Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus.
tugas Ushul Fiqih dengan judul "Lembaga Pegadaian di Indonesia". Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa
diperbaiki.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perusahaan Umum Pegadaian Syariah .........................................................2
B. Saran ...........................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sampai saat ini masih ada kesan dalam masyarakat, kalau seseorang pergi
adalah aib dan seolah kehidupan orang tersebut sudah sangat menderita. Karena itu
dalam prosesnya memerlukanwaktu yang relatif lebih lama dengan persyaratan yang
cukup rumit.
asuransi yang berdasarkan prinsip syariah di Indonesia, maka hal yang mengilhami
dibentuknya pegadaian syariah atau rahn lebih dikenal sebagai produk yang
ditawarkan oleh Bank Syariah, dimana Bank menawarkan kepada masyarakat dalam
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep perusahaan umum pegadaian syariah?
2. Bagaimana pendirian pegadaian syariah?
3. Bagaimana prospek pegadaian syariah?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep perusahaan umum pegadaian syariah.
2. Mengetahui pendirian pegadaian syariah.
3. Mengetahui prospek pegadaian syariah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
dipimpin oleh seorang direktur operasi dan pengembangan direktur keuangan, serta
Pegadaian adalah bentuk line dan staf dengan tata kerja sebagai berikut :
oleh para manajer serta inspektur wilayah yang seluruhnya berfungsi oleh
para manajer serta inspektur wilayah yang seluruhnya berfungsi sebagai staf
pimpinan wilayah.
2
3
Unit layanan gadai syariah merupakan suatu unit cabang dari perum
pegadaian yang berada dibawah binaan divisi usaha lain. Unit ini merupakan unit
bisnis mandiri yang secara structural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai secara
kantor cabangyang terpisah dan mandiri dari usaha gadai secara konvensional namun
masih dalam binaan pimpinan wilayah pegadaian sesuai dengan tempat kedudukan
oleh dewan syariah nasional yang terdiri dari ahlu bidang fiqih muamallah dam
ditetapkan oleh dewan syariah nasional dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari DPS
wajib mengikuti fatwa dewan syariah nasional yang merupakan otoritas tertinggi
1. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi pimpinan unit usaha
syariah dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang berkaitan
3. Sebagai perwakilan DSN yang di tempatkan pada unit usaha syariah dan
Nasional-MUI.
4
Fungsi General Manajer usaha lain dalam pembinaan unit layanan gadai
Fungsi Pimpinan Wilayah dalam pembinaan unit layanan gadai syariah dan
bertanggung jawab dari permodalan pembukaan kantor cabang unit layanan gadai
konsolidasi se Indonesia.
2. Bertanggung jawab terhadap seluruh operasional Unit Layanan Gadai Syariah.
Fungsi berikut kantor cabang unit layanan gadai syariah adalah sebagai
berikut :
pelaksanaan operasional.
kantor.1
1
Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung: Alfabetha, 2011), h.80.
6
ekonomi dan lembaga keuangan yang sesuai dengan nilai dan prinsip hukum Islam.
Selain itu, semakin populernya praktik bisnis ekonomi syariah dan mempunyai
pihak, yaitu Perum Pegadaian bertindak sebagai kontributor sistem gadai dan BMI
sebagai pihak kontributor muatan sistem syariah dan dananya. Aliansi kedua pihak
melahirkan Unit Layanan Gadai Syariah (kini Cabang Pegadaian Syariah). Selain
aliansi kedua lembaga tersebut, gadai syariah juga dilakukan oleh bank-bank umum
syariah sebagai diversifikasi usaha gadai yang sudah dilakukannya sehingga pada
bulan Mei tahun 2002, ditandatangani sebuah kerja sama antara keduanya untuk
Perum Pegadaian. Cabang pertama yang terpilih ketika itu adalah Perum Pegadaian
Cabang Dewi Sartika, yang menerima pembiayaan modal dari BMI sebesar Rp.
diperuntukkan bagi perluasan jaringan Unit Layanan Gadai Syariah (kini Cabang
Pegadaian Syariah). Kerja sama ini menggunakan skim musyarakah (kerja sama
investasi bagi hasil). Nisbah bagi hasil yang disepakati oleh BMI dengan Perum
Pegadaian adalah 50-50, yang ditinjau setiap 6 bulan sekali dengan cara pembayaran
bulanan.
selanjutnya, hasil studi banding yang didapatkan hanya ditumpuk dan dibiarkan,
modern yaitu asas rasionalitas, efisiensi, dan efektivitas yang diselaraskan dengan
cabang Pegadaian Syariah/Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit
organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain PT. Pegadaian. ULGS ini merupakan
unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai
konvensional. Pegadaian syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit
Layanan Gadai Syariah (ULGS) cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003.
Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makassar, Semarang, Surakarta,
dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang
Syariah.
Rp 1,6 triliyun dengan jumlah nasabah 600 ribu orang dan jumlah kantor cabang
berjumlah 120 buah. Jumlah tersebut masih lebih kecil dibanding dengan kantor
syariah untuk usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar Rp 8,2 milyar, yang berarti
lebih besar jumlahnya dari target awal, sebesar Rp 7,5 milyar. Peningkatan bisnis
gadai syariah meningkat hingga 158 persen pada akhir tahun 2010. Hal tersebut
pegadaian syariah tahun 2008 lebih rendah dibanding dengan tahun 2009 dan 2010
yang hanya 67,7 persen. Secara umum, perkembangan pegadaian syariah mengalami
2
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 15-17).
9
gadai syariah maka yang dikehendaki adalah perusahaan yang cukup besar yaitu yang
mempunyai persyaratan dua kali modal disetor setara dengan perusahaan asuransi
(minimum dua kali lima belas milyar rupiah atau sama dengan tiga puluh milyar
rupiah), maka untuk mendirikan perusahaan seperti ini perlu pengkajian kelayakan
usaha yang hati-hati dan aman. Prospek suatu perusahaan secara relatif dapat dilihat
dari suatu analisa yang disebut SWOT atau dengan meneliti kekuatan (Strength),
sebagai berikut:
syariah di Indonesia.
c. Pemberian pinjaman lunak al-qardhul hassan dan pinjaman
semua untuk terus mengembangkan kekuatan yang dimiliki perusahaan gadai dengan
sistem ini.
syariah Islam.
pegadaian syariah itu dianggap berkaitan dengan fanatisme agama. Akan ada pihak-
pihak yang akan menghalangi berkembangnya pegadaian syariah ini semata-mata
hanya karena tidak suka apabila umat Islam bangkit dari keterbelakangan
ekonominya. Mereka tidak mau tahu bahwa pegadaian syariah itu jelas -jelas
bermanfaat untuk semua orang tanpa pandang suku, agama, ras, dan adat istiadat. Isu
berdirinya pegadaian syariah. Ancaman berikutnya adalah dari mereka yang merasa
beragama Islam melalaui sistem bunga yang sudah ada. Munculnya pegadaian syariah
yang menuntut pemerataan pendapatan yang lebih adil akan dirasakan oleh mereka
sebagai ancaman terhadap status quo yang telah dinikmatinya selama puluhan tahun.
Isu tentang ketidakcocokan dengan sistem internasional berlaku di seluruh dunia
pegadaian syariah ini maka diharapkan para cendekiawan muslim dapat berjaga -jaga
Dari analisa SWOT tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pegadaian syariah
mempunyai prospek yang cukup cerah, baik itu adalah Perum Pegadaian yang telah
16
mengoperasikan sistem syariah maupun pegadaian syariah yang baru. Prospek ini
akan lebih cerah lagi apabila kelemahan (weakness) sistem mudharabah dapat
3
Agreement Establishing the Islamic Develoment Bank, (Jeddah: Dar Alasfahani Printing
Press, 1994) h. 6-9.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
undangan yang kemudian disahkan pada bulan Mei menjadi UU No. 10 Tahun
3. Prospek suatu perusahaan secara relatif dapat dilihat dari suatu analisa yang
B. Saran
kesalahan mohon untuk dimaafkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya
17
DAFTAR RUJUKAN
18