PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) masih sangat tinggi di Indonesia, padahal AKI merupakan
salah satu target Millenium Development Goal (MDG) World Health Organization (WHO),
yaitu mengurangi tingkat risiko kematian ibu sebanyak 75% pada tahun 2015.1 Menurut
WHO diperkirakan bahwa sedikitnya 600.000 wanita di dunia meninggal setiap tahunnya
sebagai akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Mortalitas dan
morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang.1
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan suatu negara.Tingginya AKI dan
AKB masih menjadi permasalahan kesehatan di semua negara, termasuk Indonesia.
Mengacu pada data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di
Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Angka kematian ibu tahun 2012 ini lebih tinggi dari
angka kematian ibu tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.Sedangkan, angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia tahun 2012 yaitu 32/1000 kelahiran hidup.2
Meskipun masalah kematian ibu dan anak adalah masalah yang kompleks ,
Departemen Kesehatan tetap berupaya untuk menurunkan AKI dan AKB salah satunya
adalah dengan intervensi strategis dalam upaya Safe Motherhood yang meliputi : Keluarga
berencana, Pelayanan Antenatal, Persalinan Bersih dan aman, Pelayanan Obstetri Essensial.2
Partograf digunakan sebagai sistem peringatan awal untuk menentukan kapan ibu
harus dirujuk. Partograf telah terbukti efektif dalam mencegah persalinan lama,
A. Definisi Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
persalinan.5
Pada tahun 1967 Friedman mulai mengembangkan grafik analisa statistik dari
catatan persalinan yang lebih detail yaitu dengan memasukkan keadaan ibu dan
janin pada selembar kertas. Dengan membuat dua garis skrining yaitu garis
waspada (alert line) dan garis tindakan (action line) yang sejajar dan terpisah
partograf dengan menelaah semua jenis partograf yang ada di dunia. Dalam
untuk lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Dimana pada partograf yang
c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatat secara rinci pada status atau
D. Fungsi Partograf
persalinan.
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayi (spesialis obstetri, bidan,
aktif persalinan yang menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil
(keguguran), nomor catatan medik, tanggal dan waktu mulai dirawat (atau
jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu),
jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf
menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis
titik yang satu dengan titik yang lainnya dengan garis tegas dan
bersambung. 9,10
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada
angka 180 dan 100. Sebaiknya penolong harus waspada bila DJJ mengarah
hingga di bawah 120 atau di atas 160 untuk melakukan tindakan segera jika
Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam
berikut ini:
5. K : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak mengalir lagi
(kering)
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya
gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk
tanda-tanda gawat janin (DJJ <100 atau >180 kali per menit), maka ibu
harus segera dirujuk. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang kepala
Apabila ada dugaan disproporsi kepala panggul, maka penting untuk tetap
sesuai dan rujuk ibu dengan proporsi kepala panggul (CPD) ke fasilitas
kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air
dipisahkan.
dipisahkan
3) Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka nol sampai sepuluh yang tertera di kolom paling kiri
adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya
dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak
tersendiri. Perubahan nilai atau perubahan lajur satu ke lajur yang lain
dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka
satu sampai lima yang sesuai dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi
pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi uterus, dan frekuensi nadi ibu. 11
a) Pembukaan Serviks
penyulit). Saat ibu berada pada fase aktif persalinan, catat setiap temuan dan
di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks dengan
1. Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai
dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih
angka yang sesuai dengan pembukaan serviks dan cantumkan tanda “X”
3. Hubungkan tanda “X” dari setiap hasil pemeriksaan dengan garis utuh
(tidak terputus)
centimeter. 12
Tulisan turunnya kepala janin dan garis tidak putus dari nol sampai lima
tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda
“O” yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil
pemeriksaan palpasi kepala di simfisis pubis adalah 3/5, maka tuliskan tanda
“O” di garis angka tiga. Hubungkan tanda “O” dari setiap pemeriksaan
Gambar 2.2: Cara Mengisi Penurunan Bagian Terbawah Janin pada Partograf
kanan garis bertindak, maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan
untuk menyelesaikan persalinan dan sebaiknya ibu harus sudah berada di
terbawah janin) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1 sampai 16. Setiap
Di bagian lajur kotak untuk waktu mulai fase aktif, tertera kotak-kotak
menyatakan waktu 1 jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30
serviks.12
ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan
cantumkan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka
enam yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catatan waktu aktual di
kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ketiga dari kiri). 12
5) Kontraksi Uterus
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom kiri. Setiap kotak menyatakan
satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10
menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi
yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang
tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil
dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada tiga kotak
a) Oksitosin
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan
7) Kondisi Ibu
Pada bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf
terdapat kotak atau ruang untuk mencatat hasil kondisi kesehatan dan
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
1. Nilai dan catat nadi setiap tiga puluh menit selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda pada kolom
2. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
3. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap dua jam (lebih sering jika
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap dua jam (setiap
yang dilakukan sejak kala satu hingga kala empat dan bayi baru lahir. 13
Berbeda dengan pengisian halaman depan (harus segera didisi setiap akhir
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat
tempat persalinan, catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping
2) Kala Satu
penatalaksanaan tersebut. 13
3) Kala Dua
4) Kala Tiga
Data untuk kala tiga terdiri dari lamanya kala tiga, pemberian oksitosin,
penegangan tali pusat terkendali, retensio plasenta yang >30 menit, laserasi,
5) Kala Empat
Kala empat berisi data tentang tekanan darah ibu, nadi, temperatur, tinggi
kala empat ini sangat penting terutama untuk mendeteksi dini risiko atau
empat, tuliskan jenis dan cara menangani masalah tersebut secara singkat dan
Pemantauan kala empat dilakukan setiap lima belas menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. Isikan hasil pemeriksaan
pada kolom atau ruang yang sesuai pada tabel pemantauan. Bagian yang
digelapkan (dihitamkan) tidak perlu diisi. Catatkan semua temuan selama
kala empat persalinan pada tabel bagian bawah halaman dua partograf
Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah
berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir,
15
BAB III
LAPORAN KASUS OBSTETRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. JP
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Suluh no 16 Medan
Tanggal Masuk : 17 Juli 2019
Pukul : 07.29 WIB
Nama : Tn. YP
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Jalan Suluh No 16 Medan
II. ANAMNESA
Ny. JP, 26 th, G2P1A0, Islam, IRT, SMA i/d Tn.YP, 30 th, Islam, Swasta, SMA,
datang ke RS Haji Medan pada tanggal 17 Juli 2019 pada pukul 07.29 WIB
dengan :
Keluhan Utama : Keluar cairan, lendir bercampur darah dari kemaluan
Telaah : Pasien datang ke IGD RS Haji Medan dengan keluhan keluar
cairan, lendir bercampur darah dari kemaluan. Cairan berwarna jernih dan tidak
berbau. Riwayat mules-mules mau melahirkan (+), Riwayat keluar lendir
bercampur darah (+), Riwayat bercampur dengan suami beberapa hari ini (-),
Riwayat trauma selama hamil (-), Riwayat perut di kusuk (-), BAB dan BAK
dalam batas normal.
a. Perdarahan Antepartum
Kapan mulai :- Perdarahan ke : -
Banyaknya :- Darah beku :-
Rasa Nyeri :- Trauma :-
16
b. Tanda-tanda Keracunan hamil
Edema :- Vertigo :-
Pening :- Gangguan Visus : -
Mual :- Kejang-kejang :-
Muntah :- Koma :-
Nyeri ulu hati :- Icterus :-
c. Riwayat Haid
Menarche : 12 Tahun Hamil Kembar: -
Siklus Haid : Tidak Teratur Dysmenorrhea : -
Lama Haid : 5-6 Hari Fluor Albus :-
Volume : 2-3 x ganti duk/hari
d. Riwayat Obstetri
Riwayat Kehamilan : G2P1A0
Haid Terakhir : 19-10-2018
T.T.P : 26-07-2019
ANC : Bidan 2 x, Dokter Sp.OG 5 x
Menikah : 1 x, Usia 21 tahun
Berobat Mandul :-
Keluarga Berencana : KB suntik
e. Riwayat Persalinan
1. 29/07/2015, Pr, PSP, Bidan, Aterm, 3000gr, Anak Sehat, 4 Thn
Sianosis :-
Dispnea :-
17
IV. HASIL PEMERIKSAAN UMUM
Berat Badan : 63 Kg
Tinggi badan : 160 cm
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 80 x /i
Suhu : 37° C
Pernapasan : 20 x/i
TekananDarah : 130/70 mmHg
V. STATUS LOKALIS
Abdomen : Membesar asimetris
Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 3 Jari di bawah proccesus
Xyphoideus (37-38 minggu), bagian teratas janin
adalah bokong
Leopod II : Bagian punggung janin sebelah kanan
Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala
Leopold IV : Polus sefalik sudah masuk jalan lahir (engaged)
S.B.R : Dalam batas normal
Lig.rotundum : Dalam batas normal
Meteorismus : Tidak
D.J.J : (+) 132 x/i (reguler)
Formula Johnsoon : (33 cm – 12) x 155
Taksiran BB Anak : 3255gr
Osborn :-
HIS : 3x40’’/10i
Gerak : (+)
Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 17-07-2019
Jam : 07.29 WIB
Indikasi : Inpartu
18
Pembukaan : 8 cm
Effacement : 100 %
Selaput Ketuban : (-)
Bagian Terbawah : Kepala
Posisinya : UUK kanan depan
Promontorium : Tidak teraba
Lin. Inominata : Teraba 2/3 anterior
Sacrum : Cekung
S.Ischiadica : Tidak menonjol
Arcus Pubis : Tumpul
Vagina : Dalam Batas Normal
Vulva : Dalam Batas Normal
Sarung Tangan : Lendir, Darah (+), air ketuban (+)
Meconium : (-)
Kesan Panggul : Adekuat
4. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil laboratorium tanggal 17-07-2019
Hematologi
Darah Rutin Nilai Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,3 12 – 16 g/dl
19
Hitung eritrosit 4,2 3,9 - 5,6 10*6 /µl
Hitung leukosit 9,000 4,000- 11,000 /µl
Hematokrit 36,1 36-47 %
Hitung trombosit 220.000 150,000-450,000 /µl
Index eritrosit
MCV 85,6 80 – 96 fL
MCH 29,2 27 – 31 pg
MCHC 34,1 30 – 34 %
Diagnosa:
Multi Gravida + KDR 39 minggu + Presentasi Kepala + Anak Hidup + Inpartu
20
21
Lapor Supervisor dr. Taufik Sp.OG
Advice:
R/ Partus Pervaginam hari ini 17/07/19 jam 09.15 WIB
- IVFD RL 20 gtt/i
- Pantau Vital Sign
- Pantau DJJ, HIS
PERIHAL PERSALINAN
LAPORAN PSP
- Tanggal : 07 Juli 2019
- Jam : 09.15 WIB
Langkah-langkah PSP :
1. Ibu di baringkan di meja Ginekologi dengan posisi Litotomi.
2. Lakukan pembersihan jalan lahir pada vagina meliputi labia mayor dan labia
minora.
3. Pada his yang adekuat tampak kepala bayi maju mundur, kemudian menetap.
4. Pada his berikutnya ibu dipimpin mengejan, dan kemudian kepala bayi terus
medorong perineum, setelah itu kepala bayi keluar.
5. Terjadi putar paksi luar, dengan dipegang biparietal kepala di tarik kebawah untuk
menarik bahu depan dan kepala di tarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang,
kemudian lahir seluruh tubuh.
6. Lahir bayi laki-laki dengan berat badan lahir 2800 gr, panjang bayi lahir 50 cm,
apgar skor 8/10, anus positif pada pukul 09.15 wib.
8 Tali pusat diklem didua tempat dan digunting diantaranya, plasenta lahir spontan
dengan kesan lengkap pada pukul 09.40 wib.
9 Laserasi jalan lahir dilakukan repair dengan menggunakan chromic cat gut no 2.0.
10 Evaluasi jalan lahir tidak ditemukan kelainan
11 Evaluasi perdarahan terkontrol, keadaan ibu post partum baik.
Terapi:
- IVFD RL + oksitosin 10 IU 20 gtt/menit
- Amoxicilin tab mg 500 3x1
- Pondex 3x1
22
KALA IV POST PSP
23
P: - Amoxicilin tab mg 500 3x1
- Pondex tab 3x1
- Luka jahit kompres kasa betadine
24
BAB : (-) flatus (+)
25
BAB IV
KESIMPULAN
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Kelengkapan Pengisian Partograf oleh Bidan di Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes. Vol. 4. No. 1. Januari 2013. Semarang : Universitas Diponegoro
13. Sondakh, J. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga
14. Suwarly. 2010. Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan
Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Health & Sport. Vol. 5. No. 3. Agustus
2012. Gorontalo : Politeknik Kesehatan Gorontalo
28