Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS INFANTIL

Definisi

Dermatitis infantile adalah suatu dermatitis atopic yang dijumpai pada bayi yang berumur 2
bulan samapai 2 tahun.

Etiologi dan Patogenesis

Sampai saat ini penyebab dan patogenensis dermatitis atopic belum jelas diketahui. Mungkin ada
peranan allergen spesifik terhadap pathogenesis penyakit dermatitis atopik, ditunjang oleh
adanya efek menekan tertentu pada kasus-kasus mkanan pada dermatitis atopik tife infantile.
Insidens yang terjadi akibat pada makanan dermatitis atopic tife infantile dilaporkan sekitar 25%.
Pada alergi terhadap telur, allergen utama dari telur adalah ovalbumin, ovomukoid, dan putih
telur.

Hubungan air susu ibu (ASI) dengan serangan dermatitis atopic belum jelas diketahui.
Pemberian ASI terutama dengan menghindarkan makanan-makanan bayi. Dengan cara
sentisisasi atau idiosinkrasi pada beberapa bayi, anak-anak dan orang dewasa, dapat dilihat
bahwa makanan-makanan tertentu dapat memburuk keadaan kulit. Pada penelititan terlihat
bahwa terjadi insidens alergi yang sama terhadap anak-anak sampai umur 7 tahun, yang
mendapat air susu ibu, susu buatan atau susu kedele pada usia 5 bulan pertama dari
kehidupannya.

Beberapa bahan hirupan pun dapat sebagai penyebab, seperti wol, rambut kucing, serbuk-serbuk
bunga, sutera, bulu-bulu kuda, dan lain-lain. Alergi terhadap serpih kulit manusia pun dapat
sebagai penyebab eczema pada anak-anak.

Eczema atopic ini meningkat jumlahya pada penderita-penderita yang mempunyai riwayat atopi.

Gambaran Klinik

Dermatitis infantile biasanya dimulai pada umur 2 bulan dan kira-kira 50% dari penderita dapat
sembuh pada usia 2-3 tahun. Gejala karakteristik yaitu adanya perasaan gatal yang hebat dan
dijumpai macula eritema pada kedua pipi. Pada macula eritema ini dapat timbul vesikula-
vesikula yang kemudian dapat pecah sehingga timbul keropeng-keropeng. Kelainan kulit ini
dapat meluas ketempat lain ditubuh seperti kulit kepala, kening, leher bahkan sampai ke badan
dan anggota gerak. Sering juga mengenai daerah pantat dan distribusi kelainan biasanya simetris.
Lesi sering basah dan polimorf. Kadang-kadang dapat terjadi infeksi sekunder oleh karena
garutan.

Pada anak-anak yang lebih tua (lebih besar dari 1 tahun), kelainan kulitnya sering kering dan
xerosis, sehingga gambarannya seperti eczema nummular yang sering mengenai daerah fosa
kubiti dan fosa popliteal. Dapat terjadi eksaserbasi setelah vaksinasi atau sesudah imunisasi
difteria.

Diagnosis

Diagnosis dermatitis infantile ditegakkan berdasarkan gambaran kliniknya, riwayat atopi,


perjalanan penyakit dan stigmata dari dermatitis atopic.

Gejala penyakit yang khas yaitu perasaan gatal yang hebat, eritema, papula-papula, vesikula-
vesikula dengan edema dan adanya cairan serous dan berkeropeng.

Yang penting untuk mendiagnosis yaitu pinggir lesi dari dermatitis atopic cenderung perlahan-
lahan bergabung ke kulit sekitarnya. Bila diagnosis masih ragu-ragu dapat dilakukan
pemeriksaan hispatologik.

Histopatologi

Pada lesi yang akut dari dermatitis infantile dapat dilihat adanya hyperkeratosis, parakeratosis,
dan hyperplasia, dengan lapisan granular sedikit atau hilang sama sekali. Yang penting untuk
diagnosis yaitu meningkatnya penumpukan cairan interseluler dan inraseluler(spongiosis) dengan
adanya migrasi lekosit-lekosit (eksositosis) pada epidermis dan pembentukan vesikula-vesikula
kecil. Pembuluh-pembuluh darah kapiler dilatasi dan terdapat edema diskutis. Adanya infiltrasi
sel-sel eosinophil, limfosit, dan histiosit di sekitar pembuluh darah pada bagian atas kutis.

Diagnosis banding

1. Dermatitis Seboroika
2. Dermatitis Kontak
3. Dermatitis Numular
4. Sindrom kekurangan imunitas
(Wiskott Aldrich Syndrome, Ataxia telangiectasia), dan lain-lain.

Pengobatan

a) Bila ada faktor luar yang merangsang timbulnya serangan eczema seperti panas, mandi
yang sering-sering, garutan-garutan, dan pakaian yang kotor ataupun basah, masalah
kebersihan terutama di daerah popok, infeksi lokal, cairan-cairan yang merangsang atau
“baby oil”, agar di hindarkan. Sabun-sabun dan air dapat sebagai pencetus penyakit, bila
menggunakan minyak zaitun dan kapas, untuk membersihkan tubuh harus berhati-hati.
Perhatikan terutama pada daerah genital, pantat. Popok basah harus cepat diganti. Pada
bayi-bayi, karena penyakit dapat timbul karena alergi terhadap makanan-makanan
tertentu seperti telur, susu, gandum, sebaiknya di hentikkan dan dapat digantikan dengan
makanan pengganti (beras, jagung, tepung kacang kelede, dan lain-lain).
b) Pemberian obat-obatan.
Obat-obat antihistamin dapat juga menolong pada beberapa kasus. Dosisnya harus cukup
dan teratur pemberiannya.
 Obat-obatan antihistamin dan siphroheptadin (periactin) dapt digunakan untuk
menghilangkan gatal yang hebat. Kadang-kadang digunakan hidroksizin.
Trimeprazin (5 mg/tab) diberikan 2 kali sehari juga menolong untuk
menghilangkan rasa gatal.
 Pemberian kortikosteroid secara sistemik hanya diutamakan untuk dermatitis
atopic tipe dewasa, bila kasusnya berat.
 Natrium kromoglikat diberikan pada anak-anak yang ada kaitan penyakitnya
dengan alergi makanan.

Obat Lokal

Pada eczema yang akut, berair, sebaiknya kompres dengan cairan Burowi 1 : 20 atau 1 : 40, dan
cairan permanganas kalikus ( 1:5000) juga baik bila di kompreskan selama 20-30 menit, untuk
beberapa kali.

Obat-obat kotikostreoid lokal sebaiknya dalam bentuk krem, salep-salep, obat semprot, dan
cairan. Bila telah digunakan secara teratur tapi belum ada perbaikan harus diingat adanya
sensitivitas terhadap bahan pengawet (paraben) pada dasar salep. Sensitivitas terhadap Neomisin
juga dapat terjadi. Efek sampingan yang hebat setelah pemakaian kortikosteroid topikal yang
lama adalah telangiektasi dan atrofi.

Untuk hidrasi kulit yang kering dapat digunakan krem urea 10% pada krem hidrofolik atau 1%
hydrokortison dalam 10% krem urea.

105 natrium kromoglikat dalam bentuk salep dapat menghambat pelepasan histamine.
Hiposensittisasi pada usia ana-anak tidak dianjurkan.

Prognosis

Dermatitis infentil prognosisnya baik.

Anda mungkin juga menyukai