SKRIPSI
OLEH :
MARGARET P. HALIM
NIM : 070600071
Tahun 2011
Margaret P. Halim
Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan
status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.
x + 31 halaman
Masalah utama dalam rongga mulut anak baik di negara maju maupun di
negara berkembang adalah karies gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
Hutabarat mendapat ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ayah dan ibu dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, status kesehatan gigi dan mulut anak serta
hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak pada
Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan. Selain siswa, orangtua siswa juga
menjadi sampel penelitian. Jumlah sampel adalah 167 siswa. Pengumpulan data
status kesehatan gigi anak dilakukan dengan pemeriksaan secara langsung dalam
rongga mulut dengan menggunakan indeks debris menurut Greene dan Vermillion,
anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi,
membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun
sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan
sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan
makan anak. Ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi
sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter
gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam
mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Rata-rata
deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS 0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft,
OHIS dan gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut anak dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak.
TIM PENGUJI
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, serta segala kemudahan yang diberikan sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp. Ort, selaku Dekan Fakultas
atas segala saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
keluangan waktu, saran, bantuan dan dukungan, motivasi serta bimbingan kepada
4. Kepada Tim Penguji skripsi, Rika Mayasari Alamsyah, drg., M. Kes. dan
Gema Nazri Yanti, drg. atas keluangan waktu, saran, dukungan dan motivasi
telah banyak memberikan nasehat serta arahan selama masa pendidikan di Fakultas
Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis
kepada kedua orang tua penulis, Ayah Suherman Sugiani dan Ibu Sutjiati Muliate,
SE., adik-adik penulis Alvonso Halim dan Zakaria Richard Halim serta seluruh
keluarga besar atas segala kasih sayang, doa, bimbingan, semangat, serta dukungan
baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis.
Johanes Sinaga, Fransiska, Cassandra, Fina, Egi, Ona, Yuli, Siti, Kak Josevina,
Bunga, Yunda, Riza, Idel, Simfo, Putri, Tasya, Tasha, Frida, Pieter, Billy serta teman-
teman stambuk 2007 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan
sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan
Penulis,
(Margaret P. Halim)
NIM. 070600071
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
LAMPIRAN
Tabel Halaman
2. Peran orangtua dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut anak .......... 20
5. Peran orangtua dalam memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak ............. 22
6. Kategori peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak 22
Lampiran
anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1
anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1
3. Status Kesehatan.
Yoseph 1 Medan.
Tahun 2011
Margaret P. Halim
Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan
status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.
x + 31 halaman
Masalah utama dalam rongga mulut anak baik di negara maju maupun di
negara berkembang adalah karies gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
Hutabarat mendapat ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ayah dan ibu dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, status kesehatan gigi dan mulut anak serta
hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak pada
Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan. Selain siswa, orangtua siswa juga
menjadi sampel penelitian. Jumlah sampel adalah 167 siswa. Pengumpulan data
status kesehatan gigi anak dilakukan dengan pemeriksaan secara langsung dalam
rongga mulut dengan menggunakan indeks debris menurut Greene dan Vermillion,
anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi,
membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun
sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan
sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan
makan anak. Ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi
sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter
gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam
mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Rata-rata
deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS 0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft,
OHIS dan gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut anak dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak.
PENDAHULUAN
integral dari kesehatan umum. Walaupun demikian, banyak juga orang yang tidak
tahu bahwa rongga mulut adalah organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh.
Rongga mulut dikatakan sehat tidak hanya bila mempunyai susunan gigi yang cantik,
rapi dan teratur saja tetapi juga bebas dari rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi
oral, dan penyakit lain atau gangguan yang melibatkan gigi dan mulut. Rongga mulut
berbagai jenis makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai
kehidupan sosial yang lebih baik. Sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat dapat
keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya waktu bekerja atau sekolah.1
Mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi
mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian
yang penting dari tubuh dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari
kesehatan karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat
dalam mulut. Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh lainnya, sehingga
aktivitas sehari-hari.2
menunjukkan 80% penduduk Indonesia memiliki gigi rusak karena berbagai sebab.
Namun yang paling banyak ditemui adalah karies gigi atau gigi berlubang dan
periodontal. Data nasional karies gigi usia 12 tahun mencapai 76,62% dengan indeks
Rumah Tangga tahun 2001 terdapat 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 186 murid di Sekolah Dasar
Negeri Kleco II Kecamatan Laweyan Kota Surakarta didapat data murid yang
memiliki gigi berlubang 68,3%, sedangkan murid yang giginya tidak berlubang yaitu
31,7%. Pada anak berusia 6-12 tahun, usia sekolah ini, anak masih kurang
mengetahui dan mengerti bagaimana cara memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Anak-anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak
sedang menjalani proses tumbuh kembang. Pada usia 6 tahun gigi molar pertama
permanen akan erupsi, oleh karena itu perlu diperhatikan benar kesehatan gigi dan
mulutnya sebab memiliki pengaruh terhadap gigi-gigi molar yang akan tumbuh
Masih banyak para orangtua yang beranggapan bahwa gigi susu hanya
sementara dan akan diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan
dilakukan sejak dini. Sebelum anak dapat menyikat giginya sendiri, orangtua harus
memelihara kebersihan mulut anak dengan membersihkan mulutnya dengan kain dan
sikat yang lembut setiap hari. Sejak anak berumur 2 tahun, orangtua dapat mengajari
anak untuk menyikat giginya sendiri setelah makan dan sebelum tidur. Anak 2 tahun
dapat melihat dan meniru orangtuanya menyikat gigi. Anak akan meniru orangtua
memegang sikat gigi dan mencoba untuk menyikat giginya. Orangtua juga sebaiknya
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu, orangtua juga mempunyai
peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya
terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan
mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara
mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi perilaku yang
Figur pertama yang dikenal anak begitu lahir adalah ibunya. Perilaku dan
kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak. Dalam suatu penelitian didapatkan
adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kebersihan gigi anak. Holt
RD, dkk. melakukan penelitian tentang efek pendidikan gigi yang diberikan ibu
bebas karies dibanding anak-anak yang tidak diberikan pendidikan kesehatan gigi
pengetahuan memelihara kesehatan gigi 66% dari ibu, dengan demikian pengetahuan
ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya
kelak.6-8
Di Arab Saudi dan Turki, telah dilakukan penelitian tentang peran ayah pada
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan hubungannya dengan status
kesehatan gigi anak. Hasil penelitian di Turki mendapatkan persentase ayah berperan
dalam memelihara kesehatan gigi anak adalah 12%.8,9 Di Indonesia belum ada
penelitian tentang peran ayah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak,
maka ingin dilihat bagaimana peran ayah dalam hal pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak.
bagaimana peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dan
status kesehatan gigi dan mulut anak. Penelitian akan dilakukan pada orangtua dan
anak yang duduk di kelas II SD St. Yoseph 1 Medan, yaitu anak yang berumur 6-7
tahun. Penelitian dilakukan di SD St. Yoseph 1 Medan karena sekolah tersebut berada
tidak jauh dari tempat tinggal peneliti dan peneliti merupakan alumni sekolah
tersebut.
bagaimana peran orangtua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan
mulut anak.
mulut anak.
kesehatan gigi dan mulut yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
serta dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan ilmu
melakukan penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu
mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses
perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Usaha menanggulangi serta
memperbaiki kesehatan gigi anak membutuhkan tenaga kesehatan dan peran serta
orangtua.2,5
perkembangan dan perilaku anak tersebut. Komunikasi antara anak dan orangtua
terbentuk saat orangtua mengendong bayinya dengan lembut dan penuh cinta. Dalam
gendongan orangtua, anak merasakan rasa aman seperti yang dirasakannya selama di
dalam kandungan.5
Pada usia 2 tahun terjadi proses identifikasi yaitu proses mengadopsi sifat,
sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat, sikap dan pandangannya sendiri.
Anak akan melakukan segala sesuatu dengan cara menirunya. Orangtua akan menjadi
contoh dan panutan untuk ditiru. Tugas sebagai panutan ini akan lebih sulit jika
untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur terikat dengan
perilakunya. Oleh karena itu, pada masa ini perlu ketegasan orangtua untuk
membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Usia ini adalah saat paling
mempunyai peran yang besar dalam keluarga yaitu sebagai pencari nafkah bagi
kebutuhan psikologi. Ibu juga mempunyai peran yang besar dalam merawat anak
bahwa perawatan anak adalah hal yang sama pentingnya dengan pekerjaannya.
Seorang ayah harus aktif dan setara dalam memberikan kontribusi ke semua aspek
rumah tangga dan perawatan anak. Sering kali, ayah menunda untuk merawat
anaknya sampai anaknya tumbuh lebih besar. Jika seperti ini maka ayah kehilangan
waktu berharga bersama anaknya dan istri menjadi ahli mengurus anak sementara
ayahnya masih berencana menunda “fathering” (peran ayah). Ayah mungkin tidak
akan merawat anak seperti yang dilakukan ibu, namun ayah tetap dapat ikut ambil
bagian dalam merawat dan mengikuti tumbuh kembang anak. Peran ayah dalam
merawat anak dapat apa saja, misalnya dengan menemani anak bermain, mengawasi
berbagai hal tentang kesehatan gigi dan mulut. Dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut orangtua perlu mengajari anaknya cara menyikat gigi sedini mungkin, usia
yang paling baik untuk mengajari anak menyikat gigi adalah usia 2 tahun. Setelah
anak diajarkan untuk menyikat gigi sebaiknya orangtua mengawasi anak ketika
menyikat giginya apakah sudah dibersihkan dengan baik dan benar. Untuk menyikat
gigi, orangtua harus menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya dengan anak dan
pasta gigi yang mengandung fluoride. Edukasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi
pun sebaiknya diberikan kepada anak, seberapa pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut, menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu pagi hari sebelum
sarapan dan sebelum tidur malam, dan memberitahukan kepada anak tentang
makanan-makanan yang dapat merusak gigi dan apa tindakan atau upaya orangtua
tersebut, dan membiasakan anak untuk menyukai sayuran dan buah-buahan untuk
mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak. Orangtua perlu membawa anak ke
dokter gigi untuk memeriksa gigi dan mulut anak sejak dini yaitu mulai usia 2 tahun,
dan bukan membawa anak ke dokter gigi hanya karena ada keluhan. Anak sebaiknya
dibawa ke dokter gigi secara rutin, 6 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan
pertumbuhan gigi dan merawatnya jika diperlukan. Orangtua juga harus dapat aktif
gigi, gigi yang goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi tumbuh
pengukuran indeks karies, debris dan gingivitis. Indeks adalah ukuran yang
penyakit gigi tertentu. Ukuran-ukuran ini dapat digunakan untuk mengukur derajat
keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat.1
a. Karies
Karies adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat
yang diragikan. Untuk terjadinya karies, ada tiga faktor utama yang memegang
peranan yaitu faktor hospes atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau
diet dan ditambah faktor waktu, dan kondisi setiap faktor tersebut harus saling
mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat
menurut Klein H. adalah DMFT untuk gigi permanen dan deft untuk gigi desidui.
Indeks ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode
D/d (gigi yang karies), M (gigi yang sudah dicabut), F/f (gigi yang ditumpat) dan e
(gigi yang sudah dicabut karena karies) dan kemudian dijumlahkan sesuai kode.
diperiksa sedangkan rerata deft adalah jumlah seluruh nilai deft dibagi atas jumlah
b. Debris
gigi yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31 dan 46. Pada gigi 16, 11, 26, 31 yang dilihat
11 tidak ada diganti dengan gigi 21 dan sebaliknya. Skor debris diperoleh dengan
menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa.1,11
Kode Kriteria
c. Gingiva
sederhana oleh karena hanya diukur enam buah gigi yang sudah ditentukan, yaitu gigi
mengelilingi gigi
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis rancangan ini adalah penelitian cross sectional, yaitu penelitian non-
risiko dengan efek. Faktor risiko penelitian ini adalah peran ayah dan ibu dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan yang menjadi efek adalah status
Medan. Kelas II dibagi menjadi empat kelas yang masing-masing terdiri atas ± 45
siswa. Selain siswa, orangtua siswa juga menjadi subjek penelitian. Orangtua siswa
gigi dan mulut anak, sedangkan pada anak dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut
secara langsung. Kriteria sampel adalah kedua orangtua yaitu ayah dan ibu masih ada
dan bersedia mengisi kuesioner. Dari jumlah total 177 siswa,kuesioner yang dapat
a. Ayah ikut serta dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia
2 tahun.
sarapan dan malam sebelum tidur (edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut).
h. Ayah membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2
tahun.
l. Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh
a. Ibu ikut serta dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2
tahun.
sarapan dan malam sebelum tidur (edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut).
h. Ibu membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2
tahun.
l. Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh
a. Skor Debris
Skor debris diperoleh dengan menggunakan indeks debris dari Greene dan
Vermillion dengan cara menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah
b. Skor Karies
Skor karies diperoleh dengan menggunakan indeks deft dari Klein. Skor deft
dengan cara menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang
diperiksa.
Pengumpulan data status kesehatan gigi dan mulut anak dilakukan dengan
Pengambilan data status kesehatan gigi anak dilakukan di sekolah pada ruang
yang telah disediakan pihak sekolah dengan kursi yang menghadap jendela. Setiap
sepuluh anak sesuai dengan absensi dipanggil dari kelasnya dan dikumpulkan dari
dan sonde dengan indeks debris dari Greene dan Vermillion, pemeriksaan karies
dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde dengan indeks deft menurut
dan prob dengan indeks gingivitis menurut Ramfjord. Penerangan memakai sinar
matahari melaui jendela. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir yang tersedia.
Pemeriksaan status gigi dilakukan oleh 4 tim yang terdiri atas pemeriksa dan
pencatat. Pemeriksaan dilakukan selama tiga hari, satu hari diharapkan satu tim dapat
memeriksa 15 anak. Dua hari sebelum penelitian dilakukan kalibrasi pada tim dengan
Semua hasil pengisian kuesioner diperiksa apakah semua sudah dijawab dan
Social Sciences (SPSS) dan Chi Square, pada taraf pemaknaan 5% dengan kriteria
jika p>0,05 dinyatakan tidak ada hubungan antara peran orangtua dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut anak dengan status kesehatan gigi dan mulut anak.
Sebaliknya jika p<0,05 dinyatakan ada hubungan antara peran orangtua dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dengan status kesehatan gigi dan mulut
anak.
d. Dilihat apakah ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi
dan mulut anak dengan uji Anova sederhana dan Chi Square.
HASIL PENELITIAN
Anak
Ibu yang mulai mengajari anak menyikat gigi di usia 2 tahun yaitu 53,29%
dan persentase ayah rendah yaitu 46,71%. Ibu yang selalu mengawasi anak menyikat
gigi persentasenya lebih tinggi dibanding ayah, persentase ibu 81,44% dan ayah
70,06%. Didapatkan sebanyak 87,43% ibu menyediakan pasta gigi yang mengandung
fluor untuk anak sedangkan ayah 65,27%. Ibu yang menyediakan sikat gigi dengan
ukuran anak-anak persentasenya sangat tinggi yaitu 97,01% dan ayah lebih rendah
yaitu 61,08%. Sebanyak 59,28% ibu memberitahukan anak waktu menyikat gigi
adalah sesudah sarapan dan sebelum tidur malam dan ayah persentasenya lebih
mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama diluar jam makan yaitu 85,03%
dan persentase ayah rendah yaitu 59,28%. Persentase ibu yang membiasakan anak
mengonsumsi sayur dan buah-buahan tinggi yaitu 96,41% dan ayah juga tinggi yaitu
Persentase ibu yang membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali pada usia
anak 2 tahun sangat rendah yaitu 11,38% dan ayah juga rendah yaitu 6,59%.
Persentase ibu yang membawa anaknya ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk
Persentase ibu dan ayah yang memeriksa gigi anak 1 bulan sekali rendah yaitu
20,96% dan 19,16%. Persentase peran orangtua (ayah dan ibu) dalam memeriksa
adanya gigi berlubang sangat rendah yaitu 13,77%. Ibu yang memeriksa adanya
karang gigi 10,18% dan ayah 8,98%. Ibu yang memeriksa adanya gigi berlapis/ gigi
yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang 7,19% dan ayah 5,99%
(Tabel.5).
Ibu Ayah
Peran Orangtua Dalam Memelihara Kebiasaan Makan
Jumlah Jumlah
dan Mengemil Anak
(%) (%)
Memberitahukan anak untuk berkumur setelah
mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama di
luar jam makan
Ya 142 99
(85,03) (59,28)
Tidak 25 68
(14,97) (40,72)
Membiasakan anak mengonsumsi sayuran dan buah-
buahan
Ya 161 147
(96,41) (88,02)
Tidak 6 20
(3,59) (11,98)
Ibu Ayah
Peran Orangtua Dalam Membawa Anak ke Dokter Gigi Jumlah Jumlah
(%) (%)
Membawa anak ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2
(dua) tahun
Ya 19 11
(11,38) (6,59)
Tidak 148 156
(88,62) (93,41)
Membawa anak ke dokter gigi 6 (enam) bulan sekali
Ya 41 34
(24,55) (20,36)
Tidak 126 133
(75,45) (79,64)
Ibu Ayah
Peran Orangtua Dalam Memeriksa Kesehatan Gigi dan
Jumlah Jumlah
Mulut Anak
(%) (%)
Memeriksa gigi anak 1 (satu) bulan sekali
Ya 35 32
(20,96) (19,16)
Tidak 132 135
(79,04) (80,84)
Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlubang
Ya 23 23
(13,77) (13,77)
Tidak 144 144
(86,23) (86,23)
Memeriksa gigi anak untuk melihat ada karang gigi
Ya 17 15
(10,18) (8,98)
Tidak 150 152
(89,82) (91,02)
Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gig berlapis/gigi yang
akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang
Ya 12 10
(7,19) (5,99)
Tidak 155 157
(92,81) (94,01)
Pada penelitian ini, didapat rata-rata deft anak adalah 4.20 ± 3.25, OHIS 0.39
Rata-rata deft anak bertambah naik dengan bertambah jeleknya peran ibu,
secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,000 (Tabel 8). Rata-rata deft anak pada
peran ayah baik lebih rendah dibanding peran ayah kurang. Namun pada kategori
peran ayah cukup rata-rata deft anak lebih rendah daripada peran ayah baik, secara
Kategori Deft
Peran N P
(Rata-rata ± SD)
Orangtua
Peran Ibu
Baik 1,11 ± 1,27 9
Cukup 1,71 ± 2,05 17 0,000
Kurang 4,70 ± 3,22 141
Peran Ayah
Baik 1,80 ± 1,30 5
Cukup 1,43 ± 1,94 21 0,000
Kurang 4,70 ± 3,22 141
baik pada ibu dan ayah dan secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,001 dan
ibu maupun ayah dan secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,045 (Tabel 10).
Kategori Gingivitis
Peran N p
(Rata-rata ± SD)
Orangtua
Peran Ibu
Baik 0,00 ± 0,00 9
Cukup 0,01 ± 0,04 17 0,045
Kurang 0,03 ± 0,06 141
Peran Ayah
Baik 0,00 ± 0,00 5
Cukup 0,01 ± 0,03 21 0,045
Kurang 0,03 ± 0,06 141
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapat masih banyak orangtua (ayah dan ibu) yang
perannya dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak masih rendah yaitu dalam
hal mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 tahun, memberitahukan
waktu menyikat gigi pada anak, menemani anak ke dokter gigi pertama kali saat anak
berusia 2 tahun, membawa anak ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk memeriksa
kesehatan gigi, memeriksa gigi anak 1 bulan sekali, melihat adanya gigi berlubang,
karang gigi, dan gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah
goyang. Latarbelakang pengetahuan orangtua tentang kesehatan gigi dan mulut anak
yang rendah dapat menjadi sebab rendahnya peran orangtua dalam memelihara
Peran orangtua yaitu ayah dan ibu sudah baik dalam mengawasi anak
kesehatan gigi yaitu menyediakan pasta gigi berfluor dan sikat gigi yang sesuai
ukurannya untuk anak, dan memelihara kebiasaan makan dan mengemil anak antara
seperti coklat di luar jam makan dan membiasakan anak mengonsumsi sayur dan
buah-buahan. Hal ini sesuai dengan penelitian Natalina Hutabarat pada tahun 2009, di
mana peran orangtua baik dalam mengawasi anak menyikat gigi, menyediakan
peralatan untuk memelihara kesehatan gigi, dan menjaga makanan yang di konsumsi
anak.14
ayah dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak sebab anak-anak mempunyai
hubungan yang dekat dengan orangtua terutama ibu. Menurut Maulani, dkk ibu
dan kesehatan gigi khususnya, hal ini mendukung hasil penelitian dimana ibu lebih
berperan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dibanding ayah dan sama
Hasil penelitian ini mendapatkan rata-rata deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS
0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding
dengan hasil penelitian M. Mitra yaitu didapat rata-rata deft anak usia 6-7 tahun
adalah 7,02 ± 3,75, OHIS 1,48 ± 0,54 dan gingivitis 0,88 ± 0,63. Hal ini dapat terjadi
karena ada perbedaan sekolah yang diteliti yaitu SD di kota Medan dan SD di desa
dan sosial ekonomi orangtua dapat juga menjadi penyebab bedanya kedua hasil
penelitian ini.12
Hasil penelitian ini mendapatkan ada hubungan antara peran orangtua dengan
rata-rata deft, OHIS dan gingivitis anak, hal ini sesuai dengan penelitian Natalina
Hutabarat di Medan yaitu ada hubungan peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS
dan gingivitis anak. Menurut Green dan Hurlock, orangtua mempunyai peran
memelihara kesehatan gigi. Orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam
seorang anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan anggota keluarga
terutama ibu.13,14
6.1 Kesimpulan
1. Peran ayah masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat
gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke
dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam
mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak.
2. Peran ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi
sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter
gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam
mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak.
4. Ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS dan
gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak
dan mulut anak dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak sebaiknya tenaga
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka program Puskesmas dan UKGS melakukan
penyuluhan kepada orangtua tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.
2. Untuk orangtua
gigi dan mulut anak terutama dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak
berusia 2 tahun, memberitahukan menyikat gigi dilakukan pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur, membawa anak ke dokter gigi secara teratur yaitu 2 kali
setahun atau enam bulan sekali dan dalam memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak,
sebab peran orangtua yang baik akan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak.
http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/Pengenalan
%20dan%20Perawatan%20Kesehatan%20Gigi%20Anak%20Sejak%20Dini.pd
kejadian karies gigi anak SDN Kleco II kelas V dan VI Kecamtan Laweyan
1-4.
5. Gupte S. Panduan perawatan anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2004: 165-
84.
11. Dalimunthe SH. Periodonsia. Medan: Bagian Periodonsia FKG USU, 2001.
12. Mitra M. Hubungan status karies dan gingivitis dengan oral higiene pada anak
usia 6-12 tahun di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
orangtua tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak balita usia 3-5 tahun
14. Hutabarat N. Peran petugas kesehatan, guru dan orangtua dalam pelaksanaan
UKGS dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah
dasar di kota Medan tahun 2009. Tesis. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi
16. Suwelo IS. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi. Jakarta:
17. Uyanto SS. Pedoman analisis data dengan spss. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009:
189- 217.
No Kartu.
Formulir isian ini hanya dapat diisi oleh Ayah dari murid.
Nama Anak :
Umur Anak :
Nama Ayah :
Mohon kesediaan Bapak untuk mengisi angket ini dan izin untuk melihat keadaan
gigi dan mulut anak. Pengisian angket ini tidak dapat digantikan oleh orang lain.
1
1. ........................................................................ 11
2. ...................................................................... 12
3. ......................................................................
13
No Kartu.
Formulir isian ini hanya dapat diisi oleh Ibu dari murid.
Nama Anak :
Umur Anak :
Nama Ibu :
Mohon kesediaan Ibu untuk mengisi angket ini dan izin untuk melihat keadaan gigi
dan mulut anak. Pengisian angket ini tidak dapat digantikan oleh orang lain.
1
9. Apakah Ibu membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatan gigi
dan mulutnya?
a. Ya 9
b. Tidak
Bila ya, berapa lama sekali anak dibawa ke dokter gigi?
.......................................
1. ........................................................................ 11
2. ......................................................................
12
3. ......................................................................
13
1. Skor Debris
Skor Debris = = 1
16 11 26
46 31 36
Kode Kriteria
Skor 0 Tidak ada debris/stein
Debris 1 Debris lunak menutupi
tidak lebih dari 1/3
permukaan gigi atau adanya
stein eksentrik tanpa debris
2 pada daerah tersebut
Debris lunak menutupi
lebih dari 1/3 tapi kurang
3 dari 2/3 permukaan gigi
Debris lunak menutupi
lebih dari 2/3 permukaan
gigi
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
Σ deft = 2 Σ DMFT = 3
3. Skor Gingivitis
16 21 24
44 41 36
Skor gingivitis = = 4
Frequencies
Frequency Table
i1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 122 73.1 73.1 73.1
Ya 45 26.9 26.9 100.0
Total 167 100.0 100.0
i2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 31 18.6 18.6 18.6
Ya 136 81.4 81.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
i3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 12.0 12.0 12.0
Ya 147 88.0 88.0 100.0
Total 167 100.0 100.0
i4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 3.0 3.0 3.0
Ya 162 97.0 97.0 100.0
Total 167 100.0 100.0
i5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 63 37.7 37.7 37.7
Ya 104 62.3 62.3 100.0
Total 167 100.0 100.0
i7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 6 3.6 3.6 3.6
Ya 161 96.4 96.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
i8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 150 89.8 89.8 89.8
Ya 17 10.2 10.2 100.0
Total 167 100.0 100.0
l9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 133 79.6 79.6 79.6
Ya 34 20.4 20.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
i10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 130 77.8 77.8 77.8
Ya 37 22.2 22.2 100.0
Total 167 100.0 100.0
i12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 148 88.6 88.6 88.6
Ya 19 11.4 11.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
i13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 154 92.2 92.2 92.2
Ya 13 7.8 7.8 100.0
Total 167 100.0 100.0
a1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 115 68.9 68.9 68.9
Ya 52 31.1 31.1 100.0
Total 167 100.0 100.0
a2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 50 29.9 29.9 29.9
Ya 117 70.1 70.1 100.0
Total 167 100.0 100.0
a4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 65 38.9 38.9 38.9
Ya 102 61.1 61.1 100.0
Total 167 100.0 100.0
a5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 73 43.7 43.7 43.7
Ya 94 56.3 56.3 100.0
Total 167 100.0 100.0
a6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 41 24.6 24.6 24.6
Ya 126 75.4 75.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
a7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 18 10.8 10.8 10.8
Ya 149 89.2 89.2 100.0
Total 167 100.0 100.0
a9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 134 80.2 80.2 80.2
Ya 33 19.8 19.8 100.0
Total 167 100.0 100.0
a10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 143 85.6 85.6 85.6
Ya 24 14.4 14.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
a11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 144 86.2 86.2 86.2
Ya 23 13.8 13.8 100.0
Total 167 100.0 100.0
a12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 152 91.0 91.0 91.0
Ya 15 9.0 9.0 100.0
Total 167 100.0 100.0
Frequencies
Frequency Table
Peran Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 5.4 5.4 5.4
Cukup; 17 10.2 10.2 15.6
Kurang 141 84.4 84.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
Peran Ayah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 3.0 3.0 3.0
Cukup; 21 12.6 12.6 15.6
Kurang 141 84.4 84.4 100.0
Total 167 100.0 100.0
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Peran Ayah * Kt Debris 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ayah * Kt Karies 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ayah * Kt Gingivitis 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Crosstab
Kt Debris
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9.981a 2 .007
Likelihood Ratio 10.405 2 .006
Linear-by-Linear Association 9.073 1 .003
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.43.
Crosstab
Kt Karies
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 24.067a 2 .000
Likelihood Ratio 19.684 2 .000
Linear-by-Linear Association 22.271 1 .000
N of Valid Cases 167
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .96.
Crosstab
Kt Gingivitis
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.203a 2 .045
Likelihood Ratio 10.466 2 .005
Linear-by-Linear Association 5.460 1 .019
N of Valid Cases 167
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .84.
Descriptives
Descriptive Statistics
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Peran Ibu * Kt Debris 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ibu * Kt Karies 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Peran Ibu * Kt Gingivitis 167 100.0% 0 .0% 167 100.0%
Crosstab
Kt Debris
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 13.199a 2 .001
Likelihood Ratio 14.204 2 .001
Linear-by-Linear Association 12.600 1 .000
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 4.37.
Crosstab
Kt Karies
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 25.377a 2 .000
Likelihood Ratio 20.514 2 .000
Linear-by-Linear Association 24.833 1 .000
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.72.
Crosstab
Kt Gingivitis
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.203a 2 .045
Likelihood Ratio 10.466 2 .005
Linear-by-Linear Association 5.371 1 .020
N of Valid Cases 167
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.51.
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics