.2 SARAN

18
Sebagai seorang perawat, dalam menghadapi klien dengan kehamilan
yang terinfeksi TORCH ini, kita dituntut untuk mampu berpikir kritis dalam
melakukan tindakan keperawatan yang komprehensif serta mampu
mengidentifikasi masalah-masalah klien yang dirumuskan sebagai diagnosa
keperawatan, mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi
masalah keperawatan yang dialami oleh klien.

DAFTAR PUSTAKA

19
Dharmana. (2007). Toxoplasma gondil, Musuh Dalam Selimut. Semarang:
Fakultas Ketokteran Universitas Diponegoro.

Juanda. (2007). Solusi Tepat Bagi Penderita TORCH. Jakarta: PT. Wangsa Jatra
Sari.

Lasmawati. (2010). Gambaran Penularan Toxoplasma Gondil Terhadap


Manusia. Jakarta: KTI.

Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai