Anda di halaman 1dari 70

PERAN ORANGTUA TERHADAP PEMELIHARAAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DAN


STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
ANAK KELAS II SD ST. YOSEPH 1
MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

OLEH :

MARGARET P. HALIM
NIM : 070600071

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Pencegahan/

Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011

Margaret P. Halim

Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan

status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.

x + 31 halaman

Masalah utama dalam rongga mulut anak baik di negara maju maupun di

negara berkembang adalah karies gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga

tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Natalina

Hutabarat mendapat ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan

mulut anak yaitu rata-rata deft, OHIS dan gingivitis.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ayah dan ibu dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, status kesehatan gigi dan mulut anak serta

hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak pada

siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini

adalah siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan. Selain siswa, orangtua siswa juga

menjadi sampel penelitian. Jumlah sampel adalah 167 siswa. Pengumpulan data

status kesehatan gigi anak dilakukan dengan pemeriksaan secara langsung dalam

rongga mulut dengan menggunakan indeks debris menurut Greene dan Vermillion,

Universitas Sumatera Utara


indeks deft menurut Klein dan indeks gingivitis menurut Ramfjord. Sedangkan

pengumpulan data peran orangtua dilakukan dengan memberikan angket.

Hasil penelitian menunjukkan ayah masih kurang berperan dalam mengajari

anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi,

membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun

sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan

sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan

makan anak. Ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi

sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter

gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam

mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta

gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Rata-rata

deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS 0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft,

OHIS dan gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan

mulut anak dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak.

Daftar rujukan : 17 (1985-2010)

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 14 November 2011

Pembimbing : Tanda tangan

Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM. ...........................................

NIP : 130 353 780

Universitas Sumatera Utara


TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 14 November 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes

ANGGOTA : 1. Gema Nazri Yanti, drg.

2. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, serta segala kemudahan yang diberikan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga

kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp. Ort, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu

Kedokteran Gigi Pencegahan Kesehatan Gigi Masyarakat Universitas Sumatera Utara

atas segala saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM, selaku dosen pembimbing atas

keluangan waktu, saran, bantuan dan dukungan, motivasi serta bimbingan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Kepada Tim Penguji skripsi, Rika Mayasari Alamsyah, drg., M. Kes. dan

Gema Nazri Yanti, drg. atas keluangan waktu, saran, dukungan dan motivasi

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


5. Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp. BM, selaku penasehat akademik yang

telah banyak memberikan nasehat serta arahan selama masa pendidikan di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. R. Situmorang selaku Kepala Sekolah SD St. Yoseph 1 Medan yang telah

memberi izin untuk dapat dilakukannya penelitian ini.

7. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis

selama menjalani masa pendidikan.

Rasa hormat dan terimakasih yang tiada terhingga penulis persembahkan

kepada kedua orang tua penulis, Ayah Suherman Sugiani dan Ibu Sutjiati Muliate,

SE., adik-adik penulis Alvonso Halim dan Zakaria Richard Halim serta seluruh

keluarga besar atas segala kasih sayang, doa, bimbingan, semangat, serta dukungan

baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis.

Sahabat-sahabat tersayang penulis Kak Kristin, Abang Bima, Abang Aldo,

Johanes Sinaga, Fransiska, Cassandra, Fina, Egi, Ona, Yuli, Siti, Kak Josevina,

Bunga, Yunda, Riza, Idel, Simfo, Putri, Tasya, Tasha, Frida, Pieter, Billy serta teman-

teman stambuk 2007 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan

dan motivasi selama penulis melakukan penelitian dan penulisan ini.

Universitas Sumatera Utara


Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan

sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan

mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 14 November 2011

Penulis,

(Margaret P. Halim)
NIM. 070600071

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI .........................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1 Latar belakang masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan penelitian..................................................................... 5
1.4 Manfaat penelitian................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 7


2.1 Peran orangtua......................................................................... 7
2.2 Status kesehatan gigi anak ...................................................... 10

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 13


3.1 Jenis rancangan penelitian ...................................................... 13
3.2 Populasi dan sampel ................................................................ 13
3.3 Variabel penelitian .................................................................. 13
3.4 Defenisi operasional ................................................................ 14
3.5 Pengumpulan data ................................................................... 16
3.6 Pengolahan data ...................................................................... 17
3.7 Analisis data ............................................................................ 17

BAB 4 HASIL PENELITIAN................................................................... 19


4.1 Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak 19
4.2 Status kesehatan gigi dan mulut anak .................................... 23
4.3 Hubungan kategori peran orangtua dengan status kesehatan gigi
dan mulut anak ....................................................................... 23

Universitas Sumatera Utara


BAB 5 PEMBAHASAN ......................................................................... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 30

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Skor debris ................................................................................................. 11

2. Peran orangtua dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut anak .......... 20

3. Peran orangtua dalam memelihara kebiasaan makan dan mengemil anak 21

4. Peran orangtua dalam membawa anak ke dokter gigi ................................ 21

5. Peran orangtua dalam memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak ............. 22

6. Kategori peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak 22

7. Status kesehatan gigi dan mulut anak ........................................................ 23

8. Hubungan kategori peran orangtua dengan deft anak ............................... 24

9. Hubungan ketegori peran orangtua dengan OHIS anak ............................ 24

10. Hubungan kategori peran orangtua dengan gingivitis anak ....................... 25

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1

Medan untuk ayah.

2. Kuesioner peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1

Medan untuk ibu.

3. Status Kesehatan.

4. Surat keterangan izin penelitian dan telah melakukan penelitian di SD St.

Yoseph 1 Medan.

5. Surat persetujuan komisi etik penelitian.

6. Hasil analisis data.

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Pencegahan/

Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011

Margaret P. Halim

Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan

status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.

x + 31 halaman

Masalah utama dalam rongga mulut anak baik di negara maju maupun di

negara berkembang adalah karies gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga

tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Natalina

Hutabarat mendapat ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan

mulut anak yaitu rata-rata deft, OHIS dan gingivitis.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ayah dan ibu dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, status kesehatan gigi dan mulut anak serta

hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak pada

siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini

adalah siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan. Selain siswa, orangtua siswa juga

menjadi sampel penelitian. Jumlah sampel adalah 167 siswa. Pengumpulan data

status kesehatan gigi anak dilakukan dengan pemeriksaan secara langsung dalam

rongga mulut dengan menggunakan indeks debris menurut Greene dan Vermillion,

Universitas Sumatera Utara


indeks deft menurut Klein dan indeks gingivitis menurut Ramfjord. Sedangkan

pengumpulan data peran orangtua dilakukan dengan memberikan angket.

Hasil penelitian menunjukkan ayah masih kurang berperan dalam mengajari

anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi,

membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun

sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan

sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan

makan anak. Ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi

sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter

gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam

mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta

gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Rata-rata

deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS 0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft,

OHIS dan gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan

mulut anak dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak.

Daftar rujukan : 17 (1985-2010)

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

integral dari kesehatan umum. Walaupun demikian, banyak juga orang yang tidak

tahu bahwa rongga mulut adalah organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh.

Rongga mulut dikatakan sehat tidak hanya bila mempunyai susunan gigi yang cantik,

rapi dan teratur saja tetapi juga bebas dari rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi

oral, dan penyakit lain atau gangguan yang melibatkan gigi dan mulut. Rongga mulut

yang sehat memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati

berbagai jenis makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai

kehidupan sosial yang lebih baik. Sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat dapat

berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang, keterbatasan fungsi pengunyahan,

keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya waktu bekerja atau sekolah.1

Mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi

mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian

yang penting dari tubuh dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari

kesehatan karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat

dalam mulut. Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh lainnya, sehingga

dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi

aktivitas sehari-hari.2

Universitas Sumatera Utara


Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Di negara-negara

maju prevalensi karies gigi terus menurun sedangkan di negara-negara berkembang

termasuk Indonesia ada kecenderungan kenaikan prevalensi penyakit tersebut. Data

menunjukkan 80% penduduk Indonesia memiliki gigi rusak karena berbagai sebab.

Namun yang paling banyak ditemui adalah karies gigi atau gigi berlubang dan

periodontal. Data nasional karies gigi usia 12 tahun mencapai 76,62% dengan indeks

DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth) rata-rata 2,21.1-3 Dalam Survei Kesehatan

Rumah Tangga tahun 2001 terdapat 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12

tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang. Berdasarkan Survei

Kesehatan Rumah Tangga 2004, prevalensi karies mencapai 90,05%. 1-3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 186 murid di Sekolah Dasar

Negeri Kleco II Kecamatan Laweyan Kota Surakarta didapat data murid yang

memiliki gigi berlubang 68,3%, sedangkan murid yang giginya tidak berlubang yaitu

31,7%. Pada anak berusia 6-12 tahun, usia sekolah ini, anak masih kurang

mengetahui dan mengerti bagaimana cara memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Anak-anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak

sedang menjalani proses tumbuh kembang. Pada usia 6 tahun gigi molar pertama

permanen akan erupsi, oleh karena itu perlu diperhatikan benar kesehatan gigi dan

mulutnya sebab memiliki pengaruh terhadap gigi-gigi molar yang akan tumbuh

kemudian. Keadaan gigi sebelumnya (gigi susu) akan berpengaruh terhadap

perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti.4

Masih banyak para orangtua yang beranggapan bahwa gigi susu hanya

sementara dan akan diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan

Universitas Sumatera Utara


mengenai kebersihan gigi susu.3 Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak perlu

dilakukan sejak dini. Sebelum anak dapat menyikat giginya sendiri, orangtua harus

memelihara kebersihan mulut anak dengan membersihkan mulutnya dengan kain dan

sikat yang lembut setiap hari. Sejak anak berumur 2 tahun, orangtua dapat mengajari

anak untuk menyikat giginya sendiri setelah makan dan sebelum tidur. Anak 2 tahun

dapat melihat dan meniru orangtuanya menyikat gigi. Anak akan meniru orangtua

memegang sikat gigi dan mencoba untuk menyikat giginya. Orangtua juga sebaiknya

memberi pengertian kepada anaknya mengenai pentingnya menyikat gigi. Penting

untuk mengajarkan anak cara menyikat gigi yang benar.5

Peran orangtua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan

pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat

memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu, orangtua juga mempunyai

peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya

karies pada anak. Pengetahuan orangtua sangat penting dalam mendasari

terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan

mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara

terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orangtua dengan pengetahuan rendah

mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi perilaku yang

tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.3

Figur pertama yang dikenal anak begitu lahir adalah ibunya. Perilaku dan

kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak. Dalam suatu penelitian didapatkan

adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kebersihan gigi anak. Holt

RD, dkk. melakukan penelitian tentang efek pendidikan gigi yang diberikan ibu

Universitas Sumatera Utara


kepada anaknya di London dan hasilnya mengungkapkan bahwa 69% dari anak-anak

yang ibunya memberikan pendidikan kesehatan gigi di rumah memperlihatkan anak

bebas karies dibanding anak-anak yang tidak diberikan pendidikan kesehatan gigi

oleh ibunya. Data penelitian di Turki menyatakan seorang anak mendapat

pengetahuan memelihara kesehatan gigi 66% dari ibu, dengan demikian pengetahuan

ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya

kelak.6-8

Di Arab Saudi dan Turki, telah dilakukan penelitian tentang peran ayah pada

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan hubungannya dengan status

kesehatan gigi anak. Hasil penelitian di Turki mendapatkan persentase ayah berperan

dalam memelihara kesehatan gigi anak adalah 12%.8,9 Di Indonesia belum ada

penelitian tentang peran ayah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak,

maka ingin dilihat bagaimana peran ayah dalam hal pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui

bagaimana peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dan

status kesehatan gigi dan mulut anak. Penelitian akan dilakukan pada orangtua dan

anak yang duduk di kelas II SD St. Yoseph 1 Medan, yaitu anak yang berumur 6-7

tahun. Penelitian dilakukan di SD St. Yoseph 1 Medan karena sekolah tersebut berada

tidak jauh dari tempat tinggal peneliti dan peneliti merupakan alumni sekolah

tersebut.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas maka timbul permasalahan yang hendak diteliti :

bagaimana peran orangtua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan

status kesehatan gigi dan mulut anaknya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana peran ayah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak.

2. Mengetahui bagaimana peran ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut anak.

3. Mengetahui status kesehatan gigi dan mulut anak.

4. Mengetahui apakah ada hubungan antara peran orangtua dengan status

kesehatan gigi dan mulut anak.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan :

1. Memberikan masukan kepada tenaga-tenaga kesehatan gigi dan mulut

untuk melakukan program penyuluhan kepada orangtua tentang pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

sehingga dapat dicontoh oleh anak-anaknya.

2. Memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu kesehatan gigi masyarakat

serta dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan ilmu

kesehatan gigi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


3. Memberi kesempatan pada penulis untuk menggali kemampuan dalam

melakukan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang sangat vital dalam

menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses

tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap

perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Usaha menanggulangi serta

memperbaiki kesehatan gigi anak membutuhkan tenaga kesehatan dan peran serta

orangtua.2,5

2.1 Peran Orangtua

Kedekatan anak dengan orangtuanya pada beberapa menit pertama dan

beberapa jam setelah lahir, secara meyakinkan mempengaruhi pertumbuhan,

perkembangan dan perilaku anak tersebut. Komunikasi antara anak dan orangtua

terbentuk saat orangtua mengendong bayinya dengan lembut dan penuh cinta. Dalam

gendongan orangtua, anak merasakan rasa aman seperti yang dirasakannya selama di

dalam kandungan.5

Pada usia 2 tahun terjadi proses identifikasi yaitu proses mengadopsi sifat,

sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat, sikap dan pandangannya sendiri.

Anak akan melakukan segala sesuatu dengan cara menirunya. Orangtua akan menjadi

contoh dan panutan untuk ditiru. Tugas sebagai panutan ini akan lebih sulit jika

Universitas Sumatera Utara


orangtua mengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu menghabiskan waktu

untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur terikat dengan

perilakunya. Oleh karena itu, pada masa ini perlu ketegasan orangtua untuk

membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Usia ini adalah saat paling

baik untuk mulai mengajarkan anak menggunakan sikat gigi.5,6

Orangtua sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ayah

mempunyai peran yang besar dalam keluarga yaitu sebagai pencari nafkah bagi

keluarga, bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut bukan hanya kebutuhan materil, namun juga

kebutuhan psikologi. Ibu juga mempunyai peran yang besar dalam merawat anak

terutama karena ibu lebih banyak menghabiskan waktu bersama anaknya.

Ayah, seperti yang dikatakan ahli World Health Organization, menyatakan

bahwa perawatan anak adalah hal yang sama pentingnya dengan pekerjaannya.

Seorang ayah harus aktif dan setara dalam memberikan kontribusi ke semua aspek

rumah tangga dan perawatan anak. Sering kali, ayah menunda untuk merawat

anaknya sampai anaknya tumbuh lebih besar. Jika seperti ini maka ayah kehilangan

waktu berharga bersama anaknya dan istri menjadi ahli mengurus anak sementara

ayahnya masih berencana menunda “fathering” (peran ayah). Ayah mungkin tidak

akan merawat anak seperti yang dilakukan ibu, namun ayah tetap dapat ikut ambil

bagian dalam merawat dan mengikuti tumbuh kembang anak. Peran ayah dalam

merawat anak dapat apa saja, misalnya dengan menemani anak bermain, mengawasi

anak melakukan sesuatu hal baru, menyediakan kebutuhan-kebutuhan anak,

mengobati ketika anak terluka atau sakit, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


Dalam merawat anaknya orangtua harus memperhatikan pemeliharaan

kesehatan anak. Dalam memelihara kesehatan anak, orangtua perlu pengetahuan

tentang kesehatan anak sehingga dapat membantunya menghadapi berbagai

kemungkinan gejala yang akan timbul pada anaknya.

Untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, orangtua perlu mengetahui

berbagai hal tentang kesehatan gigi dan mulut. Dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut orangtua perlu mengajari anaknya cara menyikat gigi sedini mungkin, usia

yang paling baik untuk mengajari anak menyikat gigi adalah usia 2 tahun. Setelah

anak diajarkan untuk menyikat gigi sebaiknya orangtua mengawasi anak ketika

menyikat giginya apakah sudah dibersihkan dengan baik dan benar. Untuk menyikat

gigi, orangtua harus menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya dengan anak dan

pasta gigi yang mengandung fluoride. Edukasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi

pun sebaiknya diberikan kepada anak, seberapa pentingnya menjaga kesehatan gigi

dan mulut, menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu pagi hari sebelum

sarapan dan sebelum tidur malam, dan memberitahukan kepada anak tentang

makanan-makanan yang dapat merusak gigi dan apa tindakan atau upaya orangtua

dalam menyiasati agar anak tidak terlalu sering mengonsumsi makanan-makanan

tersebut, dan membiasakan anak untuk menyukai sayuran dan buah-buahan untuk

mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak. Orangtua perlu membawa anak ke

dokter gigi untuk memeriksa gigi dan mulut anak sejak dini yaitu mulai usia 2 tahun,

dan bukan membawa anak ke dokter gigi hanya karena ada keluhan. Anak sebaiknya

dibawa ke dokter gigi secara rutin, 6 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan

pertumbuhan gigi dan merawatnya jika diperlukan. Orangtua juga harus dapat aktif

Universitas Sumatera Utara


memeriksa gigi dan mulut anak misalnya melihat adanya gigi yang berlubang, karang

gigi, gigi yang goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi tumbuh

berlapis, gigi berjejal, dan lainnya).

2.2 Status Kesehatan Gigi Anak

Untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut anak dilakukan

pengukuran indeks karies, debris dan gingivitis. Indeks adalah ukuran yang

dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongan/kelompok terhadap suatu

penyakit gigi tertentu. Ukuran-ukuran ini dapat digunakan untuk mengukur derajat

keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat.1

a. Karies

Karies adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan

sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat

yang diragikan. Untuk terjadinya karies, ada tiga faktor utama yang memegang

peranan yaitu faktor hospes atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau

diet dan ditambah faktor waktu, dan kondisi setiap faktor tersebut harus saling

mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat

yang sesuai dan waktu yang lama.

Indeks yang digunakan untuk mengukur pengalaman karies seseorang

menurut Klein H. adalah DMFT untuk gigi permanen dan deft untuk gigi desidui.

Indeks ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode

D/d (gigi yang karies), M (gigi yang sudah dicabut), F/f (gigi yang ditumpat) dan e

(gigi yang sudah dicabut karena karies) dan kemudian dijumlahkan sesuai kode.

Universitas Sumatera Utara


Rerata DMFT adalah jumlah seluruh nilai DMFT dibagi atas jumlah orang yang

diperiksa sedangkan rerata deft adalah jumlah seluruh nilai deft dibagi atas jumlah

orang yang diperiksa.1,11

b. Debris

Indeks debris menurut Greene dan Vermillion, dilakukan pemeriksaan pada 6

gigi yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31 dan 46. Pada gigi 16, 11, 26, 31 yang dilihat

permukaan bukalnya sedangkan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Apabila gigi

11 tidak ada diganti dengan gigi 21 dan sebaliknya. Skor debris diperoleh dengan

menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa.1,11

Tabel 1 : Skor debris11

Kode Kriteria

Skor Debris 0 Tidak ada debris/stein


1 Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3
permukaan gigi atau adanya stein eksentrik
tanpa debris pada daerah tersebut
2 Debris lunak menutupi lebih dari 1/3 tapi
kurang dari 2/3 permukaan gigi
3 Debris lunak menutupi lebih dari 2/3
permukaan gigi

c. Gingiva

Untuk mengevaluasi peradangan gingiva (gingivitis) digunakan indeks

periodontal disease yang diperkenalkan oleh Ramfjord. Pengukuran ini lebih

sederhana oleh karena hanya diukur enam buah gigi yang sudah ditentukan, yaitu gigi

16, 21, 24, 36, 41 dan 44.

Universitas Sumatera Utara


Kriteria untuk penentuan skornya adalah sebagai berikut 1,11 :

0 : Tidak ada peradangan

1 : Gingivitis ringan, perubahan warna, sedikit oedema tetapi tidak meluas

mengelilingi gigi

2 : Gingivitis sedang, gingiva berwarna merah, oedema, berkilat, gingivitis

meluas mengelilingi gigi

3 : Gingivitis parah, ditandai dengan kemerahan, kemungkinan telah ada

perdarahan spontan dan ulserasi.

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Jenis rancangan ini adalah penelitian cross sectional, yaitu penelitian non-

eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor

risiko dengan efek. Faktor risiko penelitian ini adalah peran ayah dan ibu dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan yang menjadi efek adalah status

kesehatan gigi dan mulut anak.

3.2 Populasi dan Sampel

Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas II SD di SD Santo Yoseph 1

Medan. Kelas II dibagi menjadi empat kelas yang masing-masing terdiri atas ± 45

siswa. Selain siswa, orangtua siswa juga menjadi subjek penelitian. Orangtua siswa

diberikan kuesioner untuk mengetahui peran orangtua dalam pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut anak, sedangkan pada anak dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut

secara langsung. Kriteria sampel adalah kedua orangtua yaitu ayah dan ibu masih ada

dan bersedia mengisi kuesioner. Dari jumlah total 177 siswa,kuesioner yang dapat

digunakan adalah 167 kuesioner.

3.3 Variabel Penelitian

a. Peran ayah terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.

b. Peran ibu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.

c. Status kesehatan gigi dan mulut pada anak.

Universitas Sumatera Utara


3.4 Defenisi Operasional

1. Peran ayah, yaitu mengenai :

a. Ayah ikut serta dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia

2 tahun.

b. Ayah selalu mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang.

c. Ayah menyediakan pasta gigi berfluoride bagi anak.

d. Ayah menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya untuk anak.

e. Ayah memberitahukan anaknya menyikat gigi dilakukan pagi sesudah

sarapan dan malam sebelum tidur (edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut).

f. Ayah memberitahukan apa yang harus dilakukan anaknya setelah

mengonsumsi makanan manis seperti cokelat terutama diluar jam makan.

g. Ayah membiasakan anak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

h. Ayah membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2

tahun.

i. Ayah membawa anaknya ke dokter gigi 6 bulan sekali.

j. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat gigi berlubang.

k. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat ada karang gigi.

l. Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh

atau gigi susu yang sudah goyang.

2. Peran Ibu, yaitu mengenai :

a. Ibu ikut serta dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2

tahun.

b. Ibu selalu mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang.

Universitas Sumatera Utara


c. Ibu menyediakan pasta gigi berfluoride bagi anak.

d. Ibu menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya untuk anak.

e. Ibu memberitahukan anaknya menyikat gigi dilakukan pagi sesudah

sarapan dan malam sebelum tidur (edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut).

f. Ibu memberitahukan apa yang harus dilakukan anaknya setelah

mengonsumsi makanan manis seperti cokelat terutama diluar jam makan.

g. Ibu membiasakan anak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

h. Ibu membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2

tahun.

i. Ibu membawa anaknya ke dokter gigi 6 bulan sekali.

j. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat gigi berlubang.

k. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat ada karang gigi.

l. Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh

atau gigi susu yang sudah goyang.

3. Status kesehatan gigi anak yaitu debris, karies dan gingivitis.

a. Skor Debris

Skor debris diperoleh dengan menggunakan indeks debris dari Greene dan

Vermillion dengan cara menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah

gigi yang diperiksa.

b. Skor Karies

Skor karies diperoleh dengan menggunakan indeks deft dari Klein. Skor deft

adalah jumlah d, e dan f.

Universitas Sumatera Utara


c. Skor Gingivitis

Skor gingivitis diperoleh dengan menggunakan indeks gingiva dari Ramfjord

dengan cara menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang

diperiksa.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data status kesehatan gigi dan mulut anak dilakukan dengan

melakukan pemerikaan dalam mulut anak sedangkan pengumpulan data peran

orangtua dilakukan dengan memberikan angket setelah dilakukan pemeriksaan pada

anak dan dikumpulkan dua hari kemudian.

Pengambilan data status kesehatan gigi anak dilakukan di sekolah pada ruang

yang telah disediakan pihak sekolah dengan kursi yang menghadap jendela. Setiap

sepuluh anak sesuai dengan absensi dipanggil dari kelasnya dan dikumpulkan dari

ruang pemeriksaan. Pemeriksaan debris dilakukan dengan menggunakan kaca mulut

dan sonde dengan indeks debris dari Greene dan Vermillion, pemeriksaan karies

dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde dengan indeks deft menurut

Klein, sedangkan pemeriksaan gingivitis dilakukan dengan mengunakan kaca mulut

dan prob dengan indeks gingivitis menurut Ramfjord. Penerangan memakai sinar

matahari melaui jendela. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir yang tersedia.

Pemeriksaan status gigi dilakukan oleh 4 tim yang terdiri atas pemeriksa dan

pencatat. Pemeriksaan dilakukan selama tiga hari, satu hari diharapkan satu tim dapat

memeriksa 15 anak. Dua hari sebelum penelitian dilakukan kalibrasi pada tim dengan

Universitas Sumatera Utara


memeriksa dua anak secara bergantian untuk menyamakan persepsi agar hasil yang

diperoleh lebih baik.

3.6 Pengolahan Data

Semua hasil pengisian kuesioner diperiksa apakah semua sudah dijawab dan

diedit. Kemudian, data diolah menggunakan program Statistical Package of the

Social Sciences (SPSS) dan Chi Square, pada taraf pemaknaan 5% dengan kriteria

jika p>0,05 dinyatakan tidak ada hubungan antara peran orangtua dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut anak dengan status kesehatan gigi dan mulut anak.

Sebaliknya jika p<0,05 dinyatakan ada hubungan antara peran orangtua dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dengan status kesehatan gigi dan mulut

anak.

3.7 Analisis Data

a. Dilakukan perhitungan kategori peran ayah terhadap pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak, dengan kategori :

1. ≥80% peran ayah baik : menjawab benar 11-13 pertanyaan kuesioner

2. 60-79% peran ayah cukup : menjawab benar 8-10 pertanyaan kuesioner.

3. ≤ 59% peran ayah kurang : menjawab benar 0-7 pertanyaan kuesioner

b. Dilakukan perhitungan kategori peran ibu terhadap pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut anak, dengan kategori :

1. ≥80% peran ibu baik : menjawab benar 11-13 pertanyaan kuesioner

2. 60-79% peran ibu cukup : menjawab benar 8-10 pertanyaan kuesioner.

3. ≤ 59% peran ibu kurang : menjawab benar 0-7 pertanyaan kuesioner

Universitas Sumatera Utara


c. Dilakukan perhitungan status kesehatan gigi dan mulut anak :

1. Rata-rata skor defris berdasarkan kategori peran ayah dan ibu

2. Rata-rata skor deft berdasarkan kategori peran ayah dan ibu

3. Rata-rata skor gingiva berdasarkan kategori peran ayah dan ibu

d. Dilihat apakah ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi

dan mulut anak dengan uji Anova sederhana dan Chi Square.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Peran Orangtua Dalam Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut

Anak

Ibu yang mulai mengajari anak menyikat gigi di usia 2 tahun yaitu 53,29%

dan persentase ayah rendah yaitu 46,71%. Ibu yang selalu mengawasi anak menyikat

gigi persentasenya lebih tinggi dibanding ayah, persentase ibu 81,44% dan ayah

70,06%. Didapatkan sebanyak 87,43% ibu menyediakan pasta gigi yang mengandung

fluor untuk anak sedangkan ayah 65,27%. Ibu yang menyediakan sikat gigi dengan

ukuran anak-anak persentasenya sangat tinggi yaitu 97,01% dan ayah lebih rendah

yaitu 61,08%. Sebanyak 59,28% ibu memberitahukan anak waktu menyikat gigi

adalah sesudah sarapan dan sebelum tidur malam dan ayah persentasenya lebih

rendah yaitu 56,29% (Tabel 2).

Persentase ibu yang memberitahukan agar anak berkumur setelah

mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama diluar jam makan yaitu 85,03%

dan persentase ayah rendah yaitu 59,28%. Persentase ibu yang membiasakan anak

mengonsumsi sayur dan buah-buahan tinggi yaitu 96,41% dan ayah juga tinggi yaitu

88,02% (Tabel 3).

Persentase ibu yang membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali pada usia

anak 2 tahun sangat rendah yaitu 11,38% dan ayah juga rendah yaitu 6,59%.

Persentase ibu yang membawa anaknya ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk

Universitas Sumatera Utara


memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak rendah yaitu 24,55% dan ayah juga rendah

yaitu 20,36% (Tabel 4).

Persentase ibu dan ayah yang memeriksa gigi anak 1 bulan sekali rendah yaitu

20,96% dan 19,16%. Persentase peran orangtua (ayah dan ibu) dalam memeriksa

adanya gigi berlubang sangat rendah yaitu 13,77%. Ibu yang memeriksa adanya

karang gigi 10,18% dan ayah 8,98%. Ibu yang memeriksa adanya gigi berlapis/ gigi

yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang 7,19% dan ayah 5,99%

(Tabel.5).

Tabel 2. PERAN ORANGTUA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN GIGI


DAN MULUT ANAK (N=167)
Ibu Ayah
Peran Orangtua Dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan
Jumlah Jumlah
Mulut Anak
(%) (%)
Mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 (dua) tahun
Ya 89 78
(53,29) (46,71)
Tidak 78 89
(46,71) (53,29)
Mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang
Ya 136 117
(81,44) (70,06)
Tidak 31 50
(18,56) (29,94)
Menyediakan pasta gigi berfluor bagi anak
Ya 146 109
(87,43) (65,27)
Tidak 21 58
(12,57) (34,73)
Menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya untuk anak
Ya 162 102
(97,01) (61,08)
Tidak 5 65
(2,99) (38,92)
Memberitahukan anak menyikat gigi dilakukan pagi sesudah sarapan
dan malam sebelum tidur
Ya 99 94
(59,28) (56,29)
Tidak 68 73
(40,72) (43,71)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3. PERAN ORANGTUA DALAM MEMELIHARA KEBIASAAN
MAKAN DAN MENGEMIL ANAK (N=167)

Ibu Ayah
Peran Orangtua Dalam Memelihara Kebiasaan Makan
Jumlah Jumlah
dan Mengemil Anak
(%) (%)
Memberitahukan anak untuk berkumur setelah
mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama di
luar jam makan
Ya 142 99
(85,03) (59,28)
Tidak 25 68
(14,97) (40,72)
Membiasakan anak mengonsumsi sayuran dan buah-
buahan
Ya 161 147
(96,41) (88,02)
Tidak 6 20
(3,59) (11,98)

Tabel 4. PERAN ORANGTUA DALAM MEMBAWA ANAK KE DOKTER


GIGI (N=167)

Ibu Ayah
Peran Orangtua Dalam Membawa Anak ke Dokter Gigi Jumlah Jumlah
(%) (%)
Membawa anak ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2
(dua) tahun
Ya 19 11
(11,38) (6,59)
Tidak 148 156
(88,62) (93,41)
Membawa anak ke dokter gigi 6 (enam) bulan sekali
Ya 41 34
(24,55) (20,36)
Tidak 126 133
(75,45) (79,64)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5. PERAN ORANGTUA DALAM MEMERIKSA KESEHATAN GIGI
DAN MULUT ANAK (N=167)

Ibu Ayah
Peran Orangtua Dalam Memeriksa Kesehatan Gigi dan
Jumlah Jumlah
Mulut Anak
(%) (%)
Memeriksa gigi anak 1 (satu) bulan sekali
Ya 35 32
(20,96) (19,16)
Tidak 132 135
(79,04) (80,84)
Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlubang
Ya 23 23
(13,77) (13,77)
Tidak 144 144
(86,23) (86,23)
Memeriksa gigi anak untuk melihat ada karang gigi
Ya 17 15
(10,18) (8,98)
Tidak 150 152
(89,82) (91,02)
Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gig berlapis/gigi yang
akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang
Ya 12 10
(7,19) (5,99)
Tidak 155 157
(92,81) (94,01)

Tabel 6. KATEGORI PERAN ORANGTUA DALAM MEMELIHARA


KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK (N=167)

Kategori Peran Orangtua Jumlah Persentase (%)


Ibu
Baik 9 5,4
Cukup 17 10,2
Kurang 141 84,4
Ayah
Baik 5 3,0
Cukup 21 12,6
Kurang 141 84,4

Universitas Sumatera Utara


4.2 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Pada penelitian ini, didapat rata-rata deft anak adalah 4.20 ± 3.25, OHIS 0.39

± 0.55 dan gingivitis 0.03 ± 0.06 (Tabel 7).

Tabel 7. STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK (N=167)

Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Rata-rata ± SD


Deft 4,20 ± 3,25
OHIS 0,39 ± 0,55
Gingivitis 0,03 ± 0,06

4.3 Hubungan Kategori Peran Orangtua Dengan Status Kesehatan Gigi

dan Mulut Anak

Rata-rata deft anak bertambah naik dengan bertambah jeleknya peran ibu,

secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,000 (Tabel 8). Rata-rata deft anak pada

peran ayah baik lebih rendah dibanding peran ayah kurang. Namun pada kategori

peran ayah cukup rata-rata deft anak lebih rendah daripada peran ayah baik, secara

statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,000 (Tabel 8).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 8. HUBUNGAN KATEGORI PERAN ORANGTUA DENGAN DEFT
ANAK

Kategori Deft
Peran N P
(Rata-rata ± SD)
Orangtua
Peran Ibu
Baik 1,11 ± 1,27 9
Cukup 1,71 ± 2,05 17 0,000
Kurang 4,70 ± 3,22 141
Peran Ayah
Baik 1,80 ± 1,30 5
Cukup 1,43 ± 1,94 21 0,000
Kurang 4,70 ± 3,22 141

Rata-rata OHIS anak meningkat dengan bertambah jeleknya peran orangtua

baik pada ibu dan ayah dan secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,001 dan

p=0,007 (Tabel 9).

Tabel 9. HUBUNGAN KATEGORI PERAN ORANGTUA DENGAN OHIS


ANAK
Peran OHIS
N P
Orangtua (Rata-rata ± SD)
Peran Ibu
Baik 0,02 ± 0,05 9
Cukup 0,19 ± 0,49 17 0,001
Kurang 0,44 ± 0,56 141
Peran Ayah
Baik 0,03 ± 0,07 5
Cukup 0,16 ± 0,44 21 0,007
Kurang 0,44 ± 0,56 141

Rata-rata gingivitis anak bertambah naik dengan bertambah jeleknya peran

ibu maupun ayah dan secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,045 (Tabel 10).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 10. HUBUNGAN KATEGORI PERAN ORANGTUA DENGAN
GINGIVITIS ANAK

Kategori Gingivitis
Peran N p
(Rata-rata ± SD)
Orangtua
Peran Ibu
Baik 0,00 ± 0,00 9
Cukup 0,01 ± 0,04 17 0,045
Kurang 0,03 ± 0,06 141
Peran Ayah
Baik 0,00 ± 0,00 5
Cukup 0,01 ± 0,03 21 0,045
Kurang 0,03 ± 0,06 141

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini didapat masih banyak orangtua (ayah dan ibu) yang

perannya dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak masih rendah yaitu dalam

hal mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 tahun, memberitahukan

waktu menyikat gigi pada anak, menemani anak ke dokter gigi pertama kali saat anak

berusia 2 tahun, membawa anak ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk memeriksa

kesehatan gigi, memeriksa gigi anak 1 bulan sekali, melihat adanya gigi berlubang,

karang gigi, dan gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah

goyang. Latarbelakang pengetahuan orangtua tentang kesehatan gigi dan mulut anak

yang rendah dapat menjadi sebab rendahnya peran orangtua dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut.

Peran orangtua yaitu ayah dan ibu sudah baik dalam mengawasi anak

menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan perlengkapan untuk memelihara

kesehatan gigi yaitu menyediakan pasta gigi berfluor dan sikat gigi yang sesuai

ukurannya untuk anak, dan memelihara kebiasaan makan dan mengemil anak antara

lain memberitahukan anak untuk berkumur setelah mengonsumsi makanan manis

seperti coklat di luar jam makan dan membiasakan anak mengonsumsi sayur dan

buah-buahan. Hal ini sesuai dengan penelitian Natalina Hutabarat pada tahun 2009, di

mana peran orangtua baik dalam mengawasi anak menyikat gigi, menyediakan

peralatan untuk memelihara kesehatan gigi, dan menjaga makanan yang di konsumsi

anak.14

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian ini menunjukkan ibu lebih besar peranannya dibandingkan

ayah dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak sebab anak-anak mempunyai

hubungan yang dekat dengan orangtua terutama ibu. Menurut Maulani, dkk ibu

sangat berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum

dan kesehatan gigi khususnya, hal ini mendukung hasil penelitian dimana ibu lebih

berperan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dibanding ayah dan sama

dengan penelitian di Turki yang mendapatkan persentase peran ayah dalam

memelihara kesehatan gigi anak rendah yaitu 12%.9,13,14

Hasil penelitian ini mendapatkan rata-rata deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS

0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding

dengan hasil penelitian M. Mitra yaitu didapat rata-rata deft anak usia 6-7 tahun

adalah 7,02 ± 3,75, OHIS 1,48 ± 0,54 dan gingivitis 0,88 ± 0,63. Hal ini dapat terjadi

karena ada perbedaan sekolah yang diteliti yaitu SD di kota Medan dan SD di desa

Ujung Rambung kecamatn Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Pendidikan

dan sosial ekonomi orangtua dapat juga menjadi penyebab bedanya kedua hasil

penelitian ini.12

Hasil penelitian ini mendapatkan ada hubungan antara peran orangtua dengan

rata-rata deft, OHIS dan gingivitis anak, hal ini sesuai dengan penelitian Natalina

Hutabarat di Medan yaitu ada hubungan peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS

dan gingivitis anak. Menurut Green dan Hurlock, orangtua mempunyai peran

terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk

memelihara kesehatan gigi. Orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam

perawatan gigi anaknya misalnya mengajari anak merawat gigi, mengawasi

Universitas Sumatera Utara


perawatan gigi dan membawa anak ke dokter gigi. Menurut Hurlock, perkembangan

seorang anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan anggota keluarga

terutama ibu.13,14

Universitas Sumatera Utara


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran ayah masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat

gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke

dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam

mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta

gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak.

2. Peran ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi

sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter

gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam

mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta

gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak.

3. Status kesehatan gigi dan mulut anak:

a. Rata-rata deft anak adalah 4,20.

b. Rata-rata OHIS anak adalah 0,39.

c. Rata-rata gingivitis anak adalah 0,03.

4. Ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS dan

gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak

dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak.

Universitas Sumatera Utara


6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk tenaga kesehatan gigi dan mulut anak

Untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dalam memelihara kesehatan gigi

dan mulut anak dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak sebaiknya tenaga

kesehatan gigi dan mulut dalam rangka program Puskesmas dan UKGS melakukan

penyuluhan kepada orangtua tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.

2. Untuk orangtua

Orangtua masih perlu meningkatkan perannya dalam memelihara kesehatan

gigi dan mulut anak terutama dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak

berusia 2 tahun, memberitahukan menyikat gigi dilakukan pagi setelah sarapan dan

malam sebelum tidur, membawa anak ke dokter gigi secara teratur yaitu 2 kali

setahun atau enam bulan sekali dan dalam memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak,

sebab peran orangtua yang baik akan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak.

3. Untuk pihak sekolah (kepala sekolah dan guru)

Pihak sekolah yaitu guru-guru diharapkan mengadakan penyuluhan pada anak

tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Sondang P, Harmada T. Menuju gigi dan mulut sehat, pencegahan dan

pemeliharaan, 1st ed Medan: USU Press, 2008: 1-34.

2. Anonim. Hubungan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi dan mulut

dengan kejadian karies gigi. http://surveikariesanak.html. (20 Desember 2010).

3. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini.

http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/Pengenalan

%20dan%20Perawatan%20Kesehatan%20Gigi%20Anak%20Sejak%20Dini.pd

f. (21 Desember 2010).

4. Kawuryan U. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan

kejadian karies gigi anak SDN Kleco II kelas V dan VI Kecamtan Laweyan

Surakarta. Skripsi. Surakarta : Keperawatan Universitas Muhammadiyah, 2008:

1-4.

5. Gupte S. Panduan perawatan anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2004: 165-

84.

6. Widiati T. Perilaku ibu menentukan kesehatan gigi anak.

http://tiniwidiati.blogspot.com/2009_12_01_archive.html. (27 Desember 2010).

7. Prasetyo RA, Setijanto RD, Hapsoro A. Hubungan antara tingkat pendidikan

dan pengetahuan ibu dengan gambaran kebersihan gigi. Majalah Kedokteran

Gigi 2000; 651: 140-1.

8. Bekiroglu N, Tanboga I, Altinok B, Kargul B. Oral helath care behavior in a

group of Turkish children. Irian J Publ Health 2009; 38 : 126-7.

Universitas Sumatera Utara


9. Anonim. Saudi fathers knowledge and attitude toward oral health behavior.

http://www.pakmedinet.com/4868. (12 September 2010).

10. Boedihardjo. Pemeliharaan kesehatan gigi keluarga. Surabaya: Airlangga

University Press, 1985: 30-31.

11. Dalimunthe SH. Periodonsia. Medan: Bagian Periodonsia FKG USU, 2001.

12. Mitra M. Hubungan status karies dan gingivitis dengan oral higiene pada anak

usia 6-12 tahun di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten

Serdang Bedagai. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara, 2010.

13. Sariningrum, Eviyanti. Hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap

orangtua tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak balita usia 3-5 tahun

dengan tingkat kejadian karies di Paud Jatipurno. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Kedokteran GIgi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009.

14. Hutabarat N. Peran petugas kesehatan, guru dan orangtua dalam pelaksanaan

UKGS dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah

dasar di kota Medan tahun 2009. Tesis. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara, 2009.

15. Tarigan R. Karies gigi. Jakarta: Hipokrates, 1995: 1.

16. Suwelo IS. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi. Jakarta:

EGC, 1992: 21-7.

17. Uyanto SS. Pedoman analisis data dengan spss. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009:

189- 217.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Angket Penelitian “Peran Orangtua Terhadap Pemeliharaan


Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan
Mulut Anak Kelas II
SD St. Yoseph 1 Medan”

No Kartu.

Formulir isian ini hanya dapat diisi oleh Ayah dari murid.
Nama Anak :
Umur Anak :
Nama Ayah :

Mohon kesediaan Bapak untuk mengisi angket ini dan izin untuk melihat keadaan
gigi dan mulut anak. Pengisian angket ini tidak dapat digantikan oleh orang lain.
1

1. Apakah Bapak mengajari anak menyikat gigi?


1
a. Ya
b. Tidak
Bila ya, sejak usia anak berapa tahun .............................

2. Apakah Bapak selalu mengawasi anak menyikat gigi sampai


sekarang? 2
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah Bapak menyediakan pasta gigi untuk anak Anda?


a. Ya 3
b. Tidak
Bila ya, apakah pasta gigi mengandung fluoride?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

Universitas Sumatera Utara


4. Apakah Bapak menyediakan sikat gigi untuk anak Anda?
4
a. Ya
b. Tidak
Bila ya, ukuran sikat gigi yang disediakan adalah
a. Sikat gigi anak-anak
b. Sikat gigi dewasa

5. Apakah Bapak memberitahukan kepada anak waktu-waktu menyikat gigi


dalam sehari?
a. Ya
5
b. Tidak
Bila ya, kapan saja waktu sikat gigi tersebut?
.............................................................................

6. Apakah Bapak memberitahukan apa yang harus dilakukan anak setelah


mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama diluar jam makan?
6
a. Ya
b. Tidak
Bila ya, apa yang harus dilakukan anak?
............................................................................

7. Apakah Bapak membiasakan anak mengonsumsi sayur dan buah-


buahan? 7
a. Ya
b. Tidak

8. Apakah Bapak membawa anak ke dokter gigi pertama kali?


a. Ya 8
b. Tidak
Bila ya, usia berapa anak dibawa pertama kali?
.................................

9. Apakah Bapak membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatan


gigi dan mulutnya?
a. Ya 9
b. Tidak
Bila ya, berapa lama sekali anak dibawa ke dokter gigi?
......................................

Universitas Sumatera Utara


10. Apakah Bapak memeriksa gigi anak satu bulan sekali?
a. Ya
10
b. Tidak

Bila ya, tuliskan tujuan apa memeriksa gigi anak :

1. ........................................................................ 11

2. ...................................................................... 12
3. ......................................................................
13

Terimakasih atas kesediaan Bapak untuk mengisi kuesioner ini.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Angket Penelitian “Peran Orangtua Terhadap Pemeliharaan


Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan
Mulut Anak Kelas II
SD St. Yoseph 1 Medan”

No Kartu.

Formulir isian ini hanya dapat diisi oleh Ibu dari murid.
Nama Anak :
Umur Anak :
Nama Ibu :

Mohon kesediaan Ibu untuk mengisi angket ini dan izin untuk melihat keadaan gigi
dan mulut anak. Pengisian angket ini tidak dapat digantikan oleh orang lain.
1

1. Apakah Ibu mengajari anak menyikat gigi?


1
a. Ya
b. Tidak
Bila ya, sejak usia anak berapa tahun .............................

2. Apakah Ibu selalu mengawasi anak menyikat gigi sampai


sekarang? 2
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah Ibu menyediakan pasta gigi untuk anak Anda?


a. Ya 3
b. Tidak
Bila ya, apakah pasta gigi mengandung fluoride?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

Universitas Sumatera Utara


4. Apakah Ibu menyediakan sikat gigi untuk anak Anda?
4
a. Ya
b. Tidak
Bila ya, ukuran sikat gigi yang disediakan adalah
a. Sikat gigi anak-anak
b. Sikat gigi dewasa

5. Apakah Ibu memberitahukan kepada anak waktu-waktu menyikat gigi dalam


sehari?
a. Ya
5
b. Tidak
Bila ya, kapan saja waktu sikat gigi tersebut?
.............................................................................

6. Apakah Ibu memberitahukan apa yang harus dilakukan anak setelah


mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama diluar jam makan?
6
a. Ya
b. Tidak
Bila ya, apa yang harus dilakukan anak?
............................................................................

7. Apakah Ibu membiasakan anak mengonsumsi sayur dan buah-buahan?


a. Ya 7
b. Tidak

8. Apakah Ibu membawa anak ke dokter gigi pertama kali?


a. Ya 8
b. Tidak
Bila ya, usia berapa anak dibawa pertama kali?
.................................

9. Apakah Ibu membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatan gigi
dan mulutnya?
a. Ya 9
b. Tidak
Bila ya, berapa lama sekali anak dibawa ke dokter gigi?
.......................................

Universitas Sumatera Utara


10. Apakah Ibu memeriksa gigi anak satu bulan sekali?
10
a. Ya
b. Tidak

Bila ya, tuliskan tujuan apa memeriksa gigi anak :

1. ........................................................................ 11
2. ......................................................................
12
3. ......................................................................
13

Terimakasih atas kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner ini.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3
Pengukuran Status Kesehatan
Gigi dan Mulut Anak
Kelas II SD St.Yoseph 1 Medan
No.Kartu:
Nama :
Umur :

1. Skor Debris
Skor Debris = = 1

16 11 26
46 31 36

Kode Kriteria
Skor 0 Tidak ada debris/stein
Debris 1 Debris lunak menutupi
tidak lebih dari 1/3
permukaan gigi atau adanya
stein eksentrik tanpa debris
2 pada daerah tersebut
Debris lunak menutupi
lebih dari 1/3 tapi kurang
3 dari 2/3 permukaan gigi
Debris lunak menutupi
lebih dari 2/3 permukaan
gigi

Universitas Sumatera Utara


2. Skor Karies

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

Gigi Desidui : Gigi Permanen :


d = karies D = karies
e = gigi sudah tanggal M=gigi sudah dicabut/hilang
f = tambalan F = tambalan
o = gigi yang belum tumbuh O = gigi belum tumbuh

Σ deft = 2 Σ DMFT = 3

3. Skor Gingivitis

16 21 24
44 41 36

Kriteria untuk penentuan skornya adalah sebagai berikut :


0 : Tidak ada peradangan
1 : Gingivitis ringan, tetapi tidak meluas mengelilingi gigi
2 : Gingivitis sedang, gingivitis meluas mengelilingi gigi
3 :Gingivitis parah, ditandai dengan kemerahan, kemungkinan telah ada
perdarahan spontan dan ulserasi.

Skor gingivitis = = 4

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6

Frequencies
Frequency Table
i1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 122 73.1 73.1 73.1
Ya 45 26.9 26.9 100.0
Total 167 100.0 100.0

i2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 31 18.6 18.6 18.6
Ya 136 81.4 81.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

i3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 12.0 12.0 12.0
Ya 147 88.0 88.0 100.0
Total 167 100.0 100.0

i4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 3.0 3.0 3.0
Ya 162 97.0 97.0 100.0
Total 167 100.0 100.0

i5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 63 37.7 37.7 37.7
Ya 104 62.3 62.3 100.0
Total 167 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


i6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 25 15.0 15.0 15.0
Ya 142 85.0 85.0 100.0
Total 167 100.0 100.0

i7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 6 3.6 3.6 3.6
Ya 161 96.4 96.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

i8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 150 89.8 89.8 89.8
Ya 17 10.2 10.2 100.0
Total 167 100.0 100.0

l9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 133 79.6 79.6 79.6
Ya 34 20.4 20.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

i10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 130 77.8 77.8 77.8
Ya 37 22.2 22.2 100.0
Total 167 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


i11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 142 85.0 85.0 85.0
Ya 25 15.0 15.0 100.0
Total 167 100.0 100.0

i12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 148 88.6 88.6 88.6
Ya 19 11.4 11.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

i13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 154 92.2 92.2 92.2
Ya 13 7.8 7.8 100.0
Total 167 100.0 100.0

a1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 115 68.9 68.9 68.9
Ya 52 31.1 31.1 100.0
Total 167 100.0 100.0

a2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 50 29.9 29.9 29.9
Ya 117 70.1 70.1 100.0
Total 167 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


a3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 58 34.7 34.7 34.7
Ya 109 65.3 65.3 100.0
Total 167 100.0 100.0

a4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 65 38.9 38.9 38.9
Ya 102 61.1 61.1 100.0
Total 167 100.0 100.0

a5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 73 43.7 43.7 43.7
Ya 94 56.3 56.3 100.0
Total 167 100.0 100.0

a6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 41 24.6 24.6 24.6
Ya 126 75.4 75.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

a7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 18 10.8 10.8 10.8
Ya 149 89.2 89.2 100.0
Total 167 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


a8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 156 93.4 93.4 93.4
Ya 11 6.6 6.6 100.0
Total 167 100.0 100.0

a9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 134 80.2 80.2 80.2
Ya 33 19.8 19.8 100.0
Total 167 100.0 100.0

a10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 143 85.6 85.6 85.6
Ya 24 14.4 14.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

a11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 144 86.2 86.2 86.2
Ya 23 13.8 13.8 100.0
Total 167 100.0 100.0

a12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 152 91.0 91.0 91.0
Ya 15 9.0 9.0 100.0
Total 167 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


a13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 157 94.0 94.0 94.0
Ya 10 6.0 6.0 100.0
Total 167 100.0 100.0

Frequencies

Frequency Table

Peran Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 5.4 5.4 5.4
Cukup; 17 10.2 10.2 15.6
Kurang 141 84.4 84.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

Peran Ayah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 3.0 3.0 3.0
Cukup; 21 12.6 12.6 15.6
Kurang 141 84.4 84.4 100.0
Total 167 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Peran Ayah * Kt Debris 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ayah * Kt Karies 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ayah * Kt Gingivitis 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Peran Ayah * Kt Debris

Crosstab

Kt Debris

Tidak ada Ada Total


Peran Ayah Baik Count 4 1 5
% within Peran Ayah 80.0% 20.0% 100.0%
% of Total 2.4% .6% 3.0%
Cukup; Count 16 5 21
% within Peran Ayah 76.2% 23.8% 100.0%
% of Total 9.6% 3.0% 12.6%
Kurang Count 61 80 141
% within Peran Ayah 43.3% 56.7% 100.0%
% of Total 36.5% 47.9% 84.4%
Total Count 81 86 167
% within Peran Ayah 48.5% 51.5% 100.0%
% of Total 48.5% 51.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9.981a 2 .007
Likelihood Ratio 10.405 2 .006
Linear-by-Linear Association 9.073 1 .003
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.43.

Universitas Sumatera Utara


Peran Ayah * Kt Karies

Crosstab

Kt Karies

Tidak ada Ada Total


Peran Ayah Baik Count 3 2 5
% within Peran Ayah 60.0% 40.0% 100.0%
% of Total 1.8% 1.2% 3.0%
Cukup; Count 11 10 21
% within Peran Ayah 52.4% 47.6% 100.0%
% of Total 6.6% 6.0% 12.6%
Kurang Count 18 123 141
% within Peran Ayah 12.8% 87.2% 100.0%
% of Total 10.8% 73.7% 84.4%
Total Count 32 135 167
% within Peran Ayah 19.2% 80.8% 100.0%
% of Total 19.2% 80.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 24.067a 2 .000
Likelihood Ratio 19.684 2 .000
Linear-by-Linear Association 22.271 1 .000
N of Valid Cases 167
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .96.

Universitas Sumatera Utara


Peran Ayah * Kt Gingivitis

Crosstab

Kt Gingivitis

Tidak ada Ada Total


Peran Ayah Baik Count 5 0 5
% within Peran Ayah 100.0% .0% 100.0%
% of Total 3.0% .0% 3.0%
Cukup; Count 21 0 21
% within Peran Ayah 100.0% .0% 100.0%
% of Total 12.6% .0% 12.6%
Kurang Count 113 28 141
% within Peran Ayah 80.1% 19.9% 100.0%
% of Total 67.7% 16.8% 84.4%
Total Count 139 28 167
% within Peran Ayah 83.2% 16.8% 100.0%
% of Total 83.2% 16.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.203a 2 .045
Likelihood Ratio 10.466 2 .005
Linear-by-Linear Association 5.460 1 .019
N of Valid Cases 167
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .84.

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Debris 167 .00 1.83 .3881 .55204
Karies 167 0 10 4.20 3.252
Gingivitis 167 .00 .16 .0278 .06079
Valid N (listwise) 167

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Peran Ibu * Kt Debris 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ibu * Kt Karies 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ibu * Kt Gingivitis 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%

Peran Ibu * Kt Debris

Crosstab

Kt Debris

Tidak ada Ada Total


Peran Ibu Baik Count 8 1 9
% within Peran Ibu 88.9% 11.1% 100.0%
% of Total 4.8% .6% 5.4%
Cukup; Count 13 4 17
% within Peran Ibu 76.5% 23.5% 100.0%
% of Total 7.8% 2.4% 10.2%
Kurang Count 60 81 141
% within Peran Ibu 42.6% 57.4% 100.0%
% of Total 35.9% 48.5% 84.4%
Total Count 81 86 167
% within Peran Ibu 48.5% 51.5% 100.0%
% of Total 48.5% 51.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 13.199a 2 .001
Likelihood Ratio 14.204 2 .001
Linear-by-Linear Association 12.600 1 .000
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 4.37.

Universitas Sumatera Utara


Peran Ibu * Kt Karies

Crosstab

Kt Karies

Tidak ada Ada Total


Peran Ibu Baik Count 6 3 9
% within Peran Ibu 66.7% 33.3% 100.0%
% of Total 3.6% 1.8% 5.4%
Cukup; Count 8 9 17
% within Peran Ibu 47.1% 52.9% 100.0%
% of Total 4.8% 5.4% 10.2%
Kurang Count 18 123 141
% within Peran Ibu 12.8% 87.2% 100.0%
% of Total 10.8% 73.7% 84.4%
Total Count 32 135 167
% within Peran Ibu 19.2% 80.8% 100.0%
% of Total 19.2% 80.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 25.377a 2 .000
Likelihood Ratio 20.514 2 .000
Linear-by-Linear Association 24.833 1 .000
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.72.

Universitas Sumatera Utara


Peran Ibu * Kt Gingivitis

Crosstab

Kt Gingivitis

Tidak ada Ada Total


Peran Baik Count 9 0 9
Ibu
% within Peran Ibu 100.0% .0% 100.0%
% of Total 5.4% .0% 5.4%
Cukup; Count 17 0 17
% within Peran Ibu 100.0% .0% 100.0%
% of Total 10.2% .0% 10.2%
Kurang Count 113 28 141
% within Peran Ibu 80.1% 19.9% 100.0%
% of Total 67.7% 16.8% 84.4%
Total Count 139 28 167
% within Peran Ibu 83.2% 16.8% 100.0%
% of Total 83.2% 16.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.203a 2 .045
Likelihood Ratio 10.466 2 .005
Linear-by-Linear Association 5.371 1 .020
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.51.

Universitas Sumatera Utara


Descriptives OHIS
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ibu_Baik 9 .00 .16 .0178 .05333
Valid N (listwise) 9

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ibu_Cukup 17 .00 1.83 .1947 .48613
Valid N (listwise) 17

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ibu_Kurang 141 .00 1.83 .4351 .56444
Valid N (listwise) 141

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ayah_Baik 5 .00 .16 .0320 .07155
Valid N (listwise) 5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ayah_Cukup 21 .00 1.83 .1576 .44181
Valid N (listwise) 21

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ayah_Kurang 141 .00 1.83 .4351 .56444
Valid N (listwise) 141

Universitas Sumatera Utara


Descriptives Deft
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ibu_Baik 9 .00 3.00 1.1111 1.26930
Valid N (listwise) 9

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ibu_Cukup 17 .00 6.00 1.7059 2.05441
Valid N (listwise) 17

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ibu_Kurang 141 .00 10.00 4.7021 3.21546
Valid N (listwise) 141

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ayah_Baik 5 .00 3.00 1.8000 1.30384
Valid N (listwise) 5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ayah_Cukup 21 .00 6.00 1.4286 1.93834
Valid N (listwise) 21

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Peran_Ayah_Kurang 141 .00 10.00 4.7021 3.21546
Valid N (listwise) 141

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai