Oleh:
Pembimbing:
dr. Surya Darma, SpPD
Laporan Kasus
Judul
Systemic Lupus Eritematosus
Oleh:
Telah diterima sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Junior di
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP
dr. Mohammad Hoesin Palembang, Periode 26 November 2018 – 4 Februari
2019.
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan kasus
yang berjudul “Systemic Lupus Eritematosus”. Laporan kasus ini merupakan
salah satu syarat mengikuti ujian pada Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Surya Darma,
SpPD selaku pembimbing dalam penulisan laporan kasus ini, serta kepada semua
pihak yang telah membantu hingga tulisan ini dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan kasus ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Mudah-mudahan tulisan ini
dapat memberi ilmu dan manfaat bagi yang membacanya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................1
KATA PENGANTAR ...............................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................4
BAB II LAPORAN KASUS ......................................................................................5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................14
BAB IV ANALISIS KASUS .....................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................42
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI PASIEN
a. Nama : Ny. NMH
b. Umur : 39 tahun
c. Tanggal Lahir : 21 Oktober 1979
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Buruh
g. Alamat : Desa Suka Damai Dusun I, Pedamaran, Kab. Ogan
Komering Ilir
h. No. Med Rec/ Reg : 1093922
i. Tanggal masuk RS : 3 Desember 2018
II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis)
KeluhanUtama
Sesak napas sejak ± 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan
Sesak napas disertai jantung berdebar-debar.
6
± 3 bulan SMRS, pasien mengeluh sesak napas. Sesak napas bertambah
setelah aktivitas dan berkurang jika istirahat. Sesak tidak dipengaruhi cuaca,
emosi, dan posisi tubuh. Sesak napas dirasakan hilang timbul disertai jantung
berdebar-debar (+), rambut rontok (+), wajah cepat menghitam dan timbul
bercak hitam jika terpapar sinar matahari (+), nyeri sendi (+), sariwan (+),
berat badan menurun (+), nafsu makan biasa, BAK dan BAB biasa. Pasien
tidak berobat.
± 1 minggu SMRS, os mengeluh sesak semakin memberat dan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Sesak napas bertambah setelah aktivitas
dan berkurang jika istirahat. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, emosi, dan posisi
tubuh. Keluhan jantung semakin berdebar-debar (+), nyeri sendi (+), rambut
rontok (+), badan lemas (+), mengi (-), mual (-), muntah (-), dan demam (-).
Pasien berobat ke praktik dokter spesialis penyakit dalam dan dirujuk ke
RSMH untuk tatalaksana lebih lanjut.
7
Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat penyakit jantung disangkal.
b. Keadaan Spesifik
1. Kepala
Normosefali; simetris; warna rambut hitam, tidak mudah dicabut,
alopesia (+) bagian depan , distribusi tidak merata; fotosensisitivitas
pada wajah dan leher yang terpapar sinar matahari (+).
2. Mata
Edema palpebra (-), konjungtiva palpebra pucat (+), sklera ikterik (-)
pupil bulat isokor, RC (+), visus baik
3. Hidung
Tampak luar tidak ada kelainan, septum deviasi (-), kavum nasi
lapang, sekret (-), epistaksis (-)
4. Mulut
Bibir kering, sianosis (-), sariawan pada palatum (+), gusi berdarah
(-), lidah berselaput (-), atrofi papil (-), Tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-)
5. Telinga
Tampak luar tidak ada kelainan, keluar cairan telinga (-), sekret (-),
nyeri tekan mastoid (-)
8
6. Leher
JVP (5+1) cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid
(-).
7. Thoraks
Inspeksi : Simetris, venektasi (-), retraksi (-), scar (-)
Paru
Inspeksi : Statis dan dinamis, simetris kanan = kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+) Normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis terlihat di ICS V Linea Axillaris
Anterior
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V Linea Axillaris
Anterior
Perkusi : Batas jantung atas ICS II
Batas jantung kiri linea aksilaris anterior ICS V
sinistra
Batas jantung kanan linea midclavicularis dekstra
Auskultasi : HR = 82x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
8. Abdomen
Inspeksi : Datar, venektasi (-), caput medusae (-), striae (+),
umbilicus tidak menonjol
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar teraba 3 jari dibawah
arcus costae, lien tidak teraba, nyeri tekan
suprapubik (-), ballotement (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA(-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
9. Genitalia : Tidak diperiksa
10. Ekstremitas : Akral hangat (+), palmar pucat (-), vaskulitis (-),
edema(-), sianosis (-), clubbing finger (-)
9
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium (3 Desember 2018)
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 6.7 g/dL 11.40-15.00
Leukosit 4.1 103/mm3 4.73-10.89
Eritrosit 2.16 106/ mm3 4.00-5.70
Hematokrit 20 % 35-45
Trombosit 182 103/µL 189-436
Hitung jenis
Basofil 0 0-1 Normal
Eosinofil 2 1-6 Normal
Neutrofil 71 50-70 Meningkat
Limfosit 21 20-40 Normal
Monosit 6 2-8 Normal
KIMIA KLINIK
Albumin 2.6 g/dL 3.4-4.8
Ureum 28 mg/dL 16.6 - 48.5
Creatinin 0,80 mg/dL 0.50-0.90
Calsium 8.0 mg/dL 8.4 – 9.7
Natrium 145 mg/dL 135-155
Kalium 3.2 mg/dL 3.5-5.5
URINALISIS
URIN Warna Kuning muda
LENGKAP Kejernihan Agak keruh
Berat jenis 1.010
pH (urine rutin) 6.0
Protein Positif +
10
Ascorbic acid Negatif
Glukosa Negatif
Keton Negatif
Darah Positif +++
Bilirubin Negatif
Urobilinogen 1
Nitrit Positif
SEDIMEN Epitel Positif ++
URINE Lekosit 3-7
Eritrosit 4-8
Silinder Silinder
granular+,
Silinder Hyaline
+
Kristal Negatif
Bakteri Positif ++
V. Diagnosis
Sistemic Lupus Erythematosus dengan derajat aktivitas sedang.
VIII. Tatalaksana
Non Farmakologis
O2 nasal canul 2 l/m
Istirahat
11
Diet
Transfusi PRC 600cc
Edukasi
Farmakologis
IVFD NaCl 0,9% gtt xx/m
Metil prednisolon 1x20mg
CaCO3 500mg
Asam folat 3x1mg
Lansoprazole 1x30mg
Ibuprofen 3x200 mg
IX. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
X. Follow Up
Tanggal 4 Desember 2018
S Sesak (+), jantung berdebar-debar (+), nyeri
sendi (+)
O:
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Tekanan darah 120/70 mmHg
Nadi 88 x/menit irama reguler, isi cukup
Pernapasan 24 x/ menit
Temperatur 36,5 oC
12
Perkusi: Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi: Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-),
wheezing (-)
Genitalia
Tidak diperiksa
Ekstremitas
Akral hangat (+), palmar pucat (-), edema(-)
A SLE
P Non Farmakologis
O2 nasal canul 2 l/m
Istirahat
Diet
Edukasi
Farmakologis
IVFD NaCl 0,9% gtt xx/menit
Metil prednisolon 1x16mg
CaCO3 3x500mg
Asam folat 3x1mg
Lansoprazole 1x30mg
Paracetamol 3x500mg
13
Kesadaran Compos mentis
Tekanan darah 100/70 mmHg
Nadi 80x/menit irama ireguler, isi cukup
Pernapasan 20 x/ menit
Temperatur 36,5 oC
Keadaan spesifik
Kepala Rambut hitam, tidak mudah dicabut, alopesia
(+), distribusi tidak merata. Fotosensitivitas pada
wajah dan leher yang terpapar sinar matahari (+),
Konjungtiva palpebra pucat (-) Sklera ikterik (-),
epistaksis (-), atrofi papil lidah (-), sariawan (+),
14
Metil prednisolon 1x16mg
CaCO3 3x500mg
Asam folat 3x1mg
Lansoprazole 1x30mg
Paracetamol 3x500mg
KSR 1x600mg
15
BAB IV
ANALISIS KASUS
16
2. Oral ulcer (+) – didapatkan stomatitis pada palatum.
3. Arthritis/arthralgia (+) – pasien mengeluh nyeri sendi.
4. Serositis (+) – dari hasil pemeriksaan foto thoraks PA tampak efusi
pleura pada paru sinistra.
5. Gangguan hematologi (+) – dari hasil pemeriksaan laboratorium darah
lengkap didapatkan anemia hemolitik.
6. Gangguan ginjal (+) – silinder granular dan silinder hyaline dalam
pemeriksaan sedimen urin.
Pada pasien ini telah ditemukan 6 kriteria dari 11 kriteria ARA sehingga
diagnosis systemic lupus eritematous (SLE) dapat ditegakkan dengan sensitifitas
95%.
Berdasarkan aktivitas penyakit SLE yang dinilai dari skor SLEDAI yang
dinilai dari keadaan pasien saat ini didapatkan hasil, yaitu:
1. Urinary cast (+) - silinder granular dan silinder hyaline dalam
pemeriksaan sedimen urin. (skor 4)
2. Hematuria (+) – ditemukan 4-8 eritrosit/LPB dalam pemeriksaan sedimen
urin. (skor 4)
3. Alopesia (+) – skor 2
4. Mucosal ulcer (+) – skor 2
Sehingga didapatkan skor SLEDAI pasien adalah 12 (SLE dengan aktivitas
sedang).
Jadi berdasarkan hasil temuan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, pasien pada kasus ini didiagnosis dengan SLE dengan
manifestasi arthritis, serositis, dan lupus nefritis dengan derajat aktivitas sedang.
Untuk dokter umum, kompetensi SLE adalah 3A yaitu mampu
mendiagnosis, tatalaksana awal, dan merujuk pasien ke dokter spesialis penyakit
dalam. Diagnosis kasus SLE adalah dengan melihat kriteria ARA apabila
memenuhi 4 dari 11 kriteria ARA maka dapat ditegakkan diagnosis suspek SLE.
Kriteria ARA dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh
dokter umum untuk menegakkan diagnosis berdasarkan kriteria ARA diantaranya
adalah pemeriksaan darah rutin, urinalisis, dan foto rontgen thoraks.
Untuk tatalaksana awal adalah dengan mengedukasi pasien mengenai
penyebab penyakit, faktor pencetus dan yang memperparah kondisi SLE, rencana
17
pengobatan yaitu merujuk pasien ke dokter spesialis penyakit dalam untuk
pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan ANA dan anti-dsDNA serta
tindakan pengobatan, dan prognosis penyakit. Selain itu penting bagi dokter
umum untuk mengetahui SLEDAI skor pasien yang datang terutama pasien
kontrol untuk mengetahui aktivitas penyakit SLE karena terkait tatalaksana yang
berbeda antara aktivitas ringan/sedang dengan berat.
18
DAFTAR PUSTAKA
5. Mok CC, Lau CS. 2003. Pathogenesis of systemic lupus erythematosus page.
J Clin Pathol; 481-490.
7. Urowitz MB, Bookman AAM, Koehler BE, Gordon DA, Smythe HA,
Ogryzlo MA. 1976. The Bimodal Mortality Pattern of Systemic Lupus
Erythematosus. Am J Med;60:221-225.
11. Tan EM, Cohen AS, Fries JF, Masi AT, McShane DJ, Roth•ield NF, et al.
1982. The 1982 revised criteria for the classification of systemic lupus
erythematosus. Arthritis Rheum; 1271-1277
19