Anda di halaman 1dari 16

VISUM DALAM KEKERASAN

RUMAH TANGGA
2

• Disusun Oleh:

• Rohatil Jannah Mtd (71140891407)


• Sucik Widyawati (71170891427)
• Liza Erlianti (71170891383)
• Lestari Safitri (1708320031)
• Novi Ostasia (18010031)
• Pembimbing:

• Prof. dr. Amri Amir, SpF(K), DFM, SH, Sp.Akup


3

UU No. 23 Tahun 2004 tentang


Penghapusan KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan
pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap martabat manusia serta bentuk
diskriminasi yang harus dihapus. Korban kekerasan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005
tentang Komisi Nasional Terhadap
dalam rumah tangga kebanyakan adalah perempuan Perempuan
yang harus mendapatkan perlindungan Negara dan
masyarakat agar terhindar dari kekerasan atau
perlakuan yang merendahkan derajat, martabat
Undang-U ndang No. 13 Tahun 2006
kemanusiaan. tentang Perlindungan Saksi dan Korban

Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2006


tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama
Pemulihan Korban KDRT
Yang di maksud dalam rumah tangga ini ialah pada pasal 2 pada undang- 4
undang no 23 tahun 2004 yaitu :
1. Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi:
• Suami, isteri, dan anak;
• Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan
orang sebagaimana dimaksud ada huruf a karena hubungan
darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian,
yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau
• Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap
dalam rumah tangga tersebut.
2. Orang yang bekerja sebagaimana dimaksud huruf c dipandang
sebagai anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada
dalam rumah tangga yang bersangkutan.
UU PKDRT pasal Pasal 5

5 mengatakan bahwa Kekerasan fisik


Setiap orang dilarang
melakukan kekerasan
Kekerasan Psikis
dalam rumah tangga
terhadap orang dalam
Kekerasan
Iingkup rumah seksual
tangganya, dengan
cara: Penelantaran
rumah tangga
• Pemulihan korban berdasarkan kepada Undang-undang No. 23 6

tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah


Tangga :
• Tenaga kesehatan;
• Pekerja sosial;
Pasal 39 • Relawan pendamping; dan/atau
• Pembimbing rohani.

• (1) Tenaga kesehatan wajib memeriksa korban sesuai dengan standar


profesinya
Pasal 40 • (2) Dalam hal korban memerlukan perawatan, tenaga kesehatan wajib
memulihkan dan merehabilitasi kesehatan korban.

• Dalam rangka pemulihan terhadap korban, tenaga kesehatan, pekerja


Pasal 42 sosial, relawan pendamping dan/atau pembimbing rohani dapat
melakukan kerja sama.
7

Dampak kekerasan :
Jangka pendek:
cedera fisik yang diderita oleh
korban (luka-luka, patah tulang, Jangka panjang :
kehilangan fungsi alat tubuh atau
indera, keguguran kandungan, dll), Banyak penelitian yang telah
gejala sisa di bidang kesehatan dan membuktikan bahwa anak-anak yang
psikologis (anxietas, depresi, tumbuh dari keluarga yang biasa
battered woman trauma syndrome, dengan kekerasan terhadap
rape trauma syndrome, alcohol and perempuan atau juga terhadap anak,
drug abuse, dan resiko melakukan akan melakukan perbuatan yang
bunuh diri), serta dampak terhadap sama pada saat mereka menjadi
pendidikan dan pertumbuhan anak dewasa dan berumah tangga sendiri.
terutama bila dalam kasus kekerasan
rumah tangga.
Peran Tenaga Kesehatan 8

• Menemukan kasus dengan melakukan wawancara


(anamnesa) yang terarah secara efisien tetapi
efektif
• Menemukan tanda kekerasan yang khusus atau
mencurigakan
• Mendokumentasikan temuannya
• Menilai keselamatan di masa datang
• Mengkomunikasikan kepada korban pilihan
penyelesaian yang realistik
• Alur dan prosedur pelayanan berdasarkan Kemenkes: 9

Apabila
Apabila
korban dari
tenaga
ICU/HCU
kesehatan di
kemudian
Korban poliklinik RS
meninggal,
Untuk yang dalam menemukan
Pemeriksaa lapor ke
Korban mendapatka keadaan pasien yang
n polisi maka
dengan n VeR, semi kritis diduga
medikolegal akan
diantar atau korban perlu akan korban
dilakukan dilakukan
tidak diantar membawa ditangani di kekerasan
bersamaan otopsi untuk
polisi surat IGD sesuai maka dinilai
dengan mendapatka
datang ke permintaan dengan terlebih
pelayanan n VeR
RS VeR dari prosedur dahulu
medis berdasarkan
polisi. yang keadaan
surat
berlaku umumnya
permintaan
kemudian
Visum et
dikonsulkan
Repertum
ke PPT/PKT
dari polisi.

10
ASPEK FORENSIK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-


aspek kekerasan yang terjadi pada jaringan tubuh manusia
yang masih hidup yang berguna untuk kepentingan
pengobatan ataupun membantu penegak hukum untuk
memecahkan sebuah kasus pidana.

traumatologi dapat digunakan untuk menentukan jenis


penyebab trauma, waktu terjadinya, cara melakukannya,
akibatnya, dan kontek peristiwa penyebab trauma.

11
Dampak pada fisik bila diperiksa dengan teliti akan dapat
diketahui jenis penyebabnya.

Karakteristik
Kasus dan • Perhatikan perubahan sikap korban.

Korban KDRT
Luka bilateral, terutama pada ekstremitas
Luka pada banyak tempat
Karakteristik Kuku yang tergores, luka bekas sundutan rokok yang terbakar, atau bekas
tali yang terbakar.
Luka pada Luka lecet, luka gores minimal
Perdarahan subkonjungtiva yang diduga karena adanya pukulan pada
Korban KDRT bagian mata sehingga melukai struktur dalam mata,
• Kekerasan Tumpul
• Memar
• Bekas gigitan
• Bekas kuku
Bentuk luka • Strangulasi Hanging, ligature atau manual adalah 3 tipe dari
strangulasi (pejeratan).

12
Bentuk-bentuk kekerasan pada anak
Bentuk kekerasan dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Kekerasan dalam area
domestik/hubungan intim-
• Penganiayaan fisik
personal
• Penganiayaan seksual
2. Kekerasan dalam area
• Penelantaran anak
publik, yaitu berbagai
• Penganiayaan emosional
kekerasan yang terjadi di
luar hubungan keluarga
atau hubungan personal
lain
• kesimpulan
13

Kekerasan Dalam Rumah


Tangga (KDRT) adalah setiap Peranan dokter menyikapi korban kekerasan
perbuatan terhadap lingkup dalam rumah tangga : a) Memberikan
rumah tangga, yang berakibat pelayana kesehatan terhadap korban
timbulnya kesengsaraan atau termasuk memeriksa dan mengobati serta
penderitaan secara fisik, merawat korban baik di rumah sakit ataupun
seksual, psikologis dan atau klinik milik swasta ataupun pribadi. b)
penelantaran rumah tangga, Membuat visum et repertum atas dasar
termasuk ancaman untuk SPVR (Surat Permohonan Visum et
melakukan perbuatan, Repertum) dari pihak kepolisian. c) Berusaha
pemaksaan, atau perampasan memulihkan dan merehabilitasi kesehatan
kemerdekaan secara hukum korban.
dalam lingkup rumah tangga.

14
Visum et Repertum

pembuktian tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga karena


dengan adanya visum tersebut maka perbuatan yang dilakukan
oleh terdakwa dapat terbukti dan terdakwa dapat dihukum karena
perbuatannya tersebut.
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-
aspek kekerasan yang terjadi pada jaringan tubuh manusia
yang masih hidup yang berguna untuk kepentingan
pengobatan ataupun membantu penegak hukum untuk
memecahkan sebuah kasus pidana. Dalam kaitannya
dengan forensik, traumatologi dapat digunakan untuk
menentukan jenis penyebab trauma, waktu terjadinya, cara
melakukannya, akibatnya, dan kontek peristiwa penyebab
trauma.

15
Saran

1. Bagi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga


Pada umumnya dapat berbagi dengan anggota
keluarga, teman atau melapor ke LSM bahkan langsung
ke pihak berwajib mengenai apa yang sudah dialaminya

Bagi instansi terkait seperti LSM, LBH, dan


Kepolisian
Agar dapat cepat tanggap mengatasi masalah
korban kekerasan. Hal tersebut diharapkan dapat
membantu korban-korban untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
16

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai